Senin, Desember 05, 2011

Wanita yang Berpakaian Tapi Telanjang, Sadarlah

Saat ini sangat berbeda dengan beberapa tahun silam. Sekarang para wanita

sudah banyak yang mulai membuka aurat. Bukan hanya kepala yang dibuka

atau telapak kaki, yang di mana kedua bagian ini wajib ditutupi. Namun,

sekarang ini sudah banyak yang berani membuka paha dengan memakai

celana atau rok setinggi betis.Ya Allah, kepada Engkaulah kami mengadu,

melihat kondisi zaman yang semakin rusak ini. Kami tidak tahu beberapa

tahun mendatang, mungkin kondisinya akan semakin parah dan lebih parah

dari saat ini. Mungkin beberapa tahun lagi, berpakaian ala barat yang

transparan dan sangat memamerkan aurat akan menjadi budaya kaum

muslimin. Semoga Allah melindungi keluarga kita dan generasi kaum

muslimin dari musibah ini.

Tanda Benarnya Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ِﻥﺎَﻔْﻨِﺻ ْﻦِﻣ ِﻞْﻫَﺃ ِﺭﺎَّﻨﻟﺍ ْﻢَﻟ ٌﻡْﻮَﻗ ﺎَﻤُﻫَﺭَﺃ ْﻢُﻬَﻌَﻣ ٌﻁﺎَﻴِﺳ ِﺏﺎَﻧْﺫَﺄَﻛ ِﺮَﻘَﺒْﻟﺍ َﻥﻮُﺑِﺮْﻀَﻳ ﺎَﻬِﺑ ٌﺀﺎَﺴِﻧَﻭ َﺱﺎَّﻨﻟﺍ

ٌﺕﺎَﻴِﺳﺎَﻛ ٌﺕﺎَﻳِﺭﺎَﻋ ٌﺕَﻼﻴِﻤُﻣ ٌﺕَﻼِﺋﺎَﻣ ِﺔَﻤِﻨْﺳَﺄَﻛ َّﻦُﻬُﺳﻭُﺀُﺭ ِﺖْﺨُﺒْﻟﺍ ِﺔَﻠِﺋﺎَﻤْﻟﺍ َﻻ َﻦْﻠُﺧْﺪَﻳ َﺔَّﻨَﺠْﻟﺍ َﻥْﺪِﺠَﻳ َﻻَﻭ

ﺎَﻬَﺤﻳِﺭ َّﻥِﺇَﻭ ﺎَﻬَﺤﻳِﺭ ُﺪَﺟﻮُﻴَﻟ ْﻦِﻣ ِﺓَﺮﻴِﺴَﻣ ﺍَﺬَﻛَﻭ ﺍَﺬَﻛ

“ Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat:

[1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul

manusia dan [2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang ,

berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring.

Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium

baunya, walaupun baunya tercium selama

perjalanan sekian dan sekian .” (HR . Muslim no. 2128)

Hadits ini merupakan tanda mukjizat kenabian. Kedua golongan ini sudah ada

di zaman kita saat ini. Hadits ini sangat mencela dua golongan semacam ini.

Kerusakan seperti ini tidak muncul di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa

sallam karena sucinya zaman beliau, namun kerusakan ini baru terjadi setelah

masa beliau hidup (Lihat Syarh Muslim, 9/240 dan Faidul Qodir ,

4/275 ). Wahai Rabbku. Dan zaman ini lebih nyata lagi terjadi dan

kerusakannya lebih parah.

Saudariku, pahamilah makna ‘ kasiyatun ‘ariyatun’

An Nawawi dalam Syarh Muslim ketika menjelaskan hadits di atas mengatakan

bahwa ada beberapa makna kasiyatun ‘ariyatun .

Makna pertama : wanita yang mendapat nikmat Allah, namun enggan

bersyukur kepada- Nya.

Makna kedua : wanita yang mengenakan pakaian, namun kosong dari amalan

kebaikan dan tidak mau mengutamakan akhiratnya serta enggan melakukan

ketaatan kepada Allah.

Makna ketiga : wanita yang menyingkap sebagian anggota tubuhnya, sengaja

menampakkan keindahan tubuhnya. Inilah yang dimaksud wanita yang

berpakaian tetapi telanjang.

Makna keempat: wanita yang memakai pakaian tipis sehingga nampak

bagian dalam tubuhnya. Wanita tersebut berpakaian, namun sebenarnya

telanjang. (Lihat Syarh Muslim, 9/240 )

Pengertian yang disampaikan An Nawawi di atas, ada yang bermakna konkrit

dan ada yang bermakna maknawi (abstrak). Begitu pula dijelaskan oleh ulama

lainnya sebagai berikut.

Ibnu ‘Abdil Barr rahimahullah mengatakan, “Makna kasiyatun ‘ariyatun adalah

para wanita yang memakai pakaian yang tipis yang menggambarkan bentuk

tubuhnya, pakaian tersebut belum menutupi (anggota tubuh yang wajib

ditutupi dengan sempurna). Mereka memang berpakaian, namun pada

hakikatnya mereka telanjang.” ( Jilbab Al Mar’ah Muslimah , 125- 126)

Al Munawi dalam Faidul Qodir mengatakan mengenai makna kasiyatun

‘ariyatun , “Senyatanya memang wanita tersebut berpakaian, namun

sebenarnya dia telanjang. Karena wanita tersebut mengenakan pakaian yang

tipis sehingga dapat menampakkan kulitnya. Makna lainnya adalah dia

menampakkan perhiasannya, namun tidak mau mengenakan pakaian takwa.

Makna lainnya adalah dia mendapatkan nikmat, namun enggan untuk

bersyukur pada Allah. Makna lainnya lagi adalah dia berpakaian, namun

kosong dari amalan kebaikan. Makna lainnya lagi adalah dia menutup

sebagian badannya, namun dia membuka sebagian anggota tubuhnya (yang

wajib ditutupi) untuk menampakkan keindahan dirinya.” ( Faidul Qodir, 4/275 )

Hal yang sama juga dikatakan oleh Ibnul Jauziy. Beliau mengatakan bahwa

makna kasiyatun ‘ariyatun ada tiga makna.

Pertama : wanita yang memakai pakaian tipis, sehingga nampak bagian

dalam tubuhnya. Wanita seperti ini memang memakai jilbab, namun

sebenarnya dia telanjang.

Kedua : wanita yang membuka sebagian anggota tubuhnya (yang wajib

ditutup). Wanita ini sebenarnya telanjang.

Ketiga: wanita yang mendapatkan nikmat Allah, namun kosong dari syukur

kepada-Nya . ( Kasyful Musykil min Haditsi Ash Shohihain , 1/1031 )

Kesimpulannya adalah kasiyatun ‘ariyat dapat kita maknakan: wanita yang

memakai pakaian tipis sehingga nampak bagian dalam tubuhnya dan wanita

yang membuka sebagian aurat yang wajib dia tutup.

Tidakkah Engkau Takut dengan Ancaman Ini

Lihatlah ancaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Memakaian pakaian

tetapi sebenarnya telanjang, dikatakan oleh beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya,

walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian .”

Perhatikanlah saudariku, ancaman ini bukanlah ancaman biasa. Perkara ini

bukan perkara sepele. Dosanya bukan hanya dosa kecil. Lihatlah ancaman

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas. Wanita seperti ini dikatakan tidak

akan masuk surga dan bau surga saja tidak akan dicium. Tidakkah kita takut

dengan ancaman seperti ini?

An Nawawi rahimahullah menjelaskan maksud sabda Nabi shallallahu ‘alaihi

wa sallam: ‘ wanita tersebut tidak akan masuk surga’. Inti dari penjelasan

beliau rahimahullah:

Jika wanita tersebut menghalalkan perbuatan ini yang sebenarnya haram dan

dia pun sudah mengetahui keharaman hal ini, namun masih menganggap

halal untuk membuka anggota tubuhnya yang wajib ditutup (atau

menghalalkan memakai pakaian yang tipis), maka wanita seperti ini kafir,

kekal dalam neraka dan dia tidak akan masuk surga selamanya.

Dapat kita maknakan juga bahwa wanita seperti ini tidak akan masuk surga

untuk pertama kalinya. Jika memang dia ahlu tauhid, dia nantinya juga akan

masuk surga. Wallahu Ta’ala a’lam . (Lihat Syarh Muslim, 9/240 )

Jika ancaman ini telah jelas, lalu kenapa sebagian wanita masih membuka

auratnya di khalayak ramai dengan memakai rok hanya setinggi betis? Kenapa

mereka begitu senangnya memamerkan paha di depan orang lain? Kenapa

mereka masih senang memperlihatkan rambut yang wajib ditutupi? Kenapa

mereka masih menampakkan telapak kaki yang juga harus ditutupi? Kenapa

pula masih memperlihatkan leher?!

Sadarlah, wahai saudariku! Bangkitlah dari kemalasanmu! Taatilah Allah dan

Rasul-Nya ! Mulailah dari sekarang untuk merubah diri menjadi yang lebih baik.


Published with Blogger-droid v2.0.1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar