Rabu, November 30, 2011

Bila Amar Ma’ruf Nahi Munkar Diabaikan

Allah SWT mensifati umat Islam dalam Al-

Qur’an sebagai umat yang terbaik karena

menyuruh kepada yang ma’ruf dan

mencegah dari yang munkar. (Al- Imran [3]

ayat 110) yang artinya :

“Kamu adalah umat yang terbaik yang

dilahirkan untuk manusia, menyuruh

kepada yang makruf, dan mencegah dari

yang mungkar, dan beriman kepada Allah.

Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu

lebih baik bagi mereka; di antara mereka

ada yang beriman, dan kebanyakan mereka

adalah orang-orang yang fasik”.

Kebaikan Umat Islam ini diperkuat oleh

Rasulullah saw.dalam haditsnya yang

diriwayatkan oleh Tirmidzi bahwa

Rasulullah saw. bersabda tentang ayat 110

surat Ali Imran: “Kamu melengkapi tujuh

puluh umat, kamulah yang paling baik dan

paling  mulia di sisi Allah. ”

Kalau kita perhatikan susunan ayat di atas kita dapatkan bahwa penyebutan amar

ma’ruf dan nahy munkar (menyuruh kepada yang baik dan mencegah dari yang

munkar) didahulukan dari pada penyebutan iman kepada Allah, padahal iman

kepada Allah merupakan derajat tertinggi dan lebih dahulu keberadaannya,

bahkan amar ma’ruf dan nahy munkar merupakan konsekwensi iman kepada

Allah.

Ini menunjukkan bahwa betapa pentingnya amar ma’ruf dan nahy munkar, dan

umat yang melakukannya adalah umat yang terbaik, karena umat itu telah

mencurahkan segala potensi dan kemampuannya untuk mewujudkan kebaikan

dan mencegah timbulnya kejahatan bagi umat manusia.

Karena pentingnya amar ma’ruf dan nahy munkar, Allah SWT memerintahkan

umat  Islam untuk melakukannya. Firman Allah SWT dalam surat (Al- Imran [3 ]

ayat 104) yang artinya :

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada

kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar;

merekalah orang-orang yang beruntung. ”

Sebagai perintah Allah, sudah barang tentu jika dilaksanakan akan menyebabkan

lahirnya berbagai macam kebaikan baik di dunia maupun di akhirat, sebaliknya

jika perintah ditinggalkan dan diabaikan akan menyebabkan timbulnya keburukan

baik di dunia maupun di akhirat.

Dalam tulisan ini akan diuraikan secara singkat akibat-akibat yang akan timbul

jika amar ma’ruf dan nahy munkar ditinggalkan dan diabaikan, agar dalam diri

kita timbul rasa takut kalau kita mengabaikan dan menyia-nyiakannya, yang pada

akhirnya kita terdorong untuk melakukannya.

**

Pengertian Amar Ma’ruf Dan Nahy Munkar

Untuk menghindari perbedaan penafsiran tentang amar ma’ruf dan nahy

munkar, terlebih dahulu perlu dijelaskan pengertian amar ma’ruf dan nahy

munkar.

1. Pengertian amar ma’ruf

Dr. Sayyid Muhammad Nuh menjelaskan dalam bukunya Taujihat Nabawiyyah

‘Ala al-Thariq bahwa al-ma ’ruf adalah nama yang mencakup semua yang dicintai

dan diridhai Allah, baik perkataan, maupun perbuatan lahir dan batin.

Jadi al- ma’ruf mencakup keyakinan, yaitu iman kepada Allah, malaikat Nya, kitab

Nya, Rasul Nya, hari akhir dan qadar (takdir) .

Juga mencakup ibadah, yaitu shalat, zakat, shaum, haji, jihad, nikah dan thalaq,

menyusui anak, pemeliharaan anak, nafkah, iddah dan semacamnya.

Mencakup juga hukum danperundang- undangan seperti mu’amalah maliyyah

(transaksi harta), hudud (hukuman- hukuman) , qishash, transaksi-transaksi ,

perjanjian- perjanjian dan semacamnya. Mencakup juga akhlaq, seperti shidiq

(jujur), ‘adil, amanah, ‘iffah (menjaga diri dari yang haram), setia janji dan

semacamnya.

Semuanya itu dikatakan ma’ruf ( yang menurut bahasa berarti dikenal) karena

fitrah yang bersih dan akal yang sehat mengenalnya dan menyaksikan

kebaikannya.

Jadi pengertian amar ma’ruf ( menyuruh kepada yang ma’ruf ) adalah mengajak

dan memberikan dorongan kepada orang untuk melaksanakannya, menyiapkan

sebab- sebab dan sarana-sarananya dalam bentuk mengokohkan pilar- pilarnya

serta menjadikannya sebagai ciri umum bagi seluruh kehidupan.

2. Pengertian nahy munkar

Al-Munkar (kemungkaran) adalah nama yang mencakup semua yang dibenci dan

tidak diridhai Allah, baik perkataan maupun perbuatan lahir dan batin.

Jadi munkar (kemungkaran) mencakup : kemusyrikan dengan segala bentuknya,

mencakup segala penyakit hati seperti riya’, hiqd (dengki), hasad

(iri),permusuhan , kebencian dan semacamnya. Mencakup juga penyia-nyiaan

ibadah seperti shalat, zakat, shaum, haji dan semacamnya. Mencakup juga

perbuatan-perbuatan keji seperti zina,mencuri, minum khamar (minuman keras),

menuduh berzina, merampok, berbuat aniaya dan semacamnya.

Juga mencakup dusta, zalim, khiyanat, perbuatan hina, pengecut dan

semacamnya.

Kemungkaran dikatakan munkar karena fitrah yang bersih dan akal yang sehat

mengingkari dan menyaksikan kejahatan, kerusakan dan bahaya yang

ditimbulkannya.

Jadi pengertian nahy munkar (mencegah dari yang munkar) adalah

memperingatkan, menjauhkan dan menghalangi orang dari melakukannya,

memutuskan sebab-sebab dan sarana- sarananya dalam bentuk membasminya

sampai ke akar- akarnya serta membersihkan kehidupan dari segala bentuk

kemungkaran.

**

Akibat Mengabaikan Perintah Amar Ma’ruf Dan Nahy Munkar

Sebagaimana diungkapkan dalam pendahuluan karena pentingnya amar ma’ruf

dan nahy munkar, Allah memerintahkan umat Islam untuk melakukan amar

ma’ruf dan nahy munkar. Ketika kewajiban itu diabaikan dan tidak dilaksanakan,

maka pasti orang-orang yang mengabaikan dan tidak melaksanakannya akan

mendapat dosa. Tidak ada satu umatpun yang mengabaikan perintah amar

ma’ruf dan nahy munkar kecuali Allah menimpakan berbagai hukuman kepada

umat itu.

Berikut ini akan disebutkan sebagiannya sebagaimana disebutkan oleh

Dr.Muhammad Abdul Qadir Abu Faris dalam bukunya Al- Amru Bil- Ma’ruf Wan-

Nahyu’Anil - Munkar dan Dr. Sayyid Muhammad Nuh dalam bukunya Taujihat

Nabawiyyah.

1. Azab yang menyeluruh

Apabila kemaksiatan telah merajalela di tengah-tengah masyarakat, sedangkan

orang-orang yang shalih tidak berusaha mengingkari dan membendung

kerusakan tersebut, maka Allah SWT akan menimpakan azab kepada mereka

secara menyeluruh baik orang-orang yang jahat maupun orang-orang yang

shalih. Firman Allah:

“Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang

yang zalim saja di antara kamu.Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-

Nya” (QS.Al -Anfal [8 ] ayat 25).

Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab shahihnya dengan sanadnya dari

Zainab binti Jahsy bahwa ia bertanya: Wahai Rasulullah, apakah kita akan binasa

padahal di tengah-tengah kita ada orang-orang yang shalih? Rasulullah saw.

menjawab: “Ya, apabila kemaksitan telah merajalela.”

Abu Bakar r.a. berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda:

“ Sesungguhnya jika orang-orang melihat orang yang berbuat zalim lalu tidak

mencegahnya, maka hampir saja menimpakan siksa secara menyeluruh kepada

mereka”. (HR. Tirmidzi).

2. Tidak dikabulkannya do’a orang-orang yang shalih

Apabila suatu masyarakat mengabaikan amar ma’ruf dan nahy munkar serta

tidak mencegah orang yang berbuat zalim dari kezalimannya, maka Allah akan

menimpakan siksa kepada mereka dengan tidak mengabulkan do’a mereka.

Sabda Rasulullah saw.: “ Demi dzat yang diriku ada di tangan-Nya hendaknya

kamu menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, atau

Allah akan menimpakan siksa kepadamu kemudian kamu berdo’a kepada- Nya

lalu tidak dikabulkan.” (HR. Tirmidzi).

3. Berhak mendapatkan laknat

Di antara hukuman orang yang mengabaikan amar ma’ruf dan nahy munkar

adalah berhak mendapatkan laknat, yakni terusir dari rahmat Allah sebagaimana

yang telah menimpa Bani Israil ketika mengabaikan amar ma’ruf dan nahy

munkar.

Abu Daud meriwayatkan dalam kitab Sunannya dengan sanadnya dari Abdullah

bin Mas’ud ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Pertama kerusakan yang

terjadi pada Bani Israil, yaitu seseorang jika bertemu kawannya sedang berbuat

kejahatan ditegur: wahai fulan, bertaqwalah pada Allah dan tinggalkan perbuatan

yang kamu lakukan, karena perbuatan itu tidak halal bagimu, kemudian pada

esok harinya bertemu lagi sedang berbuat itu juga, tetapi ia tidak menegurnya,

bahkan ia telah menjadi teman makan minum dan duduk- duduknya. Maka

ketika demikian keadaan mereka, Allah menutup hati masing- masing,

sebagaimana firman Allah:

“Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putra

Maryam. sampai firman Allah (tapi kebanyakan mereka adalah orang-orang yang

fasik).”

Kemudian Nabi bersabda: “Tidak, sekali-kali jangan seperti mereka. Demi Allah,

kamu harus menyuruh kepada yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar dan

mencegah orang yang berbuat zalim, kamu harus mengembalikannya ke jalan

hak, dan kamu batasi di dalam hak itu. Atau kalau tidak, Allah akan menutup

hatimu, kemudian melaknat kamu sebagaimana melaknat mereka.”

4. Timbulnya perpecahan

Sudah merupakan aksiomatis bahwa kemungkaran yang paling berat dan dan

paling keji dapat menjauhkan syari’at Allah dari realitas kehidupan dan

ditinggalkannya hukum- hukum Nya dalam kehidupan manusia.

Apabila hal ini terjadi dan orang-orang diam, tidak mengingkari dan tidak

mencegahnya, maka Allah akan menanamkan perpecahan  dan permusuhan di

kalangan mereka sehingga mereka saling melakukan pembunuhan dan

menumpahkan darah. Inilah yang diperingatkan Rasulullah saw kepada umatnya

dan beliau mohon perlindungan Allah agar umatnya tidak menemukan hal itu.

Ibnu Majah meriwayatkan dalam kitab Sunannya dengan sanadnya dari Abdullah

bin Umar r.a. bahwa ia bekata: Rasulullah saw. datang kepada kami dengan

mengatakan: Wahai golongan Muhajirin, Ada lima hal apabila kalian

melakukannya, pasti kalian akan ditimpa berbagai macam azab, saya berlindung

kepada Allah supaya kalian tidak menemukannya. Tidaklah pemimpin-pemimpin

kalian tidak berhukum dengan Al- Qur’an dan memilih hukum selain hukum

Allah, kecuali Allah menanamkan perpecahan di antara kalian.”

5. Pemusnahan mental

Sebagai kehormatan kepada Nabi Muhammad saw, Allah tidak memusnahkan

umat beliau secara fisik sebagaimana yang telah menimpa umat-umat terdahulu

seperti kaum Nabi Hud, Shalih, Nuh, Luth dan Syu’aib yang telah mendustakan

para Nabi dan mendurhakai perintah Allah. Tetapi bisa saja Allah membinasakan

umat Muhammad SAW secara mental.

Maksudnya umat ini tidak dimusnahkan fisiknya, tetap dalam keadaan hidup,

sekalipun melakukan dosa dan maksiat yang menyebabkan kehancuran dan

kebinasaan, namun walaupun jumlahnya banyak, kekayaannya melimpah ruah, di

sisi Allah tidak ada nilainya sama sekali, musuh-musuhnya tidak merasa takut,

serta kawan-kawannya tidak merasa hormat. Inilah yang diberitakan Rasulullah

saw. ketika umat ini takut mengatakan yang hak dan tidak mencegah orang yang

berbuat zalim dari kezalimannya.

Beliau bersabda: “Apabila kamu melihat umatku tidak mau mengatakan kepada

orang yang berbuat zalim di antara mereka: “Kamulah orang yang berbuat zalim,”

maka mereka dibiarkan dalam kemaksiatan yang mereka lakukan dalam keadaan

hina.” (HR. Ahmad)

**

Penutup

Demikianlah di antara hukuman Allah akibat diabaikannya amar ma’ruf dan nahy

munkar. Cukuplah lima hukuman yang disebutkan di atas menumbuhkan rasa

takut bagi seorang mukmin untuk tidak mengabaikan perintah amar ma’ruf dan

nahy munkar, sekaligus mendorongnya untuk melakukan perintah tersebut.


Published with Blogger-droid v2.0.1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar