Dalam proses penciptaan manusia dari
sperma hingga menjadi segumpal daging
Allah SWT menjadikannya selama 120
hari, akan tetapi bukan berarti Allah tidak
mampu menciptakan manusia dalam
waktu yang singkat, ini artinya bahwa
manusia hidup itu memerlukan proses,
tidak ujug- ujug langsung berjalan dengan
tegak begitu saja, inilah bukti kebesaran
dan kekuasaan Allah. Dan ini merupakan
skenario Allah didalam proses penciptaan
manusia, bahwa tidak ada seorangpun yang hadir ke dunia ini tanpa melalui
proses. Rosulullah SAW bersabda :
“’AN ABI ‘ABDIR RAHMAN ‘ABDILLAAHI IBNI MAS’UUD RA. QAALA :
HADDATSANAA RASUULULLAAHI SAW WAHUWA ASHSHOODIQUL
MASHDUUQI. INNA AHA DAKUM YUJMA’U KHOLQUHUU FII BATHNI
UMMIHII ARBA’IINA YAUMAN, TSUMMA YAKUUNU ‘ALAQATAN MITSLA
DZAALIKA, TSUMMA YAKUUNU MUDHGHOTAN MITSLA DZAALIKA, TSUMMA
YURSALU ILAIHIL MALAKU FAYANFUKHU FIIHIR RUUHA WAYU’MARU
BIARBA’I KALIMAATIN; BIKATBI RIZQIHII WA AJALIHII WA ‘AMALIHII WA
SYAQIYYUN AU SA’IIDUN FALLAAHIL LADZII LAA ILAAHA GHOIRURUU,
INNA AHA DAKUM LAYA’MALU BI’AMALI AHLIL JANNATI HA TTAA MAA
YAKUUNA BAINAHUU WA BAINAHAA ILLAA DZIROO’UN FAYASBIQU ILAIHIL
KITAABU FAYA’MALU BI’AMALI AHLIN NAARI FAYADKHULUHAA, WA INNA
AHA DAKUM LAYA’MALU BI’AMALI AHLIN NAARI HA TTAA MAA YAKUUNA
BAINAHUU WA BAINAHAA ILLA DZIROO’UN FAYASBIQU ‘ALAIHIL KITAABU
FAYA’MALU BI’AMALI AHLIL JANNATI FAYADKHULUHAA” . (HR . Bukhori dan
Muslim/kitab Al-arba ’iin An-nawawiyah syeikh Imam Nawawi
Albantani) Dari Abi Abdir rahman Abdillah bin mas’ud RA beliau berkata : Telah
bercerita kepada kami rosulullah SAW yang mana beliau (Rasulullah) adalah
orang benar yang sudah pasti benar.Sesungguhnya dikumpulkan kejadian salah
seorang dari kalian dalam perut ibunya selama empat puluh hari dalam bentuk
sperma, kemudian dia menjadi segumpal darah selama itu pula, kemudian
menjadi segumpal daging selama itu pula, kemudian Allah mengutus kepadanya
malaikat, kemudian ditiupkan ruh kepadanya, lalu malaikat tersebut
diperintahkan untuk menulis empat perkara; untuk menulis rizkinya, ajalnya dan
amalnya dan apakah dia celaka atau bahagia. Demi Allah yang tidak ada tuhan
yang hak disembah selainnya. Sesungguhnya salah seorang dari kalian
benar-benar beramal dengan amalan ahli surga, sehingga jarak antara
dirinya dengan surga hanya satu hasta, lalu dia didahului oleh catatan
takdirnya, sehingga dia beramal dengan amalan ahli neraka, sehingga dia
memasukinya. Dan salah seorang di antara kalian benar-benar beramal
dengan amalan ahli neraka, hingga jarak antara dirinya dengan neraka
hanya sehasta, lalu dia didahului oleh catatan takdirnya, sehingga dia
beramal dengan amalan ahli surga, hingga dia memasukinya. (HR Bukhari
dan Muslim) dalam Arbain Nawawi oleh Imam Nawawi Albantani. Manusia
dalam proses dikumpulkan kejadiannya dalam perut ibunya berupa sperma
selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal darah juga selama empat
puluh hari, kemudian mejadi segumpal daging juga selama itu pula, ada apa
sebenarnya dibalik angka 40 itu? Ketika disampaikan dalam Alqur’an maupun
hadist suatu kata atau kalimat yang diulang-ulang artinya itu sesuatu yang
penting untuk kita perhatikan. Demikian juga ketika rasul mendapatkan wahyu,
pada usia empat puluh tahun (angka 40) . Usia empat puluh tahun adalah usia
kemapanan dan kestabilan seseorang dimana ia menemukan jati dirinya atau
bentuknya didalam menjalani proses kehidupannya. Kita bisa melihat ketika
seseorang berusia 35 tahun dimana usia ini adalah masa yang labil, karena
biasanya pada usia itu seseorang masih bisa berubah-ubah baik dari sisi
pekerjaan atau penghasilan, maka untuk bisa melihat kestabilan dan kemapanan
adalah ketika berumur 40 tahun. Suatu ketika sedang ngobrol-ngobrol bersama
teman ada seorang keturunan jawa anak seorang transmigran mengatakan
bahwa kalau orang sudah berkeluarga dan berumur empat puluh tahun dia
belum memiliki rumah sendiri, maka probabilitas/kemungkinannya untuk
mempunyai rumah pribadi sulit. Lalu timbul pertanyaan dalam benak apa
benar? Setelah dipikir secara logika ternyata masuk akal juga. Kenapa? karena
ketika seseorang sudah berusia empat puluh tahun, artinya usia semakin tua,
kondisi tenaga semakin lemah, penyakit mulai berdatangan, jumlah anak
bertambah, biaya kehidupan meningkat sejalan dengan kondisi anak dan tingkat
kemajuan zaman, dan lain-lainnya. Demikian pula seseorang berusia 40 tahun
belum sempat sholat, maka khawatir kalau sampai meninggalnya tidak sempat
mendirikan sholat. Kenapa? Karena sholat merupakan awal perkara yang
pertama kali akan dipertanyakan oleh Allah pada hari kiamat dan sholat adalah
yang membedakan antara orang muslim dan orang kafir. Kemudian dalam
proses kejadiannya ketika berusia tiga bulan sebelum ditiup ruhnya oleh sang
malaikat, maka manusia dianjurkan untuk banyak memohon dan berdo’a kepada
Allah atas janin yang ada dalam kandungannya. Setelah umur kandungan
berumur empat bulan (120 hari), lalu Allah perintahkan malaikat meniupkan
ruhnya dengan empat kalimat yaitu dengan catatan rizkinya, ajalnya, amalnya
dan apakah dia celaka atau bahagia. Artinya ketika Allah belum perintahkan
malaikat untuk meniupkan ruhnya kedalam jabang bayi maka taqdirnya belum
dicatat di lauhil mahfuzh, disitulah Allah SWT belum menetapkan taqdirnya.
Maka bagi kedua orang tuanyalah untuk banyak memohon dan berdo’a agar
anak yang didalam kandungan selamat, sehat, rizkinya lancar, ajalnya baik dan
menjadi orang yang beruntung baik dunia maupun akhiratnya. Dan semoga
jabang bayi yang ada dalam kandungan diberikan kesempurnaan. Kita umat
islam harus senantiasa prihatin kepada dirinya walaupun amalnya bagus.
Amalnya bagus jangan merasa diri kita paling baik. Karena kita tidak tahu
bagaimana kejadiannya nanti di akhir hayatnya. Juga kita tidak boleh menghina
atau benci terhadap orang yang sedang diuji melakukan maksiat, sebab kita tidak
tahu bagaimana nanti kejadiannya pada akhir hayatnya. Kita sendiri juga apabila
diuji melakukan maksiat maka tidak boleh putus asa lalu kita tidak mau meminta
ampunan kepada Allah, sebab bisa saja manusia awalnya bagus belum tentu
akhirnya jelek, dan sebaliknya awalnya jelek juga belum tentu akhir
bagus. Sesungguhnya ada orang yang beramal dengan amalan ahli surga,
sehingga jarak antara dirinya dengan surga hanya satu hasta, lalu dia didahului
oleh catatan taqdirnya, sehingga dia beramal dengan amalan ahli neraka, maka
dia masuk kedalam nerakanya Allah SWT. Sebaliknya ada orang yang beramal
dengan amalan ahli neraka, sehingga jarak antara dirinya dengan neraka hanya
satu hasta, lalu dia didahului oelh catatan taqdirnya, akan tetapi pada akhirnya
dia beramal dengan amalan ahli surga, sehingga dia masuk
didalamnya. Diceritakan kisah dua orang kakak beradik. Seorang abang dan
seorang adik yang begitu jauh feil dan karakternya. Si abang seorang yang kuat
beribadah siang dan malam sementara si adik, seorang yang penuh maksiat
hidupnya penuh dengan perbuatan dosa dan kemungkaran. Namun ditakdirkan
tuhan, keduanya mati dan menerima nasib yang jauh berbeda. Si adik
ditempatkan di syurga sementara si abang dilemparkan ke dalam jurang api
neraka. Semuanya karena nawaitu/niat mereka sebelum meninggal dunia. Si
abang sebelum mati terlanjur untuk menuruti adiknya untuk melakukan maksiat
karena sudah merasakan terlalu lama beribadah sementara si adik yang tadinya
ahli maksiat tersentuh untuk bertaubat dan meninggalkan segala maksiat yang
dilakukan. Nawaitu itulah yang membawa mereka menerima pembalasan
sedemikian oleh Allah Subhanahu Wata’ ala. Begitulah apa yang di kisahkan untuk
dijadikan sebagai renungan agar kita senantiasa intropeksi diri dan jangan
merasa bangga terhadap apa yang kita lakukan dan hendaknya kita jangan pula
merasa paling hebat, paling suci, paling benar dsb. Bagaimana seorang yang
pada zhahirnya kelihatan alim, warak dan bertaqwa, akhirnya tercabut darinya
hidayah dari Allah yang menyebabkannya terjelembab ke dalam jurang neraka.
Sementara mereka yang bergelimang dengan maksiat, sempat pula bertaubat
sebelum nyawa dicabut malaikat tapi pada akhirnya dia di masukkan ke dalam
surganya Allah SWT. Dari sinilah dapat kita petik pelajaran yang sangat berharga
dalam kisah ini;1 . Jangan melihat orang dengan pandangan hina dan keji
sedangkan pandangan yang sepatutnya diberikan adalah pandangan kasih sayang
dan memohon do’ a semoga Allah berikan hidayah buat mereka.
2. Manusia akan mudah meninggalkan soal halal dan haram apabila memikirkan
soal mengisi perut. Bahkan seorang muslim boleh meninggalkan agamanya
hanyalah untuk mendapatkan rezeki tanpa mengetahui betapa besarnya nilai
iman yang dimiliki.3. Begitu halus bisikan syaitan yang senantiasa menggoda kita
walaupun berupa perbuatan yang bersandarkan ‘karena Allah’. 4. Memahami
dan mendengar kunci untuk menyelesaikan masalah seseorang. Akan tetapi
jangan salah tafsir dengan pelajaran kisah ini jangan sampai beranggapan :1 .
Tidak mengapa tidak berkerudung asalkan hati baik 2. Tidak mengapa
melakukan maksiat kerana Allah itu Maha Pengampun dan akan mengampunkan
segala dosa yang diperbuat. Semoga cerita yang dipaparkan dapat menginsafkan
kita supaya senantiasa menjaga nikmat hidayah yang Allah berikan kepada kita,
dan mari kita jemput hidayah jangan samapai kita menunggu hidayah.Ya Tuhan
kami, janganlah kau palingkan hati kami setelah Engkau tunjuki, dan berilah kami
dari hadhirat-Mu rahmat karena Engkau adalah Yang Maha Pemberi.
Senin, Desember 05, 2011
Rahasia Angka 40 dibalik Penciptaan Manusia
Published with Blogger-droid v2.0.1
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar