Kamis, Desember 29, 2011

Musyrik Dan Ciri-ciri Orang Musyrik

Sejak kecil kita tentu pernah
mengaji dan atau tiap Muhamaram di sekolah dasar atau sekolah lanjutan, kita
tentu pernah mendengar kisah perjuangan Rasulullah Saw dalam menegakkan
kalimat tauhid dan menghadapi ancaman serta perlawanan keras dari kaum kafir
Quraiys. Kaum Quraiys ini juga sering disebut sebagai Musyrikin Quraiys.
Definisi “Musyrik” sangatlah simpel, yakni menyekutukan Allah Swt dengan apa
pun. Musyrik secara literer merupakan antitesa dari “Tauhid ” yang memiliki arti:
Mengesakan Allah Swt. Dan “Orang- Orang Musyrik” adalah mereka yang
menyekutukan Allah Swt. Banyak sekali ayat Al- Qur’an Nur Kaiem yang
menyatakan hal itu. Saya yakin, Anda pun sesungguhnya telah mengetahuinya.
Namun, berhubung Anda bertanya di dalam rubrik ini, maka saya berhuznudhon
jika yang Anda maksud adalah “Definisi Musyrik di Dalam Dunia Kontemporer”, di
mana seringkali orang menyatakan jika di dunia kita sekarang ini, antara
kebenaran dengan kejahatan, antara al-haq dengan al-bathil , bahkan antara
ketauhidan dengan kemusyrikan, banyak wilayah abu-abu. Saya tidak sepandapat
dengan pandangan seperti itu. Islam adalah agama yang sederhana, jelas, dan
tegas. Sebagai agama yang dijamin Allah Swt sebagai agama yang paripurna, yang
paling sempurna, dan terjaga hingga akhir zaman maka Islam sangat terang
benderang. Tidak ada wilayah abu-abu sedikit pun dalam Islam. Dan
seharusnyalah, sebagai orang yang bersyahadat, kita juga tidak pernah ragu-ragu
dalam menjalankan agama Allah Swt ini.
Kehidupan dunia adalah medan peperangan antara Pasukan Allah Swt melawan
pasukan Iblis dan Dajjal. Sebuah peperangan antara para penyeru ketauhidan
melawan penyeru kemusyrikan. Dan kian berkembangnya usia dunia, maka
berkembang pula siasat, taktik, dan strategi kaum pengikut Iblis dan Dajjal untuk
menyesatkan umat manusia dari jalan lurus ketauhidan. Taktik dan srategi
mereka, manipulasi mereka, seakan kian maju dan kian canggih. Padahal
sebenarnya, bagi seorang Muslim yang selalu awas, hal itu bukan halangan yang
berarti.
Sejak dahulu hingga sekarang, kitab suci al-Qur ’an pun telah berkali-kali
memperingatkan, jika Yahudi merupakan musuh terbesar umat manusia. Allah
Swt telah memberi mereka berbagai label yang mencirikan sifat-sifat dasar
mereka, dari panggilan sebagai Kaum Kera dan Babi, hingga kaum yang fasik, suka
berdusta, gemar memutar- mutar lidah mempermainkan ayat-ayat Allah, sering
memberi kesaksian palsu, dan sebagainya.
Adalah kenyataan sejarah, jika kemudian orang-orang Yahudi ini tumbuh menjadi
satu bangsa yang sangat kuat dan berpengaruh di dunia sekarang. Mereka
menguasai jaringan media massa dunia, perbankan, militer, dan sebagainya.
Mereka juga menciptakan berbagai ideologi yang memecah-belah umat manusia
dari ketauhidan, antara lain Nasionalisme, Kapitalisme, Komunisme, dan lain- lain.
Demokrasi pun dibuat oleh mereka.
Ada kesadaran yang salah selama ini tentang demokrasi. Banyak kalangan
menyebut bahwa sistem pemerintahan buatan manusia ini berasal dari ajaran
Plato, seorang filsuf Yunani, yang tertuang dalam bukunya “La Republica”. Mereka
juga menganggap jika sistem pemerintahan Amerika Serikat sekarang, yang
disebut sebagai Panglima Demokrasi Dunia, mengadopsi demokrasi- nya Plato. Ini
salah besar! Sistem demokrasi sesungguhnya berasal dari Bani Israel, tatkala
mereka, 12 suku, mendiami wilayah Palestina setelah keluar dari Mesir. Bani
Israel telah menjalankan praktek ini berabad- abad sebelum Plato lahir.
Sejarahnya sangat panjang, antara lain bisa kita baca dalam penelitian Max I.
Dimont yang berjudul “Sejarah Yahudi”. Sistem demokrasi di Indonesia sekaran
pun, yang mengadopsi sistem demokrasi Amerika, juga berasal dari “Sunnah
Yahudi”.
Islam tidak mengenal demokrasi. Islam mengenal Syuro. Ini sangat berbeda
secara prinsipil. Dalam Demokrasi, “Suara seorang pelacur dianggap sama dengan
suara seorang Ustadz, masing- masing hanya dihitung satu suara”. Sedangkan
dalam Syuro, hal ini tentu tidak akan ditemui. Inilah yang dikerjakan bangsa
Indonesia sekarang, sehingga negara ini sampai 64 tahun setelah proklamasi
kemerdekaan, bukan malah membaik malah kian hancur tak keruan.
Demokrasi merupakan salah satu tools kaum musyrik untuk memalingkan umat
manusia dari petunjuk Allah Swt. Demokrasi inilah yang kemudian berhasil
menjadikan orang-orang yang tadinya shaleh, orang-orang yang tadinya sepenuh
hati memperjuangkan agama Allah Swt, orang-orang yang tadinya begitu berani
menyuarakan al- haq dan menentang al- bathil dihadapan penguasa sekali pun,
berubah menjadi orang-orang yang kelu lidahnya menyuarakan al- haq, menjadi
orang-orang yang malu dengan perjuangan Islam, menjadi orang-orang yang
membela kebathilan dan menyimpan al- haq rapat-rapat di dalam hatinya.
Demokrasi inilah yang telah mengubah orang yang tadinya kita kenal dengan
sangat baik, menjadi orang yang asing dan ‘aneh’ . Demokrasi inilah yang bisa
mengubah seorang yang sebenarnya faqih dalam ilmu ilmu agama, namun bisa-
bisanya menyepelekan perintah wajib menutup aurat para perempuan dengan
menyebut hal itu hanya sebagai “persoalan selembar kain” saja. Banyak yang
seperti ini sekarang. Bahkan ada yang tanpa malu menyatakan orang yang
memilih tidak ikut proses sunnah-Yahudi ini sebagai orang-orang yang mubazir
dan saudaranya setan.
Ini mengingatkan saya pada firman- firman Alah Swt, yang antara lain:
“Dan janganlah kamu campuradukan kebenaran dengan kebathilan dan
(janganlah) kamu sembunyikan kebenaran sedangkan kamu mengetahuinya” Al
Baqoroh : 42.
“Dan apabila mereka berjumpa dengan orang yang beriman mereka berkata ‘kami
telah beriman’ tetapi apabila mereka kembali kepada setan – setan (para
pemimpin) mereka, mereka berkata “sesungguhnya kami bersama kamu, kami
hanya berolok – olok” Al Baqoroh : 14
“Dan apabila dikatakan kepada mereka jangan berbuat kerusakan di muka bumi,
mereka menjawab ‘sesungguhnya kami justru orang – orang yang berbuat
kebaikan’. Ingatlah sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan tetapi
mereka tidak menyadari” Al Baqoroh : 11 -12
“Mereka itulah yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka perdagangan
mereka itu tidak beruntung dan mereka tidak mendapat petunjuk” Al Baqoroh :
16
Padahal, ancaman Allah Swt terhadap orang-orang fasik sungguh tidak main-
main:
“Katakanlah (Muhammad ) “Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang
yang lebih buruk pembalasannya dari orang fasik di sisi Allah? Yaitu orang- orang
yang di laknat dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan
babi dan (orang yang) menyembah thagut. Mereka itu lebih buruk tempatnya dan
lebih tersesat dari jalan yang lurus” Al Maidah : 60
“Dan bacakanlah (Muhammad) kepada mereka, berita orang yang telah Kami
berikan ayat – ayat Kami kepadanya, kemudian dia melepaskan diri dari ayat –
ayat itu, lalu dia diikuti oleh setan, maka jadilah dia termasuk orang – orang yang
tersesat. Dan sekiranya Kami menghendaki niscaya kami tinggikan derajatnya
dengan (ayat – ayat) itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan mengikuti
keinginannya yang rendah, maka perumpamaan mereka seperti anjing. Jika kamu
menghalaunya dijulurkan lidahnya dan jika kamu membiarkannya ia tetap
menjulurkan lidahnya juga. Demikianlah perumpamaan orang – orang yang
mendustakan ayat – ayat Kami. Maka ceritakanlah kisah – kisah itu agar mereka
berpikir” Al A’raf : 175 – 176.
Seorang Muslim seharusnya hanya tunduk pada Allah Swt dan Rasul-Nya .
Sedangkan terhadap manusia lainnya, apakah dia menyandang gelar doktor, atau
apa pun, selama dia menyeru pada ketauhidan maka ikutilah, namun jika dia
sudah mulai “aneh- aneh”, maka ingatkanlah. Jika sudah diingatkan ternyata masih
“Aneh”, maka tinggalkanlah. Inilah sebenar-benarnya tauhid.
Dalam zaman seperti sekarang, bertahan pada jalan ketauhidan memang jauh
dari hingar-bingar duniawi. Tauhid adalah jalan para Nabi Allah yang sunyi dan
banyak cobaan. Sebab itu, tidak banyak yang bisa bertahan meniti jalan ini dan
akhirnya tergoda pada kelezatan duniawi, salah satunya yang bernama
“Kekuasaan”. Semoga kita bukan termasuk orang-orang seperti ini. Amien Ya
Rabb al amien. Wallahu’alam bishawab.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Published with Blogger-droid v2.0.2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar