Sabtu, November 26, 2011

SIAPA YANG AKAN MENYOLATKAN JENAZAHMU KELAK??

ﺮﻟﺍ .

SIAPA YANG AKAN MENYOLATKAN JENAZAHMU KELAK?

Saudaraku

Siapa yang akan menyolatkan jenazahmu kelak?

Apakah engkau sudah memilih orang-orang yang akan berdiri mengisi shaf-shaf

di belakang jenazahmu, untuk menyolatkanmu?

Pertanyaan yang mungkin terdengar aneh dan membingungkan.

Apa mungkin kita memilih itu? Apakah kita pantas untuk memilih orang yang

akan menyolatkan kita?

Jangan gusar saudaraku, sabar .. buka hatimu sebelum membuka mata dan

telingamu!

Sudah menjadi kebiasaan, bahwasanya yang akan menyolatkan jenazahmu

adalah orang-orang yang engkau cintai dan teman- temanmu, bukankah begitu?

Sekarang cobalah lihat orang-orang di sekelilingmu, lihatlah teman-teman

dekatmu, siapa di antara mereka yang pantas untuk menyolatkanmu apakah si A

atau si B, apakah dia memang pantas menyolatkanmu?

Saudaraku,

Janganlah menutup mata dari realita yang ada dan jangan sumbat telingamu dari

nasehat yang berharga. Bisa jadi kenyataan yang ada memang pahit dan nasehat

yang akan engkau dengar menyakitkan. Lapangkanlah dadamu semoga Allah

Ta’ala memberkahimu.

Saudaraku, kita harus menelan pahitnya permasalahan ini. Karena itu lebih baik

dari kita menelan akibatnya di hari kiamat, di mana tak mungkin lagi mengulangi

kehidupan di dunia.

Saudaraku,

- Siapa yang akan memandikanmu?

- Siapa yang akan mengafankanmu?

- Siapa yang akan mengangkat kerandamu?

- Siapa yang akan menyolatkanmu?

- Siapa yang akan meletakkanmu di liang lahad?

- Siapa yang akan mendo’akanmu ?

- Siapa yang akan berdiri di sisi kuburanmu, berdo’ a untukmu agar Allah

meneguhkanmu ketika malaikat menanyamu?

Jawablah saudaraku!

Siapa yang akan menangisimu?

- Apakah perokok itu?

- Ataukah orang yang tidak mau tunduk dan sholat kepada Robbnya ini?

- Ataukah orang yang meninggalkan puasa dan zakat ini?

- Ataukah orang yang membiarkan istri dan anak perempuannya bebas

berkeliaran di jalanan dan tempat hiburan dengan penampilan yang buruk dan

pakaian yang hampir telanjang? Orang yang rela dirinya menjadi seorang

Dayyuts?

- Ataukah orang yang bergelimang maksiat dan dosa besar?

- Ataukah orang yang tidak memalingkan pandangannya dari wanita bukan

mahrom, memandangnya seakan-akan menelanjanginya dengan matanya?

Saudaraku, siapa orang yang engkau inginkan menangisi kematianmu?

- Apakah temanmu yang mengajakmu ke tempat-tempat minuman keras,

ataukah orang yang mengajakmu ke majlis-majlis ilmu?

- Atau orang yang kalau berbicara, tema pembicaraannya denganmu adalah

berita-berita artis, bintang film, penari dan penyanyi, serta menyampaikan

kepadamu berita-berita cabul dan keji, ataukah orang yang kalau berbicara

kepadamu mengatakan,; Allah berfirman  .. Rasulullah bersabda?

- Atau orang yang mengajakmu ke tempat hiburan, pantai, sinema dan

menghabiskan waktu dengan menonton televisi serta perlombaan- perlombaan

ataukah yang mengajakmu ke taman- taman surga?

- Apakah orang yang mengajak atau bersamamu main domino, catur dan

tenis ataukah orang yang membukakan untukmu lembaran-lembaran Mushaf Al

Qur’an ?

Saudaraku

Siapa teman dekat dan sahabat akrabmu? Kami bantu engkau untuk memilih

sahabat atau teman yang akan menyolatkan jenazahmu esok.

Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama bersabda,

(( ﺐﺤﺼﺗﻻ ﻻﺇ ًﺎﻨﻣﺆﻣ ﻻﻭ ﻞﻛﺄﻳ ﻚﻣﺎﻌﻃ ﻻﺇ ﻲﻘﺗ ))

“Janganlah bersahabat kecuali dengan seorang mukmin dan janganlah memakan

makananmu kecuali seorang yang bertakwa”. (HR. Ahmad, Abu Dawud, At

Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Al Hakim, dihasankan oleh Al Albany, Shohih Al Jami’

no. 7341)

Beliau shollallahu ‘alaihi wasallama juga bersabda,

(( ﻞﺜﻣ ﺲﻴﻠﺠﻟﺍ ﺢﻟﺎﺼﻟﺍ ﺲﻴﻠﺠﻟﺍﻭ ﺀﻮﺴﻟﺍ ﻞﺜﻤﻛ ﺐﺣﺎﺻ ﻚﺴﻤﻟﺍ ﺮﻴﻛﻭ ﺩﺍﺪﺤﻟﺍ ، ﻚﻣﺪﻌﻳﻻ ﻦﻣ

ﺐﺣﺎﺻ ﻚﺴﻤﻟﺍ ﻥﺃ ﻪﻳﺮﺘﺸﺗ ﻭﺃ ﺪﺠﺗ ﻪﺤﻳﺭ ، ﺮﻴﻛﻭ ﺩﺍﺪﺤﻟﺍ ﻕﺮﺤﻳ ﻚﻧﺪﺑ ﻭﺃ ﻚﺑﻮﺛ ﻭﺃ ﺪﺠﺗ ﻪﻨﻣ ًﺎﺤﻳﺭ

ًﺎﺜﻴﺒﺧ))

“Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk itu laksana berteman

dengan penjual minyak wanig dan pandai besi. Seorang penjual minyak wangi

engkau bisa membeli darinya atau setidaknya mendapatkan aromanya.

Sedangkan pandai besi akan membakar badanmu atau pakaianmu atau engkau

mendapatkan darinya bau yang tidak sedap”. (HR. Bukhari)

Coba engkau renungkan buah dari persahabatan yang baik dengan orang yang

baik di dunia sebelum manfaatnya di akhirat!

Rasul kita shollallahu ‘alaihi wasallama mengisahkan, ada tiga orang dari umat

sebelum kalian yang melakukan perjalanan, sehingga mereka terpaksa bermalam

di sebuah go’a , tatkala mereka telah memasukinya bebatuan dari atas gunung

berjatuhan sehingga menutupi pintu gua. Mereka berkata, ‘Sesungguhnya tidak

ada yang akan menyelamatkan kalian dari gua ini kecuali setiap kalian berdo’ a

kepada Allah dengan amal sholehnya’.

Nabi shollallahu ‘alaihi wasallama menyebutkan di dalam kisah tersebut,

bahwasanya orang yang pertama berdo’a dengan amal sholehnya maka

terbukalah sedikit pintu gua yang tertutup bebatuan yang longsor itu, akan tetapi

mereka belum bisa keluar.

Dan yang kedua berdo’a dengan amal sholehnya, lalu batu yang menutup pintu

goa bertambah terbuka namun mereka belum juga bisa keluar darinya.

Dan yang ketiga juga berdo’ a dengan amal sholeh maka terbukalah pintu gua

tersebut dan merekapun keluar. (kisah ini diriwayatkan oleh Bukhari)

Perhatikan bagaimana persahabatan ini bermanfaat sehingga Allah Ta’ala

mengeluarkan semuanya dengan selamat.

Bayangkan saudaraku,

Kalaulah salah seorang dari mereka tidak memiliki kesalehan, niscaya mereka

tidak dapat keluar, bahkan bisa jadi semuanya mati, akibat siapa? Akibat maksiat

yang seorang itu.

Rasululllah shollallahu ‘alaihi wasallama bersabda,

(( ﻦﻣﺎﻣ ﻞﺟﺭ ﻢﻠﺴﻣ ﺕﻮﻤﻳ ﻡﻮﻘﻴﻓ ﻪﺗﺯﺎﺠﻧ ﻰﻠﻋ ﻥﻮﻌﺑﺭﺍ ًﻼﺟﺭ ﻥﻮﻛﺮﺸﻳﻻ ﻻﺇًﺎﺌﻴﺷ ﻪﻠﻟﺎﺑ ﻢﻬﻌﻔﺷ

ﻪﻠﻟﺍ ﻪﻴﻓ ))

“Tidaklah seorang muslim wafat, lalu berdiri menyolatkan jenazahnya empat

puluh orang yang tidak menyekutukan Allah dengan suatu apapun melainkan

Allah jadikan mereka sebagai syafa’at baginya”. (HR. Muslim)

Ini mencakup dua perkara :

Pertama : mereka menjadi syafaat baginya maksudnya tulus berdo’a untuknya

memohonkan ampuntan untuknya.

Kedua : mereka adalah orang-orang yang beriman; akidah mereka bersih dari

syirik kecil apalagi yang besar.

Saudaraku, kesempatan masih terbentang di hadapanmu.

Tidakkah engkau melihat jenazah dan orang-orang yang berjalan mengiringi di

belakangnya, keadaan mereka sama seperti keadaan si mayit. Bukan itu

kenyataan yang ada?

Bahkan engkau lihat, orang yang mengantar jenazahmu ini bisa jadi tidak ikut

menyolatkanmu, akan tetapi ia menunggu di luar mesjid. Apabila orang selesai

menyolatkanmu dia ikut mengangkatmu untuk memasukkanmu ke liang lahad.

Bukankah ini realita yang memedihkan yang kita saksikan? Bahkan mungkin

engkau sendiri tidak menyolatkan jenazah salah seorang temanmu yang engkau

antar.

Mungkin engkau akan mengatakan, lantas apa yang harus aku lakukan? Apa jalan

yang harus aku tempuh?

Simaklah kisah berikut ini, yang dikisahkan oleh Nabi kita shollallahu ‘alaihi

wasallama, “Dahulu pada masa orang-orang sebelum kalian ada seseorang yang

telah membunuh Sembilan puluh sembilah jiwa. Lalu ia bertanya siapa orang

yang paling berilmu. Maka ditunjukanlah kepadanya seorang rahib. Ia pun pergi

mendatanginya. Ia berkata kepada rabib tersebut, ‘Sesungguhnya aku telah

membunuh Sembilan puluh Sembilan jiwa, apakah masih ada taubat untukku?

Rahib berkata, ‘Tidak’. Maka ia membunuhnya, genaplah seratus orang

dibunuhnya. Kemudian ia menanyakan lagi tentang orang yang paling berilmu

(tempatnya bertanya) . Ditunjukkanlah kepadanya seorang ‘alim (yang berilmu).

Ia mendatanginya dan berkata, ‘Aku telah membunuh seratus orang, apakah

masih ada taubat untukku? Ahli ilmu itu menjawab, ‘Ya, siapa yang akan

menghalangi antara engkau dengan taubat?! Pergilah ke negeri ini dan ini,

sesungguhnya di sana ada orang-orang yang mengibadati Allah, ibadatilah Allah

bersama mereka jangan pulang ke kampungmu, sesungguhnya kampungmu itu

tempat yang buruk’.

Berangkatlah ia sehingga di pertengahan jalan, Malaikat Maut mendatanginnya,

maka malaikat rahmat dan malaikat azab saling berebut untuk membawa

ruhnya. Malaikat rahmat berkata, ‘Ia datang kepada kami dengan bertaubat,

menghadap Allah dengan hatinya’. Dan malaikat azab berkata, ‘Dia belum

melakukan amal kebaikan sama sekalipun’. Maka Allah mengutus seorang

malaikat kepada mereka. Dan memerintahkan kedua malaikat itu mengukur

jarak antara ke dua tempat tersebut. Ketempat mana jaraknya yang terdekat

denganya maka orang itu untuknya. Maka mereka mengukurnya, mereka

mendapatkannya lebih dekat ke negeri yang ditujunya, maka malaikat rahmat

membawanya”.

Dalam riwayat lain, “Maka Allah mewahyukan kepada bumi yang ditinggalkannya

untuk menjauh dan bumi yang akan ditujunya untuk mendekat”. (HR. Bukhari,

Muslim, Ahmad, Baihaqy dan Ibnu Majah)

Saudaraku, inilah berkah keta’atan , berkah bersegera bertaubat.

Dari kisah ini kita petik pelajaran berharga, bahwasanya disukai bagi seorang yang

bertaubat meninggalkan tempat-tempat dia dulu melakukan perbuatan dosa,

dan teman- teman yang dulu membantunya berbuat maksiat, serta memutus

persahabatan dengan mereka selama mereka tidak berobah masih bergelimang

lumpur maksiat. Dan hendaklah ia menggantikan mereka dengan berteman

dengan orang-orang yang baik dan sholeh, serta ahli ilmu dan ibadah, dan

orang-orang yang bisa dijadikan teladan serta berteman dengan mereka

mendatangkan manfaat dunia dan akhirat.

Allah Ta’ala memrintahkan kita bertaubat dan kembali kepadaNya,

﴿ ﺎَﻳ ﺎَﻬُّﻳَﺃ َﻦﻳِﺬَّﻟﺍ ﺍﻮُﻨَﻣﺁ ﺍﻮُﺑﻮُﺗ ﻰَﻟِﺇ ِﻪَّﻠﻟﺍ ًﺔَﺑْﻮَﺗ ﺎًﺣﻮُﺼَّﻧ ﻰَﺴَﻋ ْﻢُﻜُّﺑَﺭ ﻥَﺃ َﺮِّﻔَﻜُﻳ ْﻢُﻜﻨَﻋ ْﻢُﻜِﺗﺎَﺌِّﻴَﺳ

ْﻢُﻜَﻠِﺧْﺪُﻳَﻭ ٍﺕﺎَّﻨَﺟ ﻱِﺮْﺠَﺗ ﻦِﻣ ﺎَﻬِﺘْﺤَﺗ ﺭﺎﻬﻧﻷﺍ ﴾ ]ﻢﻳﺮﺤﺗﺍ 8: ].

Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan

taubat nashuhah, mudah-mudahan Robb kamu mengampuni dosa-dosa kamu

dan memasukkan kamu ke dalam surge-surga yang mengalir di bawahnya

sungai-sungai ”.

Dari sekarang saudaraku, jangan tutup halaman ini kecuali engkau telah menutup

lembahan-lembaran masa lalumu. Untuk membuka lembaran- lembaran baru

yang putih bersih ..awal jalanmu menuju Allah, jalan menuju ridhoNya, jalan

menuju Daarus Salam.

﴿ ُﻪّﻠﻟﺍَﻭ ﻮُﻋْﺪَﻳ ِﺭﺍَﺩ ﻰَﻟِﺇ ِﻡَﻼَّﺴﻟﺍ ﻱِﺪْﻬَﻳَﻭ ﻦَﻣ ﺀﺎَﺸَﻳ ﻰَﻟِﺇ ٍﻁﺍَﺮِﺻ ٍﻢﻴِﻘَﺘْﺴُّﻣ ﴾ ] ﺲﻧﻮﻳ : 25 ]

Artinya, “Dan Allah menyerumu kepada Daarus Salam dan menunjuki orang-

orang yang dikehendakiNya kepada jalan yang lurus”.

Ya Allah, tunjukilah kami kepada jalanMu yang lurus, dan kumpulkanlah kami

kelak di hari kiamat bersama para nabi, orang-orangh yang shiddiq, orang-orang

yang mati syahir dan orang-orang yang sholeh, merekalah sebaik- sebaik teman,

Allahumma Aamiin.


Published with Blogger-droid v2.0.1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar