Jumat, Januari 31, 2014

Tiga Macam Nafsu Manusia Menurut Al-Qur'an

Tiga Macam Nafsu Manusia Menurut Alquran

Al-quran telah membagi tiga tingkatan nafsu manusia:

1. Nafsu Ammarah

Sumber pertama yang merupakan pangkal dan daripadanya tim¬bul semua keadaan thobi’i
(Keadaan alamiah) manusia, Alquran Suci menamakan-nya nafs ammarah, seba¬gaimana dikatakan-Nya:

“…Sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kepada kejahatan..” (Q.S 12:53).

Yakni, adalah ciri khas nafs ammarah bahwa ia membawa manusia kepada keburukan yang
bertentangan dengan kesempurnaannya serta bertolak belakang dari keadaan akhlaknya dan ia menginginkan manusia supaya berjalan pada jalan yang tidak baik dan buruk.
Ringkasnya, melangkahnya manusia ke arah pelanggaran dan keburuk¬an adalah suatu keadaan yang secara alami menguasai dirinya, sebelum ia mencapai keadaan akhlaki. Sebelum manusia melangkah dengan dinaungi oleh akal dan makrifat (pengetahuan), keadaan ini dinamai keadaan thobi’i (pembawaan alami). Bahkan seperti halnya hewan-hewan berkaki empat, di dalam kebiasaan mereka makan minum, tidur bangun, menunjukkan emosi dan naik darah, dan begitu juga kebiasaan kebiasaan lainnya, manusia ikut kepada dorongan thobi’inya. Dan manakala manusia tunduk kepada akal dan makrifat serta memperhatikan timbang rasa, maka saat itu keadaan ketiga tersebut tidak lagi dinamakan keadaan-keadaan thobi’i, melainkan saat itu keadaan-keadaan ini disebut keadaan-keadaan akhlaki.

2. Nafsu Lawwamah

Keadaan kedua, yaitu Tingkatan akhlaki yang dalam Al-Qur’an dinamai nafsu lawwamah.
Sebagaimana firman Allah Ta’ala di dalam Alquran Suci:

“Dan aku bersumpah demi jiwa yang selalu menyesali dirinya sendiri. (Q.S 75:2)”.

Yakni, nafs (jiwa) yang menyesali dirinya sendiri atas perbuatan buruk dan setiap pelanggarannya.
Nafs lawwamah ini merupakan sumber kedua bagi keadaan keada¬an manusia yang daripadanya timbul keadaan akhlaki; dan sesampai¬nya ke martabat itu manusia terlepas dari keadaan yang menyerupai keadaan hewan hewan lainnya. Dinamai lawwamah karena dia mencela manusia atas keburukannya dan tidak senang kalau manusia bertingkah-laku sewenang-wenang dalam memenuhi keinginan-keinginan thobi’i-nya dan men¬jalani hidup seperti hewan-hewan berkaki empat. Bahkan ia menghendaki supaya manusia menghayati keadaan-keadaan yang baik serta memiliki budi pekerti luhur, dan dalam usaha memenuhi segala keperluan hidupnya manusia jangan sekali pun melakukan pelanggaran, dan ia menghendaki agar perasaan perasaan serta hasrat hasrat thobi’inya diberi penyaluran yang sesuai dengan pertimbangan akal. Jadi, karena dia menyesali tindakan yang buruk, maka ia dinamai nafs lawwamah, yaitu jiwa yang sangat menyesali.

Disisi lain, walaupun nafs lawwamah tidak menyukai dorongan-dorongan thobi’i, bahkan selalu menyesali dirinya sendiri, akan tetapi dalam melaksana¬kan kebaikan kebaikan ia belum dapat menguasai diri sepenuhnya. Kadang-kadang dorongan-dorongan thobi’i mengalahkannya,kemudian ia tergelincir dan jatuh. Bagaikan seorang anak kecil yang lemah, walau¬pun tidak mau jatuh, namun karena lemahnya ia jatuh juga, lalu ia menyesali diri sendiri atas kelemahannya.

Ringkasnya, ini merupakan keadaan akhlaki bagi jiwa tatkala di dalam dirinya telah terhimpun akhlak fadhilah (budi pekerti luhur) dan dia sudah jera dari kedurhakaan, akan tetapi belum lagi dapat menguasai diri sepenuhnya.

3. Nafsu Muthmainnah

Kemudian ada sumber ketiga yang boleh dikatakan sumber keadaan keadaan rohani. Alquran Suci menyebut sumber ini nafs muthmainnah, sebagaimana dikatakannya:

“Hai jiwa yang tenteram dan mendapat ketenteraman dari Tuhan! Kembalilah kepada
Rabb mu! Kamu senang kepada Nya dan Dia senang kepadamu. Maka bergabunglah
dengan hamba hamba Ku dan masuklah ke dalam surga Ku”. (Q.S. 89:27 30).

Inilah martabat dimana jiwa manusia memperoleh najah (keselamatan) dari segala kelemah¬an,lalu dipenuhi oleh kekuatan kekuatan rohaniah dan sedemikian rupa melekat jadi satu dengan Allah Ta’ala sehingga ia tidak dapat hidup tanpa Dia. Laksana air mengalir dari atas ke bawah yang karena banyaknya dan tiada sesuatu yang menghambat¬nya, maka air itu terjun dengan deras,begitu pula jiwa manusia tak henti hentinya mengalir terus dan menjurus ke arah Tuhan. Ke arah ini-lah Allah Ta’ala mengisyaratkan,

"Hai jiwa yang mendapat ketenteraman dari Tu¬han! Kembalilah kepada-Nya!”

Jadi, inilah tiga keadaan yang dengan kata lain dapat disebut keadaan keadaan thobi’i, akhlaki, dan rohani.
Jika ada pertanyaan, apa pengaruh Alquran Suci terhadap keadaan-keadaan thobi’i manusia, dan bimbingan apakah yang diberi¬kannya dalam hal itu, serta secara amal, sampai batas manakah yang di¬perkenankannya?

Hendaklah diketahui bahwa menurut Alquran Suci keadaan-keadaan thobi’i manusia mempunyai hubungan yang erat sekali dengan keadaan-keadaan akhlaki serta rohaninya. Bahkan, cara manusia makan-minum pun mempengaruhi keadaan keadaan akhlaki dan rohani manusia. Jika keadaan-keadaan thobi’i dipergunakan sesuai dengan bimbingan-bimbingan syariat, maka sebagaimana benda apa pun yang jatuh ke dalam tambang garam akan berubah menjadi garam juga, seperti itu pula semua keadaan tersebut berubah menjadi nilai nilai akhlak dan memberi pengaruh yang mendalam sekali pada kerohanian. Oleh karena itu, Alquran Suci amat memperhati¬kan kebersihan jasmani, tata tertib jasmani, dan keseimbangan jasmani dalam usahanya mencapai tujuan segala ibadah, kesucian batin, ke¬khusyukan, dan kerendahan hati.

Jika kita merenungkan Firman suci Allah ta’ala dan memperhatikan maka di dalam ajarannya
terkandung kaidah-kaidah guna perbaikan pada keadaan thobi’i (alamiah), lalu secara perlahan mengangkatnya keatas dan mengantarkannya sampai ke derajat tertinggi kerohanian.

Pertama, Allah berkehendak melepaskan manusia dari cara-cara hewani dengan mengajarkan kepadanya: cara duduk, bangun, makan-minum, bercakap‑cakap dan segala macam tata-cara hidup bermasyarakat. Dan dengan menganugerahkan perbedaan nyata dari kesamaan terhadap hewan, Dia mengajarkan suatu derajat dasar keadaan akhlaki yang dapat dinamakan adab dan tata krama.

Kedua, Lalu Dia memberikan keseimbangan pada kebiasaan-kebiasaan alami manusia yang dengan kata lain dapat disebut akhlaq razilah (akhlak rendah), sehingga dengan mencapai keseimbangan itu, ia dapat masuk ke dalam warna akhlaq fadhilah (akhlak tinggi). Akan tetapi, kedua langkah ini, pada hakikatnya sama, sebab bertalian dengan perbaikan keadaan-keadaan thobi’i. Hanya perbedaan tinggi danrendah sajalah yang menjadikannya dua macam. Dan Sang Maha Bjaksana telah mengemukakan tatanan akhlak dengan cara demikian sehingga melaluinya manusia dapat maju dari akhlak rendah mencapai akhlak tinggi. Ketiga, Dan selanjutnya Dia telah menetapkan tingkat kemajuan ketiga, yakni manusia tenggelam dalam kecintaan dan keridhoan Sang Maha Pencipta‑nya Yang Hakiki, serta segenap wujudnya menjadi milik Allah. Inilah suatu tingkat yang untuk mengingatkannya, maka agama orang-orang Muslim telah diberi nama Islam.
Sebab, yang disebut Islam ialah penyerahan diri secara sempurna kepada Tuhan dan tidak
menyisihkan sesuatu bagi dirinya sendiri. (lih. Qs. 2: 112, 6:162-164, 3:31).

Menurut Alquran suci, keadaan thobi’i (alami) manusia yang bersumber dan berpangkal dari nafs amarah itu bukanlah sesuatu yang terpisah dari keadaan‑keadaan akhlaki. Keadaan-keadaan alami itu apabila dikendalikan oleh kemauan tertentu serta menggunakan pertimbangan akal menyesuaikan dengan situasi dan kondisi, maka keadaan-keadaan alami itu akan berubah coraknya menjadi nilai akhlak. Begitu pula keadaan-keadaan akhlaki bukanlah sesuatu yang terpisah dari keadaan-keadaan rohani. Melainkan keadaan-keadaan akhlaki itulah yang dengan menghilangkan diri sepenuhnya dalam wujud Allah serta membersihkan diri serta memutuskan segala hubungan hanya untuk Allah – akan mengambil corak kerohanian.

Jadi selama selama keadaan alamiah kita tidak beralih kepada warna akhlak selama itu manusia tidak layak mendapat pujian, sebab keadaan alami juga terdapat pada hewan-hewan bahkan tumbuhan.  Begitu pula dengan hanya memiliki sifat akhlak saja manusia tidak akan dapat menghayati kehidupan rohani. Sebab keadaan itu juga dimiliki oleh orang-orang yang tidak mengenal Tuhan sekalipun, yang juga memperlihatkan budipekerti yang baik. Orang yang jahat bahkan binatang sekalipun memiliki juga sifat-sifat semacam itu. Sebagian kita dapati ada sebagian orang karena dasar kasih sayang dan kesantunan tidak tega membunuh binatang, tidak mau makan atau memakai sesuatu yang darinya telah mengorbankan nyawa binatang.

Kita mengakui semua hal itu, akan tetapi kita tidak sekali-kali dapat mengakui bahwa semua
keadaan alami itu dapat disebut akhlak, atau hanya dengan cara-cara itu sendiri dapat
membersihkan kotoran-kotoran batin yang merintangi jalan untuk berjuma dengan zat Allah Ta’ala.

Atau keadaan itu dapat menjadi sarana untuk mencapai derajat perikemanusiaan yang tinggi, sebab sikap dan keadaan serupa itu dimiliki oleh binatang berkaki empat yang bahkan sedikit lebih maju tingkatannya.

Tingkat kerohanian itu sebenarnya diperoleh melalui penggunaan setiap kodrat menurut keadaan serta kesempatan pada tempatnya, dan dengan melangkah dengan setia pada jalan Allah dan menyerahkan diri kepada kehendak-Nya. Adapun tanda orang yang menyerahkan diri kepada Tuhan itu ialah, ia tidak dapat menjalani hidup tanpa Dia (Allah).
Seorang arif adalah ibarat seekor ikan yang disembelih dengan tangan Tuhan; seekor ikan yang hidup di perairan cinta Ilahi.

Hukumnya Merayakan Natal Bagi Umat Muslim

Perayaan Natal Bersama pada akhir-akhir ini disalah artikan oleh sebagian Ummat Islam dan
disangka dengan Ummat Islam merayakan Maulid Nabi Besar Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Karena salah pengertian tersebut ada sebagian orang Islam yang ikut dalam perayaan Natal dan duduk dalam kepanitiaan Natal.

Perayaan Natal bagi orang-orang Kristen adalah merupakan ibadah Menimbang:
Ummat Islam perlu mendapat petunjuk yang jelas tentang Perayaan
Natal Bersama.
Ummat Islam agar tidak mencampur adukan aqidah dan ibadahnya
dengan aqidah dan ibadah agama lain.
Ummat Islam harus berusaha untuk menambah Iman dan Taqwanya
kepada Allah Subhanahu WaTa'ala
Tanpa mengurangi usaha Ummat Islam dalam kerukunan antar Ummat Beragama di Indonesia

Meneliti Kembali:
Ajaran-ajaran Agama Islam, antara lain:
A. Bahwa Islam diperbolehkan untuk bekerja sama dan bergaul dengan Ummat agama-agama lain dalam masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah keduniaan, berdasarkan atas :

Al-Qur’an Surat al Hujurat ayat 13
Artinya, “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS.49:13)

Al-Qur’an surat lukman ayat : 15
Artinya, “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan
dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. 31:15)

Al-Qur’an surat Mumtahanah ayat 8
Artinya, “Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. 60:8)

B.Bahwa Ummat Islam tidal boleh mencampuradukan aqidah dan
peribadatan agamanya dengan aqidah dan peribadatan agama lain berdasarkan:

Al-Qur’an surat al-Kafirun: ayat 1-6.
Artinya, “Katakanlah:"Hai orang-orang kafir!" (QS. 109:1)
“aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.” (QS. 109:2) “Dan kamu bukan penyembah Ilah yang aku sembah.” (QS. 109:3) “Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah (QS. 109:4).
“dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Ilah yang aku sembah.” (QS. 109:5)
“Untukmulah agamamu, dan untukkulah agamaku.” (QS. 109:6)

Al-Qur’an surat al-Baqarah ayat: 42
Artinya, ”Dan janganlah kamu campur-adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui.” (QS. 2:42).

C.Bahwa Ummat Islam harus mengakui kenabian dan kerasulan Isa Al
Masih bin Maryam sebagaimana pengakuan mereka kepada para nabi dan Rasul yang lain,
berdasarkan atas :

Al-Qur’an surat Maryam ayat : 30-32
Artinya, “Berkata Isa:"Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al-Kitab (Injil) dan Dia manjadikan aku seorang nabi.” (QS. 19:30).
“dan dia menjadikan aku seorang yang berbakti di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup.” (QS. 19:31)
“dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.” (QS.19:32).

Al-Qur’an surat al Maidah ayat : 75
Artinya, “Al-Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (ahli Kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana
mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu).” (QS. 5:75)

Al-Qur’an surat Al Baqarah ayat: 285.
Artinya, “Rasul telah beriman kepada al-Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Rabbnya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan):"Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan:"Kami dengar dan kami ta'at". (Mereka berdoa):"Ampunilah kami ya Rabb kami dan kepada Engkaulah tempat kembali." (QS. 2:285).

D.Bahwa barangsiapa berkeyakinan Bahwa Tuhan itu lebih dari Satu, Tuhan itu mempunyai anak, Isa al Masih itu anaknya, maka orang itu kafir dan musyrik, berdasarkan atas:

Al-Qur’an surat al Maidah ayat: 72
Artinya, “Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata, "Sesungguhnya Allah ialah Al-Masih putera Maryam", padahal Al-Masih (sendiri) berkata:"Hai Bani Israil, sembahlah Allah Rabbku dan Rabbmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah,maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” (QS. 5:72)

Al-Qur’an surat al Maidah ayat: 73.
Artinya, “Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan:"Bahwanya Allah salah satu dari yang tiga", padahal sekali- kali tidak ada Ilah (yang kelak berhak disembah) selain Ilah Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang- orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.” (QS. 5:73).

Al-Qur’an surat at Taubah ayat: 30
Artinya, “Orang-orang Yahudi berkata:"Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata:"Al-Masih itu putera Allah". Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perrkataan orang-orang kafir terdahulu. Dila'nati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling.” (QS. 9:30).

E.Bahwa Allah pada hari kiamat nanti akan menanyakan Isa, apakah dia pada waktu di dunia
menyuruh kaumnya, agar mereka mengakui Isa dan Ibunya (Maryam) sebagai Tuhan. Isa menjawab “Tidak”: Hal itu berdasarkan atas:

Al-Qur’an surat al Maidah ayat: 116-118
Artinya, “Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman:"Hai 'Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia:"Jadikanlah aku dan ibuku dua orang Ilah selain Allah". 'Isa menjawab:"Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engaku telah mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib." (QS. 5:116).
“Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakannya) yaitu:"Sembahlah Allah, Rabbku dan Rabbmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka. Maka setelah Engkau wafatkan (angkat) aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka.
Dan Engkau adalah Maha Meyaksikan atas segala sesuatu.” (QS. 5:117) “Jika engkau menyiksa
mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba- hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. 5:118)

F.Islam mengajarkan bahwa Allah Subhanahu WaTa'ala itu hanya satu, berdasarkan atas: al-Qur’an surat al-Ikhlas ayat: 1-4
Artinya, “Katakanlah:"Dialah Allah, Yang Maha Esa." (QS. 112:1)
“Allah adalah Ilah yang bergantung kepada-Nya segala urusan.” (QS. 112:2)
“Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan.” (QS. 112:3)
“dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.” (QS. 112:4)

G.Islam mengajarkan kepada ummatnya untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang syubhat dan dari larangan Allah Subhanahu WaTa'ala serta untuk mendahulukan menolak kerusakan dari pada menarik kemaslahatan,berdasarkan atas:

Hadits Nabi dari Nu’man bin Basyir:
Artinya, “ Sesungguhnya apa-apa yang halal itu jelas dan apa-apa yang haram itu pun telah jelas,akan tetapi di antara keduanya itu banyak yang syubhat (seperti halal, seperti haram), kebanyakan orang tidak mengetahui yang syubhat itu. Barang siapa memelihara diri dari yang syubhat itu, maka bersihlah agamanya dan kehormatannya, tetapi barangsiapa jatuh pada yang syubhat maka berarti ia telah jatuh kepada yang haram, semacam orang yang mengembalakan binatang di daerah larangan itu, katahuilah bahwa setiap raja mempunyai larangan dan ketahuilah bahwa larangan Allah ialah apa-apa yang diharamkanya-Nya (oleh karena itu hal yang haram jangan didekati).”

Kaidah Usul Fikih, yang artinya, ”Menolak kerusakan-kerusakan itu didahulukan dari pada menarik kemaslahatan-kemaslahatan (jika tidak demikian sangat mungkin mafasidnya yang diperoleh,sedangkan masholihnya tidak dihasilkan”.

Memutuskan:

Memfatwakan:

Perayaan Natal di indonesia meskipun tujuannya merayakan dan menghormati Nabi Isa As, akan tetapi Natal Itu tidak dapat dipisahkan dari soal-soal yang diterangkan di atas.
Mengikuti upacara Natal bersama bagi ummat Islam hukumya haram.
Agar Ummat Islam tidak terjerumus kepada syubhat dan larangan Allah Subhanahu WaTa'ala
dianjurkan untuk tidak mengikuti kegiatan-kegiatan Natal.

Jakarta, 1 Jumadil Awal 1401 H
7 Maret 1981
Komisi Fatwa Majlis Ulama Indonesia

Ketua,
ttd.
K.H.M SYUKRI GHOZALI

Sekretaris,
ttd.
DRS. H. MAS’UDI

NB: Pada naskah asli fatwa MUI di atas terdapat teks Arab untuk teks al-Qur’an dan Hadits namun karena sesuatu dan lain hal (masalah teknis) kami tidak memuatnya

Kamis, Januari 30, 2014

Hidup Di Hati Suami

Hidup di Hati Suami

Oleh : Gus Rochim

Sahabat...
Ada saatnya kita bangga dengan apa yang kita raih dan ada saatnya untuk berinterospeksi diri agar apa yang kita capai tidak hampa dan penuh makna, krena banyak orang yang merasakan hampa di tengah prestasi yang dimiliki.
Semua yang ia capai hanyalah fatamorgana karena tak mampu mencapai puncak bahagia yang didamba.

Sahabat...
Salah satu masalah yang sering terjadi adalah saat seorang wanita merasa bahwa ia kurang memiliki arti di hati suami, bahkan mungkin dianggap telah layu dan mati sehingga rumah tangga yang dipertahankan tidak lebih sekedar simbol mempertahankan kehormatan
agar tidak menjadi omongan, cemoohan dan gunjingan.
Padahal hakikat rumah tangga untuk tetap menjaga kasih sayang dan kesetiaan
hanyalah angan - angan di langit impian.
Semua hanya sendiwara untuk menutupi pesta kesedihan beralas air mata duka
mencoba tegar di antara bait demi bait kesibukan.

Sahabat...
Agar kita selalu tumbuh di hati suami, baik saat kita ada atau bahkan sampai kita telah tiada
memang tidak mudah.
Tapi juga bukan berarti tidak mungkin waktu boleh terus berputar,tapi waktu takkan mampu mengikis rasa cinta yang dimiliki, tak akan mampu menghapus kenangan cinta yang telah terukir.
Lembar demi lembar langkah yang telah dilalui bersama akan selalu tertulis dalam coretan indah penuh kasih.

Belajarlah selalu atas ikrar suci yang terbimbing risalah dari kitab suci dibaca, dimaknai, dipahami dan dilaksanakan dengan segenap kesungguhan dan keikhlasan hati sehingga terpancar sinar kemuliaan dan kesetiaan yang mencurahkan segenap kasih sayang secara utuh untuk seorang..

Sahabat...
Jadilah wanita terbaik di mata suami mulai dari indahnya sikap,santunnya tutur kata, ikhlasnya melayani dan mengabdi.
Taatnya pada suami dan ketaqwaan akan selalu terpatri kuat dalam hati sang suami untuk selalu menjaga, melindungi, membimbing dan menafkahi dengan segenap kasih sayang dan janji yang dimiliki.
Jadilah wanita yang memberi ketenangan saat suami terguncang,
Jadilah wanita yang selalu sabar saat ujian datang menghadang
Dampingilah saat suka dan duka, jaga setiap jengkal amanah dengan kesetiaan dan kesungguhan serta jadilah sebaik - baiknya harta terindah bagi suami,
yaitu istri yang sholihah.

8 Nama Surga Dan 7 Nama Neraka Beserta Penjelasanya Dalam Al-Qur'an

8 Nama Surga dan 7 Nama Neraka Beserta Penjelasanya dari Al-Qur'an

1. Surga Firdaus

Mengenai surga firdaus ini, dalam Al Qur'an, surat Al-Kahfi, ayat 107, Allah swt. telah menegaskan:

َﻦﻳِﺬَّﻟﺍ َّﻥِﺇ ﺍﻮُﻠِﻤَﻋَﻭ ﺍﻮُﻨَﻣﺁ ِﺕﺎَﺤِﻟﺎَّﺼﻟﺍ ْﻢُﻬَﻟ ْﺖَﻧﺎَﻛ ُﺕﺎَّﻨَﺟ ُﺰُﻧ ِﺱْﻭَﺩْﺮِﻔْﻟﺍ
ﻻ.
ً
"sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh bagi mereka adalah 'surga firdaus menjadi tempat tinggal".

Juga penegasanya dalam Al Qur'an, surat Al Mu'minuun, ayat 9-11.

َﻦﻳِﺬَّﻟﺍَﻭ ٰﻰَﻠَﻋ ْﻢُﻫ ْﻢِﻬِﺗﺍَﻮَﻠَﺻ َﻚِﺌَٰﻟﻭُﺃ.َﻥﻮُﻈِﻓﺎَﺤُﻳ ُﻢُﻫ َﻦﻳِﺬَّﻟﺍ.َﻥﻮُﺛِﺭﺍَﻮْﻟﺍ َﺱْﻭَﺩْﺮِﻔْﻟﺍ َﻥﻮُﺛِﺮَﻳ ْﻢُﻫ .َﻥﻭُﺪِﻟﺎَﺧ ﺎَﻬﻴِﻓ

"Dan orang-orang yang memelihara shalat: Mereka itu adalah orang - orang yang akan mewarisi (yaitu) yang bakal mewarisi surga firdaus, mereka kekal di dalamnya".

2. Surga And

Surga 'Adn ini telah banyak sekali dijelaskan dalam Al Qur'an. yaitu sebagai berikut: Firman
Allah swt. di dalam surat Thaaha, tepatnya ayat 76.

ُﺕﺎَّﻨَﺟ ٍﻥْﺪَﻋ ْﻦِﻣ ﻱِﺮْﺠَﺗ ﺎَﻬِﺘْﺤَﺗ ﻻْﺍَ ُﺭﺎَﻬْﻧ ﺎَﻬﻴِﻓ َﻦﻳِﺪِﻟﺎَﺧ َﻚِﻟَٰﺫَﻭ ۚ ْﻦَﻣ ُﺀﺍَﺰَﺟ .ٰﻰَّﻛَﺰَﺗ

"(Yakni) surga 'Adn yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, didalamnya mereka kekal. dan
itulah (merupakan) balasan bagi orang yang ( dalam keaddan ) bersih ( saat didunianya dari
berbagai dosa )".

Firman-nya lagi didalam surat Shaad, ayat 50 :

ِﺕﺎَّﻨَﺟ ٍﻥْﺪَﻋ ًﺔَﺤَّﺘَﻔُﻣ ﻻْﺍَ .ُﺏﺍَﻮْﺑ  ُﻢُﻬَﻟ

" (Yaitu) surga'Adn yang pintu - pintunya terbuka bagi mereka".

3. Surga Na'iim

Dalam Al Qur'an surat al Hajj, ayat 56. Allah swt. telah menegaskan :

ُﻚْﻠُﻤْﻟﺍ ٍﺬِﺌَﻣْﻮَﻳ ِﻪَّﻠِﻟ ُﻢُﻜْﺤَﻳ ۚ ْﻢُﻬَﻨْﻴَﺑ َﻦﻳِﺬَّﻟﺎَﻓ ﺍﻮُﻠِﻤَﻋَﻭ ﺍﻮُﻨَﻣﺁ ﻲِﻓ ِﺕﺎَﺤِﻟﺎَّﺼﻟﺍ ِﺕﺎَّﻨَﺟ .ِﻢﻴِﻌَّﻨﻟﺍ

" Maka orang - orang beriman dan mengerjakan amal shaleh ada di dalam surga yang penuh
kenikmatan".

Firman-nya lagi dalam surat Al Luqman, ayat 8 :

َّﻥِﺇ ﺍﻮُﻨَﻣﺁ َﻦﻳِﺬَّﻟﺍ ِﺕﺎَﺤِﻟﺎَّﺼﻟﺍ ﺍﻮُﻠِﻤَﻋَﻭ ْﻢُﻬَﻟ .ِﻢﻴِﻌَّﻨﻟﺍ ُﺕﺎَّﻨَﺟ

"Sesungguhnya orang - orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh, bagi mereka bakal mendapat surga yang penuh kenikmatan".

4. Surga Ma'wa

Banyak sekali didalam Al Qur'an dijelaskan, antara lain :

Surat As Sajdah, ayat 19 Allah swt. menegaskan:

ﺎَّﻣَﺃ ﺍﻮُﻨَﻣﺁ َﻦﻳِﺬَّﻟﺍ ِﺕﺎَﺤِﻟﺎَّﺼﻟﺍ ﺍﻮُﻠِﻤَﻋَﻭ ْﻢُﻬَﻠَﻓ ُﺕﺎَّﻨَﺟ ٰﻯَﻭْﺄَﻤْﻟﺍ ﺎًﻟُﺰُﻧ ﺎَﻤِﺑ ﺍﻮُﻧﺎَﻛ .َﻥﻮُﻠَﻤْﻌَﻳ

"Adapun orang - orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh. maka bagi mereka
mendapat surga - surga tempat kediaman, merupakan pahala pada apa yang telah
mereka:kerjakan".

Firman-nya lagi didalam surat An Naazi'aat, ayat 41:

َﺔَّﻨَﺠْﻟﺍ َّﻥِﺈَﻓ َﻲِﻫ .ٰﻯَﻭْﺄَﻤْﻟﺍ

"Maka sesungguhnya surga ma'walah tempat tinggal(nya)".

5. Surga Darussalam

Mengenai surga Darussalam ini, telah banyak dijelaskan didalam Al Qur'an, diantaranya ialah :

Dalam surat Yunus, ayat 25 :

ﻮُﻋْﺪَﻳ ُﻪَّﻠﻟﺍَﻭ ٰﻰَﻟِﺇ ِﺭﺍَﺩ ﻱِﺪْﻬَﻳَﻭ ِﻡﺎَﻠَّﺴﻟﺍ ُﺀﺎَﺸَﻳ ْﻦَﻣ ٰﻰَﻟِﺇ .ٍﻢﻴِﻘَﺘْﺴُﻣ ٍﻁﺍَﺮِﺻ

"Dan allah meriyeru (manusia) ke Darussalam (yakni surga), dan memimpin orang yang
dikhendaki-nya kepada jalan yang lurus".

6. Surga Daarul Muqoomah

Sesuai dengan penegasan allah swt. di dalam Al Qur'an, surat Faathir, ayat 34-35:

ُﺪْﻤَﺤْﻟﺍ ﺍﻮُﻟﺎَﻗَﻭ ِﻪَّﻠِﻟ َﺐَﻫْﺫَﺃ ﻱِﺬَّﻟﺍ ﺎَّﻨَﻋ ۖ َﻥَﺰَﺤْﻟﺍ َّﻥِﺇ ٌﺭﻮُﻜَﺷ ٌﺭﻮُﻔَﻐَﻟ ﺎَﻨَّﺑَﺭ .ﺎَﻨَّﻠَﺣَﺃ ﻱِﺬَّﻟﺍ َﺭﺍَﺩ ِﻪِﻠْﻀَﻓ ْﻦِﻣ ِﺔَﻣﺎَﻘُﻤْﻟﺍ ﺎَﻟ ﺎَﻬﻴِﻓ ﺎَﻨُّﺴَﻤَﻳ
ٌﺐَﺼَﻧ ﺎَﻟَﻭ ﺎَﻬﻴِﻓ ﺎَﻨُّﺴَﻤَﻳ .ٌﺏﻮُﻐُﻟ

"Dan berkatalah mereka : Segala puji bagi allah yang telah mengapus (rasa) duka cita dari kami.
Sesungguhnya Tuhan kami adalah Maha Pengmpun lagi Maha Mensyukuri: Yang memberi
tempat kami di dalam tempat yang kekal (surga) dan karunia-nya".

7. Surga maqoomul Amiin

Sesuai dangan penegasan Allah swt. didalam Al Qur'an, surat Ad Dukhan, ayat 51:

َّﻥِﺇ ﻲِﻓ َﻦﻴِﻘَّﺘُﻤْﻟﺍ ٍﻡﺎَﻘَﻣ .ٍﻦﻴِﻣَﺃ

"sesungguhnya orang - orang yang bertawakal tinggal didalam tempat yang aman (surga)".

8. Surga Khuldi

Di dalam Al Qur'an tepatnya surat Al Furqaan, ayat 15, Allah swt. telah menegaskan :

َﻚِﻟَٰﺫَﺃ ْﻞُﻗ ٌﺮْﻴَﺧ ْﻡَﺃ ِﺪْﻠُﺨْﻟﺍ ُﺔَّﻨَﺟ ﻲِﺘَّﻟﺍ ۚ َﻥﻮُﻘَّﺘُﻤْﻟﺍ َﺪِﻋُﻭ ْﻢُﻬَﻟ ْﺖَﻧﺎَﻛ .ﺍًﺮﻴِﺼَﻣَﻭًﺀﺍَﺰَﺟ

"Katakanlah : "Apa (siksa) yang seperti itu yang baik, atau surga yang kekal, yang telah
dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa, sebagai balasan dan kediaman kembali mereka".

NERAKA

1. Huthamah

Nama ini tercantum dalam Al-Qur'an Surat Al-Humazah (104) ayat 4-5. didalamya ditempati
orang-orang yahudi.

ﺎَّﻠَﻛ ۖ َّﻥَﺬَﺒْﻨُﻴَﻟ ﻲِﻓ َﻙﺍَﺭْﺩَﺃ ﺎَﻣَﻭ.ِﺔَﻤَﻄُﺤْﻟﺍ ﺎَﻣ .ُﺔَﻤَﻄُﺤْﻟﺍ

sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah. Dan
tahukah kamu apa Huthamah itu?

2. Hawiyah

Nama neraka ini tercantum dalam Al-Quran Surat Al-Qori'ah (101) ayat 9-10.

ُﻪُّﻣُﺄَﻓ ٌﺔَﻳِﻭﺎَﻫ. ﺎَﻣَﻭ ﺎَﻣ َﻙﺍَﺭْﺩَﺃ .ْﻪَﻴِﻫ

maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?
didalamnya ditempati orang-orang munafik dan orang-orang kafir.

3. Jahannam

Nama neraka ini tercantum dalam Al-Quran Surat al-hijr (15) ayat 43.

َّﻥِﺇَﻭ َﻢَّﻨَﻬَﺟ ْﻢُﻫُﺪِﻋْﻮَﻤَﻟ َﻦﻴِﻌَﻤْﺟَﺃ
.
Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka
(pengikut-pengikut syaitan) semuanya.

4. Jahim

Nama neraka ini tercantum dalam Al-Quran surat As-Syu'araa (26) ayat 91.

َﻦﻳِﻭﺎَﻐْﻠِﻟ ُﻢﻴِﺤَﺠْﻟﺍ ِﺕَﺯِّﺮُﺑَﻭ.

dan diperlihatkan dengan jelas neraka Jahim kepada orang-orang yang sesat",
didalamnya ditempati orang-orang musyrik.

5. Saqar

Nama neraka ini tercantum dalam Al-Quran Surat Al-Muddatstsir (26) ayat 26-27,

ِﻪﻴِﻠْﺻُﺄَﺳ َﻙﺍَﺭْﺩَﺃ ﺎَﻣَﻭ.َﺮَﻘَﺳ ﺎَﻣ .ُﺮَﻘَﺳ

Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar. Tahukah kamu apakah (neraka) Saqar itu?

Al-Quran Surat Al-Muddatstsir (26) ayat 42

ْﻢُﻜَﻜَﻠَﺳ ﺎَﻣ ﻲِﻓ .َﺮَﻘَﺳ

"Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?"
didalamnya ditempati orang-orang penyembah berhala.

6. Sa'ir

Nama neraka ini tercantum dalam Al-Qur'an Surat An-Nisa' (4) ayat 10;

َّﻥِﺇ َﻥﻮُﻠُﻛْﺄَﻳ َﻦﻳِﺬَّﻟﺍ َﻝﺍَﻮْﻣَﺃ ﺎَﻤَّﻧِﺇ ﺎًﻤْﻠُﻇ ٰﻰَﻣﺎَﺘَﻴْﻟﺍ ﻲِﻓ َﻥﻮُﻠُﻛْﺄَﻳ ْﻢِﻬِﻧﻮُﻄُﺑ ۖ ﺍًﺭﺎَﻧ َﻥْﻮَﻠْﺼَﻴَﺳَﻭ .ﺍًﺮﻴِﻌَﺳ

Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api menyala-nyala (Neraka).

Surat Al-Mulk (67) ayat 5,

ﺎَّﻨَّﻳَﺯ ْﺪَﻘَﻟَﻭ ﺎَﻴْﻧُّﺪﻟﺍ َﺀﺎَﻤَّﺴﻟﺍ َﺢﻴِﺑﺎَﺼَﻤِﺑ ﺎَﻫﺎَﻨْﻠَﻌَﺟَﻭ ِﻦﻴِﻃﺎَﻴَّﺸﻠِﻟ ﺎًﻣﻮُﺟُﺭ ْﻢُﻬَﻟ ﺎَﻧْﺪَﺘْﻋَﺃَﻭ ۖ َﺏﺍَﺬَﻋ .ِﺮﻴِﻌَّﺴﻟﺍ

Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan Kami
jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa
neraka yang menyala-nyala.

Surat Al-Mulk (67) ayat 10,11 dan lain-lain.

ْﻮَﻟ ﺍﻮُﻟﺎَﻗَﻭ ُﻊَﻤْﺴَﻧ ﺎَّﻨُﻛ ْﻭَﺃ ﺎَﻣ ُﻞِﻘْﻌَﻧ ﺎَّﻨُﻛ ﻲِﻓ ِﺏﺎَﺤْﺻَﺃ .ِﺮﻴِﻌَّﺴﻟﺍ

Dan mereka berkata: "Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala".

ﺍﻮُﻓَﺮَﺘْﻋﺎَﻓ ﺎًﻘْﺤُﺴَﻓ ْﻢِﻬِﺒْﻧَﺬِﺑ ِﺏﺎَﺤْﺻَﺄِﻟ .ِﺮﻴِﻌَّﺴﻟﺍ

Mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka yang
menyala-nyala.

Di dalamnya ditempati orang-orang Nasrani.

7. Wail

Nama neraka ini tercantum dalam Al-Quran Surat Al-Muthaffifin, ayat 1-3.

ٌﻞْﻳَﻭ َﻦﻴِﻔِّﻔَﻄُﻤْﻠِﻟ

Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang

ﺍَﺫِﺇ َﻦﻳِﺬَّﻟﺍ ﻰَﻠَﻋ ﺍﻮُﻟﺎَﺘْﻛﺍ ِﺱﺎَّﻨﻟﺍ َﻥﻮُﻓْﻮَﺘْﺴَﻳ

(yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi.

ْﻢُﻫﻮُﻟﺎَﻛ ﺍَﺫِﺇَﻭ ْﻭَﺃ ْﻢُﻫﻮُﻧَﺯَﻭ َﻥﻭُﺮِﺴْﺨُﻳ

dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.

Sumber: Khasanah Islam.

Demi Pria Kafir Durhaka Kepada Orang Tua


Waspada Modus Anak Durhaka Pada Orang Tua Demi Pria Kafir Durjana
Sahabat Muda Voa Islam.

Kisah ini nyata, cerita durjana anak durhaka pada orang tua demi pria kafir.
Adalah Farmidzi Zantman pria bule orang tua Asmirandah yang menemui kisah tragis
ini. Ia sempat menaruh curiga terhadap putrinya tersebut yang diduga sudah murtad
demi pria kafir yang tak tau sopan santun pada orang tua Asmirandah.
Sebenarnya sejak awal sang ayah, M Farmidji Zantman tidak pernah merestui
hubungan anaknya dengan Vanno, meskipun mereka telah menjalaninya selama
bertahun-tahun. Namun karena keseriusan dan niat tulus Vanno yang hendak
menjadi mualaf dan ingin mempersunting anaknya tersebut, maka Zantman
membantu segala sesuatunya yang berkaitan dengan proses Vanno untuk menjadi
mualaf.
Beberapa bulan belakangan kehidupan Asmirandah yang biasa disapa dengan Andah
dengan Jonas Rivanno penuh lika liku intrik.

Apa saja kedurhakaan Jonas Rivano pada mertuanya ini?.

1) Dari mulai kepindahan agama Jonas Rivanno, pernikahan diam – diam, mengakui
kebohongan publik yang mereka lakukan di depan media,

2) Mengajukan pembatalan pernikahan ke Pengadilan Agama. Namun tidak ada yang
pernah menyangka bahwa semuanya akan berakhir seperti ini.

3) Tidak hanya itu Zantman juga menjadi saksi dalam proses sakral yang dilakukan
oleh Vanno. Akan tetapi Zantman tidak pernah menyangka kalau ternyata Vanno akan
kembali kepada keyakinannya terdahulu, apalagi Andah sang anak juga ikut dikecam
karena dianggap telah membohongi publik.
Sebagai orang tua yang patut dihargai menantu, Zantman mengaku bahwa dirinya
sangat kecewa dan merasa telah ditipu oleh Vanno.

4) Selain itu Zantman menganggap Vanno telah mempermainkan dan meremehkan
keyakinan yang seharusnya dijunjung tinggi olehnya. Zantman yang kala itu ikut
menjadi saksi disaat Vanno mengucap dua kalimat syahadat 22 Agustus lalu tidak
pernah mengira kalau ternyata apa yang dilakukan Vanno adalah sebuah kepura–
puraan.
Namun pada akhirnya Zantman mengaku menyerahkan semua keputusan ditangan
Andah.
Zantman merasa malu kepada pihak – pihak yang terkait dan ikut membantu proses
pengislaman Vano. Hanya kata maaf yang dapat diucapkan oleh Zantman kepada MUI
dan juga DKM Masjid An-Nur.

Mengenai pembatalan pernikahan yang diajukan putrinya tersebut, pria asal Belanda
yang memang baru saja kembali ke Indonesia ini menyatakan bahwa dirinya tidak
mengetahui sama sekali mengenai masalah tersebut. Itu dikarenakan Andah tidak
menceritakan kepada dirinya mengenai pembatalan pernikahan yang diajukannya ke
Pengadilan Agama Depok 7 November lalu. Namun, Zantman merasa sudah waktunya
ia menyerahkan keputusan sepenuhnya pada Andah.

"Kalau menurut aku sih sudah, tapi dia (Andah) enggak berani ngomong," tandasnya.
Menurut kabar yang beredar, disebutkan bahwa Asmirandah telah tercatat sebagai
anggota jemaat Gereja Tiberias Indonesia setelah di Baptis Selam di Gereja Tiberias
Kelapa Gading, Jakarta Utara, oleh Pendeta Dr. Yesaya Pariadji, Gembala Sidang
Gereja Tiberias Indonesia.

Disebutkan pula, alasan keputusan Asmirandah berpindah agama yaitu agar supaya
ia bisa menikah dengan kekasih hatinya, si Jonas Rivanno itu, yang sangat
dicintainya.
Asmirandah dan Jonas Rivanno yang berada di gereja dan beredar melalui jejaring
sosial twitter. @william_sancz

Sempat Masuk Islam, Jonnas Rivanno Murtad Lagi

Tak hanya Habb Idrus, keluarga Asmirandah pun ternyata juga merasa tertipu atas
pernyataan Rivano yang membantah bahwa dirinya telah masuk Islam. Halai ini
bertolak belakang dengan pengakuan Jonas sudah menjadi mualaf.
Sebelumnya, Asmirandah dan Jonas diketahui telah menikah pada 17 Oktober 2013
lalu dan keluarga mengetahui bahwa Rivano sudah memeluk agama Islam pada 21
Agustus 2013.

"Keluarga Asmirandah merasa tertipu oleh Jonas. Mereka sudah membuat pernyataan
yang ditandatangani di atas materai," ujar Habib Idrus saat ditemui di Sekretariat FPI
DPW Kota Depok, Rabu (13/11/2013).

"Kami selaku orangtua Asmirandah menyatakan bahwa Jonas Rivano benar adanya
telah masuk Islam. Tetapi dengan adanya pernyataan Jonas tersebut membuat kami
kecewa dan merasa dibohongi," kata Habib Idrus membacakan surat pernyataan yang
dibuat oleh Anton Zantman, pria asal Belanda ayahanda Asmirandah.

Para wanita muslimah, ambil pelajaran dari kasus Zaskia Gotik dan pengusaha 'from
Karang Asih City' Vicky Prasetyo yang telah beristri dan kumpul kebo dengan wanita
Perancis, Ayu Tingting dan anak mantan petinggi Polri Enji Hendarso yang
sebelumnya menghamili Anggita Sari dan kini Asmirandah dan Jonas Rivano. Dan
yang paling fenomenal adalah kasus Ariel "Noah" vokalis ex group Band Peterpan
yang berselingkuh dengan lebih dari 30 orang! Cowok bejat mulai nekat. Cuek berzina
dengan menghamili wanita bukan mahram dan nekat mengelabui keluarga wanita dan
agama Allah. Tolak Pria Munafik! Naudzubillah mereka tidak takut siksa Allah.

Agar tidak Durhaka, Bagaimana Memilih Pasangan Yang Diridhoi Allah?

Kriteria memilih seorang pasangan baik pria dan wanita yang baik agama dan
akhlaknya adalah sebuah kriteria yang sangat penting ketika seseorang hendak
menikahi seorang wanita.

Tentang hal ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
ﺢﻜﻨﺗ ﻊﺑﺭﻷ ﺓﺃﺮﻤﻟﺍ ﺎﻬﻟﺎﻤﻟ ﺎﻬﻟﺎﻤﺟﻭ ﺎﻬﺒﺴﺤﻟﻭ ﺮﻔﻇﺎﻓ ,ﺎﻬﻨﻳﺪﻟﻭ ﺕﺍﺬﺑ ﻦﻳّﺪﻟﺍ ﺖﺑﺮﺗ ﻙﺍﺪﻳ
“Wanita dinikahi karena empat perkara, karena hartanya, nasabnya, kecantikannya,
dan karena agamanya dan pilihlah karena agamanya, niscaya kamu akan beruntung.”
(HR. Bukhari dari shahabat Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu )

Jika seseorang hendak menikahi seorang wanita maka pilihlah seorang wanita yang
shalihah lagi baik akhlaknya, insya Allah dia akan bahagia. Yaitu seorang wanita yang
taat kepada Allah dan Rasul-Nya, hanya beribadah kepada Allah semata dan tidak
berbuat syirik (menyekutukan) kepada-Nya. Melaksanakan shalat lima waktu, shaum
(puasa) pada bulan Ramadhan, memakai hijab syar’i, berbakti kepada orang tua, rajin
menuntut ilmu dien (agama) dan wanita yang melakukan berbagai ketaatan lainnya.
Seorang wanita yang memiliki rasa malu, penyabar, jujur, lembut dalam bertutur kata
dan dari sifat-sifat mulia yang lainnya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : ” Dunia adalah perhiasan, dan
sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim dari Abdullah Bin ‘Amr)
Jika seseorang hendak menikahi seorang wanita maka pilihlah seorang wanita yang
shalihah lagi baik akhlaknya, insya Allah dia akan bahagia. Yaitu seorang wanita yang
taat kepada Allah dan Rasul-Nya, hanya beribadah kepada Allah semata dan tidak
berbuat syirik (menyekutukan) kepada-Nya. Melaksanakan shalat lima waktu, shaum
(puasa) pada bulan Ramadhan, memakai hijab syar’i, berbakti kepada orang tua, rajin
menuntut ilmu dien (agama) dan wanita yang melakukan berbagai ketaatan lainnya.
Seorang wanita yang memiliki rasa malu, penyabar, jujur, lembut dalam bertutur kata
dan dari sifat-sifat mulia yang lainnya.

Demikian pula sebaliknya, carilah pria shalih yang menaruh rasa hormat dan
menghargai mertua, bukan pria sok kecakepan durjana yang memainkan agama,
pernikahan, orang tua, hukum dan Allah subhanahu wa ta'ala.

Jika ingin pria yang baik, kita pun perlu memperbaiki iman kita, atau se-kufu atau
sederajat iman kita, kita lah yang memperbaiki jodoh kita itu kelak beriman atau
tidak. Yang Baik dengan yang baik, karena ruh mencari pasangannya. Duh, mbok yo di
ajak ngaji dulu, jangan milih tampang saja. Pilih karena Iman dan taat pada Allah
lebih beruntung.

Sumber: [hijrah/voa-islam.com]