Kamis, Desember 29, 2011

DUREN, dalam Ma'rifat, Hakikat, Syari'at, dan Thoriqot

Apa yang Anda bayangkan ketika seseorang menyebutkan nama Duren
atau Durian? (bukan Duren si Duda Keren ya.. .) ^_^
Ya, ketika kita denger Duren.. .. Hmmm... yummii.. . Apalagi Kalau orang tersebut
menawarkannya kepada Anda ... Free... makan sekenyangnya... waw.. tentu saja,
bagi Anda penggemar Duren sejati pasti langsung happy... atau bahkan bersujud
syukur kepadaNya.. .
Sekarang, Mari kita belajar dari Sang Duren.. ..
Kadang kalau diperhatikan, kita bisa belajar beragama Islam dengan benar dari
Karakter Duren tersebut. Sebelumnya mari kita kenali bahwa setidaknya ada
Empat Unsur Karakter pada Buah Duren...
1. Kulit Duren
2. Isi (Daging) Duren
3. Rasa Duren
4. Biji Duren
Kalau kita perhatikan, ternyata hari ini ada orang yang beragama Islam lalu
mereka hanya disibukkan mensyiarkan bahwa "Kulit Duren" itu harus
"ditegakkan". Mereka telah mengesankan bahwa Islam itu tajam, seram, dan
menakutkan seperti "Kulit Duren". Dengan kata lain, mereka sibuk
mempopulerkan bahwa Islam itu ibarat "Kulit Duren". Dan inilah golongan
orang-orang yang Menegakkan Islam di titik SYARIATnya saja, hukum- hukum
lahiriah saja.. .
Tapi di sisi lain, banyak juga orang yang berusaha mempopulerkan "Isi
Duren"nya, yakni sang buah duren yang berada di dalam kulit Duren tersebut.
Yap, Dagingnya!!! . Mereka berpandangan yang penting Daging Durennya. Buat
apa sibuk mempopulerkan/mensyiarkan Kulit Duren kalau toh ternyata Duren
tersebut tidak ada isi(daging )nya.. . waah pasti banyak yang kecewa. Nah, iniliah
golongan orang-orang yang hanya berkutat di titik HAKIKAT lalu ia meremehkan
SYARIAT. Bagi mereka "Yang penting isinya Bung !!! " Padahal, kalau kita ditanya,
apakah kita mau memetik Duren dari Pohon apabila Duren itu tidak berkulit?
Dan di sisi lain, ada juga yang terlalu fokus kepada “Rasa Duren” tersebut. Bagi
mereka, buat apa sibuk mikirin Kulit dan Isi Duren kalaulah ketika kita memakan
Buah Duren tersebut tetapi Rasa kita masih ingat kepada buah Jeruk atau
Lainnya. Sehingga, bagi mereka, yang terpenting adalah “Rasa Duren” tersebut.
Itu sebabnya kadang mereka meremehkan orang yang sibuk menikmati syariat
dan hakikat dari keberagamaan seseorang. Inilah orang yang "sukses" di titik
MA'RIFAT (kenal rasa) tapi kurang pas di titik-titik keberagamaan lainnya. Ma’rifat
itu artinya “Kenal”. Dia Mengenali Rasa Beragama tapi ia sendiri tidak menjalani
agama itu.
Nah, sahabat Duren Semesta, tentu saja Duren terbaik adalah Duren yang
RASAnya ENAK, ISInya AMPEG (Lebih besar Dagingnya dibandingkan Bijinya), dan
KULITnya kuat melindungi. Sebab Kualitas RASA juga sangat tergantung dari
Kualitas DAGING dan KULIT Duren tersebut.
Maka tidak indah jika kita hanya sibuk di tataran syariat tapi lupa "olah rasa", atau
kita sibuk di tataran Hakikat tapi lupa terhadap syariat, atau kita sibuk di tataran
Ma'rifat tapi kita meremehkan hakikat dan syariat, sebab jika demikian, maka kita
pun tidak TOTAL dalam "Mengenal Sang Duren".
Sehingga, yang terbaik adalal Ma'rifatud Duren secara TOTAL... baik dari sisi Kulit
(Syariat ), Bentuk Dagingnya (Hakikat), dan Rasanya (Ma'rifat ).. . nah setelah kita
“Mengenal Karakter Duren” secara total (atas petunjuk Allah SWT via Al- Quran
dan Sunnah) maka kita layak mempopulerkan Duren itu secara UTUH dan
mensyiarkannya ke semesta dengan cara menanam BIJI duren tersebut di kebun
kita dan di kebun-kebun saudara kita ...
ya hidup ini seperti berkebun ya sahabat ^_^
Lalu bagaimana dengan Thoriqot? Thoriqot itu berasal dari Kata Thoriq yang
berarti Jalan/Cara . Jadi, sebenarnya banyak CARA untuk mendapatkan DUREN itu
secara UTUH. Maka pilihlah CARA yang sesuai petunjuk Rosulullah saw, agar
Anda tidak hanya menikmati "DUREN" di kulitnya saja, atau di dagingnya saja,
atau di rasanya saja. Carilah Thoriqot yang KAAFFAAH/SYAMIL /MENYELURUH
/TOTAL/KONPREHENSIF.
Artinya, jika Anda ingin bergabung dengan THORIQOT tertentu silakan saja,
setelah Anda yakin bahwa itu THORIQOT yang SYAMIL. Hanya saja, Anda tidak
boleh menganggap bahwa orang-orang di luar Thoriqot Anda masih berada di
jalan kesesatan, kecuali terhadap orang-orang yang sudah jelas- jelas mengingkari
Al-Quran dan Sunnah. Sehingga, sekecil apapun kesombongan hadir dalam diri
orang yang berthoriqot, maka akan membuat ia semakin jauh dari SHIROOTHOL
MUSTAQIIM.. ..Jalan yang LURUS.. .
Artinya, jangan pernah merasa telah menemukan dan merasakan Duren
Terbaik , lalu meremehkan Buah Duren yang tengah dinikmati oleh saudara-
saudara kita, sebab, bukankah sebenarnya kita tengah menikmati DUREN yang
SAMA?

Sumber: http:/ /cahaya- semesta.com

Published with Blogger-droid v2.0.2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar