Sabtu, November 26, 2011

SALAMAH BIN DINAR DAN KHALIFAH SULAIMAN BIN ABDUL MALIK

Pada Tahun 97 H, Khalifah Muslimin Sulaiman bin Abdul Malik (khalifah sebelum

Umar bin Abdul Aziz, beliau kemudian berwasiat untuk mengangkat Umar bin

Abdul Aziz sebagai khalifah, bukan anak-anaknya ) menempuh perjalanan ke

negeri- negeri yang disucikan, memenuhi panggilan bapak para nabi, Nabi

Ibrahim AS. Iring- iringan bergerak cepat dari Damaskus, ibukota kekhalifahan

Muawiyah, menuju Madinah Al – Munawarah.

*****

Usai melayani orang-orang yang menyambutnya, Khalifah Sulaiman bin Abdul

Malik berkata kepada orang-orang dekatnya, “Sesungguhnya hati itu bisa

berkarat dari waktu ke waktu sebagaimana besi bila tidak ada yang

membersihkan karatnya”

Mereka menjawab, “Benar wahai Amirul Mukminin”

Kemudian Khalifah bertanya “Tidak adakah di Madinah ini seseorang yang bisa

menasihati kita. Seseorang yang pernah berjumpa dengan para Sahabat

Rasulullah?”

“Ada wahai Amirul Mukminin, di sini ada Abu Hazim Al-A ’raj ” jawab

pembantunya “ Dialah Salamah bin Dinar, seorang alim, cendikia dan imam di

Kota Madinah. Beliau termasuk salah satu tabi’in yang pernah bersahabat baik

dengan beberapa sahabat senior”

Khalifah berkata “Kalau begitu tolong panggilkan dia”

*****

Singkat kata Abu Hazim datang menghadap Sang Khalifah.

Berikut ini petikan dialog Sang Khalifah dengan sang ‘Ulama.

Khalifah : “Dalam benakku ada beberapa masalah penting yang ingin aku

utarakan kepadamu wahai Abu Hazim”

Abu Hazim : “Katakanlah wahai Amirul Mukminin, Allah tempat memohon

pertolongan”

*****

Khalifah : “Mengapa kita membenci kematian?”

Abu Hazim : ”Karena kita memakmurkan dunia kita dan menghancurkan akhirat

kita. Akhirnya kita tidak suka untuk melepaskan kemakmuran menuju

kehancuran”

*****

Khalifah : “Engkau benar wahai Abu Hazim. Lalu apa bagian kita di sisi Allah

kelak?”

Abu Hazim : “Bandingkan amalan anda dengan Kitabullah, niscaya anda akan

mengetahuinya.

Khalifah : “Di ayat mana aku dapat menemukannya?”

Abu Hazim : “Di Surah Al Infithar 82 : 13 – 14

Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam

syurga yang penuh kenikmatan (13 )

Dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka

(14 )

*****

Khalifah : “ Kalau begitu di manakah rahmat Allah?”

Abu Hazim : “ Al A’raaf 7 : 56

Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik

(56 )

*****

Khalifah : “Lalu bagaimana kelak kita akan menghadap Allah?”

Abu Hazim : “Orang yang baik akan kembali seperti perantau yang kembali

kepada keluarganya. Sedangkan orang jahat akan datang seperti budak yang lari

dari majikannya lalu diseret kepada majikannya dengan kejam”

Sampai di sini khalifah terdengar menangis dengan pilu.

*****

Khalifah : “Kemudian bagaimana cara memperbaiki diri?”

Abu Hazim : “Dengan meninggalkan kesombongan dan berhias dengan muru’ah

(menjaga kehormatan)”

*****

Khalifah : “Bagaimana berlaku dengan harta ini?”

Abu Hazim : “Dengan mengambil dengan cara yang benar, meletakkan di tempat

yang benar, dan membagi merata dan berlaku adil terhadap umat”

*****

Khalifah : “Sampaikanlah hajatmu kepadaku wahai Abu Hazim”

Abu Hazim : “Hajatku adalah selamat dari api neraka dan masuk surga”

Khalifah : “Itu bukan kekuasaan Kami”

Abu Hazim : “Aku tidak punya keperluan selain dari itu Wahai Amirul Muminin”

(Dari Kitab Shuwar Min Hayati At Tabi'in)


Published with Blogger-droid v2.0.1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar