Selasa, Desember 13, 2011

5 (Lima) Perkara yang Dapat Meningkatkan Iman Seseorang

Ketahuilah, iman yang ada di dalam diri seorang hamba itu bisa bertambah

dan bisa pula berkurang atau bahkan hilang tanpa bekas dari diri seseorang.

Al-Imam Abdurrahman bin Amr Al-Auza ’i rahimahullah pernah ditanya

tentang keimanan, apakah bisa bertambah. Beliau menjawab: “Betul

(bertambah), sampai seperti gunung. ” Lalu beliau ditanya lagi: “Apakah bisa

berkurang?” Beliau menjawab: “Ya, sampai tidak tersisa sedikitpun .”

Demikian pula Imam Ahlus Sunnah wal Jama’ah , Ahmad bin Hambal

rahimahullah pernah ditanya tentang keimanan, apakah bisa bertambah dan

berkurang? Beliau menjawab: “Iman bertambah sampai puncak langit yang

tujuh dan berkurang sampai kerak bumi yang tujuh.” Beliau juga menyatakan:

“Iman itu (terdiri atas) ucapan dan amalan, bisa bertambah dan berkurang.

Apabila engkau mengamalkan kebajikan, maka iman akan bertambah, dan

apabila engkau menyia-nyiakannya , maka iman pun akan berkurang. “

Nah, inilah aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah itu, yakni meyakini bahwa

sesungguhnya iman seseorang itu bisa bertambah dan bisa pula berkurang.

Setelah kita tahu bahwa ternyata iman itu bisa bertambah dan bisa berkurang,

lalu apa yang harus dilakukan oleh seorang mukmin untuk menjaga kualitas

imannya? Al Imam Allamah Abdurrahman bin Nashr As Sa’di rahimahullah

mengatakan: “Seorang mukmin yang diberi taufiq oleh Allah Ta’ala, dia

senantiasa berusaha melakukan dua hal: Pertama, memurnikan keimanan dan

cabang-cabangnya, dengan cara mengilmui dan mengamalkannya. Kedua,

berusaha untuk menolak atau membentengi diri dari bentuk-bentuk ujian

(cobaan) yang tampak maupun tersembunyi yang dapat menafikannya

(menghilangkannya), membatalkannya atau mengikis keimanannya itu .” (At

Taudhih wal Bayan lisy Syajarotil Iman, hal 38).

Saudaraku muslimin, ketahuilah! Ada beberapa amalan yang insya Allah akan

dapat menyebabkan bertambahnya iman seseorang, di antaranya adalah :

Pertama: Membaca dan tadabbur (merenungkan atau memikirkan isi

kandungan) Al Quranul Karim. Orang yang membaca, mentadabburi dan

memperhatikan isi kandungan Al Quran akan mendapatkan ilmu dan

pengetahuan yang menjadikan imannya kuat dan bertambah.

Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabarkan tentang orang-orang mukmin yang

berbuat demikian: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah

mereka yang apabila disebut nama Allah, gemetarlah hati- hati mereka, dan

apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat- Nya maka bertambahlah iman

bereka, dan kepada Rabb mereka itulah mereka bertawakkal .” (QS. Al Anfal

[8] : 2)

Al Imam Al Ajurri rahimahullah berkata: “Barangsiapa mentadabburi Al

Quran, dia akan mengenal Rabb-nya Azza wa Jalla dan mengetahui

keagungan, kekuasaan dan qudrah- Nya serta ibadah yang diwajibkan atasnya.

Maka dia senantiasa melakukan setiap kewajiban dan menjauhi segala sesuatu

yang tidak disukai maulanya (yakni Allah Ta’ala) .“

Kedua: Mengenal Al Asmaul Husna dan sifat-sifat Allah yang terdapat dalam

Al Quran dan As Sunnah yang menunjukkan kesempurnaan Allah secara

mutlak dari berbagai segi . Bila seorang hamba mengenal Rabbnya dengan

pengetahuan yang hakiki, kemudian selamat dari jalan orang-orang yang

menyimpang, sungguh ia telah diberi taufiq dalam mendapatkan tambahan

iman. Karena seorang hamba bila mengenal Allah dengan jalan yang benar,

dia termasuk orang yang paling kuat imannya dan ketaatannya, kuat takutnya

dan muroqobahnya kepada Allah Ta’ala.

Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara

hamba-Nya adalah ulama .” (QS. Fathir [35] : 28). Al Imam Ibnu Katsir

menjelaskan: “Sesungguhnya hamba yang benar-benar takut kepada Allah

adalah ulama yang mengenal Allah .” (Tafsir Ibnu Katsir 3/533 ).

Ketiga: Memperhatikan siroh atau perjalanan hidup Rasulullah shallallahu

‘alaihi wa sallam , yakni dengan mengamati, memperhatikan dan mempelajari

siroh beliau dan sifat-sifatnya yang baik serta perangainya yang mulia.

Al Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah menjelaskan: “ Dari sini kalian

mengetahui sangat pentingnya hamba untuk mengenal Rasul dan apa yang

dibawanya, dan membenarkan pada apa yang beliau kabarkan serta mentaati

apa yang beliau perintahkan. Karena tidak ada jalan kebahagiaan dan

keberuntungan di dunia dan di akhirat kecuali dengan tuntunannya. Tidak ada

jalan untuk mengetahui baik dan buruk secara mendetail kecuali

darinya.Maka kalau seseorang memperhatikan sifat dan akhlak Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam Al Quran dan Al Hadits, niscaya dia akan

mendapatkan manfaat dengannya, yakni ketaatannya kepada Nabi shallallahu

‘alaihi wa sallam menjadi kuat, dan bertambah cintanya kepada beliau. Itu

adalah tanda bertambahnya keimanan yang mewariskan mutaba’ah dan

amalan sholih .”

Keempat: Mempraktekkan (mengamalkan) kebaikan- kebaikan agama Islam.

Ketahuilah, sesungguhnya ajaran Islam itu semuanya baik, paling benar

aqidahnya, paling terpuji akhlaknya, paling adil hukum- hukumnya. Dari

pandangan inilah Allah menghiasi keimanan di hati seorang hamba dan

membuatnya cinta kepada keimanan, sebagaimana Allah memenuhi cinta-

Nya kepada pilihan-Nya , yakni Nabiyullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa

sallam (lihat QS. Al Hujurat [49] : 7)

Maka iman di hati seorang hamba adalah sesuatu yang sangat dicintai dan

yang paling indah. Oleh karena itu seorang hamba akan merasakan manisnya

iman yang ada di hatinya, sehingga dia akan menghiasi hatinya dengan pokok-

pokok dan hakikat-hakikat keimanan, dan menghiasi anggota badannya

dengan amal- amal nyata (amal sholih). (At Taudhih wal Bayan, hal 32- 33)

Kelima: Membaca siroh atau perjalanan hidup Salafush Shalih. Yang

dimaksud Salafush Shalih di sini adalah para shahabat Rasulullah shallallahu

‘alaihi wa sallam dan orang-orangyang mengikuti mereka dengan baik (lihat

QS. At Taubah [9 ]: 100). Barangsiapa membaca dan memperhatikan

perjalanan hidup mereka, akan mengetahui kebaikan- kebaikan mereka,

akhlak-akhlak yang agung, ittiba’ mereka kepada Allah, perhatian mereka

kepada iman, rasa takut mereka dari dosa, kemaksiatan, riya’ dan nifaq, juga

ketaatan mereka dan bersegera dalam kebaikan, kekuatan iman mereka dan

kuatnya ibadah mereka kepada Allah dan sebagain ya.

Dengan memperhatikan keadaan mereka, maka iman menjadi kuat dan

timbul keinginan untuk menyerupai mereka dalam segala hal. Sebagaimana

ucapan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah : “Barangsiapa lebih

serupa dengan mereka (para shahabat Rasulullah), maka dia lebih sempurna

imannya .” (lihat Kitab Al Ubudiyah, hal 94). Dan tentunya, barangsiapa yang

menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka .

Itulah beberapa amalan yang insya Allah akan dapat menyebabkan

bertambahnya keimanan. Adapun hal-hal yang dapat melemahkan iman

seseorang adalah sebaliknya, di antaranya: Kebodohan terhadap syari’at

Islam, lalai, lupa dan berpaling dari ketaatan, melakukan kemaksiatan dan

dosa-dosa besar, mengikuti hawa nafsu dan sebagainya.

Mudah-mudahan kita termasuk hamba- hamba- Nya yang senantiasa diberi

tambahan iman, dan dijauhkan dari kelemahan dan kehinaan. Wallahul

musta’an .

Dikutip dari salafy.or .id offline Dinukil dan disarikan dari Majalah Salafy, edisi

XVIII/Shafar/1418 oleh Abu Abdillah Ibnu Zuhri Judul: Iman bisa meningkat

dan bisa turun


Published with Blogger-droid v2.0.2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar