"Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu
semuanya kedalam Islam secara kaffah, dan janganlah
kamu turut langkah-langkah syaithan. Sesungguhnya dia itu
musuh yang nyata bagimu."
(Qs. al-Baqarah 2:208)
Ayat diatas merupakan seruan, perintah dan juga peringatan Allah
yang ditujukan khusus kepada orang-orang yang beriman, yaitu
orang-orang yang mengakui Allah sebagai Tuhan satu-satunya dan
juga mengakui Muhammad selaku nabi-Nya agar masuk kedalam
agama Islam secara kaffah atau secara keseluruhan, benar-benar ,
sungguh-sungguh .
Apa maksudnya ?
Pengalaman telah mengajarkan kepada kita, betapa banyaknya
manusia-manusia yang mengaku telah beriman kepada Allah,
mengaku meyakini apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
dan dia juga mengaku beragama Islam akan tetapi pada hakekatnya
mereka tidaklah Islam.
Islam hanya dijadikan topeng, cuma sekedar pajangan didalam KTP
yang sewaktu marak aksi demonstrasi dipergunakan sebagai
tameng didalam menindas orang-orang yang lemah, melakukan
aniaya terhadap golongan minoritas serta tidak jarang dijadikan
sarana untuk menipu rakyat banyak.
Allah tidak menghendaki Islam yang demikian.
Islam adalah agama kedamaian, agama yang mengajarkan Tauhid
secara benar sebagaimana ajaran para Nabi dan Rasul serta agama
yang memberikan rahmat kepada seluruh makhluk sebagai satu
pegangan bagi manusia didalam menjalankan tugasnya selaku
Khalifah dimuka bumi.
Dalam surah al-Baqarah 2:208 diatas, Allah memberikan sinyal
kepada umat Islam agar mau melakukan intropeksi diri, sudahkah
kita benar-benar beriman didalam Islam secara kaffah ?
Allah memerintahkan kepada kita agar melakukan penyerahan diri
secara sesungguhnya, lahir dan batin tanpa syarat hanya kepada-
Nya tanpa diembel-embeli hal-hal yang bisa menyebabkan
ketergelinciran kedalam kemusryikan.
Bagaimanakah jalan untuk mencapai Islam Kaffah itu
sesungguhnya ?
Al-Qur 'an memberikan jawaban kepada kita :
"Hai orang-orang yang beriman, taatlah kamu kepada Allah
dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling darinya,
sedang kamu mendengar perintahNya."
(Qs. al-Anfaal 8:20)
Jadi Allah telah menyediakan sarana kepada kita untuk mencapai
Islam yang kaffah adalah melalui ketaatan kepada-Nya dan kepada
Rasul-Nya serta tidak berpaling dari garis yang sudah ditetapkan.
Taat kepada Allah dan Rasul ini memiliki aspek yang sangat luas,
akan tetapi bila kita mengkaji al-Qur 'an secara lebih mendalam
lagi, kita akan mendapati satu intisari yang paling penting dari
ketaatan terhadap Allah dan para utusan-Nya, yaitu melakukan
Tauhid secara benar.
Tauhid adalah pengesaan kepada Allah.
Seringkali manusia lalai akan hal ini, mereka lebih banyak berlaku
sombong, berpikiran picik laksana Iblis, hanya menuntut haknya
namun melupakan kewajibannya. Tidak ubahnya dengan orang
kaya yang ingin rumahnya aman akan tetapi tidak pernah mau
membayar uang untuk petugas keamanan.
Banyak manusia yang sudah melebihi Iblis.
Iblis tidak pernah menyekutukan Allah, dia hanya berlaku
sombong dengan ketidak patuhannya untuk menghormati Adam
selaku makhluk yang dijadikan dari dzat yang dianggapnya lebih
rendah dari dzat yang merupakan sumber penciptaan dirinya.
Manusia, telah berani membuat Tuhan-tuhan lain sebagai
tandingan Allah yang mereka sembah dan beberapa diantaranya
mereka jadikan sebagai mediator untuk sampai kepada Allah. Ini
adalah satu kesyirikan yang besar yang telah dilakukan terhadap
Allah.
"Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan pendeta-pendeta
mereka sebagai Tuhan-Tuhan selain Allah, juga terhadap al-Masih
putera Maryam; padahal mereka tidak diperintahkan melainkan
agar menyembah Tuhan Yang Satu; yang tidak ada Tuhan selain
Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan."
(Qs. at-Taubah 9:31)
"Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak
dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak pula
kemanfa'atan, namun mereka berkata: "Mereka itu penolong-
penolong kami pada sisi Allah !". Katakanlah:" Apakah kamu mau
menjelaskan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di
langit dan dibumi ?". Maha Suci Allah dan Maha Tinggi Dia dari
apa yang mereka persekutukan."
(Qs. Yunus 10:18 )
Bagaimana orang Islam dapat melakukan satu kesyirikan kepada
Allah, yaitu satu perbuatan yang mustahil terjadi sebab dia
senantiasa mentauhidkan Allah ?
Sejarah mencatatkan kepada kita, berapa banyak orang-orang
Muslim yang melakukan pemujaan dan pengkeramatan terhadap
sesuatu hal yang sama sekali tidak ada dasar dan petunjuk yang
diberikan oleh Nabi.
Dimulai dari pemberian sesajen kepada lautan, pemandian keris,
peramalan nasib, pemakaian jimat, pengagungan kuburan,
pengkeramatan terhadap seseorang dan seterusnya dan
selanjutnya.
Inilah satu bentuk kesyirikan terselubung yang terjadi didalam diri
dan tubuh kaum Muslimin kebanyakan.
Untuk itu, marilah sama-sama kita memulai hidup Islam yang
kaffah sebagaimana yang sudah diajarkan oleh para Nabi dan
Rasul, sekali kita bersyahadat didalam Tauhid, maka apapun yang
terjadi sampai maut menjemput akan tetap Allah sebagai Tuhan
satu-satunya yang tiada memiliki anak dan sekutu-sekutu didalam
zat maupun sifat-Nya.
Kembali kejalan Allah adalah satu hijrah yang sangat berat, godaan
dan gangguan pasti datang menerpa kita dan disanalah kita
dipesankan oleh Allah untuk melakukan jihad, melakukan satu
perjuangan, melibatkan diri dalam konflik peperangan baik dengan
harta maupun dengan jiwa.
Dengan harta mungkin kita harus siap apabila mendadak jatuh
miskin atau juga melakukan kedermawanan dengan menyokong
seluruh aktifitas kegiatan Muslim demi tegaknya panji-panji Allah;
berjihad dengan jiwa artinya kita harus mempersiapkan mental
dan phisik dalam menghadapi segala kemungkinan yang terjadi
akibat ketidak senangan sekelompok orang atau makhluk dengan
hijrah yang telah kita lakukan ini.
"Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan
keadaan ridho dan di-ridhoi; Maka masuklah ke dalam
jama'ah hamba-hamba- Ku, dan masuklah ke dalam surga-
Ku."
(Qs. al-Fajr 89:27 -30)
Sabtu, Desember 10, 2011
Islam Kaffah
Published with Blogger-droid v2.0.1
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar