Selasa, November 29, 2011

Jangan Takut Miskin

“Telah pasti datangnya ketetapan Allah, maka

janganlah kamu meminta agar disegerakan

(datang)nya .” (QS. An-Nahl : 1)

Jangan pernah mendahului sesuatu yang

belum terjadi! Apakah Anda mau

mengeluarkan kandungan sebelum waktunya

dilahirkan, atau memetik buah-buahan

sebelum masak?

Hari esok adalah sesuatu yang belum nyata

dan dapat diraba, belum berwujud, dan tidak

memiliki rasa dan warna. Jika demikian,

mengapa kita harus menyibukkan diri dengan

hari esok, mencemaskan kesialan-kesialan

yang mungkin akan terjadi padanya,

memikirkan kejadian- kejadian yang akan

menimpanya, dan meramalkan bencana-

bencana yang bakal ada di dalamnya?

Bukankah kita juga tidak tahu apakah kita

akan bertemu dengannya atau tidak, dan

apakah hari esok kita itu akan berwujud kesenangan atau kesedihan?

Yang jelas, hari esok masih ada dalam alam gaib dan belum turun kebumi. Maka,

tidak sepantasnya kita menyeberangi sebuah jembatan sebelum sampai di

atasnya. Sebab, siapa yang tahu bahwa kita akan sampai atau tidak pada

jembatan itu. Bisa jadi kita akan terhenti jalan kita sebelum sampai ke jembatan

itu, atau mungkin pula jembatan itu hanyut terbawa arus terlebih dahulu

sebelum kita sampai di atasnya. Dan bisa jadi pula, kita akan sampai pada

jembatan itu dan kemudian menyeberanginya.

Dalam syariat, memberi kesempatan kepada pikiran untuk memikirkan masa

depan dan membuka- buka alam gaib, dan kemudian terhanyut dalam

kecemasan- kecemasan yang baru di duga darinya, adalah sesuatu yang tidak

dibenarkan.

Pasalnya, hal itu termasuk thulul amal (angan- angan yang terlalu jauh). Secara

nalar, tindakan itu pun tak masuk akal, karena sama halnya dengan berusaha

perang melawan bayang-bayang . Namun ironis, kebanyakan manusia di dunia ini

justru banyak yang termakan oleh ramalan- ramalan tentang kelaparan,

kemiskinan, wabah penyakit dan prediksi perekonomian yang kabarnya akan

menimpa mereka. Padahal, semua itu hanyalah bagian dari kurikulum yang

diajarkan di “sekolah- sekolah setan”.

“Setan menjanjikan (menakut- nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh

kamu berbuat kejahatan (kikir) , sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan

daripada- Nya dan karunia”. (QS. Al-Baqarah : 268)

Mereka yang menangis sedih menatap masa depan adalah yang menyangka diri

mereka akan hidup kelaparan, menderita sakit selama setahun, dan

memperkirakan umur dunia ini tinggal seratus tahun lagi. Padahal, orang yang

sadar bahwa usia hidupnya berada di ‘genggaman yang lain’ tentu tidak akan

menggadaikannya untuk sesuatu yang tidak ada. Dan orang yang tidak tahu

kapan akan mati, tentu salah besar bila justru menyibukkan diri dengan sesuatu

yang belum ada dan tak berwujud.

Biarkan hari esok itu datang dengan sendirinya. Jangan pernah menanyakan

kabar beritanya, dan jangan pula pernah menanti serangan petakanya. Sebab,

hari ini Anda sudah sangat sibuk.

Jika Anda heran, maka lebih mengherankan lagi orang-orang yang berani

menebus kesedihan suatu masa yang belum tentu matahari terbit didalamnya

dengan bersedih pada hari ini. Oleh karena itu, hindarilah angan-angan yang

berlebihan.

***

Dikutip dari buku La Tahzan

Catatan kaki:

1. Membaca dan mempercayai ramalan, seperti zodiac, ramalan mama loren dan

lain-lain adalah haram hukumnya. Jika anda bersikeras melakukannya,

percayalah anda hanya akan “menganiaya” diri sendiri! (tanpa seijinNya)

MALAIKAT MAUT SAJA TIDAK TAHU SIAPA YANG BAKAL MATI ESOK HARI!

2. Janganlah terlalu merisaukan cobaan yang sedang atau akan anda hadapi. Jika

anda mengingat- ingat cobaan yang telah lalu, Allah SWT selalu memberikan

jalan keluar bagi hamba- hambaNya. Jangankan terhadap orang-orang yang

beriman dan mau mengambil hikmah, terhadap orang-orang kafir yang durhaka

sekalipun Allah SWT tetap memberikan rezeki.

3. Allah SWT selalu bersama-sama orang yang sabar.

Published with Blogger-droid v2.0.1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar