Senin, Desember 26, 2011

MANHAJ (JALAN) GOLONGAN YANG SELAMAT

1. Golongan Yang Selamat ialah golongan yang setia mengikuti manhaj
Rasulullah dalam hidupnya, serta manhaj para sahabat sesudahnya.
Yaitu Al- Qur'anul Karim yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya , yang beliau
jelaskan kepada para sahabatnya dalam hadits-hadits shahih. Beliau
memerintahkan umat Islam agar berpegang teguh kepa-da keduanya:
"Aku tinggalkan padamu dua perkara yang kalian tidak akan ter- sesat apabila
(berpegang teguh) kepada keduanya, yaitu Kita-bullah dan Sunnahku. Tidak akan
bercerai-berai sehingga kedua-nya menghantarku ke telaga (Surga) ." (Di - shahih-
kan Al-Albani dalam kitab Shahihul Jami')
2. Golongan Yang Selamat akan kembali (merujuk) kepada Kalamullah dan
RasulNya tatkala terjadi perselisihan dan pertentangan di antara mereka,
sebagai realisasi dari firman Allah:
"Kemudian jika kamu berselisih tentang sesuatu, maka kembali-kanlah ia kepada
Allah (Al- Quran) dan Rasul (sunnahnya) , jika kamu benar-benar beriman kepada
Allah dan Hari Kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu ) dan lebih baik
akibat-nya. " (An-Nisaa' : 59)
"Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka
menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian
mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu
berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya." (An- Nisaa': 65)
3. Golongan Yang Selamat tidak mendahulukan perkataan se-seorang atas
Kalamullah dan RasulNya, realisasi dari firman Allah:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan RasulNya
dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguh-nya Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui." (Al- Hu-jurat: 1)
Ibnu Abbas berkata:
"Aku mengira mereka akan binasa. Aku mengatakan, 'Nabi r bersabda, sedang
mereka mengatakan, 'Abu Bakar dan Umar berkata'. " (HR. Ahmad dan Ibnu
'Abdil Barr)
4. Golongan Yang Selamat senantiasa menjaga kemurnian tauhid.
Mengesakan Allah dengan beribadah, berdo'a dan memohon per-tolongan –baik
dalam masa sulit maupun lapang–, menyembelih kur- ban, bernadzar, tawakkal,
berhukum dengan apa yang diturunkan oleh Allah dan berbagai bentuk ibadah
lain yang semuanya menjadi dasar bagi tegaknya Daulah Islamiyah yang benar.
Menjauhi dan membas-mi berbagai bentuk syirik dengan segala simbol-
simbolnya yang ba- nyak ditemui di negara- negara Islam, sebab hal itu
merupakan kon-sekuensi tauhid. Dan sungguh, suatu golongan tidak mungkin
menca- pai kemenangan jika ia meremehkan masalah tauhid, tidak memben-
dung dan memerangi syirik dengan segala bentuknya. Hal- hal di atas merupakan
teladan dari para rasul dan Rasul kita Muhammad Shalallahu Alaihi Wa Salam.
5. Golongan Yang Selamat senang menghidupkan sunnah- sunnah Rasulullah,
baik dalam ibadah, perilaku dan dalam segenap hidupnya.
Karena itu mereka menjadi orang-orang asing di tengah kaum- nya, sebagaimana
disabdakan oleh Nabi Shalallahu Alaihi Wa Salam:
"Sesungguhnya Islam pada permulaannya adalah asing dan akan kembali
menjadi asing seperti pada permulaannya. Maka keuntungan besar bagi orang-
orang yang asing. " (HR. Muslim)
Dalam riwayat lain disebutkan:
"Dan keuntungan besar bagi orang-orang yang asing. Yaitu orang-orang yang
(tetap) berbuat baik ketika manusia sudah rusak." (Al- Albani berkata, "Hadits ini
diriwayatkan oleh Abu Amr Ad-Dani dengan sanad shahih")
6. Golongan Yang Selamat tidak berpegang kecuali kepada Kalamullah dan
Kalam RasulNya yang maksum, yang ber-bicara dengan tidak mengikuti
hawa nafsu.
Adapun manusia selainnya, betapapun tinggi derajatnya, terka-dang ia
melakukan kesalahan, sebagaimana sabda Nabi saw:
"Setiap bani Adam (pernah) melakukan kesalahan, dan sebaik- baik orang yang
melakukan kesalahan adalah mereka yang bertaubat." (Hadits hasan riwayat
Imam Ahmad)
Imam Malik berkata, "Tak seorang pun sesudah Nabi r melain- kan ucapannya
diambil atau ditinggalkan (ditolak) kecuali Nabi Shalallahu Alaihi Wa Salam (yang
ucapannya selalu diambil dan diterima)."
7. Golongan Yang Selamat adalah para ahli hadits.
Tentang mereka Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Salam bersabda:
"Senantiasa ada segolongan dari umatku yang memperjuangkan kebenaran, tidak
membahayakan mereka orang yang menghina-kan mereka sehingga datang
keputusan Allah." (HR. Muslim)
Seorang penyair berkata, "Ahli hadits itu, mereka ahli (keluarga) Nabi, sekalipun
mereka tidak bergaul dengan Nabi, tetapi jiwa mereka bergaul dengannya.
8. Golongan Yang Selamat menghormati para imam mujtahi-din , tidak
fanatik terhadap salah seorang di antara mereka.
Golongan Yang Selamat mengambil fiqih (pemahaman hukum- hukum Islam)
dari Al-Qur 'an, hadits-hadits yang shahih, dan pen-dapat -pendapat imam
mujtahidin yang sejalan dengan hadits shahih. Hal ini sesuai dengan wasiat
mereka, yang menganjurkan agar para pengikutnya mengambil hadits shahih,
dan meninggalkan setiap pendapat yang bertentangan dengannya.
9. Golongan Yang Selamat menyeru kepada yang ma'ruf dan mencegah dari
yang mungkar.
Mereka melarang segala jalan bid'ah dan sekte- sekte yang meng- hancurkan
serta memecah belah umat. Baik bid'ah dalam hal agama maupun dalam hal
sunnah Rasul dan para sahabatnya.
10. Golongan Yang Selamat mengajak seluruh umat Islam agar berpegang
teguh kepada sunnah Rasul dan para sahabatnya.
Sehingga mereka mendapatkan pertolongan dan masuk Surga atas anugerah
Allah dan syafa'at Rasulullah –dengan izin Allah–.
11. Golongan Yang Selamat mengingkari peraturan perundang-undangan
yang dibuat oleh manusia apabila undang-undang tersebut bertentangan
dengan ajaran Islam.
Golongan Yang Selamat mengajak manusia berhukum kepada Kitabullah yang
diturunkan Allah untuk kebahagiaan manusia di dunia dan di akhirat. Allah Maha
Mengetahui sesuatu yang lebih baik bagi mereka. Hukum-hukumNya abadi
sepanjang masa, cocok dan relevan bagi penghuni bumi sepanjang zaman.
Sungguh, sebab kesengsaraan dunia, kemerosotan, dan mundur- nya khususnya
dunia Islam, adalah karena mereka meninggalkan hukum- hukum Kitabullah dan
sunnah Rasulullah. Umat Islam tidak akan jaya dan mulia kecuali dengan kembali
kepada ajaran- ajaran Islam, baik secara pribadi, kelompok maupun secara
pemerintahan. Kembali kepada hukum- hukum Kitabullah, sebagai realisasi dari
firmanNya:
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga
mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri." (Ar- Ra'ad: 11)
12. Golongan Yang Selamat mengajak seluruh umat Islam ber-jihad di jalan
Allah.
Jihad adalah wajib bagi setiap Muslim sesuai dengan kekuatan dan
kemampuannya. Jihad dapat dilakukan dengan:
Pertama , jihad dengan lisan dan tulisan: Mengajak umat Islam dan umat lainnya
agar berpegang teguh dengan ajaran Islam yang shahih, tauhid yang murni dan
bersih dari syirik yang ternyata banyak terdapat di negara-negara Islam. Rasu-
lullah Shalallahu Alaihi Wa Salam telah memberitakan tentang hal yang akan
menimpa umat Islam ini. Beliau bersabda:
"Hari Kiamat belum akan tiba, sehingga kelompok-kelompok da-ri umatku
mengikuti orang-orang musyrik dan sehingga kelom-pok- kelompok dari umatku
menyembah berhala- berhala." (Ha- dits shahih , riwayat Abu Daud, hadits yang
semakna ada dalam riwayat Muslim)
Kedua , jihad dengan harta: Menginfakkan harta buat penyebaran dan peluasan
ajaran Islam, mencetak buku- buku dakwah ke jalan yang benar, memberikan
san-tunan kepada umat Islam yang masih lemah iman agar tetap memeluk
agama Islam, memproduksi dan membeli senjata-senjata dan peralatan perang,
memberikan bekal kepada para mujahidin, baik berupa ma-kanan, pakaian atau
keperluan lain yang dibutuhkan.
Ketiga , jihad dengan jiwa:Bertempur dan ikut berpartisipasi di medan
peperangan untuk kemenangan Islam. Agar kalimat Allah ( Laa ilaaha illallah)
tetap jaya sedang kalimat orang-orang kafir (syirik) menjadi hina. Dalam hu-
bungannya dengan ketiga perincian jihad di atas, Rasulullah r meng- isyaratkan
dalam sabdanya:
"Perangilah orang-orang musyrik itu dengan harta, jiwa dan lisanmu." (HR. Abu
Daud, hadits shahih )
Adapun hukum jihad di jalan Allah adalah:
Pertama , fardhu 'ain: Berupa perlawanan terhadap musuh- musuh yang
melakukan ag-resi ke beberapa negara Islam wajib dihalau. Agresor- Agresor
Yahudi misalnya, yang merampas tanah umat Islam di Palestina. Umat Islam
yang memiliki kemampuan dan kekuatan –jika berpangku tangan– ikut berdosa,
sampai orang-orang Yahudi terkutuk itu enyah dari wilayah Palestina. Mereka
harus berupaya mengembalikan Masjidil Aqsha ke pangkuan umat Islam dengan
kemampuan yang ada, baik dengan harta maupun jiwa.
Kedua , fardhu kifayah: Jika sebagian umat Islam telah ada yang melakukannya
maka sebagian yang lain kewajibannya menjadi gugur. Seperti dakwah
mengembangkan misi Islam ke negara- negara lain, sehingga berlaku hukum-
hukum Islam di segenap penjuru dunia. Barangsiapa meng- halangi jalan dakwah
ini, ia harus diperangi, sehingga dakwah Islam dapat berjalan lancar.
Published with Blogger-droid v2.0.2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar