Selasa, November 29, 2011

Allah Mengabulkan Setiap Doa Umatnya

Allah Yang Mahakuasa, Maha Pengasih, dan Maha Penyayang, telah berfirman

dalam Al-Qur ’an bahwa Dia dekat dengan manusia dan akan mengabulkan

permohonan orang-orang yang berdoa kepada-Nya . Adapun salah satu ayat

yang membicarakan masalah tersebut adalah:

“Dan apabila hamba- hamba- Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka

sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa

apabila ia berdoa kepada-Ku , maka hendaklah mereka itu memenuhi- Ku, dan

hendaklah mereka beriman kepada-Ku , agar mereka selalu berada dalam

kebenaran.” (QS Al-Baqarah : 186) .

Sebagaimana dinyatakan dalam ayat di atas, Allah itu dekat kepada setiap orang.

Dia Maha Mengetahui keinginan, perasaan, pikiran, kata-kata yang diucapkan,

bisikan, bahkan apa saja yang tersembunyi dalam hati setiap orang. Dengan

demikian, Allah Mendengar dan Mengetahui setiap orang yang berpaling kepada-

Nya dan berdoa kepada-Nya . Inilah karunia Allah kepada manusia dan sebagai

wujud dari kasih- sayang- Nya, rahmat-Nya , dan kekuasaan- Nya yang tiada

batas.

Allah memiliki kekuasaan dan pengetahuan yang tiada batas. Dialah Pemilik

segala sesuatu di seluruh alam semesta. Setiap makhluk, setiap benda, dari

orang-orang yang tampaknya paling kuat hingga orang-orang yang sangat kaya,

dari binatang-binatang yang sangat besar hingga yang sangat kecil yang

mendiami bumi, semuanya milik Allah dan semuanya berada dalam kehendak-

Nya dan pegaturan-Nya yang mutlak.

Seseorang yang beriman terhadap kebenaran ini dapat berdoa kepada Allah

mengenai apa saja dan dapat berharap bahwa Allah akan mengabulkan doa-

doanya. Misalnya, seseorang yang mengidap penyakit yang tidak dapat

disembuhkan tentu saja akan berusaha untuk melakukan berbagai macam

pengobatan. Namun ketika mengetahui bahwa hanya Allah yang dapat

memberikan kesehatan, lalu ia pun berdoa kepada-Nya memohon kesembuhan.

Demikian pula, orang yang mengalami ketakutan atau kecemasan dapat berdoa

kepada Allah agar terbebas dari ketakutan dan kecemasan. Seseorang yang

menghadapi kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan dapat berpaling kepada

Allah untuk menghilangkan kesulitannya. Seseorang dapat berdoa kepada Allah

untuk memohon berbagai hal yang tidak terhitung banyaknya seperti untuk

memohon bimbingan kepada jalan yang benar, untuk dimasukkan ke dalam

surga bersama-sama orang-orang beriman lainnya, agar lebih meyakini surga,

neraka, Kekuasaan Allah, untuk kesehatan, dan sebagainya. Inilah yang telah

ditekankan Rasulullah saw dalam sabdanya:

“Maukah aku beritahukan kepadamu suatu senjata yang dapat melindungimu

dari kejahatan musuh dan agar rezekimu bertambah?” Mereka berkata, “Tentu

saja wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Serulah Tuhanmu siang dan malam,

karena ‘doa’ itu merupakan senjata bagi orang yang beriman.”

Namun demikian, terdapat rahasia lain di balik apa yang diungkapkan dalam Al-

Qur’ an yang perlu kita bicarakan dalam masalah ini. Sebagaimana Allah telah

menyatakan dalam ayat:

“Dan manusia berdoa untuk kejahatan sebagaimana ia berdoa untuk kebaikan.

Dan manusia itu tergesa-gesa. “ (QS Al-Isra ’:11 ) .

Tidak setiap doa yang dipanjatkan oleh manusia itu bermanfaat. Misalnya

seseorang memohon kepada Allah agar diberi harta dan kekayaan yang banyak

untuk anak-anaknya kelak. Akan tetapi Allah tidak melihat kebaikan di dalam

doanya itu. Yakni, kekayaan yang banyak itu justru dapat memalingkan anak-

anak tersebut dari Allah. Dalam hal ini, Allah mendengar doa orang tersebut,

menerimanya sebagai amal ibadah, dan mengabulkannya dengan cara yang

sebaik- baiknya. Sebagai contoh lainnya, seseorang berdoa agar tidak terlambat

dalam memenuhi perjanjian. Namun tampaknya lebih baik baginya jika ia

sampai di tujuan setelah waktu yang ditentukan, karena ia dapat bertemu dengan

seseorang yang memberikan sesuatu yang lebih bermanfaat untuk kehidupan

yang abadi. Allah mengetahui masalah ini, dan Dia mengabulkan doa bukan

berdasarkan apa yang dipikirkan orang itu, tetapi dengan cara yang terbaik. Yakni,

Allah mendengar doa orang itu, tetapi jika Dia melihat tidak ada kebaikan dalam

doanya itu, Dia memberikan apa yang terbaik bagi orang itu. Tentu saja hal ini

merupakan rahasia yang sangat penting.

Ketika doa tidak dikabulkan, orang-orang tidak menyadari tentang rahasia ini,

mereka mengira bahwa Allah tidak mendengar doa mereka. Sesungguhnya hal

ini merupakan keyakinan orang-orang bodoh yang sesat, karena “Allah itu lebih

dekat kepada manusia daripada urat lehernya sendiri.” ( QS Qaf: 16). Dia Maha

Mengetahui perkataan apa saja yang diucapkan, apa saja yang dipikirkan, dan

peristiwa apa saja yang dialami seseorang. Bahkan ketika seseorang tertidur,

Allah mengetahui apa yang ia alami dalam mimpinya. Allah adalah Yang

menciptakan segala sesuatu. Oleh karena itu, kapan saja seseorang berdoa

kepada Allah, ia harus menyadari bahwa Allah akan menerima doanya pada saat

yang paling tepat dan akan memberikan apa yang terbaik baginya.

Doa, di samping sebagai bentuk amal ibadah, juga merupakan karunia Allah yang

sangat berharga bagi manusia, karena melalui doa, Allah akan memberikan

kepada manusia sesuatu yang Dia pandang baik dan bermanfaat bagi dirinya.

Allah menyatakan pentingnya doa dalam sebuah ayat:

“Katakanlah: ‘Tuhanku tidak mengindahkan kamu, andaikan tidak karena doamu.

Tetapi kamu sungguh telah mendustakan- Nya, karena itu kelak azab pasti akan

menimpamu’. ” (QS Al- Furqan: 77)

**

Allah Mengabulkan Doa Orang-orang yang Menderita dan Berada dalam

Kesulitan

Doa adalah saat-saat ketika kedekatan seseorang dengan Allah dapat dirasakan.

Sebagai hamba Allah, seseorang sangat memerlukan Dia. Hal ini karena ketika

seseorang berdoa, ia akan menyadari betapa lemahnya dan betapa hinanya

dirinya di hadapan Allah, dan ia menyadari bahwa tak seorang pun yang dapat

menolongnya kecuali Allah. Keikhlasan dan kesungguhan seseorang dalam

berdoa tergantung pada sejauh mana ia merasa memerlukan. Misalnya, setiap

orang berdoa kepada Allah untuk memohon keselamatan di dunia. Namun,

orang yang merasa putus asa di tengah-tengah medan perang akan berdoa lebih

sungguh-sungguh dan dengan berendah diri di hadapan Allah. Demikian pula,

ketika terjadi badai yang menerpa sebuah kapal atau pesawat terbang sehingga

terancam bahaya, orang-orang akan memohon kepada Allah dengan berendah

diri. Mereka akan ikhlas dan berserah diri dalam berdoa. Allah menceritakan

keadaan ini dalam sebuah ayat:

“Katakanlah: Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat

dan di laut, yang kamu berdoa kepada- Nya dengan berendah diri dengan suara

yang lembut: ‘Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini,

tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur’. ” (QS Al-An’ am: 63).

Di dalam Al-Qur ’an, Allah memerintahkan manusia agar berdoa dengan

merendahkan diri:

“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS Al-

A’raf : 55).

Dalam ayat lainnya, Allah menyatakan bahwa Dia mengabulkan doa orang-orang

yang teraniaya dan orang-orang yang berada dalam kesusahan:

“Atau siapakah yang mengabulkan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia

berdoa kepada- Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan

kamu sebagai khalifah di bumi? Apakah ada tuhan lain selain Allah? Sedikit sekali

kamu yang memperhatikannya. “ (QS An-Naml : 62).

Tentu saja orang tidak harus berada dalam keadaan bahaya ketika berdoa

kepada Allah. Contoh-contoh ini diberikan agar orang-orang dapat memahami

maknanya sehingga mereka berdoa dengan ikhlas dan merenungkan saat

kematian, ketika seseorang tidak lagi merasa lalai sehingga mereka berpaling

kepada Allah dengan keikhlasan yang dalam. Dalam pada itu, orang-orang yang

beriman, yang dengan sepenuh hati berbakti kepada Allah, selalu menyadari

kelemahan mereka dan kekurangan mereka, mereka selalu berpaling kepada

Allah dengan ikhlas, sekalipun mereka tidak berada dalam keadaan bahaya. Ini

merupakan ciri penting yang membedakan mereka dengan orang-orang kafir

dan orang-orang yang imannya lemah.

**

Tidak Ada Pembatasan Apa pun dalam Berdoa

Seseorang dapat memohon apa saja kepada Allah asalkan halal. Hal ini karena

sebagaimana telah disebutkan terdahulu, Allah adalah satu-satunya penguasa

dan pemilik seluruh alam semesta; dan jika Dia menghendaki, Dia dapat

memberikan kepada manusia apa saja yang Dia inginkan. Setiap orang yang

berpaling kepada Allah dan berdoa kepada-Nya , haruslah meyakini bahwa Allah

berkuasa melakukan apa saja dan bersungguh-sungguhl ah dalam berdoa

sebagaimana disabdakan oleh Nabi saw. Ia perlu mengetahui bahwa mudah saja

bagi-Nya untuk memenuhi keinginan apa saja, dan Dia akan memberikan apa

yang diminta oleh seseorang jika di dalamnya terdapat kebaikan bagi orang itu

dalam doa tersebut. Doa-doa para nabi dan orang-orang beriman yang

disebutkan dalam Al-Qur ’an merupakan contoh bagi orang-orang beriman

tentang hal-hal yang dapat mereka mohon kepada Allah. Misalnya, Nabi Zakaria

a.s . berdoa kepada Allah agar diberi keturunan yang diridhai, dan Allah pun

mengabulkan doanya, meskipun istrinya mandul:

“Yaitu ketika ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut. Ia berkata:

‘Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi

uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu , ya Tuhanku. Dan

sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang istriku

adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi-Mu seorang putra.

Yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya’qub ; dan

jadikanlah ia ya Tuhanku, seorang yang diridhai’. ” (Q.s . Maryam: 3- 6) .

Maka Allah mengabulkan doa Nabi Zakaria dan memberikan kepadanya berita

gembira tentang Nabi Yahya a.s .. Setelah menerima berita gembira tentang

seorang anak laki- laki, Nabi Zakaria merasa heran karena istrinya mandul.

Jawaban Allah kepada Nabi Zakaria menjelaskan tentang sebuah rahasia yang

hendaknya selalu dicamkan dalam hati orang-orang yang beriman:

“Zakaria berkata, ‘Ya Tuhanku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal istriku

adalah seorang yang mandul dan aku sesungguhnya sudah mencapai umur yang

sangat tua.’ Tuhan berfirman, ‘Demikianlah. ‘ Tuhan berfirman, ‘Hal itu mudah

bagi-Ku , dan sesungguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu

belum ada sama sekali’.” (QS Maryam: 8- 9)

Ada beberapa Nabi lainnya yang disebutkan dalam Al-Qur ’an yang doa-doa

mereka dikabulkan. Misalnya, Nabi Nuh a.s . memohon kepada Allah untuk

menimpakan azab kepada kaumnya yang tersesat meskipun ia telah berusaha

sekuat tenaga untuk membimbing mereka kepada jalan yang lurus. Sebagai

jawaban dari doanya, Allah menimpakan azab besar kepada mereka yang

tercatat dalam sejarah.

Nabi Ayub a.s . menyeru Tuhannya ketika ia sakit, ia berkata, “… Sesungguhnya

aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di

antara semua penyayang.” (QS Al-Anbiya ’: 83). Sebagai jawaban terhadap doa

Nabi Ayub, Allah berfirman sebagai berikut:

“Maka Kami pun mengabulkan doanya itu, lalu Kami hilangkan penyakit yang

menimpanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat

gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk

menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah”. (QS Al-Anbiya ’: 84).

Allah mengabulkan Nabi Sulaiman a.s . yang berdoa, “Ya Tuhanku, ampunilah aku

dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh siapa pun

sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi.” (QS Shad: 35). Maka

Allah mengaruniakan kekuasaan yang besar dan kekayaan yang banyak

kepadanya.

Oleh karena itu, orang-orang yang berdoa hendaknya mencamkan dalam hati

ayat ini, “Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah

berkata kepadanya, ‘Jadilah. ’ Maka terjadilah ia. (QS Yasin: 82) Sebagaimana

dinyatakan dalam ayat ini, segala sesuatu itu mudah bagi Allah dan Dia

Mendengar dan Mengetahui setiap doa.

**

Allah Memberi Karunia di Dunia ini bagi Orang- orang yang

Menginginkannya, Tetapi di Akhirat Mereka akan Menderita Kerugian

Orang- orang yang tidak memiliki ketakwaan kepada Allah dalam hatinya, dan

imannya sangat lemah terhadap kehidupan akhirat, hanyalah menginginkan

keduniaan. Mereka meminta kekayaan, harta benda, dan kedudukan hanyalah

untuk kehidupan di dunia ini. Allah memberi tahu kita bahwa orang-orang yang

hanya menginginkan keduniaan tidak akan memperoleh pahala di akhirat. Tetapi

bagi orang-orang yang beriman, mereka berdoa memohon dunia dan akhirat

karena mereka percaya bahwa kehidupan di akhirat sama pastinya dan sama

dekatnya dengan kehidupan dunia ini. Tentang masalah ini, Allah menyatakan

sebagai berikut:

“Di antara manusia ada orang yang berdoa, ‘Ya Tuhan kami, berilah kami

(kebaikan) di dunia,’ dan tidak ada baginya bagian di akhirat. Dan di antara

mereka ada orang yang berdoa, ‘Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia

dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka.’ Mereka itulah

orang-orang yang mendapat bagian dari apa yang mereka usahakan, dan Allah

sangat cepat perhitungan- Nya.” (QS Al-Baqarah: 200- 202).

Orang- orang yang beriman juga berdoa memohon kesehatan, kekayaan, ilmu,

dan kebahagiaan. Akan tetapi, semua doa mereka adalah untuk mencari

keridhaan Allah dan untuk memperoleh kebaikan bagi agamanya. Mereka

memohon kekayaan misalnya, adalah untuk digunakan di jalan Allah. Berkenaan

dengan masalah ini, Allah memberikan contoh tentang Nabi Sulaiman di dalam

Al-Qur ’an. Jauh dari keinginan untuk memperoleh dunia, doa Nabi Sulaiman

untuk meminta kekayaan adalah demi tujuan mulia untuk digunakan di jalan

Allah, untuk menyeru manusia kepada agama Allah, dan agar dirinya sibuk

berdzikir kepada Allah. Kata- kata Nabi Sulaiman sebagaimana yang diceritakan

dalam Al-Qur ’an menunjukkan niatnya yang ikhlas:

“Sesungguhnya aku menyukai kesenangan terhadap barang yang baik karena

ingat kepada Tuhanku.” (QS Shad: 32) .

Maka Allah mengabulkan doa Nabi Sulaiman a.s . tersebut dengan

mengaruniakan kepadanya kekayaan yang sangat banyak di dunia dan ia akan

memperoleh pahala di akhirat. Dalam pada itu, Allah juga mengabulkan

keinginan orang-orang yang hanya menghendaki kehidupan dunia, namun azab

yang pedih menunggu mereka di akhirat. Keuntungan yang telah mereka peroleh

di dunia ini tidak akan mereka peroleh lagi di akhirat kelak.

Kenyataan yang sangat penting ini diceritakan dalam Al-Qur ’an sebagai berikut:

“Barangsiapa menghendaki keuntungan di akhirat, akan Kami tambah

keuntungan itu baginya, dan barangsiapa menghendaki keuntungan di dunia,

Kami akan memberikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia, dan tidak

ada baginya bagian sedikit pun di akhirat. (QS Asy-Syura : 20).

“Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang, maka Kami segerakan baginya

di dunia apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami

tentukan baginya neraka Jahanam, ia akan memasukinya dalam keadaan tercela

dan terusir. (QS Al-Isra ’: 18).

***

© Harun Yahya Internasional 2004


Published with Blogger-droid v2.0.1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar