Kamis, Desember 15, 2011

MENGAPA WANITA HARUS BERHIJAB?

MENGAPA WANITA HARUS BERHIJAB?

Pertanyaan ini sangat penting namun jawabannya justru jauh lebih penting. Satu
pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang cukup panjang. Jilbab atau hijab
merupakan satu hal yang telah diperintahkan oleh Sang Pembuat syariat. Sebagai
syariat yang memiliki konsekwensi jauh ke depan, menyangkut kebahagiaan dan
kemashlahatan hidup di dunia dan akhirat. Jadi, persoalan jilbab bukan hanya
persoalan adat ataupun mode fashion Jilbab adalah busana universal yang harus
dikenakan oleh wanita yang telah mengikrarkan keimanannya. Tak perduli
apakah ia muslimah Arab, Indonesia, Eropa ataupun Cina. Karena perintah
mengenakan hijab ini berlaku umum bagi segenap muslimah yang ada di setiap
penjuru bumi.
Berikut kami ulas sebagian jawaban dari pertanyaan di atas:
Pertama : Sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan RasulNya.
Ketaatan merupakan sumber kebahagian dan kesuksesan besar di dunia dan
akherat. Seseorang tidak akan merasakan manisnya iman manakala ia enggan
merealisasikan,mengaplikasikan serta melaksanakan segenap perintah Allah dan
RasulNya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.
ِﻊِﻄُﻳ ﻦَﻣَﻭ َﻪﻠﻟﺍ ُﻪَﻟﻮُﺳَﺭَﻭ َﺯﺎَﻓ ْﺪَﻘَﻓ ﺎًﻤﻴِﻈَﻋ ﺍًﺯْﻮَﻓ
"Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya , maka sesungguhnya ia telah
mendapat kemenangan yang besar". [Al Ahzab:71 ]
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
َﻢْﻌَﻃ َﻕﺍَﺫ ِﻥَﺎﻤﻳِﻹﺍ ْﻦَﻣ ﻪﻠﻟﺎﺑ َﻲِﺿَﺭ ِﻡﻼْﺳﻹﺎﺑَﻭ ًّﺎﺑَﺭ ﺎًﻟْﻮُﺳَﺭ ٍﺪَّﻤَﺤُﻤِﺑَﻭ ًﺎﻨْﻳِﺩ .
"Sungguh akan merasakan manisnya iman, seseorang yang telah rela Allah
sebagaiRabb, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai Rasul utusan Allah".
[HR Muslim].
Kedua : Pamer aurat dan keindahan tubuh merupakan bentuk maksiat yang
mendatangkan murka Allah dan RasulNya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.
ﻦَﻣَﻭ َﻪﻠﻟﺍ ِﺺْﻌَﻳ ْﺪَﻘَﻓ ُﻪَﻟﻮُﺳَﺭَﻭ َّﻞَﺿ ﺎًﻨﻴِﺒُّﻣ ًﻻَﻼَﺿ
"Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sungguhlah dia telah
sesat, sesat yang nyata". [Al Ahzab:36 ].
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
ُّﻞُﻛ ﻲِﺘَّﻣُﺃ ًﻰﻓﺎَﻌُﻣ َّﻻﺇ ﻥُﺮِﻫﺎَﺠُﻤﻟﺍ .
"Setiap umatku (yang bersalah) akan dimaafkan, kecuali orang yang secara
terang-terangan (berbuat maksiat)". [Muttafaqun alaih].
Sementara wanita yang pamer aurat dan keindahan tubuh sama artinya dia telah
berani menampakkan kemaksiatan secara terang- terangan.
Ketiga : Sesungguhnya Allah memerintahkan hijab untuk meredam berbagai
macam fitnah (kerusakan)
Jika berbagai macam fitnah redup dan lenyap, maka masyarakat yang dihuni oleh
kaum wanita berhijab akan lebih aman dan selamat dari fitnah. Sebaliknya,
masyarakat yang dihuni oleh wanita yang gemar bertabarruj (berdandan
seronok), pamer aurat dan keindahan tubuh, sangatlah rentan terhadap ancaman
berbagai fitnah dan pelecehan seksual serta gejolak syahwat yang membawa
malapetaka dan kehancuran yang sangat besar. Jasad yang bugil jelas akan
memancing perhatian dan pandangan berbisa. Itulah tahapan pertama bagi
penghancuran dan pengrusakan moral dan peradaban sebuah masyarakat.
Keempat : Tidak berhijab dan pamer perhiasan akan mengundang fitnah bagi
laki-laki .
Seorang wanita apabila memamerkan bentuk tubuh dan perhiasannya di
hadapan laki- laki non mahram, jelas akan mengundang perhatian kaum laki- laki
hidung belang dan serigala berbulu domba. Jika ada kesempatan mereka pasti
akan memangsa dengan ganas laksana singa sedang kelaparan.
Seorang penyair berkata,
ﺓﺮﻈﻧ ﺔﻣﺎﺴﺘﺑﺈﻓ ﻡﻼﺴﻓ * ﻡﻼﻜﻓ ﺪﻋﻮﻤﻓ ﺀﺎﻘﻠﻓ .
"Berawal dari pandangan lalu senyuman kemudian salam disusul pembicaraan
lalu berakhir dengan janji dan pertemuan".
Kelima : Seorang wanita muslimah yang menjaga hijab, secara tidak langsung ia
berkata kepada semua kaum laki- laki,“Tundukkanlah pandanganmu, aku bukan
milikmu dan kamu juga bukan milikku. Aku hanya milik orang yang dihalalkan
Allah bagiku. Aku orang merdeka yang tidak terikat dengan siapapun dan aku
tidak tertarik dengan siapapun karena aku lebih tinggi dan jauh lebih terhormat
dibanding mereka.”
Adapun wanita yang bertabarruj atau pamer aurat dan menampakkan keindahan
tubuh di depan kaum laki- laki hidung belang, secara tidak langsung ia berkata,
“Silahkan anda menikmati keindahan tubuhku dan kecantikan wajahku. Adakah
orang yang mau mendekatiku? Adakah orang yang mau memandangku? Adakah
orang yang mau memberi senyuman kepadaku? Ataukah ada orang yang
berseloroh,“Aduhai betapa cantiknya dia?”. Mereka berebut menikmati
keindahan tubuhnya dan kecantikan wajahnya hingga mereka pun terfitnah.
Manakah di antara dua wanita di atas yang lebih merdeka? Jelas, wanita yang
berhijab secara sempurna akan memaksa setiap lelaki untuk menundukkan
pandangan mereka dan bersikap hormat ketika melihatnya, hingga mereka
menyimpulkan bahwa dia adalah wanita merdeka, bebas dan sejati.
Oleh karena itu, Allah Subhanahu wa Ta'ala menjelaskan hikmah di balik perintah
mengenakan hijab dengan firmanNya.
َﻚِﻟَﺫ ﻰَﻧْﺩَﺃ ﻥَﺃ َﻦْﻓَﺮْﻌُﻳ َﻼَﻓ َﻦْﻳَﺫْﺆُﻳ َﻥﺎَﻛَﻭ ﺍًﺭﻮُﻔَﻏ ُﻪﻠﻟﺍ ﺎًﻤﻴِﺣَّﺭ
"Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka
tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Pengasih". [Al Ahzab : 59]
Wanita yang menampakkan aurat dan keindahan tubuh serta kecantikan
parasnya, laksana pengemis yang merengek-rengek untuk dikasihani. Tanpa
sadar mereka rela menjadi mangsa kaum laki- laki bejat dan rusak. Dia menjadi
wanita terhina, terbuang, murahan dan kehilangan harga diri dan kesucian. Dan
dia telah menjerumuskan dirinya dalam kehancuran dan malapetaka hidup.
SYARAT-SYARAT HIJAB
Hijab sebagai bagian dari syariat islam, memiliki batasan-batasan jelas. Para
ulama pembela agama Allah telah memaparkan dalam tulisan-tulisan mereka
seputar kriteria hijab. Setiap mukminah hendaknya memperhatikan batasan
syariat berkaitan dengan hijab ini. Menjadikan Kitabullah dan Sunnah NabiNya
sebagai dasar rujukan dalam beramal, serta tidak berpegang kepada pendapat-
pendapat menyimpang dari para pengekor hawa nafsu. Dengan demikian tujuan
disyariatkanya hijab dapat terwujud, bi’aunillah.
Diantara syarat-syarat hijab antara lain:
Pertama : Hendaknya menutup seluruh tubuh dan tidak menampakkan anggota
tubuh sedikitpun selain yang dikecualikan. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.
ﻞُﻗَﻭ ِﺕﺎَﻨِﻣْﺆُﻤْﻠِّﻟ َﻦْﻀُﻀْﻐَﻳ ْﻦِﻣ َّﻦِﻫِﺭﺎَﺼْﺑَﺃ َﻦْﻈَﻔْﺤَﻳَﻭ َّﻦُﻬَﺟﻭُﺮُﻓ َّﻦُﻬَﺘَﻨﻳِﺯ َﻦﻳِﺪْﺒُﻳَﻻَﻭ َﺮَﻬَﻇﺎَﻣَّﻻِﺇ ﺎَﻬْﻨِﻣ
َﻦْﺑِﺮْﻀَﻴْﻟَﻭ َّﻦِﻫِﺮُﻤُﺨِﺑ َّﻦِﻬِﺑﻮُﻴُﺟ ﻰَﻠَﻋ
"Dan katakanlah kepada wanita- wanita mukminat, hendaklah mereka
menundukkan pandangan mereka dan janganlah menampakkan perhiasan
mereka kecuali yang biasa nampak dan hendaklah mereka menutupkan kain
kerudung ke dada mereka". [An Nuur:31 ].
Dan juga firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.
ﺎَﻬُّﻳَﺃﺂَﻳ ﻞُﻗ ُّﻲِﺒَّﻨﻟﺍ َﻚِﺟﺍَﻭْﺯَﻷ َﻚِﺗﺎَﻨَﺑَﻭ ِﺀﺂَﺴِﻧَﻭ َﻦﻴِﻨِﻣْﺆُﻤْﻟﺍ َﻦﻴِﻧْﺪُﻳ َّﻦِﻬْﻴَﻠَﻋ ﻦِﻣ َّﻦِﻬِﺒﻴِﺑَﻼَﺟ َﻚِﻟَﺫ ﻰَﻧْﺩَﺃ ﻥَﺃ
َﻦْﻓَﺮْﻌُﻳ َﻼَﻓ َﻦْﻳَﺫْﺆُﻳ َﻥﺎَﻛَﻭ ُﻪﻠﻟﺍ ﺍًﺭﻮُﻔَﻏ ﺎًﻤﻴِﺣَّﺭ *{59} ﻦِﺌَّﻟ ْﻢَّﻟ ِﻪَﺘْﻨَﻳ َﻦﻳِﺬَّﻟﺍَﻭ َﻥﻮُﻘِﻓﺎَﻨُﻤْﻟﺍ ﻢِﻬِﺑﻮُﻠُﻗ ﻲِﻓ
ٌﺽَﺮَّﻣ َﻥﻮُﻔِﺟْﺮُﻤْﻟﺍَﻭ ِﺔَﻨﻳِﺪَﻤْﻟﺍ ﻲِﻓ َﻚَّﻨَﻳِﺮْﻐُﻨَﻟ ْﻢِﻬِﺑ َّﻢُﺛ َﻚَﻧﻭُﺭِﻭﺎَﺠُﻳَﻻ ﺂَﻬﻴِﻓ ًﻼﻴِﻠَﻗ َّﻻِﺇ
"Wahai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu , anak-anak perempuanmu dan
isteri-isteri orang mukmin,“Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh
tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal,
karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyanyang". [Al Ahzab : 59].
Kedua : Hendaknya hijab tidak menarik perhatian pandangan laki-laki bukan
mahram. Agar hijab tidak memancing pandangan kaum laki- laki maka harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
-. Hendaknya hijab terbuat dari kain yang tebal tidak menampakkan warna kulit
tubuh.
-. Hendaknya hijab tersebut longgar dan tidak menampakkan bentuk anggota
tubuh.
-. Hendaknya hijab tersebut bukan dijadikan sebagai perhiasan bahkan harus
memiliki satu warna bukan berbagai warna dan motif.
-. Hijab bukan merupakan pakaian kebanggaan dan kesombongan.
Berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berikut.
ﻦﻣ ﺲﺒﻟ ﺏﻮﺛ ﺓﺮﻬﺷ ﻲﻓ ﺎﻴﻧﺪﻟﺍ ﻪﺴﺒﻟﺃ ﻪﻠﻟﺍ ﺏﻮﺛ ﺔﻟﺬﻣ ﻡﻮﻳ ﺔﻣﺎﻴﻘﻟﺍ ﻢﺛ ﺐﻬﻟﺃ ﻪﻴﻓ ﺭﺎﻨﻟﺍ .
"Barangsiapa yang mengenakan pakaian kesombongan di dunia maka Allah akan
mengenakan pakaian kehinaan nanti pada hari kiamat kemudian ia dibakar
dalam Neraka”. [HR Abu Daud dan Ibnu Majah, dan hadits ini hasan]
-. Hendaknya hijab tersebut tidak diberi parfum atau wewangian. Dasarnya
adalah hadits dari Abu Musa Al Asy’ary Radhiyallahu 'anhu, dia berkata bahwa
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
َﺎﻤُّﻳَﺃ ٍﺓَﺃَﺮْﻣﺍ ْﺕَﺮَﻄْﻌَﺘْﺳﺍ َﻲﻠَﻋ ْﺕَّﺮَﻤَﻓ ﺍُﻭﺪِﺠَﻴِﻟ ٍﻡْﻮَﻗ ٌﺔَﻴِﻧﺍَﺯ ﻲﻬﻓﺎَﻬَﺤْﻳِﺭ .
"Siapapun wanita yang mengenakan wewangian lalu melewati segolongan orang
agar mereka mencium baunya, maka ia adalah wanita pezina". [HR Abu Daud,
Nasa’i dan Tirmidzi, dan hadits ini Hasan]
Ketiga : Hendaknya pakaian atau hijab yang dikenakan tidak menyerupai pakaian
laki-laki atau pakaian wanita kafir. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda.
ْﻦَﻣ َﻪَّﺒَﺸَﺗ ٍﻡْﻮَﻘِﺑ ْﻢُﻬْﻨِﻣ َﻮُﻬَﻓ .
"Barangsiapa yang menyerupai kaum maka dia termasuk bagian dari mereka".
[HR Ahmad dan Abu Daud]
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengutuk laki- laki yang mengenakan
pakaian wanita serta mengutuk wanita yang berpakaian seperti laki- laki. [HR Abu
daud Nasa’ i dan Ibnu Majah, dan hadits ini sahih].
Catatan :
Syaikh Albani dalam kitabnya Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah Fil Kitab Was Sunnah
mengatakan, menutup wajah adalah sunnah hukumnya (tidak wajib) akan tetapi
yang memakainya mendapat keutamaan. Wallahu a’lam
Tulisan ini saya tujukan kepada saudari-saudariku seiman yang sudah berhijab
agar lebih memantapkan hijabnya hanya untuk mencari wajah Allah. Juga bagi
mereka yang belum berhijab agar bertaubat dan segera memulainya sehingga
mendapat ampunan dari Allah Azza wa Jalla.
Wallahu waliyyut taufiq

Sumber: http://almanhaj.or.id/content/2916/slash/0
Published with Blogger-droid v2.0.2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar