Jumat, September 28, 2012

Dari mana kita berasal,untuk apa kita hidup dan setelah mati kemana kita kan pergi

TEKA-TEKI IMAM AL- GHAZALI
Suatu hari, Imam Al-Ghazali berkumpul
dengan murid-muridnya lalu beliau
bertanya (Teka Teki ) ;
Imam Ghazali = " Apakah yang paling
dekat dengan diri kita di dunia ini ?
Murid 1 = " Orang tua "
Murid 2 = " Guru "
Murid 3 = " Teman "
Murid 4 = " Kaum kerabat "
Imam Ghazali = " Semua jawapan itu
benar. Tetapi yang paling dekat dengan
kita ialah MATI. Sebab itu janji Allah
bahawa setiap yang bernyawa pasti akan
mati ( Surah Ali-Imran ;185).
Imam Ghazali = " Apa yang paling jauh
dari kita di dunia ini ?"
Murid 1 = " Negeri Cina "
Murid 2 = " Bulan "
Murid 3 = " Matahari "
Murid 4 = " Bintang-bintang "
Iman Ghazali = " Semua jawaban itu
benar. Tetapi yang paling benar adalah
MASA LALU. Bagaimanapun kita, apapun
kenderaan kita, tetap kita tidak akan
dapat kembali ke masa yang lalu. Oleh
sebab itu kita harus menjaga hari ini,
hari esok dan hari-hari yang akan
datang dengan perbuatan yang sesuai
dengan ajaran Agama".
Iman Ghazali = " Apa yang paling besar
didunia ini ?"
Murid 1 = " Gunung "
Murid 2 = " Matahari "
Murid 3 = " Bumi "
Imam Ghazali = " Semua jawaban itu
benar, tapi yang besar sekali adalah
HAWA NAFSU (Surah Al A’raf; 179). Maka
kita harus hati-hati dengan nafsu
kita, jangan sampai nafsu kita membawa
ke neraka."
IMAM GHAZALI" Apa yang paling berat
didunia? "
Murid 1 = " Baja "
Murid 2 = " Besi "
Murid 3 = " Gajah "
Imam Ghazali = " Semua itu benar, tapi
yang paling berat adalah MEMEGANG
AMANAH (Surah Al-Azab ; 72 ). Tumbuh-
tumbuhan, binatang, gunung, dan
malaikat semua tidak mampu ketika
Allah SWT meminta mereka menjadi
khalifah pemimpin) di dunia ini.
Tetapi manusia dengan sombongnya
berebut-rebut menyanggupi permintaan
Allah SWT sehingga banyak manusia
masuk ke neraka kerana gagal memegang
amanah."
Imam Ghazali = " Apa yang paling
ringan di dunia ini ?"
Murid 1 = " Kapas"
Murid 2 = " Angin "
Murid 3 = " Debu "
Murid 4 = " Daun-daun"
Imam Ghazali = " Semua jawaban kamu
itu benar, tapi yang paling ringan
sekali didunia ini adalah MENINGGALKAN
SOLAT. Gara-gara pekerjaan kita atau
urusan dunia, kita tinggalkan solat "
Imam Ghazali = " Apa yang paling tajam
sekali di dunia ini? "
Murid- Murid dengan serentak menjawab
= " Pedang "
Imam Ghazali = " Itu benar, tapi yang
paling tajam sekali didunia ini adalah
LIDAH MANUSIA. Kerana melalui lidah,
manusia dengan mudahnya menyakiti hati
dan melukai perasaan saudaranya
sendiri "
"sampaikanlah walau satu ayat"..

Sumber : http://yudikaffah.blogspot.com/2008/08/teka-teki-imam-al-ghazali.html?m=1

Selasa, September 11, 2012

Keindahan Cinta Yang Tulus


Alangkah menyakitkan, kalau tiba2 kita sadar bahwa kita tak dapat bersamanya untuk slamanya. Awalnya, gak terlalu terasa, perpisahan yang secara perlahan terjadi. Perlahan
tapi pasti intensitas komunikasi semakin berkurang. Yang tadinya sehari 3 kali, menjadi
dua kali, setelah itu sekali, dua hari sekali, tiga hari sekali…dan akhirnya aku sadar pelan
tapi pasti semuanya sudah berakhir.
Dan sekarang baru terasa pedih, sekarang baru terasa sepi
dan sekarang baru terasa sedihnya kehilangan dia.
Tapi .. cinta itu indah…
Meskipun ada banyak halangan, mekipun ada banyak cobaan,
meskipun ada banyak kendala, meskipun ada banyak rintangan,
meskipun ada banyak tanjakan , meskipun ada banyak tembok tebal,
bahkan meskipun akhirnya menemukan kegagalan..
Aku bicara tentang cinta yang indah …
Tanpa kebencian…
Tanpa kemarahan…
Tanpa dendam…
Tanpa suudzon…
Aku bicara tentang cinta yang indah…
Meskipun….
Ketika disitu ada kesedihan..
Ketika disitu ada isak tangis..
Ketika disitu ada air mata
Ketika disitu ada kepedihan..
Bahkan ketika disitu juga ada penderitaan..
Cinta itu indah……Meskipun..
Ketika kami merasa keempat tangan kami takmampu lagi memeluk..
Ketika dua puluh jari kami tak mampu lagi memegang..
Ketika keempat lengan kami tak mampu lagi merangkul..
Ketika keempat tungkai kami tak mampu lagi melangkah..
Ketika keempat telapak kaki kami tak mampu menjejak
Ketika keempat kaki kami tak mampu mendobrak
Cinta itu sangat indah…
Disaat keluar kata2 : “ Aku menyintaimu abadi…selamanya..”
“Aku menyintaimu meskipun tak ada didekatmu..’
“ Aku menyintaimu meskipun tak memilikimu. .”
Cinta itu teramat sangat indah…
Ketika saling menghibur disaat akan berpisah..
Ketika saling mendukung supaya tabah , kuat dan tawakkal..
Ketika saling mengerti bahwa bakti itu diatas segalanya..
Ketika saling menatap mesra…disaat akan pergi..
Meskipun…sekarang kami sendirian…
Tapi hati kami satu..
Meskipun kami terpisah…
Tapi perasaan kami sama..
Meskipun tubuh kami berjauhan..
Tapi batin kami berdekatan..
Meskipun dilubuk hati ada kepedihan yang menghunjam…
Tapi disana ada juga kebahagiaan…
Betapa tidak….
Kita akan sangat bahagia, ketika kita tau
Orang yang sangat kita cintai,
Ternyata cintanya lebih besar dari apa yang kita bayangkan
Cinta itu indah…
Karena disitu ada kebahagiaan , penderitaan, hiburan,…
Meskipun tanpa harapan….

Kamis, September 06, 2012

Pendidikan Akhlak dalam Surat Al Hujuraat

Surat Al Hujuraat yang terdiri dari 18 ayat ternyata banyak berisi pendidikan akhlak. Baik Akhlak
terhadap Allah dan RasulNya, juga terhadap sesama muslim atau manusia.
Pertama hendaknya kita mengutamakan petunjuk yang diberikan Allah dan Rasulnya. Bukan
pendapat kita sendiri:
[49.1] Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Untuk itu selain Al Qur’an, hendaknya kita juga membaca kitab Hadits seperti Bukhari, Muslim, Abu
Daud, dsb. Begitu pula kitab-kitab seperti Al Umm susunan Imam Syafi’ie yang syarat dengan
hadits dengan pemahaman ulama Salaf yang asli serta kitab Al Muwaththo.
Dalam bersuara juga kita tidak boleh berteriak-teriak:
[49.2] Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari
suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana
kerasnya (suara) sebahagian kamu terhadap sebahagian yang lain, supaya tidak hapus
(pahala) amalanmu sedangkan kamu tidak menyadari.
[49.3] Sesungguhnya orang-orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah mereka
itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk bertakwa. Bagi mereka
ampunan dan pahala yang besar.
[49.4] Sesungguhnya orang-orang yang memanggil kamu dari luar kamar (mu) kebanyakan
mereka tidak mengerti.
[49.5] Dan kalau sekiranya mereka bersabar sampai kamu keluar menemui mereka
sesungguhnya itu adalah lebih baik bagi mereka, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
Kalau bertemu teman, jangan berteriak-teriak dari jauh seperti preman/orang gila. Coba dekati
dan ngobrol dengan suara lembut.
Dalam menerima berita juga kita harus hati-hati meski dari orang yang kita percaya. Tabayyun/
periksa langsung kebenaran beritanya pada orang yang dituduh:
[49.6] Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu
berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada
suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas
perbuatanmu itu.
Asbabun Nuzul ayat di atas adalah saat Walid bin Uqbah diutus Nabi untuk mengambil zakat dari
kaum Harits namun tidak berangkat karena khawatir dibunuh oleh Harits. Akhirnya dia membuat
laporan palsu bahwa Harits dan kaumnya ingin membunuhnya.
Untungnya Nabi tidak mempercayai berita itu begitu saja. Dikirim utusan yang lain dan ternyata
Harits tidak ingin membunuh Walid. Bahkan menunggu Walid agar bisa membayar zakat [HR
Ahmad, Thabrani, dsb]. Jika orang tidak cek dan ricek berita tersebut, tentu akan timbul perang
bukan?
Hendaknya kita senantiasa mentaati Rasulullah. Bukan hawa nafsu atau keinginan kita sendiri.
Sekarang yang kita taati hendaknya Al Qur’an dan Hadits:
[49.7] Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalangan kamu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti
(kemauan) kamu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu akan mendapat kesusahan
tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah
dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan
kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus,
[49.8] sebagai karunia dan nikmat dari Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana .
Jika ada 2 golongan Mukmin berperang/bertikai, hendaknya kita damaikan. Bukan justru kita adu-
domba:
[49.9] Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mukmin berperang maka damaikanlah
antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap
golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan
itu kembali kepada perintah Allah; jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah),
maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berlaku adil.
[49.10] Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah
antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.
Hendaknya kita tidak menghina kelompok lain dengan sebutan yang kita sendiri tidak suka. Boleh
jadi mereka lebih baik daripada kita. Jadi jika kita tidak suka disebut Musyrik, Ahli Bid’ah, Sesat,
Kafir, dan sebagainya, hendaknya kita tidak menyebut kelompok lain begitu. Yang berwenang
melakukan itu adalah Ijma’/Kesepakatan ulama dari mayoritas ummat Islam di Indonesia.
Jama’ah/kelompok besar yang insya Allah tidak akan sepakat dalam kesesatan. Bukan Firqoh
apalagi aliran sesat macam khawarij yang gemar mengkafirkan sesama Muslim:
[49.11] Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain
(karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok)
dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi
wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan
janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan
gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah
iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang lalim.
Kita juga tidak boleh berprasangka buruk atau su’u zhon karena sebagiannya dosa. Jangan pula
mencari-cari kesalahan/aib orang lain (Tajassus). Kita harus paham yang maksum/suci dari dosa
itu Nabi. Ada pun manusia biasa itu tempat salah dan alpa termasuk kita. Jadi kalau dicari-cari,
niscaya ketemu aib/salahnya. Dan ini dosa. Jangan pula melakukan ghibah/menggunjing aib/
keburukan orang lain karena dosanya seperti memakan bangkai. Kecuali jika keburukan itu
dilakukan terbuka di tempat umum/menzalimi seseorang. Itu pun dilakukan pada tempatnya yaitu
melapor kepada yang berwenang:
[49.12] Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya
sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain
dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah
seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah
kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Penerima tobat lagi Maha Penyayang.
Di ayat berikut, Allah mengajarkan kita bahwa semua manusia itu diciptakan dari seorang laki-laki
(Nabi Adam) dan seorang perempuan (Siti Hawa). Jadi sebetulnya semua manusia itu bersaudara.
Perjalanan waktu di mana manusia berkembang-biak sehingga ada yang putih, kuning, coklat,
hitam, dan sebagainya sebetulnya semua bersaudara karena nenek moyangnya sama. Oleh karena
itu sifat Rasis seperti membenci Cina, Kulit Hitam, dan sebagainya sebetulnya tidak sejalan dengan
Islam:
[49.13] Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi
Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Kita juga tidak bisa mengklaim sebagai beriman/Mukmin. Cukup mengaku sebagai Muslim. Karena
hanya Allah yang tahu apakah kita beriman atau tidak. Bisa jadi banyak amalan kita masih kita
lakukan karena riya atau terpaksa:
[49.14] Orang-orang Arab Badui itu berkata: “Kami telah beriman”. Katakanlah (kepada
mereka): “Kamu belum beriman, tetapi katakanlah: “Kami telah tunduk”, karena iman itu
belum masuk ke dalam hatimu dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tiada
akan mengurangi sedikit pun (pahala) amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang”.
Orang-orang yang beriman kepada Allah, selain beriman kepada Allah dan RasulNya juga tidak
ragu-ragu berjihad dengan harta dan nyawanya di jalan Allah:
[49.15] Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan
harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.
[49.16] Katakanlah (kepada mereka): “Apakah kamu akan memberitahukan kepada Allah
tentang agamamu (keyakinanmu), padahal Allah mengetahui apa yang ada di langit dan
apa yang ada di bumi dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Di saat perang, mereka tidak ragu berperang dengan resiko terbunuh dengan harta dan jiwa
mereka. Di saat damai, mereka tidak ragu menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti membantu
dakwah syiar Islam, membantu fakir miskin, dan sebagainya. Bukan sekedar zakat yang memang
sudah merupakan kewajiban setiap Muslim.
Ada kaum yang saat masuk Islam merasa seolah-olah berjasa dan memberi hadiah pada Nabi.
Padahal justru merekalah yang mendapat nikmat Islam sehingga terlepas dari siksa neraka:
[49.17] Mereka merasa telah memberi nikmat kepadamu dengan keislaman mereka.
Katakanlah: “Janganlah kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan
keislamanmu, sebenarnya Allah Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan
menunjuki kamu kepada keimanan jika kamu adalah orang-orang yang benar”.
Di zaman ini, maka setiap perbuatan baik kita entah itu berupa zakat, sedekah, dan sebagainya,
pada dasarnya itu bukan untuk para ulama atau pun aktivis dakwah. Tapi untuk mereka sendiri
sehingga amal tersebut bisa menghindarkan mereka dari siksa neraka dan memasukkan mereka
ke dalam surga jika mereka ikhlas hatinya.
Allah mengetahui semua perkataan dan perbuatan kita. Baik pikiran/niat kita, atau pun yang kita
ucapkan atau lakukan. Jadi hendaknya kita hati-hati dalam berkata dan berbuat. Setiap
kebohongan kita, setiap keburukan yang kita lakukan, itu semua diketahui Allah dan dicatat oleh
para Malaikat:
[49.18] Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang gaib di langit dan di bumi. Dan Allah
Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
Jadi hindari dusta, mencuri, korupsi, merampok, membunuh, berzina dan segala dosa/maksiat
lainnya sebab semua itu dilihat, didengar, dan diketahui Allah SWT.
Referensi:
http://media-islam.or.id/2011/10/04/mewaspadai-berita-di-media-massa/

Published with Blogger-droid v2.0.6