Rabu, November 30, 2011

Segmentasi Dalam Aspek-aspek Dakwah Antara Kaya dan Miskin

Ada banyak hadits yang menjelaskan kepada kita

tentang keutamaan kekayaan dan harta yang banyak dibandingkan

dengan kemiskinan, dengan syarat tentunya jika kekayaan tersebut

didapat sepenuhnya dari harta yang halal, dan dimanfaatkan

sepenuhnya demi menggapai keridhaan SWT semata.

Diantara hadits-hadits tersebut adalah hadits tentang keutamaan

berzakat, keutamaan sedekah, keutamaan memberi hadiah, keutamaan

membantu orang yang kesulitan, keutamaan menolong anak yatim,

keutamaan memberi makan orang yang berpuasa, keutamaan

memerdekakan budak, keutamaan membebaskan piutang bagi orang

yang kesulitan, keutamaan infak fi sabilillah, dan lain-lain .

Di sini saya hanya akan sebutkan 3 hadits saja, selain dari yang saya

sebutkan pada konteks di atas, yaitu sebagai berikut:

1. Nabi SAW bersabda :

ﺎَﻟ َﺪَﺴَﺣ ﺎَّﻟِﺇ ﻲِﻓ ِﻦْﻴَﺘَﻨْﺛﺍ ٌﻞُﺟَﺭ ُﻩﺎَﺗﺁ ُﻪَّﻠﻟﺍ ﺎًﻟﺎَﻣ َﻂِّﻠُﺴَﻓ ﻰَﻠَﻋ ِﻪِﺘَﻜَﻠَﻫ ﻲِﻓ ِّﻖَﺤْﻟﺍ ٌﻞُﺟَﺭَﻭ ُﻩﺎَﺗﺁ

ُﻪَّﻠﻟﺍ َﺔَﻤْﻜِﺤْﻟﺍ َﻮُﻬَﻓ ﻲِﻀْﻘَﻳ ﺎَﻬِﺑ ﺎَﻬُﻤِّﻠَﻌُﻳَﻭ

“Tidak boleh hasad, kecuali pada 2 kelompok orang : Pertama, orang

yang diberi karunia harta dan ia menggunakannya dalam yang hak.

Kedua, orang yang diberi hikmah (ilmu) lalu ia berhukum dengannya

dan mengajarkannya.” [1]

2. Nabi SAW bersabda :

َّﻥَﺃ َﺀﺍَﺮَﻘُﻓ َﻦﻳِﺮِﺟﺎَﻬُﻤْﻟﺍ ﺍْﻮَﺗَﺃ َﻝﻮُﺳَﺭ ِﻪَّﻠﻟﺍ ﻰَّﻠَﺻ ُﻪَّﻠﻟﺍ ِﻪْﻴَﻠَﻋ َﻢَّﻠَﺳَﻭ ﺍﻮُﻟﺎَﻘَﻓ َﺐَﻫَﺫ ُﻞْﻫَﺃ

ِﺭﻮُﺛُّﺪﻟﺍ ِﺕﺎَﺟَﺭَّﺪﻟﺎِﺑ ﻰَﻠُﻌْﻟﺍ ِﻢﻴِﻌَّﻨﻟﺍَﻭ ِﻢﻴِﻘُﻤْﻟﺍ َﻝﺎَﻘَﻓ ﺎَﻣَﻭ َﻙﺍَﺫ ﺍﻮُﻟﺎَﻗ َﻥﻮُّﻠَﺼُﻳ ﺎَﻤَﻛ ﻲِّﻠَﺼُﻧ

َﻥﻮُﻣﻮُﺼَﻳَﻭ ﺎَﻤَﻛ ُﻡﻮُﺼَﻧ َﻥﻮُﻗَّﺪَﺼَﺘَﻳَﻭ ﺎَﻟَﻭ ُﻕَّﺪَﺼَﺘَﻧ َﻥﻮُﻘِﺘْﻌُﻳَﻭ ﺎَﻟَﻭ ُﻖِﺘْﻌُﻧ َﻝﺎَﻘَﻓ ُﻝﻮُﺳَﺭ ِﻪَّﻠﻟﺍ

ﻰَّﻠَﺻ ُﻪَّﻠﻟﺍ ِﻪْﻴَﻠَﻋ َﻢَّﻠَﺳَﻭ ﺎَﻠَﻓَﺃ ْﻢُﻜُﻤِّﻠَﻋُﺃ ﺎًﺌْﻴَﺷ َﻥﻮُﻛِﺭْﺪُﺗ ِﻪِﺑ ْﻦَﻣ ْﻢُﻜَﻘَﺒَﺳ َﻥﻮُﻘِﺒْﺴَﺗَﻭ ِﻪِﺑ ْﻦَﻣ

ْﻢُﻛَﺪْﻌَﺑ ﺎَﻟَﻭ ُﻥﻮُﻜَﻳ ٌﺪَﺣَﺃ َﻞَﻀْﻓَﺃ ْﻢُﻜْﻨِﻣ ﺎَّﻟِﺇ ْﻦَﻣ َﻊَﻨَﺻ َﻞْﺜِﻣ ﺎَﻣ ْﻢُﺘْﻌَﻨَﺻ ﺍﻮُﻟﺎَﻗ ﻰَﻠَﺑ ﺎَﻳ َﻝﻮُﺳَﺭ

ِﻪَّﻠﻟﺍ َﻝﺎَﻗ َﻥﻮُﺤِّﺒَﺴُﺗ َﻥﻭُﺮِّﺒَﻜُﺗَﻭ َﻥﻭُﺪَﻤْﺤَﺗَﻭ َﺮُﺑُﺩ ِّﻞُﻛ ٍﺓﺎَﻠَﺻ ﺎًﺛﺎَﻠَﺛ َﻦﻴِﺛﺎَﻠَﺛَﻭ ﺓَّﺮَﻣ َﻝﺎَﻗ ﻮُﺑَﺃ ٍﺢِﻟﺎَﺻ

َﻊَﺟَﺮَﻓ ُﺀﺍَﺮَﻘُﻓ َﻦﻳِﺮِﺟﺎَﻬُﻤْﻟﺍ ﻰَﻟِﺇ ِﻝﻮُﺳَﺭ ِﻪَّﻠﻟﺍ ﻰَّﻠَﺻ ُﻪَّﻠﻟﺍ َﻢَّﻠَﺳَﻭ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ﺍﻮُﻟﺎَﻘَﻓ َﻊِﻤَﺳ ﺎَﻨُﻧﺍَﻮْﺧِﺇ

ُﻞْﻫَﺃ ِﻝﺍَﻮْﻣَﺄْﻟﺍ ﺎَﻤِﺑ ﺎَﻨْﻠَﻌَﻓ ﺍﻮُﻠَﻌَﻔَﻓ ُﻪَﻠْﺜِﻣ َﻝﺎَﻘَﻓ ُﻝﻮُﺳَﺭ ِﻪَّﻠﻟﺍ ﻰَّﻠَﺻ ُﻪَّﻠﻟﺍ ِﻪْﻴَﻠَﻋ َﻢَّﻠَﺳَﻭ َﻚِﻟَﺫ

ُﻞْﻀَﻓ ِﻪَّﻠﻟﺍ ِﻪِﺗْﺆُﻳ ْﻦَﻣ ًُﺀﺎَﺸَﻳ

“Sesungguhnya orang-orang Fakir dari Muhajirin datang pada Nabi SAW

dan berkata : Orang-orang kaya pergi mendapatkan derajat yang tinggi

dan nikmat yang banyak. Sabda Nabi SAW : Mengapa? Kata mereka :

Mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana

kami berpuasa, lalu mereka bersedekah sedangkan kami tidak bisa

bersedekah, lalu mereka memerdekakan budak sementara kami tidak

bisa melakukannya. Sabda Nabi SAW : Maukah kalian aku ajarkan

sesuatu amal yang dengannya kalian bisa mengejar orang-orang yang

mendahului kalian dan meninggalkan orang-orang setelah kalian, dan

tidak ada orang yang lebih utama dari kalian kecuali yang melakukan apa

yang kalian lakukan? Jawab mereka : Mau wahai Rasulullah. Sabda Nabi

SAW : Kalian bertasbih dan bertakbir dan bertahmid di setiap akhir shalat

33x. Berkata Abu Shalih (perawi hadits ini –pen) : Maka datang lagi para

fuqara muhajirin ini pada Nabi SAW dan berkata : Ikhwan-ikhwan kami

yang kaya telah mendengar apa yang kami kerjakan lalu mereka pun

mengikutinya. Maka sabda Nabi SAW : Itulah keutamaan dari sisi ALLAH

yang diberikan pada siapa saja yang dikehendaki-NYA. ”[2]

3. Nabi SAW bersabda :

ْﻦِﻣ ِﺓَﺩﺎَﻌَﺳ ِﺀْﺮَﻤﻟْﺍ ُﺭﺎَﺠﻟْﺍ ُﺢِﻟﺎَﺼﻟﺍ ُﺐَﻛْﺮَﻤْﻟﺍَﻭ ﺀْﻲِﻨَﻬﻟْﺍ ُﻦَﻜْﺴَﻤْﻟﺍَﻭ ُﻊِﺳﺍَﻮﻟْﺍ

“Termasuk kebahagiaan seseorang adalah rumah yang luas, tetangga

yang shalih dan kendaraan yang nyaman.” [3]

Beberapa pelajaran dari As-sirah


Jika kita teliti berbagai hadits dan atsar yang menceritakan perikehidupan

para Sahabat RA, maka kita akan dapati kehidupan mereka amat

beragam, ada yang kaya dan ada pula yang miskin, di antara yang kaya

tersebut ada yang menyimpan dan menikmati sebagian kekayaannya dan

ada pula yang menginfakkan sebagiannya dan ada pula yang

menginfakkan seluruh kekayaannya tersebut. Demikianlah perbedaan di

antara mereka itu, sebagaimana ayat yang telah saya bahas pada kajian

sebelumnya, marilah kita simak bagaimana sirah kehidupan mereka,

sebagai berikut;

1. Khalifah Abu Bakar RA :

Namanya Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amr bin Ka’ab bin Sa’d bin

Taim bin Murrah bin Ka’b bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr Al-Quraisyi At-

Taimiy[4]. Beliau adalah seorang yang berkulit putih, tipis kedua

pelipisnya, kecil pinggangnya (sehingga kainnya sering melorot melewati

mata-kaki ), wajahnya selalu berkeringat, hitam matanya, keningnya

lebar, tidak bisa bersajak dan selalu mewarnai jenggotnya dengan inai

(pacar/katam )[5 ]. Beliau adalah seorang yang kaya, saat awal

keislamannya saja beliau menginfakkan hartanya 40.000 dirham,

memerdekakan budak2 yang disiksa[6] dan lain-lainnya .

2. Khalifah Umar RA :

Namanya Umar bin Khattab bin Nufail bin Adiy bin Abdul ‘Uzza bin

Riyah bin AbduLLAAH bin Qurth bin Razah bin Adiy bin Ka’b bin Lu’ay[ 7].

Beliau adalah seorang yang tinggi besar, kepala bagian depan sulah

(botak) , dua matanya hitam, kulitnya putih kemerahan, giginya putih

bersih berkilau, selalu mewarnai janggutnya dan menyisir rambutnya

dengan inai[8] .

Beliau adalah orang yang kaya namun zuhud dan wara’, saat menikahi

Ummu Kultsum binti Ali RA beliau memberikan maharnya sebanyak

40.000 dirham[9] . Beliau jarang tertawa dan tidak pernah bergurau

dengan siapapun,cincinnya bertuliskan : KAFA’ BIL MAUTI WA’IZHAN YA

UMAR (Cukup Kematian itu Menjadi Peringatan Bagimu Hai Umar)[ 10].

3. Khalifah Utsman RA :

Namanya Utsman bin Affan bin Abil ‘Ash bin Umayyah bin Abdusy

Syams bin Abdu Manaf bin Qushayy bin Kilab bin Murrah bin Ka’b bin

Lu’ay[ 11] bergelar Abu AbduLLAAH Al-Quraisyi Al-Umawiy, juga Abu Amr

atau Dzun Nurain[12 ].

Beliau adalah seorang yang amat rupawan, lembut, jenggotnya lebat,

perawakannya sedang, persendiannya besar, bahunya bidang, rambutnya

lebat, mulutnya bagus[13] , dahinya lebar dan kedua tapak kakinya besar

[14] . Beliau adalah seorang yang amat sangat kaya, Ash-Sham’ i berkata :

Ibnu Amir mengangkat Quthn bin ‘Auf Al-Hilaly sebagai gubernur

Karman, maka datang pasukan muslimin 4000 personil, tapi terhalang

oleh air besar, maka ia berkata barangsiapa bisa melintas akan diberi

hadiah 1000 dirham, maka akhirnya semua pasukan berhasil melintas

dan jumlah hadiah sebesar 4.000.000 dirham, maka Ibnu Amir menulis

surat pada Utsman RA lalu beliau memberikannya, sehingga hadiah itu

terkenal dalam sejarah sebagai hadiah Penyeberangan Lembah[15] .

Demikian kaya dan dermawannya Utsman RA sehingga saat peperangan

di musim paceklik ia datang ke kamar Nabi SAW membawa uang 1000

dinar emas, sehingga beliau SAW bersabda : Tiada dosa bagi Utsman

setelah hari ini (diucapkan 2 kali)[16 ].

4. Khalifah Ali RA :

Namanya Ali bin Abu Thalib bin Abdi manaf bin Abdul Muthalib bin

Hasyim bin Abdi manaf bin Qushayy bin Kilab bin Murrah bin Ka’b bin

Lu’ayy bergelar Abul Hasan wal Husain atau Abu Turab[17 ].

Beliau berkulit coklat karena sengatan matahari, namun yang tidak

tersengat matahari seperti dada dan pundaknya padat/tegap dan putih,

matanya besar dan kemerahan, perutnya besar/gendut dan kepalanya

botak, badannya pendek dan janggutnya lebat, bulu dada dan bahunya

lebat, langkahnya ringan dan cepat, wajahnya tampan dan giginya bagus

[18] .

Ia adalah seorang yang amat miskin, saat Mekah tertimpa paceklik Nabi

SAW mengambilnya dari ayahnya dan menanggungnya sehingga ia

tinggal bersama Nabi SAW, diriwayatkan bahwa karena berat beban

hidupnya maka istrinya Fathimah RA meminta khadim (pembantu) pada

Nabi SAW, tapi Nabi SAW memerintahkan mereka membaca takbir 34x,

tasbih 33x dan tahmid 33x saat naik ke pembaringan[19 ].

_______________________________________________________

[1] Shahih Bukhari, I/130 no. 71, V/217 no. 1320, XXII/48 no. 6608,

XXII/294 no. 6772; Shahih Muslim, IV/251 no. 1352

[2] Hadits dengan matan seperti ini di-takhrij oleh Imam Muslim

shahih-nya (III/ 259, no. 936); hadits yang senada dengan matan sedikit

berbeda di-takhrij juga oleh Imam Bukhari (III/ 347, no. 798 dan XIX/401

no. 5854)

[3] Di-shahih- kan oleh Albany dalam 3 kitabnya, yaitu Shahih At-Targhib

wat Tarhib, II/348 no. 2575; Shahih wa Dha’if Jami’ Shaghir, XII/287 no.

5340; dan Shahih Adabul Mufrad, 188/355

[4] Thabaqat libni Sa’d, III/169; Tarikhut Thabari, III/425

[5] Thabaqat libni Sa’d, III/188

[6] Al-Bidayah wan Nihayah, III/26

[7] Thabaqat Libni Sa’d, III/265; Nasab Quraisy Liz Zubairi, hal. 103;

Jamharatu Ansab Al-Arab Libni Hazm hal. 44; Al-Isti’ab Libni Abdil Barr

hal. 1144

[8] Thabaqat Libni Sa’d, III/324; Tarikhut Thabari, IV/196

[9] Al-Bidayah wan Nihayah, IV/199

[10] Ibid.

[11] At-Thabaqat Al-Kubra, III/53 ; Tarikh Ar-Rusul wal Muluk, IV/420

[12] Al-Fath Libni Hajar, VII/52

[13] At-Thabaqat Al-Kubra, III/58 ; Tarikh Ar-Rusul wal Muluk, IV/419

[14] Tarikh Ar-Rusul wal Muluk, IV/419

[15] HR Ibnu Asakir dalam Tarikhu Dimasq, XI/265

[16] HR Ahmad, V/63; Tirmidzi, V/626

[17] HR Bukhari no. 441, 3703, 3280; Muslim no. 2409

[18] At-Thabaqatul Kubra, III/25 , 27; tarikhut Thabari, V/153

[19] HR Bukhari, XII/472 no. 3705


Published with Blogger-droid v2.0.1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar