Selasa, November 29, 2011

Hikmah Dibalik Khamr

Brewing . Demikian pembuatan khamar sering disebut, minuman haram yang

banyak diminati di dunia bagi orang kafir, dan paling dihindari oleh orang-orang

yang takut kepada Allah. Tetapi di dalamnya terdapat dua hal yang berlawanan.

Di satu sisi khamar adalah barang yang berbahaya tapi di dalamnya juga terdapat

keajaiban Allah seperti disebut dalam Al Qur’ an surat An Nahl ayat 67. Dan

ternyata keajaiban di dalamnya ini diakui, baik oleh orang kafir yang

mengonsumsi dan membuatnya maupun orang Islam yang berusaha memahami

Quran dan tanda- tanda kebesaran Allah di dalam ciptaan-Nya.

Pada acara “What’s that about?” dalam Discovery Science membahas tentang

bagaimana proses pembuatan bir dalam jumlah jutaan botol setiap tahun, yang

dalam proses pembuatan ini harus menghasilkan bir dengan rasa yang sama dan

tidak berubah pada setiap botolnya. Untuk pembuatan dalam jumlah sedikit

tentu hal ini tidak akan menjadi masalah, tapi bila jumlah jutaan tentunya akan

sangat sulit.

Kita bisa mengambil hikmah dari acara ini yang ternyata intinya adalah

menjelaskan kebenaran Al Quran surat An Nahl ayat 67. Allah Ta’ala berfirman,

yang artinya, “ Dan dari buah kurma dan anggur, kamu buat minuman yang

memabukkan dan rizki yang baik. Sesunggguhnya pada yang demikian itu benar-

benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan.”

Mengapa dalam ayat ini Allah menyatakan bahwa terdapat tanda kebesaran

Allah padahal minuman ini memabukkan dan haram? Diketahui ternyata cara

pembuatannya membutuhkan kecanggihan dan teknologi yang tinggi, yang saat

ini dibuat oleh orang-orang kafir. Dan hal ini tidak kita temukan dalam

pembuatan minuman yang lain seperti teh, kopi, cendol, dll.

Sehingga tidak mengherankan pula bahwa khamar (yang tidak memabukkan)

juga akan menjadi minuman di surga nanti. Subhanallah.

Allah Ta’ala berfirman, yang artinya, “Diedarkan kepada mereka gelas yang berisi

khamar dari sungai yang mengalir. (warnanya) putih bersih, sedap rasanya bagi

orang-orang yang minum. Tidak ada dalam khamar itu alkohol dan mereka tiada

mabuk karenanya.” (Qs. Ash Shaaffaat 45- 47)

“Mereka diberi minum dari ‘rohiq’ yang dilak (tempatnya) …” (Qs. Al Muthafifin

25). ‘Rohiq ’ maknanya adalah khamar yang bersih dari kotoran (Tafsir Jalalain

halaman 599)

Mari sedikit kita cermati proses pembuatannya.

Dalam proses pembuatan bir atau minuman anggur ternyata memerlukan tahap-

tahap yang sangat kritis dan memerlukan peralatan yang benar-benar harus

sempurna. Apalagi untuk membuat jutaan botol berisi khamar dengan rasa dan

bau yang sama.

Perlu diketahui prinsip brewing adalah yeast akan merubah glukosa menjadi

alkohol dan karbondioksida. Kalau kita amati dalam bahasa Arab ‘sukkaru‘ berarti

manis dan ‘sukaaraa‘ berarti yang memabukkan. Ternyata minuman yang

memabukkan tersebut memang berasal dari glukosa/gula yang diubah menjadi

alkohol dan karbondioksida oleh yeast/ragi .

Ada 7 tahap pada proses yang memiliki tingkat kesulitan cukup tinggi.

Memerlukan kontrol komputer yang sangat ketat. Kontrol ini meliputi suhu,

waktu, buih, tangki, dan pembersihan tangkinya. Bahkan oleh para pembuatnya

proses ini dikatakan “as a magic“.

Suhu pembuatan, waktu pencampuran, fermentasi harus benar-benar tepat,

buihnya pada saat memproses bir ini harus sempurna, tangki serta pipa harus

memiliki persyaratan yang sangat ketat. Tangki dan pipa aluminium harus benar-

benar halus, rata seperti gelas/kaca, tangki-tangki ini dibuat secara khusus oleh

perusahaan tersendiri. Akurasi pemotongan pipa untuk sambungannya adalah

1:1000 mm, dengan pengelasan/welding khusus untuk menghasilkan

sambungan yang benar-benar rata dan halus.

Setelah tangki dan pipa selesai masih harus dicek dengan endoscopy untuk

memastikan kehalusan permukaan dalam pipa dan tangki tersebut. Kekasaran

permukaan tangki dan pipa sangat kecil dengan toleransi 1/10 ketebalan kertas

fotocopy. Kekasaran yang lebih dari batas ini ataupun ‘microscopic roughness‘

bisa menyebabkan tumbuhnya mikroorganisme/bakteri yang akan menganggu

proses fermentasi. Di sisi luar tangki, perlu diselubungi dengan jaket (suatu bahan

logam lain yg menutupi/melindungi tangki) untuk melindungi suhu tangki dari

pengaruh panas/udara luar. Karena tinggi dan rendahnya temperatur akan

menghasilkan rasa dan warna bir yang berbeda.

Selain itu diperlukan ahli kimia khusus untuk membersihkan tangki dan pipa

sebelum digunakan. Dengan proses pembersihan yang sangat rumit dan sangat

teliti untuk memastikan pipa dan tangki (terutama bagian dalam) benar-benar

bersih dan steril. Pembersihan ini sangat diperlukan ntuk menghindari bakteri.

Sama halnya dengan kriteria kehalusan dan kelicinan permukaan dalam pipa,

tangki dan sambungannya, juga untuk menghindari timbul dan berkembangnya

bakteri. Bakteri ini sebenarnya tidak berbahaya bagi peminumnya (mengingat bir

ini akhirnya akan mengandung/menghasilkan alkohol) tetapi sangat berpengaruh

pada rasa yaitu mengakibatkan rasa bir menjadi hambar (menurut pengkonsumsi

bir), karena bakteri dan sinar matahari akan menyebabkan terjadinya pemecahan

molekul sehingga rasa bir menjadi tidak enak. Selain itu penambahan nitrogen

pada bir kadang diperlukan untuk mengubah tekstur bir, sehingga warna botol

penyaji minuman ini pun khusus, biasanya berwarna hijau.

Untuk saran penyajiannya disarankan menggunakan gelas kaca yang benar-benar

halus dan harus benar-benar bersih, serta disimpan di tempat yang bebas debu.

Botol-botol untuk tempat bir dalam perusahaan pembuatnya, diukur dan

diperiksa dengan sangat teliti menggunakan scanning computer yang diproses

dengan image prosessing untuk mendeteksi adanya ketidaksempurnaan/

kecacatan botol yang walaupun hanya sangat kecil. Botol yang tidak lolos akan di-

recycle. Pengukuran dan persyaratan dalam range yang sangat ketat, mendekati

exact. Hanya botol-botol yang sempurna dan lolos persyaratan tinggi itulah yang

bisa digunakan. Selain itu warna kaca botol juga akan mempengaruhi rasa dari

bir tersebut.

Saudaraku, ternyata Allah Ta’ala berfirman di dalam Al Qur’ an surat Al Insaan 16,

yang artinya, “(yaitu) kaca-kaca (yang terbuat) dari perak yang telah mereka ukur

dengan sebaik- baiknya.”

Di surga, minuman tersebut ditempatkan pada gelas kaca yang telah diukur

dengan ketepatan yang exact, ketepatan ukuran yang sudah pasti, karena di

dunia pun orang kafir sudah tahu bahwa pengukuran yang tidak tepat dari gelas

untuk minum alkohol akan mengubah rasa dan teksturnya.

Diungkapkan pula bahwa pembuatan bir-bir tersebut menggunakan resep-resep

yang sudah berumur ratusan tahun. Ada banyak resep dengan berbagai macam

campuran untuk menghasilkan cita rasa yang berbeda. Perbedaan waktu

fermentasi dan suhu akan menghasilkan khamar yang berbeda, baik dari rasa

maupun warna, apalagi berbeda campuran atau bahan- bahan yang dipakai.

Campuran yang dipakai misalnya bunga- bunga tertentu, biji-bijian , madu, kopi,

kurma dan sebagainya yang biasanya sangat dirahasiakan oleh pabriknya.

Tetapi Allah telah memilihkan minuman bagi orang beriman di surga dengan

campuran yang khusus. Sebagai minuman surga, khamar juga disebutkan

mempunyai bermacam- macam campuran yang pastinya lebih nikmat, resep

yang tiada tandingannya dan merupakan minuman pilihan. Di dalam Al Qur’an

surat Al Insaan ayat 17- 18 campurannya jahe yang diperoleh dari sungai

Salsabila di surga, di Al Qur’an surat Al Muthafifin ayat 27 campuran dari mata

air Tasnin, dan di Al Qur’an surat Al Muthafifin ayat 6 campuran air Kaafur.

Ternyata untuk membuat bir dalam jumlah banyak dengan rasa dan bau yang

sama untuk setiap botolnya memerlukan proses yang sangat sulit. Perlu

pengontrolan yang ketat, teknik pembuatan yang sangat canggih, teknik

pembersihan pipa dan tangki yang sempurna, serta suhu yang tepat, waktu

fermentasi yang tepat, dan botol yang sempurna. Jadi, untuk membuat minuman

tersebut mempunyai rasa dan bau yang sama tidaklah mudah. Bahkan sangatlah

sulit. Oleh karena itu, mengapa di dalam Al Quran Allah menyatakan bahwa

minuman di surga tiada berubah rasa dan baunya? Karena salah satu yang kita

tahu saat ini, ternyata untuk membuat demikian adalah sangat sulit dan

diperlukan teknologi yang canggih.

Allah Ta’ala berfirman, yang artinya, “(Apakah) perumpamaan (penghuni ) jannah

yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-

sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai- sungai dari air susu

yang tidak berubah rasanya, sungai- sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi

peminumnya dan sungai- sungai dari madu yang disaring; dan mereka

memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb

mereka, sama dengan orang yang kekal dalam jahannam dan diberi minuman

dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya. ” (Qs. Muhammad: 15)

Bir ini bisa tahan sampai ratusan tahun, semakin lama botol ini disimpan akan

semakin mahal dan katanya semakin lezat, sehingga sebuah perusahaan bir

menyimpan bir-bir ini dalam terowongan bawah tanah sepanjang 6 mil dengan

sistem pengendalian suhu yang canggih. Bahkan ada botol- botol yang tersimpan

dalam kapal kuno yang tenggelam ratusan tahun dan berhasil diangkat oleh

manusia rasanya semakin ‘enak’.

Perusahaan bir terbesar di dunia Anheuser-Busch InBev “Budweiser”

memproduksi ratusan juta barrels per- tahunnya. Belum lagi perusahaan-

perusahaan lainnya. Produksi yang sangat besar dan ternyata pengkonsumsinya

pun sangat banyak. Padahal Khamar/minuman beralkohol ini sangat sulit proses

pembuatannya, perlu ketelitian, faktor ketepatan yang tinggi, perlu teknologi yang

canggih, memerlukan waktu yang lama, mahal, tidak menyehatkan dan merusak

tubuh, menurut pengalaman peminum rasanya pahit, untuk menyajikannya perlu

gelas diukur dengan baik dan bersih…

Betapa sulitnya untuk mendapatkan dan minum bir ini… padahal, hal tersebut

dilarang oleh Allah. Allah menyatakannya sebagai minuman/makanan yang

haram. Tetapi manusia tetap bersusah payah mengusahakannya, walau dengan

biaya besar dan memeras otak, hanya untuk menghasilkan dan mengkonsumsi

minuman haram… Sehingga tampaklah bahwa sebenarnya Syaitan berandil di

dalamnya, dan tipu daya Syaitan itu sebenarnya lemah. Akan tetapi karena hawa

nafsu manusia dan kebodohan manusia, Syaitan berhasil membutakan manusia.

Semoga Allah selalu menjaga kita dalam petunjuk dan jalan kebenarannya, serta

dalam menjaga ketaatan kepada Allah. Aamiin.

Itulah sekelumit pembuatan bir, yang memerlukan kerjasama ilmuwan- ilmuwan

dari berbagai bidang ilmu untuk meneliti dan menghasilkan minuman bir.

Dengan penelitian yang cukup canggih, itupun mereka para ahli pembuat bir ini

mengatakan bahwa proses fermentasi tersebut masih merupakan misteri bagi

mereka dan proses pembuatan bir ini menurut mereka adalah suatu keajaiban.

Sayangnya mereka tidak bertakwa kepada Allah, tidak mengingat siapa yang

menciptakannya, tidak bersyukur kepada Penciptanya, dan mengkonsumsi yang

dilarang Allah.

Sedangkan kita kaum muslim harus bisa mengambil manfaat dari apa yang

mereka lakukan untuk lebih bersyukur dan lebih tunduk hanya kepada Allah

karena tanda- tanda kebesaran-Nya semakin nyata. Memang manusia berusaha

memberi nama khamar dengan nama yang indah, seperti kata “bir” yang dalam

bahasa Arab “al birru” artinya adalah kebaikan, tapi di dunia ini khamar akan

tetap sebagai minuman yang tidak baik dan yang menjadi amalan Syaitan

sehingga harus kita jauhi.

Allah Ta’ala berfirman, yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman,

sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala,

mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan

syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat

keberuntungan.” (Qs. al-Maidah : 90)

Akan tetapi, di surga kelak khamar akan menjadi al-birru (kebaikan) yang

sesungguhnya. Kebaikan bagi hamba- hamba Allah yang menjauhinya di dunia.

Insyaa Allah. Wallahu a’lam .

Hanya karena petunjuk, penerangan dan tuntunan Allah, kebesaran Allah

dipahamkan.

***

Penulis: Abu Naufal & Ummu Naufal

Muraja’ah : Ustadz Abu Ukkasyah Aris Munandar

Artikel http:// www.muslim. or.id


Published with Blogger-droid v2.0.1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar