Larangan Saling Dengki : Makna, Hukum dan Sebab-Sebab Hasad
Oleh : Abu Abdillah Syahrul Fatwa
Anas bin Malik rodhiyallohu anhu berkata : “
Tatkala kami sedang duduk- duduk bersama Rosululloh shollallohu alaihi wa
sallam , tiba-tiba beliau berkata : Sebentar lagi akan muncul seorang lelaki
penduduk surga .” Tidak lama kemudian muncullah seorang lelaki Anshor.
Jenggotnya terlihat basah oleh air wudhu. Tangan kirinya menjinjing sandal.
Esok harinya Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam mengucapkan kalimat
yang sama, sampai pada hari ketiga. Karena penasaran akhirnya Abdulloh bin
Amr membuntuti lelaki Anshor tersebut. Dia bermalam di rumah lelaki Anshor
selama tiga hari tiga malam. Dia ingin mengetahui amalan apa yang
dikerjakannya sehingga Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam memberinya
jaminan surga. Setelah tiga hari, Abdulloh bin Amr tidak mendapati amalan
istimewa yang dikerjakan lelaki anshor tersebut. Karena heran bercampur
penasaran, Abdulloh bin Amr memberanikan diri bertanya pada lelaki Anshor
tersebut : Aku sudah memperhatikan amalanmu, aku ingin menirunya, akan
tettapi bagiku tidak ada yang istimewa darimu, sebenarnya apa yang membuat
Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam menjamin engkau masuk surga?” Lelaki
Anshor itu menjawab : “Aku orang biasa seperti yang engkau lihat, hanya saja
aku tidak pernah punya rasa dengki kepada seorangpun atas kebaikan yang
Alloh berikan padanya. ”
MAKNA DAN HAKEKAT HASAD
Hasad dalam bahasa kita dikenal dengan istilah dengki atau iri hati.
Imam Ibnul Manzhur rohimahulloh berkata : “Hasad adalah engkau
berangan-angan hilangnya nikmat orang yang engkau dengki.” (Lisanul Arab,
Ibnul Manzhur 3/148 , at-Ta’ riifat, Ali al-Jurjani hlm.87 )
Al-Jahizh rohimahulloh berkata : “Hasad adalah merasa sakit hati dari apa
yang dia lihat pada orang lain berupa keutamaan dan kenikmatan. Orang
yang hasad akan berusaha menghilangkan nikmat orang yang dia benci.
Hasad adalah akhlak yang tercela pada setiap orang.” (Tahdzib al- akhlaq
hlm.34 )
Syaikhul Islam berkata : “Yang benar, bahwa hasad adalah sekedar membenci
apa yang dia lihat dari keutamaan dan kebaikan orang yang dia
dengki.” (Majmu’ Fatawa 10/111 )
Syaikh Ibnu Utsaimin rohimahulloh berkata : “Sudah diketahui bersama,
bahwa orang yang sekedar benci dia akan berangan-angan hilangnya nikmat
orang yang dia dengki. Walhasil, sekedar engkau membenci kenikmatan Alloh
yang diberikan pada seseorang, maka engkau orang yang hasad.” (Syarh al-
Arba’in an-Nawawiyyah hlm. 339)
HUKUM HASAD
Ketahuikah, hasad hukumnya haram, termasuk dosa besar . Dia akhlak yang
tercela. Akhlaknya Iblis dan sifat Yahudi. Membahayakan badan dan
merusak agama. Banyak sekali dalil- dalil yang menerangkan keharaman
hasad. Alloh azza wa jalla berfirman :
ْﻥِﺇ ْﻢُﻜْﺴَﺴْﻤَﺗ ٌﺔَﻨَﺴَﺣ ْﻢُﻫْﺆُﺴَﺗ ْﻥِﺇَﻭ ْﻢُﻜْﺒِﺼُﺗ ٌﺔَﺌِّﻴَﺳ ﺍﻮُﺣَﺮْﻔَﻳ ﺎَﻬِﺑ
Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika
kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. (QS. Ali Imron :
120)
Alloh memerintahkan kita untuk berlindung dari kejelekan hasad.
Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman :
ْﻦِﻣَﻭ ِّﺮَﺷ ٍﺪِﺳﺎَﺣ ﺍَﺫِﺇ َﺪَﺴَﺣ
Dan dari kejahatan pendengki apabila ia dengki (QS. Al-Falaq (113) : 5)
Cukuplah hal itu sebagai tanda akan jeleknya perangai hasad. Andaikan
celaan itu bukan karena hasad adalah akhlak yang rendahan yang bisa
mengenai kerabat dan teman, terutama ketika bergaul dan berteman,
sungguh berlepas diri dari hal itu adalah kemuliaan. Dan sungguh selamat
dari hal itu adalah keberuntungan. (Adab Dunya wa Din al- Mawardi hlm. 425)
Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda :
َﻻ ﺍﻭُﺪَﺳﺎَﺤَﺗ
Janganlah kalian saling dengki (HR.Muslim : 2564)
Syaikh Muhammad bin Sholih al- Utsaimin rohimahulloh berkata : “Hasad ada
tiga tingkatan :
pertama : Berangan- angan untuk melebihi orang lain. Maka ini boleh, bukan
hasad.
Kedua : Membenci nikmat Alloh yang diberikan kepada orang lain. Akan tetapi
dia tidak berusaha untuk menghilangkan nikmat itu dari orang yang ia dengki.
Bahkan selalu berusaha untuk menolak dan melawan gejolak hasadnya.
Hasad semacam ini tidak membahayakan, sekalipun yang lainnya lebih
sempurna.
Ketiga : Hatinya terjangkiti penyakit hasad, dan dia berusaha menurunkan
martabat orang yang ia dengki, maka ini adalah hasad yang diharamkan.
Pelakunya terkena dosa.” (Syarah al- Arba’in an- Nawawiyyah hal. 343)
SEBAB- SEBAB HASAD
Imam al-Mawardi rohimahulloh berkata : “ Sebab pendorong hasad ada tiga
perkara :
Pertama : Kebenciannya terhadap orang yang dia dengki. Dia merasa sakit
hati dengan keutamaan yang diperoleh orang lain, dari sinilah hasadnya
timbul.
Kedua : Orang yang ia dengki mempunyai keutamaan dan kelebihan yang
tidak bisa ditandingi oleh pelaku hasad tersebut. Dia benci apabila saingannya
maju, dan berhasil. Jenis hasad ini adalah hasad yang pertengahan. Karena ia
tidak hasad pada orang yang selevel atau yang lebih rendah darinya, dia hanya
hasad pada orang yang lebih tinggi dan berhasil darinya.
Ketiga : Orang yang hasad bakhil terhadap nikmat yang ia peroleh. Padahal
nikmat itu bukan usahanya. Maka apabila dia melihat orang lain mendapat
nikmat Alloh, dia akan benci, iri dan dengki dari hal tersebut. Secara tidak
sadar ia telah menentang ketentuan Alloh. Ini adalah jenis hasad yang paling
jelek.” (Adab Dunya wa Din hlm 426)
Catatan kaki :
1. Dalam riwayat al-Bazzar disebutkan bahwa dia adalah Sa’ad bin Abi
Waqqosh
2. Kisah ini sangat masyhur sekali, diriwayatkan oleh Ahmad 3/166 , al-
Mundzri dalam at—Targhib wat-Tarhib 3/499 . Sebagian ulama menilai
bahwa kisah ini lemah. Sebagaimana dalam Tgakhrij Ihya, al- Iroqi
3/1969 , Dhoif at-Targhib : 1728 oleh al-Albani Qoshosh La Tsabut,
Masyhur Hasan 8/ 72.
3. Kitabul –Ilmi, Ibnu Utsaimin hlm 72
4. Sebagian salaf mengatakan : “ Hasad adalah dosa pertama kali yang
muncul dalam memaksiati Alloh di langit. Yaitu hasadnya Iblis kepada
Adam. Dan juga dosa pertama kali yang muncul dalam memaksiati
Alloh di bumi, yaitu hasadnya adak Adam kepada saudaranya ketika
membunuhnya. (Adab Dunya wa Dien halm. 424)
Sumber : Majalah al-Furqon Edisi 12 Tahun ketujuh / Rojab 1429 [Juli 08]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar