Selasa, November 29, 2011

Kebenaran Al-Qur'an

Benar kiranya jika Al Qur’an disebut sebagai mukjizat. Bagaimana tidak, ternyata

ayat-ayat Al Qur’an yang diturunkan di abad ke 7 masehi di mana ilmu

pengetahuan belum berkembang (saat itu orang mengira bumi itu rata dan

matahari mengelilingi bumi) , sesuai dengan ilmu pengetahuan modern yang

baru- baru ini ditemukan oleh manusia.

Sebagai contoh ayat di bawah:

“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan

bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan

antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka

mengapakah mereka tiada juga beriman?” [Al Anbiyaa:30 ]

Saat itu orang tidak ada yang tahu bahwa langit dan bumi itu awalnya satu.

Ternyata ilmu pengetahuan modern seperti teori Big Bang menyatakan bahwa

alam semesta (bumi dan langit) itu dulunya satu. Kemudian akhirnya pecah

menjadi sekarang ini.

Kemudian ternyata benar segala yang bernyawa, termasuk tumbuhan bersel satu

pasti mengandung air dan juga membutuhkan air. Keberadaan air adalah satu

indikasi adanya kehidupan di suatu planet. Tanpa air, mustahil ada kehidupan.

Inilah satu kebenaran ayat Al Qur’an .

Tatkala merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Qur’ an, ditegaskan

bahwa masing- masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.

“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan.

Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya. ” (Al Qur’an ,

21:33 )

Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi

bergerak dalam garis edar tertentu:

“Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang

Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (Al Qur’an , 36: 38)

**

Langit yang mengembang (Expanding Universe)

Dalam Al Qur’ an, yang diturunkan 14 abad silam di saat ilmu astronomi masih

terbelakang, mengembangnya alam semesta digambarkan sebagaimana berikut

ini:

“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami

benar-benar meluaskannya. ” (Al Qur’an , 51: 47)

Menurut Al Qur’an langit diluaskan/mengembang. Dan inilah kesimpulan yang

dicapai ilmu pengetahuan masa kini.

Sejak terjadinya peristiwa Big Bang, alam semesta telah mengembang secara

terus-menerus dengan kecepatan maha dahsyat. Para ilmuwan menyamakan

peristiwa mengembangnya alam semesta dengan permukaan balon yang sedang

ditiup.

Hingga awal abad ke- 20, satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini di

dunia ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan telah

ada sejak dahulu kala tanpa permulaan. Namun, penelitian, pengamatan, dan

perhitungan yang dilakukan dengan teknologi modern, mengungkapkan bahwa

alam semesta sesungguhnya memiliki permulaan, dan ia terus-menerus

“mengembang”.

Pada awal abad ke-20 , fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli kosmologi

Belgia, George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa

alam semesta senantiasa bergerak dan mengembang.

Fakta ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun

1929. Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang

astronom Amerika, menemukan bahwa bintang- bintang dan galaksi terus

bergerak saling menjauhi.

**

Gunung yang Bergerak

“Dan kamu lihat gunung- gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya,

padahal ia berjalan sebagai jalannya awan.” [QS 27:88 ]

14 abad lampau seluruh manusia menyangka gunung itu diam tidak bergerak.

Namun dalam Al Qur’ an disebutkan gunung itu bergerak.

Gerakan gunung- gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat mereka

berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih

rapat. Pada awal abad ke- 20, untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang

ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua- benua

pada permukaan bumi menyatu pada masa- masa awal bumi, namun kemudian

bergeser ke arah yang berbeda- beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak

saling menjauhi.

Gambar Gerakan Gunung / BenuaPara ahli geologi memahami kebenaran

pernyataan Wegener baru pada tahun 1980, yakni 50 tahun setelah

kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener dalam sebuah

tulisan yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu seluruh tanah daratan

yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan

Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan.

Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang masing-

masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua

raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India.

Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara dan

Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan

Laurasia terbagi menjadi daratan- daratan yang lebih kecil.

Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak

pada permukaan Bumi secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter per

tahun. Peristiwa ini juga menyebabkan perubahan perbandingan luas antara

wilayah daratan dan lautan di Bumi.

Pergerakan kerak Bumi ini diketemukan setelah penelitian geologi yang dilakukan

di awal abad ke- 20. Para ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagaimana

berikut:

Kerak dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100 km, terbagi

atas lapisan- lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam lempengan utama,

dan beberapa lempengan kecil. Menurut teori yang disebut lempeng tektonik,

lempengan- lempengan ini bergerak pada permukaan bumi, membawa benua

dan dasar lautan bersamanya. Pergerakan benua telah diukur dan berkecepatan

1 hingga 5 cm per tahun. Lempengan- lempengan tersebut terus-menerus

bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan.

Setiap tahun, misalnya, Samudera Atlantic menjadi sedikit lebih lebar. (Carolyn

Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc.

Newton, Massachusetts, 1985, s. 30)

Ada hal sangat penting yang perlu dikemukakan di sini: dalam ayat tersebut Allah

telah menyebut tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya

perjalanan awan. (Kini, Ilmuwan modern juga menggunakan istilah “continental

drift” atau “gerakan mengapung dari benua” untuk gerakan ini. (National

Geographic Society, Powers of Nature, Washington D.C. , 1978, s.12 -13 )

Tidak dipertanyakan lagi, adalah salah satu kejaiban Al Qur’ an bahwa fakta ilmiah

ini, yang baru-baru saja ditemukan oleh para ilmuwan, telah dinyatakan dalam Al

Qur’ an.

“Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan dan Kami turunkan hujan

dari langit lalu Kami beri minum kamu dengan air itu dan sekali kali bukanlah

kamu yang menyimpannya.” (Al Qur’an , 15:22 )

**

Ramalan Kemenangan Romawi atas Persia

“Alif, Lam, Mim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat dan

mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi

Allah- lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang).” (Al Qur’an , 30: 1- 4)

Ayat- ayat ini diturunkan kira-kira pada tahun 620 Masehi, hampir tujuh tahun

setelah kekalahan hebat Bizantium Kristen di tangan bangsa Persia, ketika

Bizantium kehilangan Yerusalem. Kemudian diriwayatkan dalam ayat ini bahwa

Bizantium dalam waktu dekat menang. Padahal, Bizantium waktu itu telah

menderita kekalahan sedemikian hebat hingga nampaknya mustahil baginya

untuk mempertahankan keberadaannya sekalipun, apalagi merebut kemenangan

kembali. Tidak hanya bangsa Persia, tapi juga bangsa Avar, Slavia, dan Lombard

menjadi ancaman serius bagi Kekaisaran Bizantium. Bangsa Avar telah datang

hingga mencapai dinding batas Konstantinopel. Kaisar Bizantium, Heraklius, telah

memerintahkan agar emas dan perak yang ada di dalam gereja dilebur dan

dijadikan uang untuk membiayai pasukan perang. Banyak gubernur

memberontak melawan Kaisar Heraklius dan dan Kekaisaran tersebut berada

pada titik keruntuhan. Mesopotamia, Cilicia, Syria, Palestina, Mesir dan Armenia,

yang

semula dikuasai oleh Bizantium, diserbu oleh bangsa Persia. (Warren Treadgold,

A History of the Byzantine State and Society, Stanford University Press, 1997, s.

287- 299.)

**

Diselamatkannya Jasad Fir’aun

“Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi

pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu” [QS 10: 92]

Maurice Bucaille dulunya adalah peneliti mumi Fir’aun di Mesir. Pada mumi

Ramses II dia menemukan keganjilan, yaitu kandungan garam yang sangat tinggi

pada tubuhnya. Dia baru kemudian menemukan jawabannya di Al- Quran,

ternyata Ramses II ini adalah Firaun yang dulu ditenggelamkan oleh Allah swt

ketika sedang mengejar Nabi Musa as.

Injil & Taurat hanya menyebutkan bahwa Ramses II tenggelam; tetapi hanya Al-

Quran yang kemudian menyatakan bahwa mayatnya diselamatkan oleh Allah

swt, sehingga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.

Perhatikan bahwa Nabi Muhammad saw hidup 3000 tahun setelah kejadian

tersebut, dan tidak ada cara informasi tersebut (selamatnya mayat Ramses II)

dapat ditemukan beliau (karena di Injil & Taurat pun tidak disebut). Makam

Fir’aun , Piramid, yang tertimbun tanah baru ditemukan oleh arkeolog Giovanni

Battista Belzoni tahun 1817. Namun Al-Quran bisa menyebutkannya karena

memang firman Allah swt (bukan buatan Nabi Muhammad saw).

**

Segala Sesuatu diciptakan Berpasang- pasangan

Al Qur’an yang berulang-ulang menyebut adanya pasangan dalam alam

tumbuh-tumbuhan , juga menyebut adanya pasangan dalam rangka yang lebih

umum, dan dengan batas-batas yang tidak ditentukan.

“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan- pasangan semuanya baik

dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa-apa

yang mereka tidak ketahui.” [Yaa Siin 36: 36]

Kita dapat mengadakan hipotesa sebanyak-banyaknya mengenai arti hal-hal

yang manusia tidak mengetahui pada zaman Nabi Muhammad. Hal- hal yang

manusia tidak mengetahui itu termasuk di dalamnya susunan atau fungsi yang

berpasangan baik dalam benda yang paling kecil atau benda yang paling besar,

baik dalam benda mati atau dalam benda hidup. Yang penting adalah untuk

mengingat pemikiran yang dijelaskan dalam ayat itu secara rambang dan untuk

mengetahui bahwa kita tidak menemukan pertentangan dengan Sains masa ini.

Meskipun gagasan tentang “pasangan” umumnya bermakna laki- laki dan

perempuan, atau jantan dan betina, ungkapan “maupun dari apa yang tidak

mereka ketahui” dalam ayat di atas memiliki cakupan yang lebih luas. Kini,

cakupan makna lain dari ayat tersebut telah terungkap. Ilmuwan Inggris, Paul

Dirac, yang menyatakan bahwa materi diciptakan secara berpasangan,

dianugerahi Hadiah Nobel di bidang fisika pada tahun 1933. Penemuan ini, yang

disebut “parité”, menyatakan bahwa materi berpasangan dengan lawan jenisnya:

anti-materi. Anti-materi memiliki sifat-sifat yang berlawanan dengan materi.

Misalnya, berbeda dengan materi, elektron anti-materi bermuatan positif, dan

protonnya bermuatan negatif. Fakta ini dinyatakan dalam sebuah sumber ilmiah

sebagaimana berikut:

“…setiap partikel memiliki anti-partikel dengan muatan yang berlawanan … dan

hubungan ketidakpastian mengatakan kepada kita bahwa penciptaan

berpasangan dan pemusnahan berpasangan terjadi di dalam vakum di setiap

saat, di setiap tempat.”

Semua ini menunjukkan bahwa unsur besi tidak terbentuk di Bumi, melainkan

dibawa oleh meteor-meteor melalui letupan bintang- bintang di luar angkasa,

dan kemudian “dikirim ke bumi”, persis sebagaimana dinyatakan dalam ayat

tersebut. Jelas bahwa fakta ini tak mungkin diketahui secara ilmiah pada abad

ke- 7, di saat Al Qur’an diturunkan.

***

Sumber: Harun Yaya,

Mukjizat Al Qur’ an, Prof. Dr. Quraisy Syihab

BIBEL, QUR-AN , dan Sains Modern, Dr. Maurice Bucaille

Judul Asli: La Bible Le Coran Et La Science

Alih bahasa: Prof. Dr. H.M. Rasyidi


Published with Blogger-droid v2.0.1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar