Rabu, Desember 07, 2011

Malaikat Manusia dan Jin Tidak Dapat Mengetahui yg Ghaib

Istilah “penampakan” kian akrab di telinga masyarakat kita akhir- akhir ini.

Bagaimana pandangan syariat menyoroti hal ini? Bagaimana pula dgn keyakinan

bahwa sebagian manusia bisa mengetahui hal-hal ghaib? Simak bahasan berikut!

Mempercayai hal- hal yg ghaib merupakan salah satu syarat dari benar keimanan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

ﻢﻟﺍ . َﻚِﻟَﺫ ُﺏﺎَﺘِﻜْﻟﺍ َﻻ َﺐْﻳَﺭ ِﻪْﻴِﻓ ﻯًﺪُﻫ َﻦْﻴِﻘَّﺘُﻤْﻠِﻟ . َﻦْﻳِﺬَّﻟﺍ َﻥْﻮُﻨِﻣْﺆُﻳ ِﺐْﻴَﻐْﻟﺎِﺑ َﻥْﻮُﻤْﻴِﻘُﻳَﻭ َﺓَﻼَّﺼﻟﺍ ﺎَّﻤِﻣَﻭ

ْﻢُﻫﺎَﻨْﻗَﺯَﺭ َﻥْﻮُﻘِﻔْﻨُﻳ . َﻦْﻳِﺬَّﻟﺍَﻭ َﻥْﻮُﻨِﻣْﺆُﻳ ﺎَﻤِﺑ َﻝِﺰْﻧُﺃ َﻚْﻴَﻟِﺇ ﺎَﻣَﻭ َﻝِﺰْﻧُﺃ ْﻦِﻣ َﻚِﻠْﺒَﻗ ِﺓَﺮِﺧﻵْﺎِﺑَﻭ ْﻢُﻫ َﻥْﻮُﻨِﻗْﻮُﻳ.

َﻚِﺌَﻟﻭُﺃ ﻰَﻠَﻋ ﻯًﺪُﻫ ْﻦِﻣ َﻚِﺌَﻟﻭُﺃَﻭ ْﻢِﻬِّﺑَﺭ َﻥْﻮُﺤِﻠْﻔُﻤْﻟﺍ ُﻢُﻫ

“Alif laam miim. Kitab ini tdk ada keraguan pada petunjuk bagi mereka yg

bertakwa. mereka yg beriman kepada yg ghaib yg mendirikan shalat dan

menafkahkan sebagian rizki yg Kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka

yg beriman kepada Kitab yg diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yg telah

diturunkan sebelummu. Serta mereka yakin akan ada akhirat. Mereka itulah yg

tetap mendapat petunjuk dari Rabb mereka dan merekalah orang2 yg

beruntung.”

Ghaib adl segala sesuatu yg tersembunyi dan tdk terlihat oleh manusia seperti

surga neraka dan apa yg ada di dlm alam malaikat hari akhir alam langit dan yg

lain yg tdk bisa diketahui manusia kecuali bila ada pemberitaan dari Allah

Subhanahu wa Ta’ala.

Alam jin dan wujud jin dlm bentuk asli seperti yg telah Allah Subhanahu wa Ta’ala

ciptakan adl ghaib bagi kita. Namun golongan jin dapat berubah-ubah bentuk –

dengan kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala– dan amat mungkin bagi mereka

melakukan penampakan sehingga kita dapat melihat dlm wujud yg bukan

aslinya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

ْﻢُﻛﺍَﺮَﻳ ُﻪَّﻧِﺇ َﻮُﻫ ُﻪُﻠْﻴِﺒَﻗَﻭ ْﻦِﻣ ُﺚْﻴَﺣ َﻻ ْﻢُﻬَﻧْﻭَﺮَﺗ

“Sesungguh ia dan pengikut- pengikut melihat kamu dari suatu tempat yg kamu

tdk bisa melihat mereka.”

Dari Abu As-Sa` ib maula Hisyam bin Zuhrah beliau bercerita bahwa diri pernah

berkunjung ke rumah Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu ‘anhu katanya: “Aku

mendapati tengah mengerjakan shalat akupun duduk menunggu hingga beliau

selesai. Tiba-tiba aku mendengar ada gerakan pada bejana tempat minum yg ada

di pojok rumah. Aku menoleh ke arah dan ternyata ada seekor ular. Aku segera

meloncat utk membunuh namun Abu Sa’id memberi isyarat kepadaku agar aku

duduk. Ketika ia selesai dari shalat ia menunjuk ke sebuah rumah yg ada di

kampung itu sambil berkata: ‘Apakah engkau lihat rumah itu?’ ‘Ya’ jawabku. Ia

kemudian menuturkan ‘Dahulu yg tinggal di rumah itu adl seorang pemuda yg

baru saja menjadi pengantin. Kala itu kami berangkat bersama Rasulullah

Shallallahu ‘alaihi wa sallam ke Khandaq dan pemuda itupun ikut bersama kami.

Saat tengah hari pemuda itu meminta izin kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi

wa sallam utk pulang menemui istrinya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam

mengizinkan sambil berpesan: ‘Bawalah senjatamu krn aku khawatir engkau

bertemu dgn orang2 dari Bani Quraidhah.’ Pemuda itu mengambil senjata

kemudian pulang menemui istrinya. Setiba di rumah ternyata istri sedang berdiri

di antara dua daun pintu. Ia mengarahkan tombak kepada istri utk melukai krn

merasa cemburu krn istri berada di luar rumah. Istri berkata kepadanya: “Tahan

dulu tombakmu dan masuklah ke dlm rumah sehingga engkau akan tahu apa yg

menyebabkan aku sampai keluar rumah!”

Pemuda itu masuk dan ternyata terdapat seekor ular besar yg melingkar di atas

tempat tidur. Pemuda itu lantas menghunuskan tombak dan menusukkan pada

ular tersebut. Setelah itu ia keluar dan menancapkan tombak di dinding rumah.

Ular itu menyerang dan terjadilah pergumulan dgn ular tersebut. Tidak diketahui

secara pasti mana di antara kedua yg lbh dahulu mati ular atau pemuda itu.’

Abu Sa’id radhiallahu ‘anhu melanjutkan ceritanya: ‘Kami menghadap Rasulullah

Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan melaporkan kejadian itu kepada dan kami

sampaikan kepada beliau: ‘Mohonlah kepada Allah agar menghidupkan demi

kebahagiaan kami.’ Beliau menjawab: ‘Mohonlah ampun utk shahabat kalian itu!’

Selanjut beliau bersabda: ‘Sesungguh di Madinah terdapat golongan jin yg telah

masuk Islam mk jika kalian melihat sebagian mereka –dalam wujud ular– berilah

peringatan tiga hari. Dan apabila masih terlihat olehmu setelah itu bunuhlah ia

krn sebenar dia adl setan.” 1

Para Rasul Tidak Mengetahui yg Ghaib

Telah disebutkan sebelum bahwa sekumpulan jin datang kepada Nabi Shallallahu

‘alaihi wa sallam kemudian mendengarkan bacaan Al-Qur `an . Ketika itu Nabi

Shallallahu ‘alaihi wa sallam tdk mengetahui kehadiran mereka kecuali setelah

sebuah pohon memberitahu –dan Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Kuasa utk

menjadikan pohon dapat berbicara– seperti yg disebutkan Al-Imam Al-Bukhari

dlm Shahih- dari shahabat Ibnu Mas’ ud radhiallahu ‘anhu. Ini menunjukkan

bahwa beliau tdk mengetahui perkara ghaib kecuali yg telah Allah Subhanahu wa

Ta’ala kabarkan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

ْﻞُﻗ َﻻ ُﻝْﻮُﻗَﺃ ْﻢُﻜَﻟ ﻱِﺪْﻨِﻋ ُﻦِﺋﺍَﺰَﺧ ِﻪﻠﻟﺍ َﻻَﻭ ُﻢَﻠْﻋَﺃ َﺐْﻴَﻐْﻟﺍ َﻻَﻭ ُﻝْﻮُﻗَﺃ ْﻢُﻜَﻟ ﻲِّﻧِﺇ ٌﻚَﻠَﻣ ْﻥِﺇ ُﻊِﺒَّﺗَﺃ َّﻻِﺇ ﺎَﻣ

َّﻲَﻟِﺇ ﻰَﺣْﻮُﻳ ْﻞَﻫ ْﻞُﻗ ﻱِﻮَﺘْﺴَﻳ ﻰَﻤْﻋَﻷْﺍ ُﺮْﻴِﺼَﺒْﻟﺍَﻭ َﻥْﻭُﺮَّﻜَﻔَﺘَﺗ َﻼَﻓَﺃ

“Katakanlah: ‘Aku tdk mengatakan kepadamu bahwa perbendaharaan Allah ada

padaku dan tdk pula aku mengetahui yg ghaib dan tdk pula aku mengatakan

kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tdk mengetahui kecuali apa yg

diwahyukan kepadaku.’ Katakanlah: ‘Apakah sama orang yg buta dgn orang yg

melihat?’ mk apakah kamu tdk memikirkannya?”

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:

ْﻞُﻗ َﻻ ُﻚِﻠْﻣَﺃ ﻲِﺴْﻔَﻨِﻟ ﺎًﻌْﻔَﻧ َﻻَﻭ ﺍًّﺮَﺿ َّﻻِﺇ ﺎَﻣ َﺀﺎَﺷ ُﻪﻠﻟﺍ ْﻮَﻟَﻭ ُﺖْﻨُﻛ ُﻢَﻠْﻋَﺃ َﺐْﻴَﻐْﻟﺍ ُﺕْﺮَﺜْﻜَﺘْﺳَﻻ ِﺮْﻴَﺨْﻟﺍ َﻦِﻣ

َﻲِﻨَّﺴَﻣ ﺎَﻣَﻭ ُﺀْﻮُّﺴﻟﺍ ﺎَﻧَﺃ ْﻥِﺇ َّﻻِﺇ ٌﺮْﻳِﺬَﻧ ٍﻡْﻮَﻘِﻟ ٌﺮْﻴِﺸَﺑَﻭ َﻥْﻮُﻨِﻣْﺆُﻳ

“Katakanlah: ‘Aku tdk berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tdk pula

menolak kemudharatan kecuali yg dikehendaki Allah. Dan sekira aku mengetahui

yg ghaib tentulah aku berbuat kebajikan sebanyak-banyak dan aku tdk akan

ditimpa kemudharatan. Aku tdk lain hanyalah pemberi peringatan dan pembawa

berita gembira bagi orang2 yg beriman’.”

Para Malaikat Tidak Mengetahui yg Ghaib

Kendatipun para malaikat adl mahluk yg dekat di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala

namun utk urusan ghaib ternyata mereka pun tdk mengetahuinya. Allah

Subhanahu wa Ta’ala berfirman saat pertama kali hendak menciptakan manusia:

ْﺫِﺇَﻭ َﻝﺎَﻗ َﻚُّﺑَﺭ ِﺔَﻜِﺋَﻼَﻤْﻠِﻟ ﻲِّﻧِﺇ ٌﻞِﻋﺎَﺟ ﻲِﻓ ِﺽْﺭَﻷْﺍ ًﺔَﻔْﻴِﻠَﺧ ﺍﻮُﻟﺎَﻗ ُﻞَﻌْﺠَﺗَﺃ ﺎَﻬْﻴِﻓ ْﻦَﻣ ُﺪِﺴْﻔُﻳ ﺎَﻬْﻴِﻓ

ُﻚِﻔْﺴَﻳَﻭ َﺀﺎَﻣِّﺪﻟﺍ ُﻦْﺤَﻧَﻭ ُﺢِّﺒَﺴُﻧ َﻙِﺪْﻤَﺤِﺑ ُﺱِّﺪَﻘُﻧَﻭ َﻚَﻟ َﻝﺎَﻗ ﻲِّﻧِﺇ ُﻢَﻠْﻋَﺃ ﺎَﻣ َﻻ َﻥْﻮُﻤَﻠْﻌَﺗ . َﻢَّﻠَﻋَﻭ َﻡَﺩﺁ

َﺀﺎَﻤْﺳَﻷْﺍ ﺎَﻬَّﻠُﻛ َّﻢُﺛ ْﻢُﻬَﺿَﺮَﻋ ﻰَﻠَﻋ ِﺔَﻜِﺋَﻼَﻤْﻟﺍ َﻝﺎَﻘَﻓ ﻲِﻧْﻮُﺌِﺒْﻧَﺃ ِﺀﺎَﻤْﺳَﺄِﺑ ِﺀَﻻُﺆَﻫ ْﻥِﺇ ْﻢُﺘْﻨُﻛ َﻦْﻴِﻗِﺩﺎَﺻ.

ﺍﻮُﻟﺎَﻗ َﻚَﻧﺎَﺤْﺒُﺳ َﻻ َﻢْﻠِﻋ ﺎَﻨَﻟ َّﻻِﺇ ﺎَﻨَﺘْﻤَّﻠَﻋ ﺎَﻣ َﻚَّﻧِﺇ َﺖْﻧَﺃ ُﻢْﻴِﻜَﺤْﻟﺍ ُﻢْﻴِﻠَﻌْﻟﺍ

“Dan ingatlah ketika Rabbmu berfirman kepada para malaikat: ‘Sesungguh Aku

hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. ’ Mereka berkata: ‘Mengapa

Engkau hendak menjadikan di bumi itu orang yg akan membuat kerusakan pada

dan menumpahkan darah padahal kami senantiasa bertasbih dgn memuji Engkau

dan mensucikan Engkau?’ Allah berfirman ‘Sesungguh Aku mengetahui apa yg

kamu tdk ketahui.’ Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama seluruh

kemudian mengemukakan kepada para Malaikat lalu berfirman: ‘Sebutkanlah

kepada-Ku nama benda- benda itu jika kamu memang orang2 yg benar!’ Mereka

menjawab: ‘Maha Suci Engkau tdk ada yg kami ketahui selain dari apa yg telah

Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguh Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi

Maha Bijaksana’ .”

Kaum Jin Tidak Mengetahui yg Ghaib

Banyak sekali orang yg tertipu dan keliru kemudian mengira jika bangsa jin

mengetahui yg ghaib terutama bagi mereka yg terjun dlm kancah sihir dan

perdukunan. Akibat kepercayaan dan ketergantungan mereka terhadap jin

sangatlah besar sehingga menggiring mereka kepada kekufuran.

Padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala dgn tegas telah mementahkan anggapan ini

dlm firman-Nya :

ﺎَّﻤَﻠَﻓ ﺎَﻨْﻴَﻀَﻗ ِﻪْﻴَﻠَﻋ َﺕْﻮَﻤْﻟﺍ ﺎَﻣ ْﻢُﻬَّﻟَﺩ ﻰَﻠَﻋ ِﻪِﺗْﻮَﻣ َّﻻِﺇ ُﺔَّﺑﺍَﺩ ِﺽْﺭَﻷْﺍ ُﻞُﻛْﺄَﺗ ُﻪَﺗَﺄَﺴْﻨِﻣ ﺎَّﻤَﻠَﻓ َّﺮَﺧ ِﺖَﻨَّﻴَﺒَﺗ

ُّﻦِﺠْﻟﺍ ﺍﻮُﻧﺎَﻛ ْﻮَﻟ ْﻥَﺃ َﺐْﻴَﻐْﻟﺍ َﻥْﻮُﻤَﻠْﻌَﻳ ﺎَﻣ ﺍﻮُﺜِﺒَﻟ ِﺏﺍَﺬَﻌْﻟﺍ ﻲِﻓ ِﻦْﻴِﻬُﻤْﻟﺍ

“Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman tdk ada yg

menunjukkan kepada mereka kematian itu kecuali rayap yg memakan

tongkatnya. mk tatkala ia tersungkur tahulah jin itu bahwa kalau sekira mereka

mengetahui yg ghaib tentulah mereka tdk tetap dlm siksa yg menghinakan.”

Manusia Tidak Dapat Mengetahui Alam Ghaib

Jika para rasul yg merupakan utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala dlm

menyampaikan syariat-Nya kepada manusia tdk mengetahui hal yg ghaib

sedikitpun mk sudah tentu manusia secara umum tdk ada yg dapat mengetahui

alam ghaib atau menjangkau batasan-batasannya . Allah Subhanahu wa Ta’ala

hanya memerintahkan agar mengimani perkara yg ghaib dgn keimanan yg benar.

Keyakinan seperti ini agak sudah mulai membias. Apalagi saat ini banyak sekali

orang yg menampilkan diri sebagai narasumber utk urusan-urusan yg ghaib

mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait dgn masa depan seseorang

dari mulai jodoh karir bisnis atau yg lainnya.

Kata ‘dukun’ barangkali sekarang ini jarang didengar dan bahkan serta merta

mereka akan menolak bila dikatakan dukun. Dalih apalagi kalau bukan seputar

“Kami tdk meminta syarat-syarat apapun kepada anda” “Kami tdk menyuruh

memotong ayam putih” dan sebagainya. Padahal praktek seperti itu adl praktek

dukun juga. Beda dukun sekarang ini berpendidikan sehingga bahasa yg

digunakan pun bahasa-bahasa ilmiah sehingga mereka jelas enggan disebut

dukun.

Tak ada seorang pun yg dapat melihat dan mengetahui perkara ghaib

menentukan ini dan itu terhadap sesuatu yg belum dan akan terjadi di masa

datang. Jika toh bisa itu semata-mata bantuan dan tipuan dari setan sehingga

dusta bila itu dihasilkan dari latihan dan olah jiwa.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

ْﺪَﻘَﻟَﻭ َﻕَّﺪَﺻ ْﻢِﻬْﻴَﻠَﻋ ُﺲﻴِﻠْﺑِﺇ ُﻪَّﻨَﻇ ُﻩْﻮُﻌَﺒَّﺗﺎَﻓ َّﻻِﺇ ﺎًﻘْﻳِﺮَﻓ َﻦِﻣ َﻦْﻴِﻨِﻣْﺆُﻤْﻟﺍ . ﺎَﻣَﻭ َﻥﺎَﻛ ُﻪَﻟ ْﻢِﻬْﻴَﻠَﻋ ْﻦِﻣ

ٍﻥﺎَﻄْﻠُﺳ َّﻻِﺇ َﻢَﻠْﻌَﻨِﻟ ْﻦَﻣ ُﻦِﻣْﺆُﻳ ِﺓَﺮِﺧﻵْﺎِﺑ ْﻦَّﻤِﻣ َﻮُﻫ ﺎَﻬْﻨِﻣ َﻚُّﺑَﺭَﻭ ٍّﻚَﺷ ﻲِﻓ ﻰَﻠَﻋ ِّﻞُﻛ ٌﻆْﻴِﻔَﺣ ٍﺀْﻲَﺷ

“Dan sesungguh Iblis telah dapat membuktikan kebenaran sangkaan terhadap

mereka lalu mereka mengikuti kecuali sebahagian orang2 yg beriman. Dan tdk

adl kekuasaan Iblis terhadap mereka melainkan hanyalah agar Kami dapat

membedakan siapa yg beriman kepada ada kehidupan akhirat dari siapa yg ragu-

ragu tentang hal itu. Dan Rabbmu Maha Memelihara segala sesuatu.”

Ada pula sebagian manusia yg memiliki aqidah rusak di mana mereka meyakini

ada sebagian orang yg keberadaan ghaib dari pandangan manusia dan biasa

identik dgn orang2 yg dianggap telah suci jiwanya. Mereka mengistilahkan dgn

roh suci atau rijalul ghaib.

Ketahuilah bahwa tdk ada istilah manusia ghaib. Tidak ada pula istilah rijalul ghaib

di tengah-tengah manusia. Rijalul ghaib itu tiada lain adl jin. Allah Subhanahu wa

Ta’ala berfirman:

ُﻪَّﻧَﺃَﻭ ٌﻝﺎَﺟِﺭ َﻥﺎَﻛ َﻦِﻣ ِﺲْﻧِﻹْﺍ َﻥْﻭُﺫْﻮُﻌَﻳ ٍﻝﺎَﺟِﺮِﺑ َﻦِﻣ ْﻢُﻫْﻭُﺩﺍَﺰَﻓ ِّﻦِﺠْﻟﺍ ﺎًﻘَﻫَﺭ

“Dan bahwasa ada beberapa orang laki2 di antara manusia meminta

perlindungan kepada beberapa laki2 di antara jin mk jin-jin itu menambah bagi

mereka dosa dan kesalahan.”

Alam ghaib tetaplah ghaib sesuatu yg tdk bisa diketahui dan dilihat manusia

kecuali apa yg telah Allah Subhanahu wa Ta’ala beritakan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

ُﻢِﻟﺎَﻋ ِﺐْﻴَﻐْﻟﺍ َﻼَﻓ ُﺮِﻬْﻈُﻳ ﻰَﻠَﻋ ِﻪِﺒْﻴَﻏ ﺍًﺪَﺣَﺃ . َّﻻِﺇ ِﻦَﻣ ﻰَﻀَﺗْﺭﺍ ْﻦِﻣ ٍﻝْﻮُﺳَﺭ ُﻪَّﻧِﺈَﻓ ُﻚُﻠْﺴَﻳ ْﻦِﻣ ِﻦْﻴَﺑ ِﻪْﻳَﺪَﻳ

ِﻪِﻔْﻠَﺧ ْﻦِﻣَﻭ ﺍًﺪَﺻَﺭ

“ Yang Mengetahui yg ghaib mk Dia tdk memperlihatkan kepada seorangpun

tentang yg ghaib itu. Kecuali kepada rasul yg diridhai- Nya mk sesungguh Dia

mengadakan penjaga-penjaga di muka dan di belakangnya.”

Kunci-kunci Ghaib adl Milik Allah Subhanahu wa Ta’ala Semata

Sesungguh tdk ada seorangpun yg mengetahui perkara ghaib dan hal-hal yg

berhubungan dengan kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan Allah Subhanahu

wa Ta’ala telah banyak menegaskan hal ini dlm Al-Qur `an. Allah Subhanahu wa

Ta’ala berfirman:

ْﻞُﻗ َﻻ ُﻢَﻠْﻌَﻳ ْﻦَﻣ ﻲِﻓ ِﺕﺍَﻮَﻤَّﺴﻟﺍ ِﺽْﺭَﻷْﺍَﻭ َﺐْﻴَﻐْﻟﺍ َّﻻِﺇ ُﻪﻠﻟﺍ ﺎَﻣَﻭ َﻥْﻭُﺮُﻌْﺸَﻳ َﻥْﻮُﺜَﻌْﺒُﻳ َﻥﺎَّﻳَﺃ

“Katakanlah: ‘Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yg mengetahui perkara

yg ghaib kecuali Allah’ dan mereka tdk mengetahui bila mereka akan

dibangkitkan.”

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

َّﻥِﺇ َﻪﻠﻟﺍ ُﻩَﺪْﻨِﻋ ُﻢْﻠِﻋ ِﺔَﻋﺎَّﺴﻟﺍ ُﻝِّﺰَﻨُﻳَﻭ َﺚْﻴَﻐْﻟﺍ ُﻢَﻠْﻌَﻳَﻭ ﺎَﻣ ﻲِﻓ ِﻡﺎَﺣْﺭَﻷْﺍ ﺎَﻣَﻭ ﻱِﺭْﺪَﺗ ٌﺲْﻔَﻧ ﺍَﺫﺎَﻣ ُﺐِﺴْﻜَﺗ

ﺍًﺪَﻏ ﺎَﻣَﻭ ِّﻱَﺄِﺑ ٌﺲْﻔَﻧ ﻱِﺭْﺪَﺗ ٍﺽْﺭَﺃ ُﺕْﻮُﻤَﺗ َﻪﻠﻟﺍ َّﻥِﺇ ٌﻢْﻴِﻠَﻋ ٌﺮْﻴِﺒَﺧ

“Sesungguh Allah hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat

dan Dialah yg menurunkan hujan dan mengetahui apa yg ada dlm rahim. Dan

tiada seorangpun yg dapat mengetahui apa yg akan diusahakan besok. Dan tiada

seorangpun yg dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguh Allah

Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:

َﻚِﻟَﺫ ُﻢِﻟﺎَﻋ ِﺓَﺩﺎَﻬَّﺸﻟﺍَﻭ ِﺐْﻴَﻐْﻟﺍ ُﻢْﻴِﺣَّﺮﻟﺍ ُﺰْﻳِﺰَﻌْﻟﺍ

“Yang demikian itu ialah Rabb Yang mengetahui yg ghaib dan yg nyata Yang

Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.”

Dalam ayat lainnya:

َﻝﺎَﻗ ْﻢَﻟَﺃ ْﻞُﻗَﺃ ﻲِّﻧِﺇ ْﻢُﻜَﻟ ُﻢَﻠْﻋَﺃ َﺐْﻴَﻏ ِﺕﺍَﻮَﻤَّﺴﻟﺍ ِﺽْﺭَﻷْﺍَﻭ ُﻢَﻠْﻋَﺃَﻭ َﻥْﻭُﺪْﺒُﺗ ﺎَﻣ ﺎَﻣَﻭ ْﻢُﺘْﻨُﻛ َﻥْﻮُﻤُﺘْﻜَﺗ

“Allah berfirman ‘Bukankah sudah Aku katakan kepadamu bahwa sesungguh Aku

mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yg kamu lahirkan dan

apa yg kamu sembunyikan?’.”

Banyak sekali dalil-dalil yg berhubungan dgn masalah ini. Namun mungkin yg

disebutkan di sini sudah dapat mewakili bahwa Allah- lah yg mengetahui hal

ihwal alam ghaib. Sedangkan manusia tdk ada yg bisa mengetahui dan melihat

kecuali apa-apa yg telah Allah Subhanahu wa Ta’ala kuasakan.

Mudah-mudahan semua uraian-uraian di atas bermanfaat bagi kita semua. Amin

yaa Mujiibas sa`iliin .

Wal ’ilmu ‘indallah.

1 Terjadi perbedaan pendapat dlm hal membunuh ular yg berada di rumah.

Sebagian ulama berpendapat bahwa pemberian peringatan terlebih dahulu itu

hanya berlaku di Madinah adapun di tempat selain bisa langsung dibunuh. Ini adl

pendapat Al-Imam Malik dan yg dikuatkan oleh Al-Maziri. Sebagian yg lain

berpendapat bahwa pemberian peringatan terlebih dahulu bersifat umum bukan

hanya di Madinah. Kecuali ular Al-Abtar yakni yg berekor pendek dan Dzu

Thufyatain yg mempunyai dua garis lurus berwarna putih di punggung boleh

langsung dibunuh walaupun di rumah.

Sumber: www.asysyariah .com


Published with Blogger-droid v2.0.1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar