Kamis, Desember 15, 2011

Keutamaan Tauhid


Orang yang bertauhid kepada Allah Subhanahu wa Ta'alal memiliki banyak
keutamaan, antara lain:

1. Orang yang bertauhid kepada Allah akan dihapus dosa-dosanya .
Dalilnya adalah sabda Rasulullah Shallallahu 'aliahi wa sallam dalam sebuah
hadits qudsi, dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Aku mendengar
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, Allah Yang Mahasuci dan
Mahatinggi berfirman:
... ﺎَﻳ َﻦْﺑﺍ َﻡَﺩﺁ َﻚَّﻧِﺇ ْﻮَﻟ ِﺏﺍَﺮُﻘِﺑ ﻲِﻨَﺘْﻴَﺗَﺃ ِﺽْﺭَﻷْﺍ ﺎَﻳﺎَﻄَﺧ َّﻢُﺛ ﻲِﻨَﺘْﻴِﻘَﻟ َﻻ ُﻙِﺮْﺸُﺗ ﻲِﺑ ًﺎﺌْﻴَﺷ َﻚُﺘْﻴَﺗَﻷ ﺎَﻬِﺑﺍَﺮُﻘِﺑ
ًﺓَﺮِﻔْﻐَﻣ.
‘... Wahai bani Adam, seandainya engkau datang kepada-Ku dengan dosa
sepenuh bumi, sedangkan engkau ketika mati tidak menyekutukan Aku sedikit
pun juga, pasti Aku akan berikan kepadamu ampunan sepenuh bumi pula.’” [2 ]
2. Orang yang bertauhid kepada Allah Azza wa Jalla akan mendapatkan petunjuk
yang sempurna, dan kelak di akhirat akan mendapatkan rasa aman. Allah Azza
wa Jalla berfirman:
َﻦﻳِﺫ ﺍﻮُﻨَﻣﺁ ْﻢَﻟَﻭ ﻢُﻬَﻧﺎَﻤﻳِﺇ ﺍﻮُﺴِﺒْﻠَﻳ َﻚِﺌَٰﻟﻭُﺃ ٍﻢْﻠُﻈِﺑ ُﻢُﻬَﻟ ﻢُﻫَﻭ ُﻦْﻣَﺄْﻟﺍ َﻥﻭُﺪَﺘْﻬُّﻣ
“Orang- orang yang beriman dan tidak mencampur- adukkan iman mereka
dengan kezhaliman (syirik) , mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa
aman dan mereka mendapat petunjuk. ” [Al- An’aam : 82]
Di antara permohonan kita yang paling banyak adalah memohon agar ditunjuki
jalan yang lurus:
ﺎَﻧِﺪْﻫﺍ َﻁﺍَﺮِّﺼﻟﺍ َﻢﻴِﻘَﺘْﺴُﻤْﻟﺍ َﻦﻳِﺬَّﻟﺍ َﻁﺍَﺮِﺻ ْﻢِﻬْﻴَﻠَﻋ َﺖْﻤَﻌْﻧَﺃ
“Tunjukkanlah kami jalan yang lurus, yaitu jalannya orang-orang yang telah
Engkau beri nikmat kepada mereka.” [Al- Faatihah: 6- 7]
Yaitu jalannya para Nabi, shiddiqin, syuhada, dan orang-orang yang shalih.
Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla:
ﻦَﻣَﻭ ِﻊِﻄُﻳ َﻪَّﻠﻟﺍ َﻝﻮُﺳَّﺮﻟﺍَﻭ َﻚِﺌَٰﻟﻭُﺄَﻓ َﻊَﻣ َﻦﻳِﺬَّﻟﺍ َﻢَﻌْﻧَﺃ ُﻪَّﻠﻟﺍ ﻢِﻬْﻴَﻠَﻋ َﻦِّﻣ َﻦﻴِّﻴِﺒَّﻨﻟﺍ َﻦﻴِﻘﻳِّﺪِّﺼﻟﺍَﻭ
ِﺀﺍَﺪَﻬُّﺸﻟﺍَﻭ ۚ َﻦﻴِﺤِﻟﺎَّﺼﻟﺍَﻭ َﻚِﺌَٰﻟﻭُﺃ َﻦُﺴَﺣَﻭ ﺎًﻘﻴِﻓَﺭ
“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-( Nya), maka mereka itu akan
bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, (yaitu)
para Nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang
shalih. Dan mereka itulah teman yang sebaik- baik- nya.” [An- Nisaa': 69]
Kita juga memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar terhindar dari jalan
orang-orang yang dimurkai Allah dan jalan orang-orang yang sesat, yaitu
jalannya kaum Yahudi dan Nasrani.
3. Orang yang bertauhid kepada Allah Azza wa Jalla akan dihilangkan kesulitan
dan kesedihannya di dunia dan akhirat.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
ﻦَﻣَﻭ ِﻖَّﺘَﻳ َﻪَّﻠﻟﺍ ﻞَﻌْﺠَﻳ ُﻪَّﻟ ُﻪْﻗُﺯْﺮَﻳَﻭﺎًﺟَﺮْﺨَﻣ ْﻦِﻣ ُﺚْﻴَﺣ ﺎَﻟ ُﺐِﺴَﺘْﺤَﻳ
“...Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan
baginya jalan keluar. Dan memberi-nya rizki dari arah yang tidak disangka-
sangka... ” [Ath- Thalaq: 2- 3]
Seseorang tidak dikatakan bertakwa kepada Allah kalau dia tidak bertauhid.
Orang yang bertauhid dan bertakwa akan diberikan jalan keluar dari berbagai
masalah hidupnya.[3 ]
4. Orang yang mentauhidkan Allah, maka Allah akan menjadikan dalam hatinya
rasa cinta kepada iman dan Allah akan menghiasi hatinya dengannya serta Dia
menjadikan di dalam hatinya rasa benci kepada kekafiran, kefasikan dan
kedurhakaan.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
ﺍﻮُﻤَﻠْﻋﺍَﻭ َّﻥَﺃ ْﻢُﻜﻴِﻓ َﻝﻮُﺳَﺭ ِﻪَّﻠﻟﺍ ۚ ْﻮَﻟ ْﻢُﻜُﻌﻴِﻄُﻳ ﻲِﻓ ٍﺮﻴِﺜَﻛ َﻦِّﻣ ِﺮْﻣَﺄْﻟﺍ ْﻢُّﺘِﻨَﻌَﻟ َّﻦِﻜَٰﻟَﻭ َﻪَّﻠﻟﺍ َﺐَّﺒَﺣ ُﻢُﻜْﻴَﻟِﺇ
ُﻪَﻨَّﻳَﺯَﻭ َﻥﺎَﻤﻳِﺈْﻟﺍ ﻲِﻓ َﻩَّﺮَﻛَﻭ ْﻢُﻜِﺑﻮُﻠُﻗ ُﻢُﻜْﻴَﻟِﺇ َﻕﻮُﺴُﻔْﻟﺍَﻭ َﺮْﻔُﻜْﻟﺍ ۚ َﻥﺎَﻴْﺼِﻌْﻟﺍَﻭ َﻥﻭُﺪِﺷﺍَّﺮﻟﺍ ُﻢُﻫ َﻚِﺌَٰﻟﻭُﺃ
“...Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan (iman
itu) indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran,
kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan
yang lurus.” [Al- Hujurat: 7]
5. Tauhid merupakan satu-satunya sebab untuk mendapatkan ridha Allah, dan
orang yang paling bahagia dengan syafa’at Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi
wa sallam adalah orang yang mengatakan َﻻ َﻪَﻟِﺇ َّﻻِﺇ ُﻪﻠﻟﺍ dengan penuh keikhlasan
dari dalam hatinya.
6. Orang yang bertauhid kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dijamin masuk
Surga.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
ْﻦَﻣ َﺕﺎَﻣ َﻮُﻫَﻭ ُﻢَﻠْﻌَﻳ ُﻪَّﻧَﺃ َﻻ َﻪَﻟِﺇ ُﻪﻠﻟﺍ َّﻻِﺇ َﺔَّﻨَﺠْﻟﺍ َﻞَﺧَﺩ .
“Barangsiapa yang mati dan ia mengetahui bahwa tidak ada ilah yang berhak
diibadahi dengan benar melainkan Allah, maka ia masuk Surga.” [4]
ْﻦَﻣ ُﻙِﺮْﺸُﻳَﻻ َﺕﺎَﻣ ﺎًﺌْﻴَﺷ ِﻪﻠﻟﺎِﺑ َﺔَّﻨَﺠْﻟﺍ َﻞَﺧَﺩ .
“Barangsiapa yang mati dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan
sesuatu, ia masuk Surga.” [5 ]
7. Orang yang bertauhid akan diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala
kemenangan, pertolongan, kejayaan dan kemuliaan.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
َﻦﻳِﺬَّﻟﺍ ﺎَﻬُّﻳَﺃ ﺎَﻳ ﺍﻮُﻨَﻣﺁ ﻥِﺇ َﻪَّﻠﻟﺍ ﺍﻭُﺮُﺼﻨَﺗ ْﻢُﻛْﺮُﺼﻨَﻳ ْﻢُﻜَﻣﺍَﺪْﻗَﺃ ْﺖِّﺒَﺜُﻳَﻭ
“Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama ) Allah, niscaya
Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” [Muhammad : 7]
Allah Azza wa Jalla juga berfirman:
َﺪَﻋَﻭ ُﻪَّﻠﻟﺍ َﻦﻳِﺬَّﻟﺍ ﺍﻮُﻨَﻣﺁ ْﻢُﻜﻨِﻣ ﺍﻮُﻠِﻤَﻋَﻭ ِﺕﺎَﺤِﻟﺎَّﺼﻟﺍ ْﻢُﻬَّﻨَﻔِﻠْﺨَﺘْﺴَﻴَﻟ ﻲِﻓ ِﺽْﺭَﺄْﻟﺍ ﺎَﻤَﻛ َﻒَﻠْﺨَﺘْﺳﺍ َﻦﻳِﺬَّﻟﺍ
ﻦِﻣ ْﻢِﻬِﻠْﺒَﻗ َّﻦَﻨِّﻜَﻤُﻴَﻟَﻭ ْﻢُﻬَﻟ ُﻢُﻬَﻨﻳِﺩ ﻱِﺬَّﻟﺍ ٰﻰَﻀَﺗْﺭﺍ ْﻢُﻬَﻟ ﻢُﻬَّﻨَﻟِّﺪَﺒُﻴَﻟَﻭ ﻦِّﻣ ِﺪْﻌَﺑ ْﻢِﻬِﻓْﻮَﺧ ﺎًﻨْﻣَﺃ ۚ
ﻲِﻨَﻧﻭُﺪُﺒْﻌَﻳ ﺎَﻟ ﺎًﺌْﻴَﺷ ﻲِﺑ َﻥﻮُﻛِﺮْﺸُﻳ ﻦَﻣَﻭ ۚ َﺮَﻔَﻛ َﺪْﻌَﺑ َﻚِﻟَٰﺫ َﻥﻮُﻘِﺳﺎَﻔْﻟﺍ ُﻢُﻫ َﻚِﺌَٰﻟﻭُﺄَﻓ
“Dan Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman di antara kamu
dan mengerjakan amal- amal shalih bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka
berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum
mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang
telah diridhai- Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan mengubah
(keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman
sentosa. Mereka tetap beribadah kepada- Ku dengan tidak mempersekutukan
Aku dengan sesuatu apapun. Tetapi barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji)
itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” [An- Nuur: 55]
8. Orang yang bertauhid kepada Allah Azza wa Jalla akan diberi kehidupan yang
baik di dunia dan akhirat.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
ْﻦَﻣ َﻞِﻤَﻋ ﺎًﺤِﻟﺎَﺻ ﻦِّﻣ ْﻭَﺃ ٍﺮَﻛَﺫ ٰﻰَﺜﻧُﺃ َﻮُﻫَﻭ ُﻪَّﻨَﻴِﻴْﺤُﻨَﻠَﻓ ٌﻦِﻣْﺆُﻣ ًﺓﺎَﻴَﺣ ۖ ًﺔَﺒِّﻴَﻃ ْﻢُﻬَّﻨَﻳِﺰْﺠَﻨَﻟَﻭ ِﻦَﺴْﺣَﺄِﺑ ﻢُﻫَﺮْﺟَﺃ
ﺍﻮُﻧﺎَﻛ ﺎَﻣ َﻥﻮُﻠَﻤْﻌَﻳ
“Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki- laki maupun perempuan
dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan
yang baik dan akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih
baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” [An- Nahl: 97]
9.Tauhid akan mencegah seorang muslim kekal di Neraka.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
ُﻞُﺧْﺪَﻳ ُﻞْﻫَﺃ ِﺔَّﻨَﺠْﻟﺍ َﺔَّﻨَﺠْﻟﺍ، ُﻞْﻫَﺃَﻭ ِﺭﺎَّﻨﻟﺍ َﺭﺎَّﻨﻟﺍ، َّﻢُﺛ ُﻝْﻮُﻘَﻳ ُﻪﻠﻟﺍ ﻰَﻟﺎَﻌَﺗ : ﺍْﻮُﺟِﺮْﺧَﺃ ْﻦَﻣ َﻥﺎَﻛ ﻲِﻓ ِﻪِﺒْﻠَﻗ
ُﻝﺎَﻘْﺜِﻣ ٍﺔَّﺒَﺣ ْﻦِﻣ ٍﻝَﺩْﺮَﺧ ْﻦِﻣ ٍﻥﺎَﻤْﻳِﺇ، َﻥْﻮُﺟَﺮْﺨُﻴَﻓ ﺎَﻬْﻨِﻣ ﺪَﻗ ِ ﺍﻭُّﺩَﻮْﺳﺍ َﻥْﻮَﻘْﻠُﻴَﻓ ﻲِﻓ ِﺮْﻬَﻧ ِﺀﺎَﻴَﺤْﻟﺍ -ِﻭَﺃ
ِﺓﺎَﻴَﺤْﻟﺍ، َّﻚَﺷ ٌﻚِﻟﺎَﻣ - َﻥْﻮُﺘُﺒْﻨَﻴَﻓ ُﺖُﺒْﻨَﺗ ﺎَﻤَﻛ ُﺔَّﺒَﺤْﻟﺍ ﻲِﻓ ِﺐِﻧﺎَﺟ ِﻞْﻴَّﺴﻟﺍ، ْﻢَﻟَﺃ ُﺝُﺮْﺨَﺗ ﺎَﻬَّﻧَﺃ َﺮَﺗ َﺀﺍَﺮْﻔَﺻ ؟ًﺔَﻳِﻮَﺘْﻠُﻣ
“Setelah penghuni Surga masuk ke Surga, dan penghuni Neraka masuk ke
Neraka, maka setelah itu Allah Azza wa Jalla pun berfirman, ‘Keluarkan (dari
Neraka) orang-orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi iman!’
Maka mereka pun dikeluarkan dari Neraka, hanya saja tubuh mereka sudah
hitam legam (bagaikan arang) . Lalu mereka dimasukkan ke sungai kehidupan,
maka tubuh mereka tumbuh (berubah) sebagaimana tumbuhnya benih yang
berada di pinggiran sungai. Tidakkah engkau perhatikan bahwa benih itu tumbuh
berwarna kuning dan berlipat-lipat?” [6 ]
10. Orang yang bertauhid kepada Allah Azza wa Jalla dengan ikhlas, maka amal
yang sedikit itu akan menjadi banyak.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
ﻱِﺬَّﻟﺍ َﺕْﻮَﻤْﻟﺍ َﻖَﻠَﺧ َﺓﺎَﻴَﺤْﻟﺍَﻭ ْﻢُﻛَﻮُﻠْﺒَﻴِﻟ ْﻢُﻜُّﻳَﺃ ُﻦَﺴْﺣَﺃ ۚ ﺎًﻠَﻤَﻋ َﻮُﻫَﻭ ُﺭﻮُﻔَﻐْﻟﺍ ُﺰﻳِﺰَﻌْﻟﺍ
“Yang menciptakan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara
kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun.” [Al- Mulk: 2]
Dalam ayat yang mulia tersebut, Allah Azza wa Jalla menyebutkan dengan “amal
yang baik”, tidak dengan “amal yang banyak”. Amal dikatakan baik atau shalih
bila memenuhi 2 syarat, yaitu: (1) Ikhlas, dan (2) Ittiba’ (mengikuti contoh) Nabi
Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. Sebagaimana disebutkan dalam hadits
bahwa kalimat َﻻ َﻪَﻟِﺇ َّﻻِﺇ ُﻪﻠﻟﺍ pada hari Kiamat lebih berat dibandingkan langit dan
bumi dengan sebab ikhlas.
11. Mendapat rasa aman. Orang yang tidak bertauhid, selalu was- was, dalam
ketakutan, tidak tenang. Mereka takut kepada hari sial, atau punya anak lebih
dari dua, takut tentang masa depan, takut hartanya lenyap dan seterusnya.
12. Tauhid merupakan penentu diterima atau ditolaknya amal kita. Sempurna
dan tidaknya amal seseorang bergantung pada tauhidnya. Orang yang beramal
tapi tidak sempurna tauhidnya, misalnya riya, tidak ikhlas, niscaya amalnya akan
menjadi bumerang baginya, bukan mendatangkan kebahagiaan baik itu berupa
shalat, zakat, shadaqah, puasa, haji dan lainnya. Syirik (besar) akan menghapus
seluruh amal.
13. Orang yang bertauhid kepada Allah Azza wa Jalla akan diringankan dari
perbuatan yang tidak ia sukai dan dari penyakit yang dideritanya. Oleh karena itu,
jika seorang hamba menyempurnakan tauhid dan keimanannya, niscaya
kesusahan dan kesulitan dihadapinya dengan lapang dada, sabar, jiwa tenang,
pasrah dan ridha kepada takdir-Nya .
Para ulama banyak menjelaskan bahwasanya orang sakit dan mendapati
musibah itu harus meyakini bahwa:
a. Penyakit yang diderita itu adalah suatu ketetapan dari Allah Azza wa Jalla. Dan
penyakit adalah sebagai cobaan dari Allah.
b. Hal itu disebabkan oleh perbuatan dosa dan maksiyat yang ia kerjakan.
c. Hendaklah ia meminta ampun dan kesembuhan kepada Allah Azza wa Jalla,
serta meyakini bahwa Allah Azza wa Jalla sajalah yang dapat menyembuhkannya.
14. Tauhid akan memerdekakan seorang hamba dari penghambaan kepada
makhluk-Nya , agar menghamba hanya kepada Allah Azza wa Jalla saja yang
menciptakan semua makhluk.
Artinya yaitu orang-orang yang bertauhid dalam ke-hidupannya hanya
menghamba, memohon pertolongan, meminta ampunan dan berbagai macam
ibadah lainnya, hanya kepada Allah Azza wa Jalla semata.
15. Orang yang bertauhid kepada Allah Azza wa Jalla akan dimudahkan untuk
melaksanakan amal- amal kebajikan dan meninggalkan kemungkaran, serta
dapat menghibur seseorang dari musibah yang dialaminya.
Sebagaimana Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah menganjurkan kepada
umatnya agar berdo’a kepada Allah Azza wa Jalla untuk memohon segala
kebaikan dan dijauhkan dari berbagai macam kejelekan serta dijadikan setiap
ketentuan (qadha) itu baik untuk kita. Do’a yang dibaca Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam tersebut adalah:
َّﻢُﻬَّﻠﻟَﺍ ... َﻚُﻟَﺄْﺳَﺃَﻭ ْﻥَﺃ َﻞَﻌْﺠَﺗ َّﻞُﻛ ٍﺀﺎَﻀَﻗ ﻲِﻟ ُﻪَﺘْﻴَﻀَﻗ ﺍًﺮْﻴَﺧ .
“Ya Allah. .., dan aku minta kepada-Mu agar Engkau menjadikan setiap ketetapan
(qadha) yang telah Engkau tetapkan bagiku merupakan suatu kebaikan.”[ 7]
Salah satu rukun iman adalah iman kepada qadha’ dan qadar, yang baik dan yang
buruk. Dengan mengimani hal ini niscaya setiap apa yang terjadi pada diri kita
akan ringan dan mendapat ganjaran dari Allah apabila kita sabar dan ridha.
16. Orang yang mewujudkan tauhid dengan ikhlas dan benar akan dilapangkan
dadanya.
17. Orang yang mewujudkan tauhid dengan ikhlas, jujur dan tawakkal kepada
Allah dengan sempurna, maka akan masuk Surga tanpa hisab dan adzab.
[Disalin dari buku Prinsip Dasar Islam Menutut Al-Qur ’an dan As-Sunnah yang
Shahih, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka At-Taqwa Po Box
264 Bogor 16001, Cetakan ke 3]
_______
Footnote
[1] . Dinukil dari kitab al- Qaulus Sadiid fi Maqaashidit Tauhiid (hal. 23- 25) oleh
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir as-Sa’ di, disertai beberapa tambahan dan dalil-
dalil dari penulis.
[2] . HR. At-Tirmidzi (no. 3540), ia berkata, “Hadits hasan gharib.”
[3] . Lihat al- Qaulus Sadiid fi Maqaashid Tauhid oleh Syaikh ‘Abdurrahman bin
Nashir as-Sa’ di.
[4] . HR. Muslim (no. 26) dari Shahabat ‘Utsman Radhiyallahu anhu.
[5] . HR. Muslim (no. 93) dari Shahabat Jabir Radhiyallahu anhu.
[6] . HR. Al-Bukhari (no . 22) dari Abu Sa’id al- Khudriy Radhiyallahu anhu.
[7] . HR. Ibnu Majah (no. 3846), Ahmad (VI/134 ), al- Hakim dan ia
menshahihkannya dan disepakati oleh adz-Dzahabi (I /522). Untuk lebih
lengkapnya, silakan baca buku Do’a & Wirid (hal. 269-270 , cet. VI) oleh penulis.

Sumber: http://almanhaj.or.id/content/2916/slash/0

Published with Blogger-droid v2.0.2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar