Senin, Desember 19, 2011

Bila Amar Ma’ruf Nahi Munkar Diabaikan

Allah SWT mensifati umat Islam dalam Al-
Qur’an sebagai umat yang terbaik karena
menyuruh kepada yang ma’ruf dan
mencegah dari yang munkar. (Al- Imran [3]
ayat 110) yang artinya :
“Kamu adalah umat yang terbaik yang
dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang makruf, dan mencegah dari
yang mungkar, dan beriman kepada Allah.
Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu
lebih baik bagi mereka; di antara mereka
ada yang beriman, dan kebanyakan mereka
adalah orang-orang yang fasik”.
Kebaikan Umat Islam ini diperkuat oleh
Rasulullah saw.dalam haditsnya yang
diriwayatkan oleh Tirmidzi bahwa
Rasulullah saw. bersabda tentang ayat 110
surat Ali Imran: “Kamu melengkapi tujuh
puluh umat, kamulah yang paling baik dan
paling mulia di sisi Allah. ”
Kalau kita perhatikan susunan ayat di atas kita dapatkan bahwa penyebutan amar
ma’ruf dan nahy munkar (menyuruh kepada yang baik dan mencegah dari yang
munkar) didahulukan dari pada penyebutan iman kepada Allah, padahal iman
kepada Allah merupakan derajat tertinggi dan lebih dahulu keberadaannya,
bahkan amar ma’ruf dan nahy munkar merupakan konsekwensi iman kepada
Allah.
Ini menunjukkan bahwa betapa pentingnya amar ma’ruf dan nahy munkar, dan
umat yang melakukannya adalah umat yang terbaik, karena umat itu telah
mencurahkan segala potensi dan kemampuannya untuk mewujudkan kebaikan
dan mencegah timbulnya kejahatan bagi umat manusia.
Karena pentingnya amar ma’ruf dan nahy munkar, Allah SWT memerintahkan
umat Islam untuk melakukannya. Firman Allah SWT dalam surat (Al- Imran [3 ]
ayat 104) yang artinya :
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung. ”
Sebagai perintah Allah, sudah barang tentu jika dilaksanakan akan menyebabkan
lahirnya berbagai macam kebaikan baik di dunia maupun di akhirat, sebaliknya
jika perintah ditinggalkan dan diabaikan akan menyebabkan timbulnya keburukan
baik di dunia maupun di akhirat.
Dalam tulisan ini akan diuraikan secara singkat akibat-akibat yang akan timbul
jika amar ma’ruf dan nahy munkar ditinggalkan dan diabaikan, agar dalam diri
kita timbul rasa takut kalau kita mengabaikan dan menyia-nyiakannya, yang pada
akhirnya kita terdorong untuk melakukannya.
**
Pengertian Amar Ma’ruf Dan Nahy Munkar
Untuk menghindari perbedaan penafsiran tentang amar ma’ruf dan nahy
munkar, terlebih dahulu perlu dijelaskan pengertian amar ma’ruf dan nahy
munkar.
1. Pengertian amar ma’ruf
Dr. Sayyid Muhammad Nuh menjelaskan dalam bukunya Taujihat Nabawiyyah
‘Ala al-Thariq bahwa al-ma ’ruf adalah nama yang mencakup semua yang dicintai
dan diridhai Allah, baik perkataan, maupun perbuatan lahir dan batin.
Jadi al- ma’ruf mencakup keyakinan, yaitu iman kepada Allah, malaikat Nya, kitab
Nya, Rasul Nya, hari akhir dan qadar (takdir) .
Juga mencakup ibadah, yaitu shalat, zakat, shaum, haji, jihad, nikah dan thalaq,
menyusui anak, pemeliharaan anak, nafkah, iddah dan semacamnya.
Mencakup juga hukum danperundang- undangan seperti mu’amalah maliyyah
(transaksi harta), hudud (hukuman- hukuman) , qishash, transaksi-transaksi ,
perjanjian- perjanjian dan semacamnya. Mencakup juga akhlaq, seperti shidiq
(jujur), ‘adil, amanah, ‘iffah (menjaga diri dari yang haram), setia janji dan
semacamnya.
Semuanya itu dikatakan ma’ruf ( yang menurut bahasa berarti dikenal) karena
fitrah yang bersih dan akal yang sehat mengenalnya dan menyaksikan
kebaikannya.
Jadi pengertian amar ma’ruf ( menyuruh kepada yang ma’ruf ) adalah mengajak
dan memberikan dorongan kepada orang untuk melaksanakannya, menyiapkan
sebab- sebab dan sarana-sarananya dalam bentuk mengokohkan pilar- pilarnya
serta menjadikannya sebagai ciri umum bagi seluruh kehidupan.
2. Pengertian nahy munkar
Al-Munkar (kemungkaran) adalah nama yang mencakup semua yang dibenci dan
tidak diridhai Allah, baik perkataan maupun perbuatan lahir dan batin.
Jadi munkar (kemungkaran) mencakup : kemusyrikan dengan segala bentuknya,
mencakup segala penyakit hati seperti riya’, hiqd (dengki), hasad
(iri),permusuhan , kebencian dan semacamnya. Mencakup juga penyia-nyiaan
ibadah seperti shalat, zakat, shaum, haji dan semacamnya. Mencakup juga
perbuatan-perbuatan keji seperti zina,mencuri, minum khamar (minuman keras),
menuduh berzina, merampok, berbuat aniaya dan semacamnya.
Juga mencakup dusta, zalim, khiyanat, perbuatan hina, pengecut dan
semacamnya.
Kemungkaran dikatakan munkar karena fitrah yang bersih dan akal yang sehat
mengingkari dan menyaksikan kejahatan, kerusakan dan bahaya yang
ditimbulkannya.
Jadi pengertian nahy munkar (mencegah dari yang munkar) adalah
memperingatkan, menjauhkan dan menghalangi orang dari melakukannya,
memutuskan sebab-sebab dan sarana- sarananya dalam bentuk membasminya
sampai ke akar- akarnya serta membersihkan kehidupan dari segala bentuk
kemungkaran.
**
Akibat Mengabaikan Perintah Amar Ma’ruf Dan Nahy Munkar
Sebagaimana diungkapkan dalam pendahuluan karena pentingnya amar ma’ruf
dan nahy munkar, Allah memerintahkan umat Islam untuk melakukan amar
ma’ruf dan nahy munkar. Ketika kewajiban itu diabaikan dan tidak dilaksanakan,
maka pasti orang-orang yang mengabaikan dan tidak melaksanakannya akan
mendapat dosa. Tidak ada satu umatpun yang mengabaikan perintah amar
ma’ruf dan nahy munkar kecuali Allah menimpakan berbagai hukuman kepada
umat itu.
Berikut ini akan disebutkan sebagiannya sebagaimana disebutkan oleh
Dr.Muhammad Abdul Qadir Abu Faris dalam bukunya Al- Amru Bil- Ma’ruf Wan-
Nahyu’Anil - Munkar dan Dr. Sayyid Muhammad Nuh dalam bukunya Taujihat
Nabawiyyah.
1. Azab yang menyeluruh
Apabila kemaksiatan telah merajalela di tengah-tengah masyarakat, sedangkan
orang-orang yang shalih tidak berusaha mengingkari dan membendung
kerusakan tersebut, maka Allah SWT akan menimpakan azab kepada mereka
secara menyeluruh baik orang-orang yang jahat maupun orang-orang yang
shalih. Firman Allah:
“Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang
yang zalim saja di antara kamu.Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-
Nya” (QS.Al -Anfal [8 ] ayat 25).
Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab shahihnya dengan sanadnya dari
Zainab binti Jahsy bahwa ia bertanya: Wahai Rasulullah, apakah kita akan binasa
padahal di tengah-tengah kita ada orang-orang yang shalih? Rasulullah saw.
menjawab: “Ya, apabila kemaksitan telah merajalela.”
Abu Bakar r.a. berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda:
“ Sesungguhnya jika orang-orang melihat orang yang berbuat zalim lalu tidak
mencegahnya, maka hampir saja menimpakan siksa secara menyeluruh kepada
mereka”. (HR. Tirmidzi).
2. Tidak dikabulkannya do’a orang-orang yang shalih
Apabila suatu masyarakat mengabaikan amar ma’ruf dan nahy munkar serta
tidak mencegah orang yang berbuat zalim dari kezalimannya, maka Allah akan
menimpakan siksa kepada mereka dengan tidak mengabulkan do’a mereka.
Sabda Rasulullah saw.: “ Demi dzat yang diriku ada di tangan-Nya hendaknya
kamu menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, atau
Allah akan menimpakan siksa kepadamu kemudian kamu berdo’a kepada- Nya
lalu tidak dikabulkan.” (HR. Tirmidzi).
3. Berhak mendapatkan laknat
Di antara hukuman orang yang mengabaikan amar ma’ruf dan nahy munkar
adalah berhak mendapatkan laknat, yakni terusir dari rahmat Allah sebagaimana
yang telah menimpa Bani Israil ketika mengabaikan amar ma’ruf dan nahy
munkar.
Abu Daud meriwayatkan dalam kitab Sunannya dengan sanadnya dari Abdullah
bin Mas’ud ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Pertama kerusakan yang
terjadi pada Bani Israil, yaitu seseorang jika bertemu kawannya sedang berbuat
kejahatan ditegur: wahai fulan, bertaqwalah pada Allah dan tinggalkan perbuatan
yang kamu lakukan, karena perbuatan itu tidak halal bagimu, kemudian pada
esok harinya bertemu lagi sedang berbuat itu juga, tetapi ia tidak menegurnya,
bahkan ia telah menjadi teman makan minum dan duduk- duduknya. Maka
ketika demikian keadaan mereka, Allah menutup hati masing- masing,
sebagaimana firman Allah:
“Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putra
Maryam. sampai firman Allah (tapi kebanyakan mereka adalah orang-orang yang
fasik).”
Kemudian Nabi bersabda: “Tidak, sekali-kali jangan seperti mereka. Demi Allah,
kamu harus menyuruh kepada yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar dan
mencegah orang yang berbuat zalim, kamu harus mengembalikannya ke jalan
hak, dan kamu batasi di dalam hak itu. Atau kalau tidak, Allah akan menutup
hatimu, kemudian melaknat kamu sebagaimana melaknat mereka.”
4. Timbulnya perpecahan
Sudah merupakan aksiomatis bahwa kemungkaran yang paling berat dan dan
paling keji dapat menjauhkan syari’at Allah dari realitas kehidupan dan
ditinggalkannya hukum- hukum Nya dalam kehidupan manusia.
Apabila hal ini terjadi dan orang-orang diam, tidak mengingkari dan tidak
mencegahnya, maka Allah akan menanamkan perpecahan dan permusuhan di
kalangan mereka sehingga mereka saling melakukan pembunuhan dan
menumpahkan darah. Inilah yang diperingatkan Rasulullah saw kepada umatnya
dan beliau mohon perlindungan Allah agar umatnya tidak menemukan hal itu.
Ibnu Majah meriwayatkan dalam kitab Sunannya dengan sanadnya dari Abdullah
bin Umar r.a. bahwa ia bekata: Rasulullah saw. datang kepada kami dengan
mengatakan: Wahai golongan Muhajirin, Ada lima hal apabila kalian
melakukannya, pasti kalian akan ditimpa berbagai macam azab, saya berlindung
kepada Allah supaya kalian tidak menemukannya. Tidaklah pemimpin-pemimpin
kalian tidak berhukum dengan Al- Qur’an dan memilih hukum selain hukum
Allah, kecuali Allah menanamkan perpecahan di antara kalian.”
5. Pemusnahan mental
Sebagai kehormatan kepada Nabi Muhammad saw, Allah tidak memusnahkan
umat beliau secara fisik sebagaimana yang telah menimpa umat-umat terdahulu
seperti kaum Nabi Hud, Shalih, Nuh, Luth dan Syu’aib yang telah mendustakan
para Nabi dan mendurhakai perintah Allah. Tetapi bisa saja Allah membinasakan
umat Muhammad SAW secara mental.
Maksudnya umat ini tidak dimusnahkan fisiknya, tetap dalam keadaan hidup,
sekalipun melakukan dosa dan maksiat yang menyebabkan kehancuran dan
kebinasaan, namun walaupun jumlahnya banyak, kekayaannya melimpah ruah, di
sisi Allah tidak ada nilainya sama sekali, musuh-musuhnya tidak merasa takut,
serta kawan-kawannya tidak merasa hormat. Inilah yang diberitakan Rasulullah
saw. ketika umat ini takut mengatakan yang hak dan tidak mencegah orang yang
berbuat zalim dari kezalimannya.
Beliau bersabda: “Apabila kamu melihat umatku tidak mau mengatakan kepada
orang yang berbuat zalim di antara mereka: “Kamulah orang yang berbuat zalim,”
maka mereka dibiarkan dalam kemaksiatan yang mereka lakukan dalam keadaan
hina.” (HR. Ahmad)
**
Penutup
Demikianlah di antara hukuman Allah akibat diabaikannya amar ma’ruf dan nahy
munkar. Cukuplah lima hukuman yang disebutkan di atas menumbuhkan rasa
takut bagi seorang mukmin untuk tidak mengabaikan perintah amar ma’ruf dan
nahy munkar, sekaligus mendorongnya untuk melakukan perintah tersebut.
Published with Blogger-droid v2.0.2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar