Menjalani hidup di zaman yang kian
sarat dengan cobaan seperti
sekarang ini, mengharuskan setiap
insan memiliki bekal moral yang
memadai. Agar ia tidak terombang-
ambing ke sana kemari, tidak
mudah hanyut oleh arus perubahan
yang kian deras menerpa. Sebab,
cobaan dan godaan yang silih
berganti mungkin saja melemahkan
pertahanan iman, bahkan
merobohkan benteng ketakwaan
dalam hati seseorang. Dalam ajaran Islam, ada tiga amalan yang bisa menuntun
seseorang menjalani hidup. Memapahnya selangkah demi selangkah untuk
menggapai asa dan cita, menjemput ridla Ilahi Rabbi.
Ketiga amalan tersebut adalah sebagai berikut;
1.Istikharah , mempertimbangkan dengan matang setiap tindakan yang
dilakukan. Istikharah artinya selalu berusaha mencari yang terbaik dari setiap
tindakan yang akan dilakukan. Selalu mempertimbangkan dampak positif dan
negatif dari suatu perbuatan. Baik dampaknya bagi kehidupan pribadi maupun
bagi masyarakat. Dampak bagi kehidupan di dunia, maupun di akhirat kelak.
Dengan sikap istikharah, seseorang tidak akan pernah gegabah dalam
menentukan langkah. Ia tidak akan pernah melakukan suatu perbuatan sebelum
ia berpikir akibat baik buruknya perbuatan tersebut.
Rasulullah Saw bersabda:
Artinya: "Ketika engkau ingin melakukan sesuatu, maka pikirkanlah akibatnya. Jika
akibatnya baik, maka llakukanlah. Dan jika akibatnya buruk, maka
tinggalkanlah." (HR. Ibn Mubarak)
Untuk itu, seseorang dianjurkan untuk berkonsultasi dan bermusyawarah dengan
orang lain dalam setiap rencana. Dengan bermusyawarah, hasil yang dicapai
akan lebih maksimal karena dipertimbangkan dengan sudut pandang yang lebih
banyak dan lebih menyeluruh.Sabda Rasul menyebutkan:
Artinya: "Tidak akan pernah merugi orang yang mau bermusyawarah, dan tak
akan pernah menyesal orang yang mau beristikharah." (HR. ath-Thabrani )
Terlebih lagi, jika musyawarah itu dilakukan dengan orang alim yang memiliki
kedekatan kepada Allah. Sebab, cahaya ilahiyah selalu menerangi jiwa mereka,
sehingga mereka dapat memandang segala sesuatu secara lebih mendalam,
serta dipertimbangkan sesuai dengan hukum dan hikmah yang ditetapkan Allah.
Firman Allah dalam al- Qur` an menyebutkan:
Artinya: "Maka bertanyalah kalian kepada orang yang mempunyai pengetahuan
jika kamu tidak mengetahui." (QS. An-Nahl ; 43)
Selanjutnya, jika telah diputuskan untuk melakukan sesuatu, maka haruslah
berpasrah kepada Allah. Berharap agar pilihan ini adalah yang terbaik serta
mendapat tuntunan dalam menjalankannya.
2.Istiqamah , konsisten dalam menjalankan pilihan hidup. Kunci kedua agar
dapat menjalani hidup dengan tenang dan tidak terombang- ambing adalah
istiqamah. Istiqamah adalah sikap konsisten dan terus menerus dalam menjalani
usaha demi tercapainya suatu tujuan. Dengan memiliki sikap istiqamah
seseorang tidak akan kehilangan arah tujuan, tidak mudah terpengaruh, dan tidak
mudah patah semangat.Dengan istiqamah, cita-cita akan mudah tercapai, sebab
orang yang memiliki sikap istiqamah tidak akan berhenti berusaha atau berputus
asa. Sedikit demi sedikit asalkan terus dilakukan, setapak demi setapak asalkan
tetap melangkah dan berjalan. Syair arab menyebutkan:
"Sekira engkau beristiqamah, maka Allah akan mentakdirkan bagimu
keberhasilan di masa mendatang."
Dalam al Quran, Allah Swt menjanjikan kepada orang-orang yang memiliki sikap
istiqamah, mereka tidak akan pernah merasa gundah, takut atau susah. Ini
semua karena mereka berprinsip dalam menjalani hidup, dan berpasrah
menerima segala keputusan Allah atas dirinya. Allah Swt berfirman:
Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah",
kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap
mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni- penghuni
surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka
kerjakan." (QS. al- Ahqaf; 13- 14)
Namun demikian, memegang prinsip bukan berarti harus selalu menang sendiri.
Seseorang tidak boleh memaksakan kehendak dirinya pada orang lain, karena
setiap orang memiliki jalan hidup yang berbeda- beda. Jadi, istiqamah adalah
sikap 'tidak memaksakan diri kita menjadi orang lain (berprinsip) , dan tidak
memaksakan orang lain menjadi diri kita (egois)' . Istiqamah itu tegas tapi lunak,
berprinsip namun juga bertoleransi, mengalir tapi tidak terhanyut.
3.Istighfar , instropeksi dan pembenahan diri. Jika setiap pilihan hidup telah
dipertimbangkan dengan segala kemungkinan dampak positif dan negatifnya, jika
pilihan itu telah dijalankan dengan istiqamah, maka sikap yang sangat penting
dilakukan adalah istighfar. Secara bahasa, makna istighfar adalah meminta
ampunan. Bukan hanya demikian, Istighfar juga mengandung makna selalu
introspeksi terhadap kesalahan dan kekurangan diri, untuk tujuan pembenahan
berikutnya. Sejenak menengok masa lalu, menatap langkah- langkah yang telah
terukir, demi melanjutkan langkah yang telah tertata, membenahi yang masih
terserak, dan mencipta langkah- langkah baru yang lebih baik. Dalam al- Qur` an
Allah berfirman:
Artinya: "Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau
menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun
terhadap dosa-dosa mereka. Dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain
Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan keji mereka itu, sedang mereka
mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga
yang di dalamnya mengalir sungai- sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan
itulah sebaik- baik pahala orang-orang yang beramal." (QS. Ali imran; 135- 136)
Dengan ketiga amalan di atas, insyaAllah seseorang bisa tabah menghadapi
segala tantangan zaman. Mampu mengatasi segala masalah dan siap
menghadapi segala cobaan yang merintangi jalan. Tidak mudah terseret arus,
namun juga tidak kaku ataupun egois. Semoga kita selalu dikaruniai cahaya
hidayah-Nya , yang selalu menerangi langkah kita, menapaki jalan menuju ridla
Allah. Amin.
Sumber : Misykat.blogspot .com
Senin, Desember 05, 2011
Tiga Amalan Istimewa Penuntun Langkah Menuju Ridho Allah
Published with Blogger-droid v2.0.1
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar