Kamis, Desember 15, 2011

HAL-HAL YANG MENAKUTKAN DI ALAM KUBUR

Apabila kita mengamati nash-nash yang shahîh dari al-Qur ‘ân dan Sunnah serta
ditopang oleh pemahaman dan pandangan para Ulama dalam memahami nash-
nash tersebut, maka diketahui bahwa manusia akan melewati empat alam
kehidupan, yaitu: alam rahim, alam dunia, alam barzakh (kubur), alam akhirat.
Semua proses kehidupan setiap alam tersebut memiliki kekhususan masing-
masing, tidak bisa disamakan antara satu dengan lainnya. Misalnya alam rahim,
mungkin saja bisa diketahui sebagian proses kehidupan di sana melalui peralatan
kedokteran yang canggih, tapi di balik itu semua, masih banyak keajaiban yang
tidak terungkap dengan jalan bagaimana pun. Semua itu merupakan rahasia
yang sengaja Allah Azza wa Jalla tutup dari ilmu dan pandangan umat manusia.
Allah Azza wa Jalla telah menerangkan dalam firman-Nya yang berbunyi:
ﺎَﻣَﻭ ﻢُﺘﻴِﺗﻭُﺃ َﻦِّﻣ ﺎًﻠﻴِﻠَﻗ ﺎَّﻟِﺇ ِﻢْﻠِﻌْﻟﺍ
Tidaklah kalian diberi ilmu kecuali sedikit saja. [al- Isrâ‘/ 17:85 ]
Apalagi bila kita hendak berbicara tentang kehidupan alam kubur dan alam
akhirat, tiada pintu yang bisa kita buka kecuali pintu keimanan terhadap yang
ghaib, melalui teropong nash-nash al- Qur‘ân dan Sunnah. Beriman dengan hal
yang ghaib adalah barometer pembeda antara seorang Mukmin dengan seorang
kafir, sebagaimana termaktub dalam firman Allah Azza wa Jalla :
َﻚِﻟَٰﺫ ُﺏﺎَﺘِﻜْﻟﺍ ﺎَﻟ ۛ َﺐْﻳَﺭ ِﻪﻴِﻓ ۛ َﻦﻳِﺬَّﻟﺍ َﻦﻴِﻘَّﺘُﻤْﻠِّﻟ ﻯًﺪُﻫ ِﺐْﻴَﻐْﻟﺎِﺑ َﻥﻮُﻨِﻣْﺆُﻳ
Kitab (al- Qur‘ân ) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertakwa (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib”. [al- Baqarah/2: 2- 3]
Banyak nash dari al-Qur ‘ân dan Sunnah yang mengukuhkan persoalan ini, yang
tidak mungkin diuraikan dalam tulisan yang singkat ini.
KEADAAN MANUSIA DI ALAM KUBUR
Setiap manusia yang hidup di dunia ini pasti akan melewati alam kubur. Alam ini
disebut pula alam barzakh yang artinya perantara antara alam dunia dengan
alam akhirat, sebagaimana firman Allah k yang artinya, “Apabila kematian datang
kepada seseorang dari mereka, ia berkata, “Ya Rabbku kembalikanlah aku (ke
dunia) agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan.
Sekalikali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan
di hadapan mereka ada Barzakh (pembatas) hingga hari mereka dibangkitkan.
[al- Mukminûn/23: 100]
Para ahli tafsir dari Ulama Salaf sepakat mengatakan, “Barzakh adalah perantara
antara dunia dan akhirat, atau perantara antara masa setelah mati dan hari
kebangkitan. [1] .
Alam Barzakh dinamakan dengan alam kubur adalah karena keadaan yang
umum terjadi. Karena pada umumnya jika manusia meninggal dunia, dia dikubur
dalam tanah. Namun, bukan berarti orang yang tidak dikubur terlepas dari
peristiwa-peristiwa alam barzakh. Seperti orang yang dimakan binatang buas,
tenggelam di lautan, dibakar ataupun terbakar. Sebab Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu. Seperti yang diceritakan Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam
dalam sabdanya:
ْﻦَﻋ ﻲِﺑَﺃ ﺮُﻫ ََﺓَﺮْﻳ َّﻥَﺃ ﻪَّﻠﻟﺍ َﻝْﻮُﺳَﺭ ﻰﻠَﺻ ِﻪَّﻠﻟﺍ ِﻪْﻴَﻠَﻋ َﻭ َﻝﺎَﻗ َﻢَﻠَﺳ َﻝﺎَﻗ ٌﻞُﺟَﺭ ْﻢَﻟ ﻞَﻤْﻌَﻳ ُّﻂَﻗﺍًﺮْﻴَﺧ ﺍَﺫِﺈَﻓ
َﺕﺎَﻣ ُﻩْﻮُﻗِّﺮَﺤَﻓ ُﻪَﻔﺼِﻧﺍْﻭُﺭْﺫﺍَﻭ ﻲِﻓ ِّﺮَﺒﻟﺍ ُﻪَﻔﺼِﻧَﻭ ﻲِﻓ ِﺮْﺤَﺒْﻟﺍ َﻮَﻓ ِﻪَِّﻠﻟﺍ ْﻦِﺌَﻟ َﺭَﺪَﻗ ُﻪَّﻠﻟﺍ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ِﺬَﻌُﻴَﻟ ُﻪَّﻨَﺑ
ﺎًﺑﺍَﺬَﻋ َﻻ ﺍًﺪَﺣَﺃ ُﻪُﺑِّﺬَﻌُﻳ ْﻦِﻣ َﻦْﻴِﻤَﻟﺎَﻌﻟﺍ َﺮَﻣَﺄَﻓ ُﻪّﻠﻟﺍ َﺮْﺤَﺒْﻟﺍ َﻊَﻤَﺠَﻓ َﺮَﻣَﺃَﻭ ِﻪْﻴِﻓﺎَﻣ َّﺮَﺒْﻟﺍ َﻊَﻤَﺠَﻓ ﺎَﻣ ِﻪْﻴِﻓ َﻝﺎَﻗ َّﻢُﺛ
َﻢِﻟ َﻝﺎَﻗ َﺖْﻠَﻌَﻓ َﻚِﺘَﻴْﺸَﺧ ْﻦِﻣ َﺖْﻧَﺃَﻭ ُﻢَﻠْﻋَﺃ ُِﻪَﻟَﺮَﻔَﻐَﻓ
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Seorang yang tidak pernah beramal baik sedikit pun berkata
kepada keluarganya: apabila ia meninggal maka bakarlah dia, lalu tumbuk
tulangnya sehalus-halusnya . Kemudian sebarkan saat angin kencang bertiup,
sebagian di daratan dan sebagian lagi di lautan. Lalu ia berkata, ‘Demi Allah, jika
Allah mampu untuk menghidupkannya, tentu Allah akan mengazabnya dengan
azab yang tidak diazab dengannya seorang pun dari penduduk alam. Maka Allah
memerintahkan lautan dan daratan untuk mengumpulkan abunya yang terdapat
didalamnya. Maka tiba- tiba ia berdiri tegak. Lalu Allah bertanya kepadanya, “Apa
yang mendorongnya untuk melakukan hal tersebut? Ia menjawab, “karena takut
kepada-Mu dan Engkau lebih mengetahui (isi hatiku)”. Kemudian Allah
mengampuninya. [2]
Dari kisah di atas dapat kita lihat bagaimana seseorang tersebut berusaha untuk
lari dari azab Allah Azza wa Jalla dengan cara yang menurut akal pikirannya dapat
membuatnya lolos dan lepas dari azab Allah Azza wa Jalla. Tetapi hal tersebut
tidak dapat melemahkan kekuasaan Allah Azza wa Jalla . Bila seandainya ada
seseorang mau melakukan tipuan terhadap Allah Azza wa Jalla agar ia terlepas
dari azab kubur, sesungguhnya kekuasaan Allah Azza wa Jalla jauh lebih kuat
daripada tipuannya. Pada hakikatnya yang ditipu adalah dirinya sendiri.
Di alam kubur manusia akan mengalami kehidupan barzakh sampai terompet
sangkakala ditiup oleh malaikat Israfil. Di sana, ada yang bersukacita dan ada
pula yang berdukacita, ada yang bahagia dan ada pula yang menderita.
Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Barâ’ bin ‘Azib Radhiyallahu ‘anhu, bahwa
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya seorang hamba
apabila akan menjumpai kehidupan akhirat dan berpisah dengan kehidupan
dunia, para malaikat turun mendatanginya, wajah mereka bagaikan matahari.
Mereka membawa kain kafan dan minyak harum dari surga. Para malaikat
tersebut duduk dengan jarak sejauh mata memandang. Kemudian malaikat maut
mendatanginya dan duduk dekat kepalanya seraya berkata, “Wahai jiwa yang
baik keluarlah menuju ampunan dan keridhaan Allah.” Maka keluarlah ruh itu
bagaikan air yang mengalir dari mulut wadah air minum. Maka malaikat maut
mengambil ruhnya. Bila ruh itu telah diambil, para malaikat (yang membawa
kafan dan minyak harum) tidak membiarkan berada di tangannya walaupun
sekejap mata hingga mengambilnya. Lalu mereka bungkus ruh itu dengan kafan
dan minyak harum tersebut. Maka keluarlah darinya aroma, bagaikan aroma
minyak kasturi yang paling harum di muka bumi. Mereka membawa ruh itu naik
menuju (ke langit). Mereka melewati para malaikat yang bertanya, “Siapa bau
harum yang wangi ini?” Maka mereka menyebutnya dengan panggilan yang
paling baik di dunia. Sampai naik ke langit, lalu mereka meminta dibukakan pintu
langit, maka lalu dibukalah untuknya. Malaikat penghuni setiap langit
mengiringinya sampai pada langit berikutnya. Dan mereka berakhir pada langit
ketujuh. Allah berkata, ‘Tulislah kitab hamba- Ku pada ‘Illiyyin (tempat yang
tinggi) dan kembalikan ia ke bumi, sesungguhnya Aku menciptakan mereka dari
bumi, kemudian di sanalah mereka dikembalikan dan akan dibangkitkan kelak.
Selanjutnya, ruhnya dikembalikan ke jasadnya. Lalu datanglah kepadanya dua
malaikat,keduanya menyuruhnya untuk duduk. Kedua malaikat itu bertanya
kepadanya, ‘Siapa Rabbmu?’ Ia menjawab, “Rabbku adalah Allah”. ‘Apa
agamamu?’ Ia menjawab,agamaku Islam’. ‘Siapa orang yang diutus kepadamu
ini?’ Ia menjawab, ‘Ia adalah Rasulullâh. ‘Apa ilmumu?’ Ia menjawab, ‘Aku
membaca kitab Allah dan beriman dengannya’. Lalu diserukan dari langit,
‘Sungguh benar hambaku’. Maka bentangkanlah untuknya tikar dari surga-Ku .
Dan bukakan baginya pintu surga. Maka datanglah kepadanya wangi surga dan
dilapangkan kuburnya sejauh mata memandang. Selanjutnya, datang kepadanya
orang yang berwajah tampan, berpakaian bagus dan harum mewangi. Ia (orang
berwajah tampan) berkata, “Bergembiralah dengan semua yang
menyenangkanmu. Inilah hari yang dijanjikan untukmu.” Maka ia (mayat) pun
bertanya, “Siapa anda, wajahmu yang membawa kebaikan?” Maka ia menjawab,
“Aku adalah amalmu yang shaleh”. Ia bertanya lagi, “Ya Allah, segerakanlah
Kiamat agar aku bisa kembali kepada keluarga dan hartaku.”
Dan bila seorang kafir, ia berpindah dari dunia dan menuju ke alam akhirat. Dan
para malaikat turun dari langit menuju kepadanya dengan wajah yang hitam.
Mereka membawa kain rami yang kasar, mereka duduk dengan jarak dari mayat
sejauh mata memandang. Kemudian datanglah malaikat maut duduk di dekat
kepalanya. Ia berkata, “Wahai jiwa yang kotor, keluarlah menuju kemurkaan
Allah.” Selanjutnya, ruhnya pun menyebar ke seluruh tubuhnya dan malaikat
maut mencabut ruhnya dengan kuat seperti mencaput sisir besi dari ijuk yang
basah. Bila ruh itu telah diambil, para malaikat itu tidak membiarkannya sekejap
mata di tangan malaikat maut, sampai para malaikat meletakkannya pada kain
rami yang kasar tersebut. Kemudian ia mengeluarkan bau yang paling busuk di
muka bumi. Selanjutnya para malaikat membawa naik ruh tersebut. Tiada
malaikat yang mereka lewati kecuali mereka mengatakan, ‘Bau apa yang sangat
keji ini?’ ia dipanggil dengan namanya yang paling jelek waktu di dunia. ketika
arwahnya sampai pada langit dunia dan malaikat meminta pintunya dibuka, akan
tetapi tidak diizinkan. Kemudian Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam
membaca firman Allah:
ﺎَﻟ ُﺢَّﺘَﻔُﺗ ْﻢُﻬَﻟ ُﺏﺍَﻮْﺑَﺃ ِﺀﺎَﻤَّﺴﻟﺍ ﺎَﻟَﻭ َﺔَّﻨَﺠْﻟﺍ َﻥﻮُﻠُﺧْﺪَﻳ ُﻞَﻤَﺠْﻟﺍ َﺞِﻠَﻳ ٰﻰَّﺘَﺣ ِّﻢَﺳ ﻲِﻓ ِﻁﺎَﻴِﺨْﻟﺍ
Tidak dibukakan untuk mereka pintu langit, dan mereka tidak akan masuk surga
sampai onta masuk ke dalam lubang jarum”. [al- A‘râf /7: 40]
Setelah itu, Allah Azza wa Jalla berkata, “Tulislah catatan amalnya di Sijjîn pada
lapisan bumi yang paling bawah”.Dan ruhnya dilemparkan jauh-jauh . Kemudian
Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca ayat:
ﻦَﻣَﻭ ِﻪَّﻠﻟﺎِﺑ ْﻙِﺮْﺸُﻳ ﺎَﻤَّﻧَﺄَﻜَﻓ َّﺮَﺧ َﻦِﻣ ِﺀﺎَﻤَّﺴﻟﺍ ْﻭَﺃ ُﺮْﻴَّﻄﻟﺍ ُﻪُﻔَﻄْﺨَﺘَﻓ ِﻪِﺑ ﻱِﻮْﻬَﺗ ُﺢﻳِّﺮﻟﺍ ﻲِﻓ ٍﻖﻴِﺤَﺳ ٍﻥﺎَﻜَﻣ
Barangsiapa yang berbuat syirik kepada Allah, maka seolah-olah ia telah terjatuh
dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan oleh angin ke tempat
yang jauh [al- Hajj/22 :31 ]
Setelah itu ruhnya dikembalikan ke jasadnya, dan datang kepadanya dua orang
malaikat yang menyuruhnya duduk. Kedua malaikat itu bertanya, ‘Siapa
Rabbmu? ia menjawab, ‘Ha ha, aku tidak tahu’. Mereka bertanya lagi, “Siapakah
orang yang diutus kepadamu ini?” Ia menjawab, “Ha ha, aku tidak tahu.” Maka
seseorang menyeru dari langit, “Sungguh ia telah berdusta.” Bentangkan tikar
untuknya dari api neraka dan bukakan salah satu pinti neraka untuknya. Maka
datanglah kepadanya angin panas neraka. Lalu kuburnya disempitkan sehingga
tulang- tulang rusuknya saling berdempet. Kemudian datang kepadanya seorang
yang berwajah jelek, berpakaian jelek dan berbau busuk. Orang itu
berkata,“Berbahagialah dengan apa yang menyakitimu, inilah hari yang dijanjikan
padamu.” Lalu ia (mayat ) bertanya, “Siapa engkau yang berwajah jelek?” Ia
menjawab, “Aku adalah amalanmu yang keji.” Lalu mayat itu mengatakan, “Rabb
ku janganlah engkau datangkan Kiamat.” [3 ]
Jika seorang Muslim mau merenung sejenak bagaimana keadaan dan kondisi
kehidupannya nanti di alam kubur, niscaya ia akan menjauhi perbuatan maksiat
dan dosa. Bayangkan, bagaimana keadaan kita ketika berada dalam sebuah
lubang yang sempit lagi gelap, serta tidak ada cahaya sedikit pun. Betapa
mencekam suasana gelap itu dan menimbulkan rasa takut yang dalam, napas
terasa sesak, semakin lama semakin sulit untuk bernapas, rasa haus, lapar,
panas, mau berteriak tidak seorang pun yang mendengar.
Akan tetapi alam kubur jauh berbeda dari semua itu. Tidak hanya sebatas apa
yang tergambar ketika kita berada dalam sebuah lubang sempit dan gelap.
Suasana di sana akan ditentukan oleh amalan kita sewaktu di dunia. Orang yang
beramal shaleh waktu di dunia, ia akan lulus dalam menjawab pertanyaan
malaikat. Tidur di atas hamparan tikar dari surga, ditemani oleh orang berbau
wangi dan berwajah tampan. Kemudian senantiasa mencium bau harum
hembusan angin surga.
Adapun orang yang ketika hidup di dunia bergelimang dosa dan maksiat, apalagi
melakukan perbuatan syirik. Ia tidak akan bisa menjawab pertanyaan malaikat.
Tidur di atas hamparan tikar dari api neraka, di temani oleh orang berbau busuk
dan berwajah buruk. Kemudian ia senantiasa mencium bau busuk hembusan
panas api neraka. Bahkan setiap manusia akan diperlihatkan tempat tinggalnya
saat di alam kubur pada waktu pagi dan sore. Hal ini sebagaimana disebutkan
oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya:
َّﻥِﺇ ْﻢُﻛَﺪَﺣَﺃ ﺍَﺫِﺇ َﺕﺎَﻣ َﺽِﺮُﻋ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﻩُﺪَﻌْﻘَﻣ ِﺓﺍَﺪَﻐْﻟﺎِﺑ ِّﻰِﺸَﻌْﻟﺍَﻭ ْﻥِﺇ َﻥﺎَﻛ ْﻦِﻣ ِﻞِﻫَﺃ ِﺔَّﻨَﺠْﻟﺍ ْﻦِﻤَﻓ ِﻞﻫَﺃ
َﺔَّﻨَﺠﻟﺍ ْﻥِﺇَﻭ َﻥﺎَﻛ ْﻦِﻣ ِﻞْﻫَﺃ ِﺭﺎَّﻨﻟﺍ ْﻦِﻤَﻓ ﻞْﻫَﺃ ﺭﺎَّﻨﻟﺍ ُﻝﺎَﻘُﻳ ﺍَﺬََِﻫ َﻙُﺪَﻌْﻘَﻣ ﻰَّﺘَﺣ َﻚَﺸَﻌْﺒَﻳ ُﻪَّﻠﻟﺍ ِﻪْﻴَﻟِﺇ َﻡْﻮَﻳ
ِﺔَﻣﺎَﻴِﻘْﻟﺍ
Apabila seseorang telah mati, akan diperlihatkan kepadanya tempat tinggalnya
pada waktu pagi dan sore. Jika ia termasuk penghuni surga, maka diperlihatkan
tempatnya di surga. Dan jika ia dari penghuni neraka maka diperlihatkan
tempatnya di neraka. Kemudian dikatakan kepadanya, “Inilah tempatmu yang
akan engkau tempati pada hari Kiamat”. [HR Muslim no. 5110, Ahmad no. 5656,
Mâlik no. 502]
Di antara hikmah diperlihatkannya tempat seseorang di akherat kelak ketika
berada di alam kubur adalah agar semakin menimbulkan rasa syukur dalam diri
orang yang beramal shaleh. Ini adalah salah satu bentuk nikmat yang
dirasakannya dalam alam kubur. Adapun bagi orang berbuat dosa, maka itu akan
semakin menambah rasa kekecewaan dan penyesalan dalam dirinya. Ini adalah
salah satu bentuk azab yang dialaminya dalam alam kubur. Hal ini sebagaimana
disebutkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya:
َﻻ ْﺪَﻳ ُﻞُﺧ ٌﺪَﺣَﺃ َﺔَّﻨَﺠْﻟﺍ َّﻻِﺇ َﻱِﺭُﺃ ُﻩَﺪَﻌْﻘٌَﻣ ْﻦِﻣ ِﺭﺎَّﻨﻟﺍ ْﻮَﻟ َﺀﺎَﺳَﺃ ْﺰَﻴِﻟ َﺩﺍَﺩ ﺍًﺭْﺮﻜُﺷ َﻻَﻭ ْﺪَﻳ ُﻞُﺧ َﺭﺎَّﻨﻟﺍ ٌﺪَﺣَﺃ َّﻻِﺇ
َﻱِﺭُﺃ ُﻩَﺪَﻌْﻘَﻣ ْﻮَﻟ ِﺔَّﻨَﺠْﻟﺍ ْﻦِﻣ َﻦَﺴْﺣﺃ ًﺓَﺮْﺴَﺣ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ﻥْﻮُﻜَﻴِﻟ
Tidak seorang pun masuk ke dalam surga kecuali diperlihatkan kepadanya
tempatnya di neraka,seandainya ia berbuat jelek, agar bertambah rasa
syukurnya. Dan tidaklah seorang pun masuk ke dalam neraka kecuali
diperlihatkan kepadanya tempatnya di surga, seandainya ia berbuat baik, agar
semakin bertambah atasnya rasa penyesalannya”. [HR al- Bukhâri no. 6084 dan
Ahmad]
Dalam riwayat lain disebutkan: “Apabila seorang hamba diletakkan di kuburnya,
dan para pelayatnya pergi meninggalkannya, sesungguhnya ia mendengar derap
terompah mereka. Kemudian datanglah kepadanya dua orang malaikat dan
menyuruhnya duduk. Mereka bertanya kepadanya, ‘Apa perkataanmu tentang
orang ini?’ Adapun orang Mukmin, maka ia akan menjawab, Aku bersaksi bahwa
ia adalah hamba Allah dan utusan- Nya. Lalu dikatakan kepadanya, ‘Lihatlah
tempatmu di neraka. Sungguh, Allah telah menukarnya dengan surga, maka ia
melihat keduanya. berkata Qatâdah, ‘Disebutkan kepada kami bahwa kuburnya
di luaskan tujuh puluh hasta, yang dipenuhi oleh tumbuhan hijau sampai hari
mereka dibangkitkan.” [HR al- Bukhâri no. 1285, Muslim no. 5115, Ahmad no.
11823]
KESIMPULAN:
1. Azab kubur bersifat umum bagi seluruh manusia,tidak khusus bagi umat nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam .
2. Di antara azab atau nikmat kubur ada yang berhubungan dengan ruh dan
jasad secara bersamaan dan ada pula yang khusus berhubungan dengan ruh
saja.
3. Semua ruh orang yang telah meninggal dunia berada di alam Barzakh,
sekalipun ia dimakan binatang buas ataupun dibakar.
4. Seseorang tidak akan masuk surga atau neraka kecuali setelah terjadinya hari
Kiamat dan dibangkitnya seluruh manusia dari kuburnya.
PELAJARAN DI BALIK KEIMANAN KEPADA AZAB KUBUR
1. Menanamkan dalam diri seseorang sikap mawas diri dalam meninggalkan
perintah-perintah agama.
2. Memiliki kemauan yang tinggi dalam melakukan amal shaleh, agar mendapat
keberuntungan di alam kubur.
3. Menimbulkan rasa takut dalam diri seseorang untuk melakukan maksiat, agar
terhindar dari azab kubur.
Wallâhu a‘lam .
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 11/Tahun XIII/1431H /2010M. Diterbitkan
Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton
Gondanrejo Solo 57183 Telp. 0271- 858197 Fax 0271- 858197]
_______
Footnote
[1] . Lihat tafsir at- Thabari 18/53 .
[2] . Kisah ini terdapat dalam Shahîh al-Bukhâri no.7067 dan Shahîh Muslim: no.
7157
[3] . Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan dishahîhkan oleh Syaikh al- Albâni
dalam Shahîh Jâmi’ ash Shaghîr no 1676.

sumber: http://almanhaj.or.id/content/3125/slash/0
Published with Blogger-droid v2.0.2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar