Jumat, Desember 21, 2012

Sabtu, Desember 08, 2012

Syukur Nikmat Membuka Pintu Berkah

Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam pernah menceritakan;
“Ada tiga orang dari Bani Israil menderita penyakit belang, botak, dan buta. Allah hendak
menguji mereka, maka Allah pun utus kepada mereka Malaikat.

Malaikat itu datang kepada si belang dan bertanya: Apakah yang paling kamu dambakan? Si
belang menjawab: Saya mendambakan paras yang tampan dan kulit yang bagus serta hilang
penyakit yang menjadikan orang-orang jijik kepadaku. Malaikat itu pun mengusap si belang,
maka hilanglah penyakit yang menjijikkannya itu, bahkan ia diberi paras yang tampan. Malaikat itu bertanya lagi: Harta apakah yang paling kamu senangi? Si belang menjawab: Unta. Kemudian ia diberi unta yang bunting sepuluh bulan. Dan malaikat tadi berkata: Semoga Allah memberi barakah atas apa yang kamu dapatkan ini.

Kemudian Malaikat itu datang kepada si botak dan bertanya: Apakah yang paling kamu
dambakan? Si botak menjawab: Saya mendambakan rambut yang bagus dan hilangnya
penyakit yang menjadikan orang-orang jijik kepadaku ini. Malaikat itu pun mengusap si botak,
maka hilanglah penyakitnya itu, serta diberilah ia rambut yang bagus. Malaikat itu bertanya
lagi: Harta apakah yang paling kamu senangi? Si botak menjawab: Sapi. Kemudian ia diberi
sapi yang bunting. Dan malaikat tadi berkata: Semoga Allah memberi barakah atas apa yang
kamu dapatkan ini.

Kemudian Malaikat itu datang kepada si buta dan bertanya: Apakah yang paling kamu
dambakan? Si buta menjawab: Saya mendambakan agar Allah mengembalikan penglihatanku
sehingga aku dapat melihat. Malaikat itu pun mengusap si buta, dan Allah mengembalikan
penglihatannya. Malaikat itu bertanya lagi: Harta apakah yang paling kamu senangi? Si buta
menjawab: Kambing. Kemudian ia diberi kambing yang bunting.

Selang beberapa waktu kemudian, unta, sapi, dan kambing tersebut berkembang biak yang
akhirnya si belang tadi memiliki unta yang memenuhi suatu lembah, demikian juga dengan si
botak dan si buta, masing-masing memiliki sapi dan kambing yang memenuhi suatu lembah.

Kemudian Malaikat tadi datang kepada si belang dengan menyerupai orang yang berpenyakit
belang seperti keadaan si belang waktu itu, dan berkata: Saya adalah orang miskin yang
kehabisan bekal di tengah perjalanan. Sampai hari ini tidak ada yang mau memberi
pertolongan kecuali Allah kemudian engkau. Saya meminta kepadamu -dengan menyebut Dzat
Yang telah memberi engkau paras yang tampan dan kulit yang bagus serta harta kekayaan-
seekor unta untuk bekal dalam perjalanan saya. Si belang berkata: Hak-hak yang harus saya
berikan masih banyak.

Malaikat itu berkata: Kalau tidak salah saya sudah mengenalimu. Bukankah kamu dahulu
orang yang berpenyakit belang sehingga orang lain merasa jijik kepadamu? Bukankah kamu
dahulu orang yang miskin kemudian Allah memberi kekayaan kepadamu? Si belang berkata:
Harta kekayaanku ini adalah warisan dari nenek moyangku. Malaikat itu berkata: Jika kamu
berdusta, semoga Allah mengembalikanmu seperti keadaan semula.

Kemudian Malaikat itu datang kepada si botak seperti keadaan si botak waktu itu. Dan berkata
kepadanya seperti apa yang dikatakan kepada si belang. Si botak juga menjawab seperti
jawaban si belang tadi. Kemudian Malaikat tadi berkata: Jika kamu berdusta, semoga Allah ?
mengembalikanmu seperti keadaan semula.

Kemudian Malaikat tadi mendatangi si buta dengan menyerupai orang buta seperti keadaan si
buta waktu itu dan berkata: Saya adalah orang miskin yang kehabisan bekal di tengah
perjalanan. Sampai hari ini tidak ada yang mau memberi pertolongan kecuali Allah ? kemudian engkau. Saya meminta kepadamu -dengan menyebut Dzat Yang telah mengembalikan penglihatanmu- seekor kambing untuk bekal dalam perjalanan saya. Si buta berkata: Saya dahulu adalah orang yang buta kemudian Allah mengembalikan penglihatan saya. Maka ambillah apa yang kamu inginkan dan tinggalkanlah apa yang tidak kamu senangi. Demi Allah, sekarang saya tidak akan memberatkan sesuatu kepadamu yang kamu ambil karena Allah Yang Maha Mulia. Malaikat itu berkata: Peliharalah harta kekayaanmu, sebenarnya kamu itu diuji dan Allah telah ridha kepadamu dan murka kepada kedua temanmu (si belang dan si botak).” (HR. Al Bukhari dan Muslim, hadits ini juga disebutkan oleh Al Imam An Nawawi dalam Riyadhush Shalihin hadits no. 65)

Di dalam sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam yang mulia tersebut banyak terkandung faedah dan pelajaran beharga bagi kaum muslimin. Tidaklah Rasulullah menceritakan kisah kejadian umat terdahulu melainkan untuk menjadi pelajaran bagi umat yang datang setelahnya.
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang
mempunyai akal.” (Yusuf: 111 )

Jumat, Desember 07, 2012

Fenomena Angka 19


Angka 19 di dalam teori bilangan adalah bilangan prima. Jika diteliti secara cermat, ternyata banyak ukuran kuantitatif di dalam Al-Quran yang dinyatakan sebagai kelipatan angka 19. Inilah daftarnya (Sumber: Buku One Million Phenomena yang ditulis oleh Fahmi Basya):

1. Setiap surat di dalam Al-Quran dibuka dengan bacaan basmallah yang berbunyi:
“Bismillaahirrahmaanirrahiim“. Dalam aksara Arab, jumlah huruf di dalam bacaan basmallah itu terdiri dari 19 huruf (19 = 1 x 19). Sembilan belas huruf itu adalah ba, sin, mim, alif, lam,lam, hha, alif, lam, ro, ha, mim, nun, alif, lam, ro, ha, ya, mim.

2. Kalimat basmallah terdiri dari empat kelompok kata: ism, Allaah, ar-rahmaan, dan ar-rahiim.

Marilah kita rinci satu per satu:

- Kata ismu yang artinya “Nama” disebutkan 19 kali di dalam seluruh ayat Al-Quran (19 = 1 x 19).

- Kata Allah di dalam Al-Quran disebutkan sebanyak 2698 kali (2698 = 142 x 19).
- Kata ar-rahmaan yang artinya “Maha Pengasih” disebutkan di dalam Al-Quran sebanyak 57 kali (57 = 3 x 19).

- Kata ar-rahiim yang artinya “Maha Penyayang” disebutkan di dalam Al-Quran sebanyak 114 kali (114 = 6 x 19).

3. Kalimat basmallah di dalam Al-Quran disebutkan 114 kali (114 = 6 x 19). Surat ke-9 tidak dimulai dengan basmallah, surat ke-27 memakai basmallah 2 kali (yaitu pada pembuka dan pada ayat 30).

4. Jumlah surat di dalam Al-Quran seluruhnya 114 surat (114 = 6 x 19).

5. Wahyu pertama turun 19 kata (19 = 1 x 19). Wahyu pertama terdapat pada surat nomor 96 (Al-’alaq) ayat 1 sampai 5.

6. Wahyu kedua turun 38 kata (38 = 2 x 19). Wahyu kedua terdapat pada surat ke-68 ayat 1 sampai 9.

7. Wahyu ketiga turun 57 kata (57 = 3 x 19). Wahyu ketiga terdapat pada surat ke-73 ayat 1 sampai 10.

8. Wahyu terakhir turun 19 kata (19 = 1 x 19). Wahyu terakhir terdapat pada surat ke-110 ayat 1 sampai 3.

9. Surat 96 adalah tempat wahyu pertama. Ternyata surat ini hanya terdiri 19 ayat saja.

10. Surat 96 sebagai tempat wahyu pertama berada pada bilangan ke-19 dari 114 surat jika dihitung dari belakang, yaitu 114, 113, 112, …, 98, 97, 96.

11. Wahyu pertama pada surat 96 itu turun sebanyak 5 ayat (ayat 1 sampai 5). Jumlah huruf di dalam 5 ayat itu adalah 76 buah (76 = 4 x 19).

12. Surat 96 itu seluruhnya terdiri dari 285 huruf (285 = 15 x 19).

13. Pertengahan Al-Quran terletak pada ayat 19 dari surat 18, (19 = 1 x 19).

14. Terdapat 29 surat yang dimulai dengan kata yang terdiri dari huruf tunggal seperti Nun,Qof, Shod, maupun kata yang terdiri dari 2, 3, 4, dan 5 huruf seperti “Alif Lam Mim“, “Alif Lam Ro“, “Kaf Ha Ya ‘Ain Shod“. Kata-kata tersebut secara harafiah tidak mempunyai makna,namun Allah lah yang tahu apa maksudnya. Marilah kita rinci sebagai berikut:

a) Surat ke-2 dimulai dengan “Alif Lam Mim“. Jumlah huruf alif + lam + mim di dalam surat ke-2 itu adalah 4502 + 3202 + 2195 = 9899 = 521 x 19.

b) Surat ke-3 juga dimulai dengan “Alif Lam Mim“. Jumlah huruf alim + lam + mim di dalam surat ke-3 adalah 2521 + 1892 + 1249 = 5662 = 289 x 19.

c) Surat ke-7 dimulai dengan “Alim Lam Mim Shod“. Jumlah huruf alim + lam + mim + shod di dalam surat ke-7 itu adalah 2529 + 1530 + 97 = 5320 = 280 x 19.

d) Surat ke-13 dimulai dengan “Alif Lam Mim Ro“. Jumlah huruf alif + lam + mim + ro di dalam surat ke-13 adalah 605 + 480 + 260 + 137 = 1482 = 72 x 19.

e) Surat ke-19 dimulai dengan “Kaf Ha Ya ‘Ain Shod“. Jumlah huruf kaf + ha + ya + ‘ain + shod di dalam surat ke-19 itu adalah 137 + 175 + 343 + 117 + 26 = 798 = 42 x 19.

f) Surat ke-36 (surat Yaasiin) dimulai dengan “Yaa Sin“. Jumlah huruf ya + sin di dalam suratke-36 itu ada sebanyak 237 + 48 = 285 = 15 x 19.

g) Surat ke-50 dimulai dengan “Qof“. Jumlah huruf qof di dalam surat 50 adalah 57 buah (57 = 3 x 19).

h) Surat ke-68 dimulai dengan “Nun“. Jumlah huruf nun di dalam surat 68 adalah 133 buah. (133 = 7 x 19).

i) Tujuh surat dibuka dengan “Haa Mim“, yaitu surat 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46. Jumlah huruf ha + mim di dalam tujuh buah surat itu adalah 2147 buah. (2147 = 113 x 19), dengan rincian:

- Surat 40, jumlah huruf ha + mim = 64 + 380 = 444
- Surat 41, jumlah huruf ha + mim = 48 + 276 = 324
- Surat 42, jumlah huruf ha + mim = 53 + 300 = 353
- Surat 43, jumlah huruf ha + mim = 44 + 324 = 368
- Surat 44, jumlah huruf ha + mim = 16 + 150 = 166
- Surat 45, jumlah huruf ha + mim = 31 + 200 = 231
- Surat 46, jumlah huruf ha + mim = 36 + 225 = 261

Total = 444 + 324 + 353 + 368 + 166 + 231 + 261 = 2147 = 113 x 19) Ada enam buah surat yang dibuka dengan “Alim Lam Mim“. Jumlah huruf alif + lam + mim pada enam buah surat tersebut adalah 19874 buah, (19874 = 1046 x 19. J), dengan rincian:

- Surat 2, jumlah huruf alif + lam + mim = 4502 + 3202 + 2195 = 9899 = 521 x 19
- Surat 3, jumlah huruf alif + lam + mim = 2521 + 1892 + 1249 = 5662 = 298 x 19
- Surat 29, jumlah huruf alif + lam + mim = 774 + 554 + 344 = 1672 = 88 x 19
- Surat 30, jumlah huruf alif + lam + mim = 554 + 393 + 317 = 1254 = 66 x 19
- Surat 31, jumlah huruf alif + lam + mim = 347 + 297 + 173 = 817 = 43 x 19
- Surat 32, jumlah huruf alif + lam + mim = 257 + 155 + 158 = 570 = 30 x 19

Total = 9899 + 5662 + 1672 + 1254 + 817 + 570 = 19874 = 1046 x 19.k) Semua surat yang dimulai dengan “Alif Lam Ro“, jumlah huruf alif + lam + ro = 9462 = 498 x 19, dengan rincian sebagai berikut:

- Surat 10, jumlah alif + lam + ro = 1319 + 913 + 257 = 2489 = 131 x 19
- Surat 11, jumlah alif + lam + ro = 1370 + 794 + 325 = 2489 = 131 x 19
- Surat 12, jumlah alif + lam + ro = 1306 + 812 + 257 = 2375 = 125 x 19
- Surat 14, jumlah alif + lam + ro = 585 + 452 + 160 = 1197 = 63 x 19
- Surat 15, jumlah alif + lam + ro = 493 + 323 + 96 = 912 = 48 x 19

Total = 2489 + 2489 + 2375 + 1197 + 912 = 9462 = 498 x 19
Dari paparan angka-angka di atas, dapatkan kita menyatakan bahwa Al-Quran itu diturunkan secara cermat dalam modulo 19 atau kelipatan 19? Semua angka tersebut tampak seperti deretan bilangan acak (random), namun setelah diteliti merupakan kelipatan angka 19.

Subhanallah! Allaahu Akbar! Fenomena angka 19 ini membuktikan bahwa Al-Quran bukanlah buatan manusia, tetapi ia benar-benar berasal dari Allah SWT.
Fenomena 19 bukan pula suatu kebetulan atau mengada-ada, tetapi sebagai bukti kebenaran Al-Quran itu sendiri.

Ayat-ayat Al-Quran tidak pernah berubah dari dulu hingga sekarang, huruf demi huruf, karena Allah selalu menjaga keasliannya, seperti yang difirmankan dalam dua ayat berikut:

“Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quran) dengan benar dan adil. Tidak ada yang dapat mengubah kalimat-kalimat-Nya dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui“. (Qur’an Surat Al-An’am ayat 115)

“Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al Qur’an, dan sesungguhnya Kami memeliharanya“. (Qur’an Surat Al-Hijr ayat 9)

Maha Benar Allah yang Maha Agung.

Belajar Bahasa Arab


Ikhwan : saudara laki : laki (jamak)
Akhwat : saudara perempuan (jamak) Ukhti : panggilan untuk saudari perempuan
Akhi : panggilan untuk saudara laki : laki
Antum : kamu (jamak)
Ikhwah fillah : saudari sekalian
Afwan : maaf
Tafaddhol : silahkan
Jazakumullahu khair : terima kasih banyak
anta : kamu,[lelaki]
antuma : kamu,dua orang ,[lelaki]
antum,kamu,ramai : ramai,[lelaki]
anti : kamu,[perempuan]
antuma : kamu,dua org,[perempuan]
antunna : kamu,ramai : ramai : [perempuan]
ana : saya
nahnu : kami....
Keif Halaq? : : > How are you?
Zein : : > I'm fine
Ismi ... : : > My name is ...
Shukran : : > Thank you
Afwan : : > You're welcome
Asf : : > maaf
Ahlan wa sahlan : : > Selamat datang
Sabah al Kheir : : > Selamat pagi
ni aslinya adalah: Kaifa haluka(maskulin : tunggal)
Kaifa haluki(feminin : tunggal)
Kaifa halukuma(maskulin/feminin : dual)
Kaifa halukum(maskulin : plural)
Kaifa halukunna(feminin : plural)
Apa khabar anda hari ini : kaifa haluka ( ki kalau perempuan) al : yaum?
How is your pain? : kaifa bi maradhika
do u need any assistance : hal turid ayyu musa'adah minni?
Cuma dalam percakapan sehari2 demi kepraktisan biasanya digunakan sapaan seperti yg
disebutkan Malef.
Zein : : > I'm fine
Ismi ... : : > My name is ...
Shukran : : > Thank you
Afwan : : > You're welcome
Afwan/al afuw secara harfiah dipakai untuk kata 'maaf', tapi juga dipakai untuk 'you're welcome'.
Asf : : > maaf
Ahlan wa sahlan : : > Selamat datang
Sabah al Kheir : : > Selamat pagi
Hada ... : : > ini (masc)
Hadihi ... : : > itu (fem.)
Haadza : Ini (m)
Haadzihi : Ini (f)
Dzalika : Itu (m)
Tilka : Itu (f)
na`am : iya , oke ( klo Ammiyah Mesir : Aiwa )
Beit : : > rumah
Matar : : > airport
Madrasah : : > sekolah
Laa atakalam arabiya : : > I dont speak Arabic
kal Englisi? : : > (lupa2 inget ini.. klo gak salah sih bener) Do you speak English?
chab : : > shut up
mafi mushkila : : > no problem
shway shway : : > pelan2
taal : : > come here
kullu : tiap2/setiap
nadsin : diri
daikotul : menjumpai
maut : kematian

Shukran katsiiran (terimakasih banyak)
na`am ana thalib fi gam`atil azhar ... ( iyah aku mhs di Al Azhar )
Mengenai kata maaf dalam bahasa Arab, memang sering kita mendengar kata " Afwan
". Ini sudah benar, tetapi yang lebih tepat mungkin sebagaimana yang sering
saya dengar, dan sering dipakai dinegeri Arab ini adalah kata : "
Mutaassif/mutaassifah ". (maafkan saya).

Biasanya kata " Afwan " ini sering dipakai, kalau kita mau melewati seseorang,
seperti kata " permisi " (mau nompang lalu).

Kita akan mengatakan : " afwan, lau samahta,"(maaf kalau anda bolehkan, saya
numpang lewat), atau " ba'da idznika/ki/kum "( sesudah keizinan dari kamu, maaf
saya mau numpang mendahului/lewat dsbgnya), itu makna dari kata : "Afwan, lau
samahta, atau afwan ba'da idznika".

Sementara kalau kita salah pada seseorang biasanya dengan mengatakan :
"Mutaassif/ah " ana ghalthaana/ah".(maafkan saya saya telah berbuat salah pada
kamu).

lhamdulillah ada juga yang memulai thread bahasa Arab. Di sini banyak yang fasih berbahasa Arab seperti Indoparis (Mesir) dan Maleficus dikit2 (Qatar).

Bahasa Arab adalah termasuk rumpun bahasa Semitic (dibagi manjadi Hebrew dan Arab),
merupakan bahasa paling well : developed di dunia. Karena tidak saja membedakan masculin dan feminin untuk kata benda (seperti bhs Prancis), tapi juga menggolongkan secara jumlah (tunggal, dual, dan plural) sementara bahasa Inggris dan Prancis hanya punya tunggal dan plural.

Kata ganti orang pertama maskulin/feminin (sama)
1. Anaa : saya
2. Nahnu : kami

Kata ganti orang kedua dan ketiga maskulin (muzakkar)
1. Huwa : dia (tunggal)
2. Huma : dia (dual)
3. Hum : dia (plural)
4. Anta : anda (tunggal)
5. Antuma : anda (dual)
6. Antum : anda (plural)

Kata ganti orang kedua dan ketiga feminin (mu'annas)
1. Hiya : dia (tunggal)
2. Huma : dia (dual)
3. Hunna : dia (plural)
4. Anti : anda (tunggal)
5. Antuma : anda (dual)
6. Antunna : anda (plural)
________________________________________

Kata : kata bahasa Indonesia dari bahasa Arab:
1. Kursi
2. Kitab
3. Waktu
4. Saat
5. Kuliah
6. Kalimat
7. Musyawarah

Nama hari
: Minggu
: Senin
: Selasa
: Rabu
: Kamis
: Jumat
: Sabtu

hari : (youm) ﻡﻮﻳ
senin : (itsnain) ﻦﻴﻨﺛﺍ
selasa : (tsulaatsaa) ﺀﺎﺛﻼﺛ
rabu : (arbi'aa) ﺀﺎﻌﺑﺭﺍ
kamis : (khamiis) ﺲﻴﻤﺧ
jum'at : (jumu'ah) ﺔﻌﻤﺟ
sabtu : (sabt) ﺖﺒﺳ
minggu : (ahad) ﺪﺣﺍ

contoh penggunaan dengan menyambung kata "hari" :
kalau "youm" itu sebagai permulaan kalimat, harusnya dipakein "al" didepannya, kalo ga ..ga usah paka "al"
hari senin : (hari ini, hari selasa) ﻡﻮﻳ ,ﻡﻮﻴﻟﺍ ﺀﺎﺛﻼﺜﻟﺍ

susunan warna :
merah : (ahmar) ﺍ ﺮﻤﺣ
hitam : (aswad) ﺩﻮﺳﺍ
hijau : (akhdhor)ﺮﻀﺧﺍ
putih : (abyadh) ﺺﻴﺑﺍ
kuning : (ashfar) ﺮﻔﺻﺍ
biru : (azhraq) ﻕﺭﺯﺍ

marit : sakit
ana lagi marit bie.. : saya lagi sakit bro..
abi : ayah
umi : ibu

bet abi umi nte dimana? : rumah bapak ibumu dimana?
kul : makan
nanti siang ana harman kul nsi kebuli : nanti siang saya mau makan nasi kebuli
haya : malu
nanti di bet harem ana jangan bikin haya nte! : nanti dirumah cewek gue jangan bikin malu lo!
Siapa namamu : Man Ismamuka : ismakmien (slank)
Dimana rumahmu : Fa aina sakinatuka : Feinsakien (slank)
hadamah : pembantu
hadamah nte hali juga bie : pembantu lo cantik juga bro
ana syuftak albi sallim : melihatmu hatiku bahagia
habibie ya nurul aini : kekasihku wahai cahaya mataku
kunta feen ya habibie : dimanakah kau (m) kekasih?
ellayali : ellayali : malam : malamku
both from lagu g sendiri
la murhansat : tak terlupakan : : >mustafa amr
kam : berapa
tsaman : harga
sa'ah : jam
al : an : sekarang (gue bedain antara AIn dengan ' dan hamzah dengan : kek sa'ah itu pake ain, al :
an pake hamzah)
kam sa'ah al : an (bisa di baca: kam sa'atul'an) : jam berapa sekarang
kam tsaman hazihi ......... (titik itu barang)
ila ayna anta tazhab : mau pergi kemana. (ila : ke. ayna : mana, anta : kamu laki2, tazhab : pergi)
min ayyi daulah : dari negara mana (min : dari, ayyi itu asal kalimatnya ayna : mana, daulah :
negara.)
maza ta : kul : sedang makan apa? (maza : apa, ta : kul dari kata akala artinya makan, karna sedang (present) masuk ta, juga ta itu berarti kamu.
ayna al : hammam (dimana letak wc) hehe letak disini dha ma'ruf jadi gak usah di include.. gak
mesti pake ayna makan al : hammam

Setahu saya bahasa Arab terbagi 2 bagian :
1. Fush hah (bahasa resmi, standar di seluruh dunia).
ada yg bilang acuan bahasa fushah adalah al : qur'an.
2. 'Amiah (bahasa slank ato daerah).
kalo yg ini bisa beda2 tiap suku maupun negara2 Arab.

contohnya :
Uang : Fulus : : > Fush hah
Duit : Nuqud : : >'amiah

contoh2 bahasa 'amiah yg laen donk, soalnya gak ada di kamus2.
kalo kosa kata fush hah gampang dicari di kamus.
A : Assalamu'alaikum.
B : Wa'alaikum salam
A : Maadzaa taf'al al : aan? (Lagi ngapain?)
B : Aqro : u kitaab : al : Parasituulugii (Lagi baca buku Parsitologi nih..)
A : Ahaadza : l : imtihan bilghod? (emangnya ada ujian ya, besok?)
B : Aiwa. (Iya, neh)
A : Oh, katstsiri : l : mudzakaroh, deh... (oh, banyak : banyak ngulang deh)
B : Insya Allah. Ud'uu lii, ya (do'ain ye..)
A : Insya Allah, ad'uu lak.. la'allaka min : an : naajihiin... (saya doain kamu, semoga sukses deh..)

B : Syukron.
A : Afwan, arji' awwalan ya. (saya pulang duluan ya..)
B : Tafadhol (silakan)
A : Ila : l : liqoo. (Sampe jumpa lagi)
B : Ila : l : liqoo. Ma'assalamah...(ati ati ye )

Kamis, Desember 06, 2012

Pelajaran dari Surat An-Naml ( surat semut ) Kisah Raja Sulaiman

(Kisah Raja Sulaiman)

Beberapa Di dalam Al-Quran banyak sekali terdapat kisah-kisah Nabi dan umat
terdahulu yang dapat dijadikan pelajaran. Kisah-kisah tersebut menunjukkan kebesaran Allah
SWT. Salah satu surat yang memuat kisah yang mengagumkan adalah surat An-Naml itu. Di
dalam Surat An-Naml (surat nomor 27) dikisahkan tentang Nabi Sulaiman (di dalam Alkitab
disebut Solomon) dengan segala keperkasaan dan kelebihan yang diberikan oleh Allah SWT.
Nabi Sulaiman adalah seorang raja yang besar, kerajaannya terletak di negeri Palestina
sekarang. Hingga saat ini kaum Yahudi Israel masih mencari-cari dimana istana (Solomon
Temple) itu berada, dan mereka meyakini bahwa istana itu terletak di lahan tempat Masjid Al-
Aqsa sekarang. Inilah alasan mengapa kaum Yahudi ingin meruntuhkan Masjid Al-Aqsa dan
merekonstruksi situs istana Sulaiman.

Berikut ini saya kisahkan kembali terjemahan ayat-ayat yang saya baca tadi mulai dari ayat 16
hingga ayat 44, berikut dengan narasi sesuai yang saya pahami dari ayat tersebut.

16. Dan Sulaiman telah mewarisi Daud, dan dia berkata: “Hai Manusia, kami telah diberi
pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini
benar-benar suatu kurnia yang nyata”.

Raja Sulaiman memiliki kemampuan supranatural yang luar biasa, yaitu memiliki tentara dari
golongan jin, manusia, dan burung. Raja Sulaiman juga mampu memahami bahasa binatang.

17. Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu
diatur dengan tertib (dalam barisan).

Pada suatu hari, Raja Sulaiman sedang berjalan-jalan dengan bala tentaranya itu, hingga
sampailah mereka di lembah yang banyak semutnya.

18. Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-
semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan
tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari”;

Mendengar perkataan semut itu, Nabi Sulaiman tersenyum, namun dia tidak menunjukkan
kesombongannya karena memiliki kekuatan yang hebat, malah dia bersikap tawadhu (rendah
hati).

19. maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia
berdo’a: “Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri ni’mat Mu yang telah Engkau
anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh”.

Selepas dari lembah semut, Raja Sulaiman memeriksa satu-per satu tentaranya. Namun, dia
tidak melihat kehadiran burung Hud-hud. Burung Hud-hud adalah sejenis burung pelatuk.

20. Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata: “Mengapa aku tidak melihat hud-hud
[1094], apakah dia termasuk yang tidak hadir.

Dia mengancam akan menyembelih burung Hud-hud karena dianggap tidak disiplin (mangkir).

21. Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras atau benar-benar
menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang”.

Untunglah burung Hud-hud tidak lama kemudian datang. Ternyata burung ini baru saja
mengunjungi sebuah negeri yang ajaib.

22. Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata: “Aku telah mengetahui
sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu
berita penting yang diyakini.

Saba nama kerajaan di zaman dahulu, ibu kotanya Ma’rib yang letaknya dekat kota San’a ibu
kota Yaman sekarang (sumber dari sini ). Di Kerjaan Saba itu memerintah seorang ratu yang
bernama Balqis.

23. Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia
dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar.

Sayangnya, kaum Ratu Bilqis itu menyembah dewa matahari, sangat berbeda dengan Sulaiman yang menyebah Allah SWT.

24. Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah
menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk,

25. agar mereka tidak menyembah Allah Yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi dan Yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan.

26. Allah, tiada Tuhan Yang disembah kecuali Dia, Tuhan Yang mempunyai ‘Arsy yang besar”.

Mendengar cerita burung Hud-hud tersebut, Nabi Sulaiman tidak langsung percaya. Dia perlu
cek dan ricek untuk memeriksa kebenaran cerita tadi.

27. Berkata Sulaiman: “Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang
yang berdusta.

Lalu Raja Sulaiman menulis sebuah surat, kemudian menyuruh burung Hud-hud untuk
menjatuhkannya ke istana Ratu Balqis.

28. Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkan kepada mereka, kemudian
berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan”

Surat itu sampai ke tangan Ratu Balqis. Dia segera memanggil para menterinya untuk
membahas surat tersebut.

29. Berkata ia (Balqis): “Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku
sebuah surat yang mulia.

30. Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya (isi)nya: “Dengan menyebut
nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Di dalam surat itu Raja Sulaiman meminta Ratu Balqis untuk tunduk kepada Raja Sulaiman.

31. Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku
sebagai orang-orang yang berserah diri”.

Ratu Balqis belum menjawab permintaan Sulaiman tersebut, dia berkata kepada para
menterinya:

32. Berkata dia (Balqis): “Hai para pembesar berilah aku pertimbangan dalam urusanku (ini)
aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis(ku)”.

Para menterinya belum mau menyerah, mereka menganggap kerajaan mereka juga adalah
kerajaan yang kuat, jangan mau tunduk kepada Sulaiman.

33. Mereka menjawab: “Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki
keberanian yang sangat (dalam peperangan), dan keputusan berada ditanganmu: maka
pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan”.

Namun, keputusan tetap berada di tangan Ratu Balqis. Dia khawatir jika kelak Sulaiman
berhasil menguasai negerinya, maka penduduknya akan dijadikan tawanan atau budak.
Pengalaman negeri-negeri yang dikuasai oleh pasukan asing selalu begitu. Dia khawatir
Sulaiman berlaku serupa.

34. Dia berkata: “Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka
membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat.

Demi melindungi rakyatnya menjadi budak yang hina, Ratu Balqis mengirim utusan kepada
Sulaiman sambil membawa hadiah.

35. Dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah,
dan (aku akan) menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu”.

Nabi Sulaiman tersinggung dengan hadiah yang dibawa oleh utusan Ratu Balqis, sekaan-akan
dirinya bisa disuap dengan hadiah itu, padahal harta yang dia peroleh dari Allah jauh lebih
banyak dan lebih baik daripada hadiah yang ditawarkan itu.

36. Maka tatkala utusan itu sampai kepada Sulaiman, Sulaiman berkata: “Apakah (patut) kamu
menolong aku dengan harta? maka apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikan-Nya kepadamu; tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu.

Raja Sulaiman menolak hadiah tersebut, lalu menyuruh utusan Ratu Balqis itu pulang dengan
membawa ancaman.

37. Kembalilah kepada mereka sungguh kami akan mendatangi mereka dengan balatentara
yang mereka tidak kuasa melawannya, dan pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu
(Saba) dengan terhina dan mereka menjadi (tawanan-tawanan) yang hina dina”.

Setelah utusan itu pergi, Raja Sulaiman memberi tantangan kepada para pembantunya untuk
membawa singgasana Ratu Balqis ke hadapannya.

38. Berkata Sulaiman: “Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang
sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai
orang-orang yang berserah diri”.

Tantangan itu diterima oleh seorang jin bernama Ifrit. Ifrit sanggup membawa singgasana
ratu dalam sekejap sebelum Raja Sulaiman berdiri dari tempat duduknya.

39. Berkata ‘Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: “Aku akan datang kepadamu dengan
membawa singgsana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu;
sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya”.

Tapi, ternyata ada yang lebih cepat lagi dari jin Ifrit. Salah seorang pembantu Sulaiman yang
mempunyai ilmu dari Alkitab (Zabur dan Taurat) sanggup mendatangkan singgasana ratu
sebelum kedipan mata. Luar biasa.

40. Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab: “Aku akan membawa singgasana
itu kepadamu sebelum matamu berkedip”.

Setelah singgasana Ratu Balqis berada di hadapan Sulaiman, Sulaiman bukannya merasa
jumawa karena merasa berhasil memperlihatkan kehebatannya nanti di hadapan Ratu Balqis.
Dia malah makin merendahkan dirinya di hadapan Allah sebab itu semua adalah karunia yang diberikan oleh Allah kepadanya.

(lanjutan) Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata:

“Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari
(akan ni’mat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk
(kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha
Kaya lagi Maha Mulia”.

Nabi Sulaiman kemudian meminta agar singgasana Ratu Balqis itu diubah sedemikian rupa
untuk menguji apakah ratu itu masih mengenali singgasananya.

41. Dia berkata: “Robahlah baginya singgasananya; maka kita akan melihat apakah dia
mengenal ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenal(nya)”.

Ratu Balqis yang menerima pulang utusannya yang datang membawa kembali hadiah yang
hendak disampaikan kepada Sulaiman menyadari bahwa Sulaiman bukanlah lawannya.
Negerinya pasti akan kalah. Oleh karena itu, dia datang menghadap Raja Sulaiman sebagai
bentuk pengakuan.

Di depan istana Raja Sulaiman, kepada Balqis diperlihatkan sebuah singgasana. Raja Sulaiman
menyuruh ratu untuk memeriksa apakah itu singgasananya?

42. Dan ketika Balqis datang, ditanyakanlah kepadanya: “Serupa inikah singgasanamu?”

Balqis merasa kaget, kenapa bisa singgasananya ada di istana Sulaiman, siapa yang
membawanya, padahal singgasana itu tadi ketika ditinggalkannya masih ada. Namun dia
mengakui pasti ini adalah kehebatan Nabi Sulaiman yang sangat sulit ditandinginya. Dia pun
menyerah dan menyatakan tunduk kepada Nabi Sulaiman.

(lanjutan) Dia menjawab: “Seakan-akan singgasana ini singgasanaku, kami telah diberi
pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri”.

43. Dan apa yang disembahnya selama ini selain Allah, mencegahnya (untuk melahirkan
keislamannya), karena sesungguhnya dia dahulunya termasuk orang-orang yang kafir.
Sulaiman kemudian mengajak Ratu Balqis masuk ke dalam istana.

44. Dikatakan kepadanya: “Masuklah ke dalam istana”.
Istana Sulaiman sangat megah, lantainya terbuat dari batu pualam seperti kaca. Begitu
memasuki istana, Ratu Balqis mengangkat gaunnya karena melihat lantai istana seperti kolam
air.

(lanjutan) Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan
disingkapkannya kedua betisnya.
Raja Sulaiman berkata bahwa itu bukan kolam, tetapi benar-benar lantai yang sangat licin
seprti kaca.

(lanjutan) Berkatalah Sulaiman: “Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca”.
Ratu Balqis sangat kagum dengan semua apa yang telah dialaminya tadi. Dari sinilah dia
mendapat hidayah dari Allah bahwa semua itu adalah Kekuasaan Allah SWT, Tuhan yang harus disembah, bukan dewa matahari yang selama ini diyakininya.

(lanjutan) Berkatalah Balqis: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap
diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam”.

Shadaqallahul adzim. Maha benar Allah yang Maha Agung. Banyak pelajaran yang dapat
diambil dari kisah Nabi Sulaiman di atas, antara lain:.

1. Nabi Sulaiman meskipun diberi kekuasaan dan kelebihan oleh Allah SWT, dia tidaklah merasa
angkuh dan sombong. Malah, semakin mendekatkan dirinya kepada Allah yang memberi
semua kehebatan dna kekuasaan itu. Ilmu padi: semakin berisi maka semakin runduk. Banyak
pemimpin di zaman sekarang ini jika semakin berkuasa maka semakin korup.

2. Nabi Sulaiman tidak ingin berbuat zalim meskipun dia merasa hebat. Dia berlaku lemah
lembut pada orang kecil. Semut yang hanya seukuran ujung kuku tidak mau dia injak-injak.

Senin, November 26, 2012

Sepuluh Kunci Kebahagiaan


1. Bangun Di saat menjelang fajar utk beristighfar.

Dan, yg memohon ampun di waktu sahur. (Qs. Ali-Imran 17)

2. Menyendiri utk bertafakur.

Dan, mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi. ( Qs. Ali-Imran. 191 ).

3. Menjalin hubungan/bersilaturami dg org yg shaleh.

Dan, bersabarlah kamu bersama sama dg orang orang yg menyaru Tuhanya. ( Qs. Al-Kahfi. 28 ).
4. Berdzikir.

Wahai org org yg beriman, berdzikirlah kamu ( dg menyebut nama Allah), dzikir yg sebanyak banyaknya. ( Qs. Al-Ahzab. 41 ).

5. Melakukan shalat dua raka'at dg khusyu'.

Yaitu org org yg khusyuk dlm shalatnya. (Qs. Al-Mu'minun. 2 ).

6. Membaca Al qur'an dg tadabur.

Tidakkah mereka mempeehatikan Al qur'an..?. ( Qs. An-nisa. 82 ).

7. Berpuasa pd hari yg sgt panas.

Meninggalkan makanan, minuman dan dan syahwatnya krn Aku ( Allah ). ( Al Hadits ).

8. Melakukan sedekah secara sembunyi sembunyi.

Hingga tangan kirinya tdk tau apa yg diinfakkan oleh tangan kanannya. ( Al-Hadits ).

9. Meringankan beban org lain, ato seorg muslim.

Barang siapa yg meringankan kesusahan yg dialami seorg muslim di dunia, maka Allah akan membebaskanya dari kesulitan yg ada di hari kiamat. ( Al haditz ).

10. Berlaku zuhud trhdp hal yg sifatnya duniawi.

Sedangkan kehidupan akhirat itu, lbh baik dan lbh kekal. ( Qs. Al-A'la. 17 ).

Ingat...!!  Salah satu anak Nuh sengsara adlh krn dia berkata. " Aku akan mencari perlindungan ke gunung yg dapat terhindar dari air bah. ( Qs. Hud. 43 ).

Seandainya dia mencari prlindungan kpd Rabb, langit dan bumi, maka akan jauh lbh baik, lbh mulia dan akan selamat.

Namrut jd sengsara krn dg sombong berkata. " Sayalah yg menghidupkan dan mematikan".
Dg dmikian berarti dia tlh " memakai pakaian yg bkn miliknya dan mencuri sifat yg bukan haknya ". Akibatnya, dia dibuat tak berkutik dan tak berdaya oleh Allah lwt burung Ababil.
" Maka, Allah mengazabnya dg azab di dunia dan akhirat ". ( Qs. An-Nazi'at. 25 ).

Kunci kebahagiaan itu ada pd satu kata. Warisan agama pd sebuah ungkapan.
Dan panji kemenangan terletak pd sebuah kalimat.
Kata, ungkapan dan kalimat itu adlh : La ilaha illallah, Muhammad Rasulullah.

Kebahagiaan org yg mengucapkan itu di bumi, adlh saat kelak di langit akan dikatakan kpd nya: " Engkau benar ".
Dan yg membawa kebenaran ( Muhammad ) dan membenarkanya. ( Qs. Az-Zumar : 33 ).

Kebahagiaan org yg mengamalkanya adlh jaminan bhw dia akan selamat dari kehancuran, cela, cacat dan neraka. Dan, Allah menyelamatkan org org yg bertaqwa krn kemenangan mereka. ( Qs. Az-Zumar. 61 ).

Jumat, November 23, 2012

Wasiat Rasulullah Kepada Wanita

1. Telah bersabda Rasulullah SAW maksudnya:
"Kebanyakan wanita itu adalah isi Neraka dan kayu apinya." Sayidatina Aisyah bertanya, "Mengapa, wahai Rasulullah?" Jawab Rasulullah SAW: Karena kebanyakan perempuan itu tidak sabar dalam menghadapi kesusahan, kesakitan dan cobaan seperti kesakitan waktu melahirkan anak, mendidik anak-anak dan melayani suami serta melakukan kerja-kerja di rumah.

2. Rasulullah SAW bersabda:
"Wanita, apabila ia sholat lima waktu, puasa sebulan Ramadhan, memelihara kehormatannya serta taat pada suaminya, maka masuklah ia dari mana saja pintu surga yang ia kehendaki."
(Riwayat Ahmad, Ibnu Hibban, Thabrani dan Anas bin Malik)

3. Rasulullah SAW bersabda:
"Pertama kali urusan yang akan ditanyakan pada hari Akhirat nanti ialah mengenai sholat dan mengenai urusan suaminya (apakah ia menjalankan kewajibannya atau tidak)."

4. Imam Thabrani menceritakan bahwa seorang isteri tidak dianggap menjalankan kewajibannya kepada Allah sehingga ia menjalankan kewajibannya kepada suaminya. Seandainya suaminya memintanya (untuk digauli) walaupun (dia) sedang berada di belakang unta maka ia tidak boleh menolaknya.

5. Nabi SAW bersabda:
'Apabila lari wanita dari rumah suaminya, tidak diterima sholatnya sehingga ia kembali dan mengulurkan tangannya kepada suaminya (meminta maaf)." (Riwayat dan Hassan)

6. Abdullah bin Amru bin Al Ash r.a. berkata: 'Bersabda Rasulullah SAW: "Dunia ini adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan ialah wanita (isteri) yang solehah." (Riwayat Muslim)

7. Sabda Rasulullah SAW:
"Siapa saja perempuan yang memakai bau bauan, kemudian ia keluar melihat kaum lelaki ajnabi agar mereka mencium bau harumnya maka ia adalah perempuan zina dan tiap-tiap mata yang memandang itu adalah zina." (Riwayat Ahmad, Thabrani dan Hakim)

8. Sebaik-baik bagi wanita ialah tinggal di rumah, tidak keluar kecuali untuk urusan yang mustahak. Wanita yang keluar rumah akan dipesonakan oleh iblis. Sabda Rasulullah SAW:
"Perempuan itu aurat, maka apabila ia keluar, mendongaklah syaitan memandangnya." (Riwayat Tarmizi)

9. Haram bagi wanita melihat laki-laki sebagaimana laki-laki haram melihat wanita (yang halal nikah) kecuali dalam urusan menuntut ilmu dan berjual-beli.
Diriwayatkan bahwa pada suatu hari, ketika Rasulullah bersama sama isteri-isterinya (Ummu Salamah dan Maimunah), datang seorang datang seorang sahabat yang buta matanya (Ibnu Maktum), Rasulullah menyuruh isteri-isterinya masuk ke dalam. Bertanya Ummu Salamah,
'Bukankah orang itu tidak dapat melihat kami, ya Rasulullah?"
Rasulullah menjawab, "Bukankah kamu dapat melihatnya?" (Riwayat Abu Daud dan Tarmizi)

10. Rasulullah SAW bersabda:
"Perempuan yang memakai pakaian dalam keadaan berhias (bukan untuk suami dan muhramnya) adalah seumpama gelap-gulita pada han Kiamat, tidak ada nur baginya. " (Riwayat Tarmizi)

11. Sabda Rasulullah SAW:
'Dikawini wanita karena empat sebab: karena hartanya, karena keturunannya, karena
kecantikannya dan karena agamanya. Maka carilah yang kuat beragama niscaya kamu bertuah (beruntung)." (Riwayat Bukhari)

12. Rasulullah SAW bersabda:
"Salah satu tanda keberkatan wanita itu ialah cepat perkawinannya, cepat pula kehamilannya dan ringan pula maharnya (mas kawinnya)."

13. Nabi SAW pemah bersabda:
"Wanita yang taat akan suaminya, semua burung-burung di udara, ikan di air, malaikat di langit, matahari dan bulan semuanya beristighfar baginya selama dia masih taat pada suaminya dan diredhainya (serta menjaga sholat dan puasanya).

14. Sabda Rasulullah SAW yang bermaksud:
"Wanita yang taat berkhidmat pada suaminya akan tertutup tujuh pintu Neraka dan akan terbuka pintu-pintu Surga. Masuklah dan mana saja pintu yang disukainya dengan tidak dihisab."

15. Rasulullah SAW bersabda:
"Siapa saja wanita yang bermuka masam sehingga menyebabkan tersinggung hati suaminya, maka wanita itu dimurkai Allah sampai ia bermanis muka dan tersenyum mesra pada suaminya."

16. Hendaklah isteri berpuas hati (redha) dengan suaminya yang telah dijodohkan oleh Allah, baik itu miskin atau kaya.

17. Ibnu Umar berkata bahwa telah datang seorang wanita kepada Rasulullah saw lalu
bertanya,"Apakah hak suami atas isteri?" Jawab baginda,"Tunaikanlah hajatnya sekalipun engkau berada di alas belakang unta. Jangan berpuasa sunat melainkan seijin suami, kalau engkau berpuasa juga maka pahalanya untuk suami dan dosa untuk isteri. Jangan keluar melainkan dengan ijinnya, jika keluar juga akan dilaknat oleh malaikat Rahmat dan malaikat azab sehinggalah ia kembali ke rumahnya."

18. Sabda Rasulullah SAW yang bermaksud:
"Tidak boleh seorang isteri mengerjakan puasa sunat kalau suaminya ada di rumah serta dengan tidak seijinnya dan tidak boleh memasukkan seorang laki-laki ke rumahnya dengan tidak seijin suaminya." (Riwayat Bukhari dan Muslim)

19. Sabda Rasulullah SAW bermaksud:
"Tidaklah putus balasan dari Allah kepada seorang isteri yang siang dan malamnya
menggembirakan suaminya."

20. Dari Muaz bin Jabal, bersabda Rasulullah: "Siapa saja wanita yang berdiri diatas kedua kakinya membakar roti untuk suaminya, hingga muka dan tangannya kepanasan oleh api, maka diharamkan muka dan tangannya dan api Neraka."

21. Dan siapa saja wanita yang menunggu suaminya hingga pulang lalu disapukan mukanya, dihamparkan tempat duduknya atau menyediakan makan minumnya atau merenung ia pada suaminya atau memegang tangannya, membaikkan hidangan padanya, memelihara anaknya atau memanfaatkan hartanya pada suaminya karena mencari keredhaan Allah, maka disunatkan baginya akan tiap-tiap kalimah ucapannya tiap-tiap langkahnya dan setiap renungannya pada suaminya seperti memerdekakan seorang hamba. Pada hari Kiamat nanti, Allah karuniakan nur
hingga tercengang wanita mukmin semuanya atas karuniaan karamah itu. Tidak ada seorang pun yang sampai ke martabat itu melainkan nabi-nabi.

22. Thabit Al Bananiy berkata: "Seorang wanita dari Bani Israil yang buta sebelah matanya, sangat baik khidmatnya kepada suaminya. Apabila dia menghidangkan makanan di hadapan suaminya, dipegang pelita sampai suaminya selesai makan. Pada suatu malam, pelitanya kehabisan sumbu, maka diambil rambutnya dijadikan sumbu pelita. Pada esok harinya matanya yang buta telah sembuh Allah karuniakan karamah (kemuliaan) pada perempuan itu karena memuliakan dan menghormati suaminya."

23. Dan lbnu Mas'ud bersabda Rasulullah SAW: 'Tiap-tiap wanita yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah memasukkannya ke dalam syurga lebih dahulu dari suaminya (sepuluh ribu tahun) karena dia memuliakan suaminya di dunia maka mendapat pakaian dan bau-bauan syurga untuk turun ke mahligai suaminya dan menghadapnya."

24. Nabi SAW bersabda:
"Siapa saja wanita yang berkata kepada suaminya: Tidak pemah aku dapat dari engkau satu kebaikanpun. Maka Allah akan hapuskan amalannya selama 70 tahun walaupun ia berpuasa siang hari dan beribadah pada malam hari."

25. Sabda junjungan Rasulullah SAW:
"Sebaik-baik wanita ialah wanita (isteri) yang apabila engkau memandang kepadanya ia menyenangkan engkau, jika engkau memerintah diturutinya perintah engkau (taat) dan jika engkau berpergian dijaga harta engkau dan dirinya."

26. Sabda Rasulullah SAW bermaksud:
"Perempuan tidak berhak keluar dari rumahnya kecuali jika terpaksa (karena suatu urusan yang mustahak) dan dia juga tidak berhak melalui jalan lalu-lalang melainkan di tepi-tepinya."

27. Syeikh Abdullah berkata:
"Durhaka seorang perempuan yang keluar dan rumahnya kepada majlis zikir atau majlis ilmu yang bukan fardhu ain. Wajiblah atasnya keluar supaya belajar dia akan segala fardhu ain itu dan haram atas suaminya mencegah isteri jika dia (suami) tidak mampu mengajarnya. Jika dia ada ilmu niscaya wajiblah atasnya mengajar akan isterinya itu maka ketika itu haramlah perempuan itu keluar dari rumahnya lagi durhaka dia."

28. Sabda Rasulullah SAW:
"Apabila seorang laki-laki memanggil isterinya ke tempat tidur tetapi ditolaknya, hingga marahlah suaminya, maka tidurlah wanita itu dalam laknat malaikat sampai pagi. "

29. Abu Bakar As Siddiq mengatakan. aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:
"Wanita-wanita yang menggunakan lidahnya untuk menyakiti hati suaminya, ia akan mendapat laknat dan kemurkaan Allah, laknat malaikat juga laknat manusia semuanya "

30. Ibnu Umar r.a. berkata, telah bersabda Rasulullah SAW: "Kamu sekalian adalah pemimpin dan kamu masing-masing akan ditanya dan suami pemimpin kepada keluarganya dan isteri pemimpin rumah tangga suaminya dan anak-anaknya. Kamu sekalian pemimpin dan akan bertanggungjawab atas pimpinanmu. "
(Riwayat Bukhari dan Muslim)

31. Tersebut dalam kitab Muhimmah karangan Syeikh Abdullah bin Abdul Rahim Pattani:
"Hendaklah isteri mendahulukan suaminya atas hak dirinya dan seluruh kaum kerabatnya."

32. Sabda Rasulullah SAW bermaksud:
"Wanita yang tinggal di rumah bersama anak-anaknya, akan tinggal bersama-samaku di dalam surga."

33. Rasulullah SAW bersabda:
"Surga itu terletak di bawah telapak kaki ibu." (Riwayat Ahmad)

34. Rasulullah SAW bersabda:
"Wanita yang meminta suaminya menceraikannya dengan tidak ada sebab yang dibenarkan oleh syariat, haramlah baginya bau surga." (Riwayat Abu Daud dan Tarmizi)

35. Rasulullah SAW bersabda:
"Wanita yang meninggal dunia dalarn keadaan suaminya redha (tidak marah) padanya, niscaya ia masuk surga." (Riwayat Tarmizi)

36. Sabda Rasulullah SAW bermaksud:
"Apabila seorang wanita mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya, Allah mencatatkan baginya setiap hari seribu kebaikan dan menghapuskan baginya seribu kejahatan."

37. Sabda Rasulullah SAW bermaksud:
"Apabila seorang wanita mulai sakit hendak bersalin maka Allah mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah (perang sabil)".

38. Nabi SAW bersabda:
"Apabila seorang wanita melahirkan anak, keluarlah dia dari dosa-dosanya seperti keadaan ibunya melahirkannya."

39. Rasulullah SAW bersabda:
"Perintahkanlah anak-anakmu semua yang berumur tujuh tahun untuk mengerjakan sholat. Apabila mereka telah berumur sepuluh tahun tetapi belum mengerjakan sholat hendaklah dipukul (tetapi jangan sampai luka) dan pisahkanlah tempat tidurnya." (Riwayat Abu Daud)

40. Sabda Rasulullah SAW:
"Ya Fatimah, barang siapa wanita meminyakkan rambut dan janggut suaminya, memotong kumis dan mengerat kukunya, memberi minum Allah akan dia dari sungai-sungai serta diringankan Allah baginya sakaratul maut dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman daripada taman-taman surga, dan dicatatkan Allah baginya kebebasan dari api Neraka dan selamatlah ia melintas
titian Sirat"

41. Hal-hal yang menjadikan wanita itu durhaka kepada suaminya seperti tersebut dalam kitab Muhimmah:
a. Menghalang suami dari bersuka-suka dengan dirinya baik itu untuk jimak atau menyentuh mana saja bagian tubuhnya.
b. Keluar rumah tanpa izin suami baik itu ketika suami ada di rumah ataupun tidak ada.
c. Keluar rumah karena belajar ilmu yang bukan ilmu fardhu ain. Dibolehkan keluar untuk belajar ilmu fardhu ain jika suaminya tidak mampu mengajar.
d. Tidak mau berpindah (berhijrah) bersama suaminya.
e. Mengunci pintu, tidak mengijinkan suami masuk ke rumah ketika suami ingin masuk.
f. Bermuka masam ketika berhadapan dengan suami.
g. Minta talak.
h. Berpaling atau membelakangi suami ketika berbicara.
i. Menyakiti hati suami baik itu dengan perkataan atau perbuatan.
j. Meninggalkan tempat tidur tanpa izin.
k. Mengijinkan orang lain masuk ke dalam rumah, sedangkan orang itu tidak disukai oleh suami.

42. Tersebut dalam kitab Muhimmah, suatu ketika di Madinah, Rasulullah SAW keluar mengiringi jenazah. Baginda mendapati beberapa orang wanita dalam majelis. Baginda lalu bertanya:
"Apakah kamu menyolatkan mayat?" Jawab mereka, "Tidak." Sabda baginda, "Sebaiknya kamu sekalian tidak perlu ziarah dan tidak ada pahala bagi kamu. Tetap tinggallah di rumah dan berkhidmat kepada suami niscaya pahala sama dengan ibadah- ibadah orang laki-laki."

43. Imam Ghazali rh.m berkata: "Wajib bagi wanita mengikuti perintah suaminya selagi tidak membawa maksiat."

44. Ulama-ulama ada berkata, wajib bagi wanita-wanita:
a. Mengekalkan malu pada suaminya.
b. Merendahkan (menundukkan) mata ketika berpandangan.
c. Mengikut kata-kata dan suruhannya.
d. Dengar dan diam ketika suami berbicara.
e. Berdiri menyambut kedatangannya.
f. Berdiri menghantar kepergiannya,
g. Hadir bersamanya ketika masuk tidur.
h. Memakai wangi-wangian untuk suaminya.
i. Membersihkan dan menghilangkan bau mulut untuk suaminya.
j. Berhias ketika hadirnya dan tinggalkan hiasan ketika tidak adanya.
k Tidak berkhianat ketika ketidak adaan suaminya.
l. Memuliakan keluarga suaminya.
m. Memandang pemberian suami yang kecil sebagai besar dan berharga.
n. Ketahuilah, Surga dan Neraka bagi seorang wanita itu bergantung pada redha atau tidaknya suami padanya

45. Dicentakan di dalam kitab Muhimmah bahwa seorang Badwi menemui Rasulullah lalu berkata,"
Tidak akan aku percaya pada engkau sebelum ditunjukkan padaku suatu mukjizat." "Apakah yang engkau kehendaki" tanya Rasulullah. "Suruh pohon kurma yang kering itu menghadap engkau," kata Badwi itu. Maka bersabda Rasulullah,
"Pergilah engkau kepada pohon yang kering itu, katakan bahwa Muhammad memanggilnya." Arab Badwi itu pun melakukan apa yang diperintahkan. Setelah diberitahu kemudian, pohon kurma itu kelihatan bergerak gerak ke kiri dan ke kanan hingga tercabut akar-akarnya dan berjalan ia menghadap Rasulullah, lalu memberi salam. Rasulullah menjawab salamnya. Melihat peristiwa itu Arab Badwi itu terus mengucap kalimah syahadah. "Cukuplah ya Rasulullah, cukuplah," katanya
lagi. Rasulullah pun memerintahkan pohon itu kembali ke tempatnya. Arab Badwi itu berkata lagi.
"Wahai Rasulullah, aku telah meminta darimu sesuatu yang tidak pernah diminta oleh orang lain.
Itu pun engkau tunaikan, karena itu ijinkan aku sujud kepadamu setiap kali sujud sholat di belakangmu." Jawab baginda, "Tidak harus seorang manusia sujud kepada manusia dan jika diharuskan, maka akan aku perintahkan semua kaum wanita sujud pada suaminya, karena membesarkan dan memuliakan hak-hak suami mereka."

46. Dari Ali bin Abi Talib: Aku dengar Rasulullah bersabda: "Tiga golongan dari umatku akan mengisi Neraka Jahanam selama tujuh kali umur dunia. Mereka itu adalah:
a. Orang yang gemuk tetapi kurus.
b. Orang yang berpakaian tetapi bertelanjang.
c. Orang yang alim tetapi jahil.
Adapun yang gemuk tetapi kurus itu ialah wanita yang gemuk (sehat) tubuh badannya, tetapi kurang ibadahnya. Orang yang berpakaian tetapi telanjang ialah wanita yang cukup pakaiannya tetapi tidak taat agama (yaitu berpakaian tipis atau terlalu ketat hingga terbayang bentuk tubuh badannya). Orang yang alim tetapi jahil ialah ulama yang menghalalkan yang haram karena kepentingan pribadi. "

47. Rasulullah SAW bersabda:
"Empat golongan wanita yang berada di surga ialah:
a. Perempuan yang menjaga dirinya dari berbuat haram lagi berbakti kepada Allah dan suaminya.
b. Perempuan yang banyak keturunannya lagi penyabar serta menerima dengan senang hati keadaan serba kurang (dalam kehidupannya) bersama suaminya.
c. Perempuan yang bersifat pemalu dan jika suaminya datang maka ia mengekang mulutnya dari perkataan yang tidak layak kepadanya.
d. Perempuan yang ditinggal mati oleh suaminya dan mempunyai anak-anak yang masih kecil, lalu ia mengekang dirinya hanya untuk mengurus anak-anaknya dan mendidik mereka serta memperlakukannya dengan baik kepada mereka dan tidak bersedia menikah karena kuatir putera puterinya akan tersia-sia. (Kalau ada jaminan putera-puterinya tidak akan disia-siakan barulah ia mau menikah).

Dan empat golongan wanita yang berada dalam Neraka ialah:
a. Wanita yang jelek (kotor) mulutnya terhadap suaminya. Jika suaminya pergi, ia tidak menjaga dirinya dan jika suaminya datang ia memakinya (memarahinya),
b. Wanita yang memaksa suaminya untuk memberi apa yang dia tidak mampu.
c. Wanita yang tidak menutupi dirinya dari kaum laki-laki dan keluar rumah dengan menampakkan perhiasannya dan memperlihatkan kecantikannya (untuk menarik kaum laki-laki).
d. Wanita yang tidak mempunyai tujuan hidup kecuali makan, minum dan tidur dan ia tidak sanggup berbakti kepada Allah dan tidak sanggup berbakti kepada Rasul-Nya dan tidak sanggup berbakti kepada suaminya."

48. Rasulullah SAW bersabda:
"Wanita yang menyakiti hati suaminya dengan lidahnya, pada hari Kiamat nanti Allah jadikan lidahnya sepanjang 70 hasta kemudian diikat ke belakang tengkuknya."

49. Rasulullah SAW bersabda:
"Aku berdiri di atas surga, kebanyakan orang yang masuk ke masuk ke dalamnya ialah golongan miskin, manakala orang-orang kaya tertahan di luar pintu surga karena dihisab. Selain dari itu ahli Neraka diperintahkan masuk ke dalam Neraka dan aku telah berdiri di atas pintu Neraka, aku lihat kebanyakan orang yang masuk ke dalamnya ialah wanita." (Riwayat Imam Bukhari dan Usamah bin Lad r.a)

50. Rasulullah SAW juga bersabda: "Aku lihat api Neraka, tidak pemah aku melihatnya seperti hari ini, karena ada pemandangan yang dahsyat di dalamnya. Telah aku saksikan kebanyakan ahli Neraka ialah wanita." Baginda ditanya, "Mengapa begitu, ya Rasulullah?" Rasulullah menjawab: "Wanita mengkufurkan suaminya dan mengkufurkan ihsannya. Jika engkau berbuat baik kepadanya seberapa banyak pun dia masih belum merasa puas hati dan cukup." (Riwayat Imam Bukhari)

51. Sabda Nabi SAW: "Kebanyakan ahli Neraka adalah terdiri dari kaum wanita." Maka menangislah mereka dan bertanya salah seorang daripada mereka, "Mengapa terjadi demikian, apakah karena mereka berzina atau membunuh anak atau kafir?" Jawab Nabi, "Tidak, mereka ini ialah mereka yang tidak bersyukur akan nikmat suaminya, sesungguhnya tiap-tiap seorang kamu adalah dalam nikmat suaminya."

52. Sabda Rasulullah SAW:
"Keadaan wanita sepuluh kali ganda seorang laki-laki di dalam Neraka dan dua kali ganda seorang laki-laki di dalarn surga. "

53. Suatu hari Rasulullah SAW datang melawat anaknya Fatimah ra dan didapatinya sedang menangis.
Maka bertanyalah Rasulullah
SAW: "Apakah yang membuat engkau menangis, wahai Fatimah?'
Fatimah menjawab, "Wahai ayahku, aku menangis disebabkan oleh keletihan yang tidak terkira ketika mengisar tepung dan menyediakan keperluan rumah. Sekiranya ayahanda menyuruh Imam Ali membeli seorang wanita suruhan, itu akan menjadi pemberian yang besar bagiku."

Mendengar kata-kata itu, hati Rasulullah teriris hingga berlinang air mata baginda. Lalu baginda pun duduk berhampiran alat pengisar kemudian mengambil segenggam gandum dan melafazkan (basmalah).
Ketika Rasulullah memasukkan gandum tersebut ke dalam alat pengisar maka bergeraklah alat itu dengan sendirinya sambil alat itu memuji Allah dalam bahasa yang amat indah dan suara yang amat merdu sehingga semuanya dikisar. Lalu Baginda pun berkata, "Berhentilah kamu wahai alat pengisar " Ketika itu Allah telah menjadikan alat itu dapat berkata-kata. "Demi Allah yang mengantarmu dengan kebenaran sebagai seorang Rasul dan dengan berita sebagai orang yang diamanahkan. Aku tidak akan berhenti sebelum kau memberi jaminan dari Allah untuk menempatkan aku di dalam surga dan menjauhkan aku dari api Neraka." Berkata Rasulullah SAW:

"Kau adalah batu, namun kau takut pada api Neraka" Alat pengisar menjawab, "Wahai Rasulullah, aku telah mendengar kata-kata ini dari Al Quran: "Wahai orang yang beriman, jauhkanlah dirimu dan ahli keluargamu dari api Neraka yang pembakarnya terdiri dari manusia dari batu-batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras, tidak mendurhakai terhadap apa yang diperintahkan Allah kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."

Maka Rasulullah pun mendoakan untuk keselamatan batu itu. Selesai berdoa turunlah malaikat Jibril a.s dan berkata: "Wahai Muhammad, Tuhan yang untuknya segala pujian dan yang Maha Tinggi, mengirim salam dan penghormatan dan berpesan kepada engkau, beritahu batu itu berita gembira bahwa Allah telah menganugerahkan pada batu itu keselamatan dari api neraka dan meletakkannya di antara batu-batu surga di dalam mahligai Fatimah di mana ia akan bercahaya
bagaikan matahari di alam ini."

Lalu disampaikan berita itu. Baginda memandang kepada Fatimah lalu bersabda: "Wahai Fatimah, sekianya begitu kehendakAllah, pengisar ini akan bekerja setiap hari tetapi Allah ingin mencatatkan untukmu perbuatan baik dan meninggikan derajatmu karena tanggung jawabmu yang berat itu. "

"Wahai Fatimah, untuk setiap wanita yang mengeluarkan peluh ketika membuat roti, Allah akan membina tujuh parit di antara dirinya dengan api Neraka, jarak di antara parit itu ialah sejauh langit dan bumi. "

"Wahai Fatimah, bagi setiap wanita yang memintal benang, Allah akan mencatatkan untuknya perbuatan baik sebanyak utas benang yang dibuat dan memadamkan seratus perbuatan jahat."

"Wahai Fatimah, untuk setiap wanita yang menganyam benang yang dibuatnya, Allah telah menentukan satu tempat khusus untuknya di atas takhta di hari Akhirat."

"Wahai Fatimah, bagi setiap wanita yang memintal benang dan kemudian dibuat pakaian untuk anak-anaknya maka Allah akan mencatatkan baginya pahala sama seperti orang yang memberi makan kepada seribu orang yang lapar dan memberi pakaian kepada seribu orang yang tidak berpakaian."

"Wahai Fatimah, bagi setiap wanita yang meminyakkan rambut anaknya, menyikatnya, mencuci pakaian-pakaian mereka dan mencuci akan diri anaknya itu, Allah akan mencatatkan untuknya pekerjaan baik sebanyak helai rambut mereka dan memadamkan sebanyak itu pula pekerjaan yang jahat dan menjadikan dinnya kelihatan berseri di mata orang-orang yang memperhatikan." (Riwayat Abu Hurairah)

54. Asma binti Khanyah Fazari diriwayatkan telah berkata pada puterinya pada hari pernikahan anaknya itu: "Hai anakku, kini engkau akan keluar dari sarang di mana engkau dibesarkan. Engkau akan berpindah ke sebuah rumah dan hamparan yang belum engkau kenali. Itulah suamimu.
Jadilah engkau tanah bagi suamimu (taat perintahnya) dan dia akan menjadi langit bagimu (tempat bernaung). Jadilah engkau sebagai lantai supaya dia dapat menjadi tiangnya. Jangan engkau bebani dia dengan berbagai-bagai kesukaran karena itu akan memungkinkan dia meninggalkamu.
Kalau dia mendekatimu, dekatilah dia dan jika dia menjauhimu maka jauhilah dia dengan baik. Peliharalah benar-benar suamimu itu akan hidungnya, pendengarannya, matanya dan lain-lain.
Janganlah biarkan suamimu itu mencium sesuatu darimu melainkan yang harum, Jangan pula dia mendengar melainkan yang enak dan janganlah dia melihat melainkan yang indah saja pada dirimu."

Minggu, Oktober 14, 2012

Nurani Hati Wanita

Kehidupan yg dijalani wanita tdk prnh terlepas dari perjuangan hidup.
Peran sbg wanita itu sendiri, sbg istri, dan sbg ibu bahkan sbg penentu bangunan pondasi nilai akhlak masyarakat. Dan yg menjadi landasan dasarnya adlh berfungsinya sinyal NURANI HATI WANITA.

Padahal qt tlh mengetahui bhw nurani itu terus digerus dg kepalsuan hidup yg ditawarkan kpd wanita sprt sekarang ini terjadi. Nurani tsbt tlh tergantikan dg nilai nilai materi yg berorientasi kpd fisik dan duniawi semata.

Wanita yg seharusnya adlh wanita yg mengerti makna kewanitaanya sbg istri, ibu dan anggota masyarakat. Wanita tau bgaimana bersikap dan bertindak di saat gawat dan menentukan nilai kehidupannya.

Di satu sisi yg lainya wanita adlh hamba yg jg seharusnya mengetahui apa saja yg berkaitan dg hak dan kewajibannya trhdp agamanya.

Harapan saya,
Semoga wanita memiliki nurani yg terang benderang sprt matahari bersinar di siang hari, sebening embun di pagi hari dan sejernih mata air pegunungan sehingga dpt ngejalanin tugasnya dg baik sesuai syari'at dan petunjuk Al quran jg Sunnah Rasulullah saw.

Sabtu, Oktober 13, 2012

Hadits Dan Ayat Al qur'an Tentang Pernikahan.

“Sesungguhnya, apabila seorang suami memandang
isterinya (dengan kasih & sayang) dan isterinya juga
memandang suaminya (dengan kasih & sayang), maka
Allah akan memandang keduanya dengan pandangan kasih &
sayang. Dan apabila seorang suami memegangi jemari
isterinya (dengan kasih & sayang) maka berjatuhanlah
dosa-dosa dari segala jemari keduanya” (HR. Abu Sa’id)

“Shalat 2 rakaat yang diamalkan orang yang sudah
berkeluarga lebih baik, daripada 70 rakaat yang
diamalkan oleh jejaka (atau perawan)” (HR. Ibnu Ady
dalam kitab Al Kamil dari Abu Hurairah)

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu
sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir” (Ar-Ruum
21)

“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara
kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba
sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang
perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN MENGKAYAKAN
MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah Maha Luas
(pemberianNya) dan Maha Mengetahui.”
(An Nuur 32)

“Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan,
supaya kamu mengingat kebesaran Allah” (Adz Dzariyaat
49)

“Janganlah kalian mendekati zina, karena zina itu
perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk” (Al-Isra
32)

“Dialah yang menciptakan kalian dari satu orang,
kemudian darinya Dia menciptakan istrinya, agar
menjadi cocok dan tenteram kepadanya” (Al-A’raf 189)

“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang
keji, dan laki-laki yang keji adalah buat
wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang
baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki
yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)”
(An-Nur 26)

“Berikanlah mahar (mas kawin) kepada wanita (yang kamu
nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan” ( An
Nisaa : 4)

“Nikah itu sunnahku, barangsiapa yang tidak suka,
bukan golonganku” (HR. Ibnu Majah, dari Aisyah r.a.)
“Empat macam diantara sunnah-sunnah para Rasul yaitu :
berkasih sayang, memakai wewangian, bersiwak dan
menikah” (HR. Tirmidzi)

“Janganlah seorang laki-laki berdua-duan (khalwat)
dengan seorang perempuan, karena pihak ketiga adalah
syaithan” (HR. Abu Dawud)

“Wahai para pemuda, siapa saja diantara kalian yang
telah mampu untuk kawin, maka hendaklah dia menikah.
Karena dengan menikah itu lebih dapat menundukkan
pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Dan barang siapa
yang belum mampu, maka hendaklah dia berpuasa, karena
sesungguhnya puasa itu bisa menjadi perisai baginya”
(HR. Bukhori-Muslim)

“Janganlah seorang laki-laki dan wanita berkhalwat,
sebab syaithan menemaninya. Janganlah salah seorang di
antara kita berkhalwat, kecuali wanita itu disertai
mahramnya” (HR. Imam Bukhari dan Iman Muslim dari
Abdullah Ibnu Abbas ra).

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir,
hendaklah tidak melakukan khalwat dengan seorang
wanita yang tidak disertai mahramnya, karena
sesungguhnya yang ketiga adalah syetan” (Al Hadits)

“Dunia ini dijadikan Allah penuh perhiasan, dan
sebaik-baik perhiasan hidup adalah istri yang
sholihah” (HR. Muslim)

“Jika datang (melamar) kepadamu orang yang engkau
senangi agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia
(dengan putrimu). Jika kamu tidak menerima
(lamaran)-nya niscaya terjadi malapetaka di bumi dan
kerusakan yang luas” ( H.R. At-Turmidzi)

“Barang siapa yang diberi istri yang sholihah oleh
Allah, berarti telah ditolong oleh-Nya pada separuh
agamanya. Oleh karena itu, hendaknya ia bertaqwa pada
separuh yang lain” (HR. Al-Hakim dan At-Thohawi)
“Jadilah istri yang terbaik. Sebaik-baiknya istri,
apabila dipandang suaminya menyenangkan, bila
diperintah ia taat, bila suami tidak ada, ia jaga
harta suaminya dan ia jaga kehormatan dirinya” (Al
Hadits)

“Tiga golongan yang berhak ditolong oleh Allah : 1.
Orang yang berjihad / berperang di jalan Allah. 2.
Budak yang menebus dirinya dari tuannya. 3. Pemuda / i
yang menikah karena mau menjauhkan dirinya dari yang
haram” (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim)

“Wahai generasi muda! Bila diantaramu sudah mampu
menikah hendaklah ia nikah, karena mata akan lebih
terjaga, kemaluan akan lebih terpelihara”
(HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’ud)

“Kawinlah dengan wanita yang mencintaimu dan yang
mampu beranak. Sesungguhnya aku akan membanggakan kamu
sebagai umat yang terbanyak” (HR. Abu Dawud)

“Saling menikahlah kamu, saling membuat keturunanlah
kamu, dan perbanyaklah (keturunan). Sesungguhnya aku
bangga dengan banyaknya jumlahmu di tengah
umat yang lain” (HR. Abdurrazak dan Baihaqi)

“Seburuk-buruk kalian, adalah yang tidak menikah, dan
sehina-hina mayat kalian, adalah yang tidak menikah”
(HR. Bukhari)

“Diantara kamu semua yang paling buruk adalah yang
hidup membujang, dan kematian kamu semua yang paling
hina adalah kematian orang yang memilih hidup
membujang” (HR. Abu Ya¡Â?la dan Thabrani)

“Dari Anas, Rasulullah SAW. pernah bersabda : Barang
siapa mau bertemu dengan Allah dalam keadaan bersih
lagi suci, maka kawinkanlah dengan perempuan
terhormat” (HR. Ibnu Majah,dhaif)

“Rasulullah SAW bersabda : Kawinkanlah orang-orang
yang masih sendirian diantaramu. Sesungguhnya, Allah
akan memperbaiki akhlak, meluaskan rezeki, dan
menambah keluhuran mereka” (Al Hadits)

“Barangsiapa yang menikahkan (putrinya) karena silau
akan kekayaan lelaki meskipun buruk agama dan
akhlaknya, maka tidak akan pernah pernikahan itu
dibarakahi-Nya, Siapa yang menikahi seorang wanita
karena kedudukannya, Allah akan menambahkan kehinaan kepadanya,
Siapa yang menikahinya karena kekayaan, Allah hanya akan
memberinya kemiskinan, Siapa yang menikahi wanita
karena bagus nasabnya, Allah akan menambahkan
kerendahan padanya, Namun siapa yang menikah hanya
karena ingin menjaga pandangan dan nafsunya
atau karena ingin mempererat kasih sayang, Allah
senantiasa memberi barakah dan menambah kebarakahan
itu padanya” (HR. Thabrani)

“Janganlah kamu menikahi wanita karena kecantikannya,
mungkin saja kecantikan itu membuatmu hina. Jangan
kamu menikahi wanita karena harta / tahtanya mungkin
saja harta / tahtanya membuatmu melampaui batas. Akan
tetapi nikahilah wanita karena agamanya. Sebab,
seorang budak wanita yang shaleh, meskipun buruk
wajahnya adalah lebih utama” (HR. Ibnu Majah)

“Dari Jabir r.a., Sesungguhnya Nabi SAW. telah
bersabda : Sesungguhnya perempuan itu dinikahi orang
karena agamanya, kedudukan, hartanya, dan
kecantikannya ; maka pilihlah yang beragama” (HR.
Muslim dan Tirmidzi)

“Wanita yang paling agung barakahnya, adalah yang
paling ringan maharnya” (HR. Ahmad, Al Hakim, Al
Baihaqi dengan sanad yang shahih)

“Jangan mempermahal nilai mahar. Sesungguhnya kalau
lelaki itu mulia di dunia dan takwa di sisi Allah,
maka Rasulullah sendiri yang akan menjadi
wali pernikahannya.” (HR. Ashhabus Sunan)

“Sesungguhnya berkah nikah yang besar ialah yang
sederhana belanjanya (maharnya)” (HR. Ahmad)

“Dari Anas, dia berkata : ” Abu Thalhah menikahi Ummu
Sulaim dengan mahar berupa keIslamannya” (Ditakhrij
dari An Nasa’i)

“Adakanlah perayaan sekalipun hanya memotong seekor
kambing.” (HR. Bukhari dan Muslim)
“Rasulullah Saw melarang laki-laki yang menolak kawin (sebagai alasan)
untuk beralih kepada ibadah melulu.” (HR. Bukhari)

“Sesungguhnya dunia seluruhnya adalah benda (perhiasan)
dan sebaik-baik benda (perhiasan) adalah wanita (isteri) yang sholehah”. (HR. Muslim)
“Rasulullah Saw bersabda kepada Ali Ra: “Hai Ali, ada tiga perkara yang janganlah
kamu tunda-tunda pelaksanaannya, yaitu shalat apabila tiba waktunya,
jenazah bila sudah siap penguburannya, dan wanita (gadis atau janda)
bila menemukan laki-laki sepadan yang meminangnya.” (HR. Ahmad)

“Seorang janda yang akan dinikahi harus diajak bermusyawarah
dan bila seorang gadis maka harus seijinnya (persetujuannya),
dan tanda persetujuan seorang gadis ialah
diam (ketika ditanya). “(HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

“Kawinilah gadis-gadis, sesungguhnya mereka lebih sedap mulutnya
dan lebih banyak melahirkan serta lebih rela
menerima (pemberian) yang sedikit.”(HR. Ath-Thabrani)

“Janganlah seorang isteri memuji-muji wanita lain di hadapan
suaminya sehingga terbayang bagi suaminya seolah-olah dia
melihat wanita itu.” (HR. Bukhari)

“Seorang isteri yang ketika suaminya wafat meridhoinya maka
dia (isteri itu) akan masuk surga. “(HR. Al Hakim dan Tirmidzi)
“Hak suami atas isteri ialah tidak menjauhi tempat tidur suami
dan memperlakukannya dengan benar dan jujur, mentaati perintahnya
dan tidak ke luar (meninggalkan) rumah kecuali dengan ijin suaminya,
tidak memasukkan ke rumahnya orang-orang
yang tidak disukai suaminya. “(HR. Ath-Thabrani)

“Tidak sah puasa (puasa sunah) seorang wanita yang suaminya
ada di rumah, kecuali dengan seijin suaminya. “(Mutafaq’alaih)
“Tidak dibenarkan manusia sujud kepada manusia, dan
kalau dibenarkan manusia sujud kepada manusia, aku akan
memerintahkan wanita sujud kepada suaminya karena
besarnya jasa (hak) suami terhadap isterinya.”(HR. Ahmad)

“Apabila di antara kamu ada yang bersenggama dengan isterinya
hendaknya lakukanlah dengan kesungguhan hati. Apabila selesai
hajatnya sebelum selesai isterinya, hendaklah dia sabar menunggu
sampai isterinya selesai hajatnya. “(HR. Abu Ya’la)

“Apabila seorang di antara kamu menggauli isterinya,
janganlah menghinggapinya seperti burung
yang bertengger sebentar lalu pergi. “(HR. Aththusi)

“Seburuk-buruk kedudukan seseorang di sisi Allah pada
hari kiamat ialah orang yang menggauli isterinya dan isterinya
menggaulinya dengan cara terbuka lalu suaminya mengungkapkan
rahasia isterinya kepada orang lain. “(HR. Muslim)

“Sesungguhnya wanita seumpama tulang rusuk yang bengkok.
Bila kamu membiarkannya (bengkok) kamu memperoleh
manfaatnya dan bila kamu berusaha meluruskannya
maka kamu mematahkannya. “(HR. Ath-Thahawi)

“Talak (perceraian) adalah suatu yang halal yang
paling dibenci Allah. “(HR. Abu Dawud dan Ahmad)
“Ada tiga perkara yang kesungguhannya adalah kesungguhan (serius)
dan guraunya (main-main) adalah kesungguhan (serius), yaitu perceraian,
nikah dan rujuk. “(HR. Abu Hanifah)

“Apabila suami mengajak isterinya (bersenggama) lalu isterinya
menolak melayaninya dan suami sepanjang malam jengkel
maka (isteri) dilaknat malaikat sampai pagi. “(Mutafaq’alaih)
“Allah tidak akan melihat (memperhatikan) seorang lelaki yang
menyetubuhi laki-laki lain (homoseks) atau yang
menyetubuhi isteri pada duburnya. “(HR. Tirmidzi)

Jumat, September 28, 2012

Dari mana kita berasal,untuk apa kita hidup dan setelah mati kemana kita kan pergi

TEKA-TEKI IMAM AL- GHAZALI
Suatu hari, Imam Al-Ghazali berkumpul
dengan murid-muridnya lalu beliau
bertanya (Teka Teki ) ;
Imam Ghazali = " Apakah yang paling
dekat dengan diri kita di dunia ini ?
Murid 1 = " Orang tua "
Murid 2 = " Guru "
Murid 3 = " Teman "
Murid 4 = " Kaum kerabat "
Imam Ghazali = " Semua jawapan itu
benar. Tetapi yang paling dekat dengan
kita ialah MATI. Sebab itu janji Allah
bahawa setiap yang bernyawa pasti akan
mati ( Surah Ali-Imran ;185).
Imam Ghazali = " Apa yang paling jauh
dari kita di dunia ini ?"
Murid 1 = " Negeri Cina "
Murid 2 = " Bulan "
Murid 3 = " Matahari "
Murid 4 = " Bintang-bintang "
Iman Ghazali = " Semua jawaban itu
benar. Tetapi yang paling benar adalah
MASA LALU. Bagaimanapun kita, apapun
kenderaan kita, tetap kita tidak akan
dapat kembali ke masa yang lalu. Oleh
sebab itu kita harus menjaga hari ini,
hari esok dan hari-hari yang akan
datang dengan perbuatan yang sesuai
dengan ajaran Agama".
Iman Ghazali = " Apa yang paling besar
didunia ini ?"
Murid 1 = " Gunung "
Murid 2 = " Matahari "
Murid 3 = " Bumi "
Imam Ghazali = " Semua jawaban itu
benar, tapi yang besar sekali adalah
HAWA NAFSU (Surah Al A’raf; 179). Maka
kita harus hati-hati dengan nafsu
kita, jangan sampai nafsu kita membawa
ke neraka."
IMAM GHAZALI" Apa yang paling berat
didunia? "
Murid 1 = " Baja "
Murid 2 = " Besi "
Murid 3 = " Gajah "
Imam Ghazali = " Semua itu benar, tapi
yang paling berat adalah MEMEGANG
AMANAH (Surah Al-Azab ; 72 ). Tumbuh-
tumbuhan, binatang, gunung, dan
malaikat semua tidak mampu ketika
Allah SWT meminta mereka menjadi
khalifah pemimpin) di dunia ini.
Tetapi manusia dengan sombongnya
berebut-rebut menyanggupi permintaan
Allah SWT sehingga banyak manusia
masuk ke neraka kerana gagal memegang
amanah."
Imam Ghazali = " Apa yang paling
ringan di dunia ini ?"
Murid 1 = " Kapas"
Murid 2 = " Angin "
Murid 3 = " Debu "
Murid 4 = " Daun-daun"
Imam Ghazali = " Semua jawaban kamu
itu benar, tapi yang paling ringan
sekali didunia ini adalah MENINGGALKAN
SOLAT. Gara-gara pekerjaan kita atau
urusan dunia, kita tinggalkan solat "
Imam Ghazali = " Apa yang paling tajam
sekali di dunia ini? "
Murid- Murid dengan serentak menjawab
= " Pedang "
Imam Ghazali = " Itu benar, tapi yang
paling tajam sekali didunia ini adalah
LIDAH MANUSIA. Kerana melalui lidah,
manusia dengan mudahnya menyakiti hati
dan melukai perasaan saudaranya
sendiri "
"sampaikanlah walau satu ayat"..

Sumber : http://yudikaffah.blogspot.com/2008/08/teka-teki-imam-al-ghazali.html?m=1

Selasa, September 11, 2012

Keindahan Cinta Yang Tulus


Alangkah menyakitkan, kalau tiba2 kita sadar bahwa kita tak dapat bersamanya untuk slamanya. Awalnya, gak terlalu terasa, perpisahan yang secara perlahan terjadi. Perlahan
tapi pasti intensitas komunikasi semakin berkurang. Yang tadinya sehari 3 kali, menjadi
dua kali, setelah itu sekali, dua hari sekali, tiga hari sekali…dan akhirnya aku sadar pelan
tapi pasti semuanya sudah berakhir.
Dan sekarang baru terasa pedih, sekarang baru terasa sepi
dan sekarang baru terasa sedihnya kehilangan dia.
Tapi .. cinta itu indah…
Meskipun ada banyak halangan, mekipun ada banyak cobaan,
meskipun ada banyak kendala, meskipun ada banyak rintangan,
meskipun ada banyak tanjakan , meskipun ada banyak tembok tebal,
bahkan meskipun akhirnya menemukan kegagalan..
Aku bicara tentang cinta yang indah …
Tanpa kebencian…
Tanpa kemarahan…
Tanpa dendam…
Tanpa suudzon…
Aku bicara tentang cinta yang indah…
Meskipun….
Ketika disitu ada kesedihan..
Ketika disitu ada isak tangis..
Ketika disitu ada air mata
Ketika disitu ada kepedihan..
Bahkan ketika disitu juga ada penderitaan..
Cinta itu indah……Meskipun..
Ketika kami merasa keempat tangan kami takmampu lagi memeluk..
Ketika dua puluh jari kami tak mampu lagi memegang..
Ketika keempat lengan kami tak mampu lagi merangkul..
Ketika keempat tungkai kami tak mampu lagi melangkah..
Ketika keempat telapak kaki kami tak mampu menjejak
Ketika keempat kaki kami tak mampu mendobrak
Cinta itu sangat indah…
Disaat keluar kata2 : “ Aku menyintaimu abadi…selamanya..”
“Aku menyintaimu meskipun tak ada didekatmu..’
“ Aku menyintaimu meskipun tak memilikimu. .”
Cinta itu teramat sangat indah…
Ketika saling menghibur disaat akan berpisah..
Ketika saling mendukung supaya tabah , kuat dan tawakkal..
Ketika saling mengerti bahwa bakti itu diatas segalanya..
Ketika saling menatap mesra…disaat akan pergi..
Meskipun…sekarang kami sendirian…
Tapi hati kami satu..
Meskipun kami terpisah…
Tapi perasaan kami sama..
Meskipun tubuh kami berjauhan..
Tapi batin kami berdekatan..
Meskipun dilubuk hati ada kepedihan yang menghunjam…
Tapi disana ada juga kebahagiaan…
Betapa tidak….
Kita akan sangat bahagia, ketika kita tau
Orang yang sangat kita cintai,
Ternyata cintanya lebih besar dari apa yang kita bayangkan
Cinta itu indah…
Karena disitu ada kebahagiaan , penderitaan, hiburan,…
Meskipun tanpa harapan….

Kamis, September 06, 2012

Pendidikan Akhlak dalam Surat Al Hujuraat

Surat Al Hujuraat yang terdiri dari 18 ayat ternyata banyak berisi pendidikan akhlak. Baik Akhlak
terhadap Allah dan RasulNya, juga terhadap sesama muslim atau manusia.
Pertama hendaknya kita mengutamakan petunjuk yang diberikan Allah dan Rasulnya. Bukan
pendapat kita sendiri:
[49.1] Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Untuk itu selain Al Qur’an, hendaknya kita juga membaca kitab Hadits seperti Bukhari, Muslim, Abu
Daud, dsb. Begitu pula kitab-kitab seperti Al Umm susunan Imam Syafi’ie yang syarat dengan
hadits dengan pemahaman ulama Salaf yang asli serta kitab Al Muwaththo.
Dalam bersuara juga kita tidak boleh berteriak-teriak:
[49.2] Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari
suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana
kerasnya (suara) sebahagian kamu terhadap sebahagian yang lain, supaya tidak hapus
(pahala) amalanmu sedangkan kamu tidak menyadari.
[49.3] Sesungguhnya orang-orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah mereka
itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk bertakwa. Bagi mereka
ampunan dan pahala yang besar.
[49.4] Sesungguhnya orang-orang yang memanggil kamu dari luar kamar (mu) kebanyakan
mereka tidak mengerti.
[49.5] Dan kalau sekiranya mereka bersabar sampai kamu keluar menemui mereka
sesungguhnya itu adalah lebih baik bagi mereka, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
Kalau bertemu teman, jangan berteriak-teriak dari jauh seperti preman/orang gila. Coba dekati
dan ngobrol dengan suara lembut.
Dalam menerima berita juga kita harus hati-hati meski dari orang yang kita percaya. Tabayyun/
periksa langsung kebenaran beritanya pada orang yang dituduh:
[49.6] Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu
berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada
suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas
perbuatanmu itu.
Asbabun Nuzul ayat di atas adalah saat Walid bin Uqbah diutus Nabi untuk mengambil zakat dari
kaum Harits namun tidak berangkat karena khawatir dibunuh oleh Harits. Akhirnya dia membuat
laporan palsu bahwa Harits dan kaumnya ingin membunuhnya.
Untungnya Nabi tidak mempercayai berita itu begitu saja. Dikirim utusan yang lain dan ternyata
Harits tidak ingin membunuh Walid. Bahkan menunggu Walid agar bisa membayar zakat [HR
Ahmad, Thabrani, dsb]. Jika orang tidak cek dan ricek berita tersebut, tentu akan timbul perang
bukan?
Hendaknya kita senantiasa mentaati Rasulullah. Bukan hawa nafsu atau keinginan kita sendiri.
Sekarang yang kita taati hendaknya Al Qur’an dan Hadits:
[49.7] Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalangan kamu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti
(kemauan) kamu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu akan mendapat kesusahan
tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah
dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan
kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus,
[49.8] sebagai karunia dan nikmat dari Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana .
Jika ada 2 golongan Mukmin berperang/bertikai, hendaknya kita damaikan. Bukan justru kita adu-
domba:
[49.9] Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mukmin berperang maka damaikanlah
antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap
golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan
itu kembali kepada perintah Allah; jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah),
maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berlaku adil.
[49.10] Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah
antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.
Hendaknya kita tidak menghina kelompok lain dengan sebutan yang kita sendiri tidak suka. Boleh
jadi mereka lebih baik daripada kita. Jadi jika kita tidak suka disebut Musyrik, Ahli Bid’ah, Sesat,
Kafir, dan sebagainya, hendaknya kita tidak menyebut kelompok lain begitu. Yang berwenang
melakukan itu adalah Ijma’/Kesepakatan ulama dari mayoritas ummat Islam di Indonesia.
Jama’ah/kelompok besar yang insya Allah tidak akan sepakat dalam kesesatan. Bukan Firqoh
apalagi aliran sesat macam khawarij yang gemar mengkafirkan sesama Muslim:
[49.11] Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain
(karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok)
dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi
wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan
janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan
gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah
iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang lalim.
Kita juga tidak boleh berprasangka buruk atau su’u zhon karena sebagiannya dosa. Jangan pula
mencari-cari kesalahan/aib orang lain (Tajassus). Kita harus paham yang maksum/suci dari dosa
itu Nabi. Ada pun manusia biasa itu tempat salah dan alpa termasuk kita. Jadi kalau dicari-cari,
niscaya ketemu aib/salahnya. Dan ini dosa. Jangan pula melakukan ghibah/menggunjing aib/
keburukan orang lain karena dosanya seperti memakan bangkai. Kecuali jika keburukan itu
dilakukan terbuka di tempat umum/menzalimi seseorang. Itu pun dilakukan pada tempatnya yaitu
melapor kepada yang berwenang:
[49.12] Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya
sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain
dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah
seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah
kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Penerima tobat lagi Maha Penyayang.
Di ayat berikut, Allah mengajarkan kita bahwa semua manusia itu diciptakan dari seorang laki-laki
(Nabi Adam) dan seorang perempuan (Siti Hawa). Jadi sebetulnya semua manusia itu bersaudara.
Perjalanan waktu di mana manusia berkembang-biak sehingga ada yang putih, kuning, coklat,
hitam, dan sebagainya sebetulnya semua bersaudara karena nenek moyangnya sama. Oleh karena
itu sifat Rasis seperti membenci Cina, Kulit Hitam, dan sebagainya sebetulnya tidak sejalan dengan
Islam:
[49.13] Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi
Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Kita juga tidak bisa mengklaim sebagai beriman/Mukmin. Cukup mengaku sebagai Muslim. Karena
hanya Allah yang tahu apakah kita beriman atau tidak. Bisa jadi banyak amalan kita masih kita
lakukan karena riya atau terpaksa:
[49.14] Orang-orang Arab Badui itu berkata: “Kami telah beriman”. Katakanlah (kepada
mereka): “Kamu belum beriman, tetapi katakanlah: “Kami telah tunduk”, karena iman itu
belum masuk ke dalam hatimu dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tiada
akan mengurangi sedikit pun (pahala) amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang”.
Orang-orang yang beriman kepada Allah, selain beriman kepada Allah dan RasulNya juga tidak
ragu-ragu berjihad dengan harta dan nyawanya di jalan Allah:
[49.15] Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan
harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.
[49.16] Katakanlah (kepada mereka): “Apakah kamu akan memberitahukan kepada Allah
tentang agamamu (keyakinanmu), padahal Allah mengetahui apa yang ada di langit dan
apa yang ada di bumi dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Di saat perang, mereka tidak ragu berperang dengan resiko terbunuh dengan harta dan jiwa
mereka. Di saat damai, mereka tidak ragu menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti membantu
dakwah syiar Islam, membantu fakir miskin, dan sebagainya. Bukan sekedar zakat yang memang
sudah merupakan kewajiban setiap Muslim.
Ada kaum yang saat masuk Islam merasa seolah-olah berjasa dan memberi hadiah pada Nabi.
Padahal justru merekalah yang mendapat nikmat Islam sehingga terlepas dari siksa neraka:
[49.17] Mereka merasa telah memberi nikmat kepadamu dengan keislaman mereka.
Katakanlah: “Janganlah kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan
keislamanmu, sebenarnya Allah Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan
menunjuki kamu kepada keimanan jika kamu adalah orang-orang yang benar”.
Di zaman ini, maka setiap perbuatan baik kita entah itu berupa zakat, sedekah, dan sebagainya,
pada dasarnya itu bukan untuk para ulama atau pun aktivis dakwah. Tapi untuk mereka sendiri
sehingga amal tersebut bisa menghindarkan mereka dari siksa neraka dan memasukkan mereka
ke dalam surga jika mereka ikhlas hatinya.
Allah mengetahui semua perkataan dan perbuatan kita. Baik pikiran/niat kita, atau pun yang kita
ucapkan atau lakukan. Jadi hendaknya kita hati-hati dalam berkata dan berbuat. Setiap
kebohongan kita, setiap keburukan yang kita lakukan, itu semua diketahui Allah dan dicatat oleh
para Malaikat:
[49.18] Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang gaib di langit dan di bumi. Dan Allah
Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
Jadi hindari dusta, mencuri, korupsi, merampok, membunuh, berzina dan segala dosa/maksiat
lainnya sebab semua itu dilihat, didengar, dan diketahui Allah SWT.
Referensi:
http://media-islam.or.id/2011/10/04/mewaspadai-berita-di-media-massa/

Published with Blogger-droid v2.0.6

Jumat, Agustus 17, 2012

SATU KEBAJIKAN SEJUTA KEDAMAIAN

Oleh Gus Rochim


             Hakekatnya tidak ada manusia yang ingin disebut penjahat atau orang yang tidak baik, sekalipun mereka jelas-jelas para penentang kebaikan, para penggemar perbuatan jahat. Tidak ada pencuri yang mau mengaku kalau dirinya seorang pencuri, apalagi terang-terangan memberi tahu bahwa ia baru saja mencuri di rumah si (Anu), tentu saja kalau ada yang seperti ini paling-paling dianggap orang gila dan suah pasti penjara pun penuh. Bahkan tidak ada satu penjahatpun yang rela bila kelak keturunannya mengikuti langkahnya untuk juga menjadi penjahat.

             Maka kemudian bergulirlah satu pertanyaan apakah pencuri atau penjahat yang merasa ingin bertaubat dan segera mengakhiri perbuatannya..? Tentu saja jawabannya ada, bahkan hampir setiap penjahat yang tertangkap dan biasanya dihakimi massa kemudian mendekam di sel tahanan, mengaku menyesali perbuatannya dan ingin kembali ke jalan yang benar. Meski demikian, tetap saja ada diantara mereka yang tidak jera dihakimi massa dan tidak bosan menginap di ruang sempit berjeruji besi.

             Bentuk lain yang lebih sederhana adalah kejahatan dan kemaksiatan yang tidak menyangkut orang lain, yakni maksiat terhadap diri sendiri. Meski tidak terasakan oleh orang lain, meski tidak merugikan makhluk lainnya secara langsung, dan meski tidak diketahui oleh manusia lain, tetap saja disebut kemaksiatan jika perbuatan yang memang jelas-jelas menghancurkan dirinya sendiri.
Hadirin sidang jamaah jum’at yang diridhai Allah.

             Pada dasarnya manusia diciptakan dengan bentuk kejadian yang sempurnah.
لقد خلقنا الانسان فى احسن تقويم (التين : 4)
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik baiknya.

             Bahkan manusia itu lahir dalam keadaan fitrah suci begaikan kertas putih bersih tanpa garis dan tulisan. Nabi saw. bersabda :

كل الناس يولد على الفطرة
Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan suci bersih.

             Sehingga sudah menjadi tabiat sesungguhnyalah semua manusia senang berbuat kebajikan dan menolak hal jahat atau dorongan untuk berbuat kejahatan, itu jelas tidak sesuai fitrah manusia sebagai makhluk yang terlahir suci, memiliki kecenderungan kepada kebenaran dan kebaikan. Kalaupun ada diantara manusia yang melakukan perbuatan menentang fitrahnya, tentu ada unsur asing yang masuk kedalam hatinya menggerogoti benteng-benteng fitrahnya dan mengubah kecenderungan hatinya kepada kebathilan dan dosa. Padahal sesungguhnya, setiap hati manusia yang tercipta dalam keadaan bersih ini senantiasa menolak bercak-bercak hitam kemaksiatan.
Hadirin yang berbahagia.

             Unsur asing itu kadang keluar masuk kedalam hati manusia, menguasai dan mendominasi setiap gerak dan perilaku empunya hati. Sebagai contoh, seperti pencuri saat tertangkap basah dalam melakukan aksinya, serta merta unsur asing itu pergi menjauh meninggalkan jasad si pencuri. Dan bisa kita saksikan, fitrah kebaikannya yang muncul bahwa ia karena terpaksa melakukan atau sedang khilaf. Kemudian kata-kata taubat muncul dari mulutnya. Jika tekat hatinya sangat kuat untuk tidak melanjutkan perbuatan dosa, dan menghindari segala bentuk kemaksiatan, maka unsur asing itu tak akan pernah bisa lagi kembali masuk karena pintu hati itu tertutup untuknya. Namun, jika yang keluar dari mulutnya itu hanya “taubat sambal” maka jangan heran jika kemudian unsur itu keluar masuk dan kembali mendominasi hati manusia untuk senantiasa berdekatan dengan dosa.

             Bagaimanapun setiap perbuatan dosa yang terjadi membuat dada ini terus bergemuruh oleh ledakan-ledakan kegelisahan dan keresahan karena pada hakekatnya hati yang fitrah ini menolak. Bahwa dosa adalah sesuatu yang dirasakan tidak menegakkan, gelisah, takut kalau-kalau orang lain mengetahui dan sedang membicarakannya. Setiap manusia yang mempunyai kecenderungan kepada kebenaran akan merasa malu berbuat maksiat bahkan akan terasa lebih berat malunya jika dosa yang pernah dilakukannya diketahui oleh orang lain. Bagaimana jika malunya dia dengan Allah Swt. yang Tahu Maha Tahu itu...?

             Sementara sekarang bayangkanlah ketenangan yang masuk kesekujur tubuh ini saat sedang melakukan shalat. Hadirkan ketenangan itu juga pada setiap waktu duduk, berdiri, berbaring dan diamnya kita disetiap tempat. Rasakan kehangatan yang menyelimuti relung-relung hati ini saat berbagi rezeki dengan orang lain teruskan kehangatan itu dalam melangkah bersama para fakir dan yatim piatu dengan menanggalkan pakaian-pakaian kesombongan. Dapatkanlah kesejukan dan kedamaian dari hal-hal baik yang terangkai apik dalam keseharian perilaku kita, bagaimana kita setiap waktu itu terisi satu, sepuluh, seratus bahkan sejuta kedamaian. Bahkan kita bisa memperelah semua keindahan hidup hanya dengan menebar senyum dan mendapatkan kembali senyum yang begitu tulus dari saudara-saudara kita, subhanallah, dan senyum itu adalah sadaqah.

             Jelas setiap perbuatan baik akan menghadirkan ketenangan dalam dada manusia yang mengerjakannya. Setiap hati bertambah dan makin banyak hal baik dekerjakannya, semakin bertambah pula ketenagan meliputi hatinya. Sebaliknya, gunda, gelisah dan resah bahkan rasa takut senantiasa mengiringi setiap perbuatan jahat dan dosa. Maka, masikah terus menerus kita betah dengan keadaan hati yang tidak menentu ini hanya karena kita gemar berbuat maksiat? Bagaimana dengan dua, tuga, atau sepuluh kebajikan. Tentu saja butir-butir kedamaian itu, takkan pernah bisa terhitung dan senantiasa hadir dalam hidup dan kehidupan kita.