Kamis, Februari 02, 2012

Setiap Manusia Didampingi Oleh Seorang Malaikat dan Jin Kafir

Alam dibedakan atas alam ghaib (seperti Allah, malaikat,

jin, surga, dan neraka) dan alam tampak. Ghaib menurut

bahasa berarti yang tidak tampak. Allah-lah yang paling

mengetahui kedua alam tersebut. “Dialah Allah yang tidak

ada ilah kecuali Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang

tampak (QS Al-Hasyr : 22)”. “Sesungguhnya Aku

mengetahui segala yang ghaib di langit dan di bumi dan

Aku mengetahui apa yang kalian tampakkan dan apa yang

kalian sembunyikan (QS Al-Baqarah : 33)”.

Kita harus beriman kepada yang ghaib. “Kitab ini tidak ada

keraguan didalamnya sebagai petunjuk bagi orang-orang

yang bertaqwa. Yaitu mereka yang beriman kepada yang

ghaib … (QS Al-Baqarah : 2-3)” . Tetapi kita hanya bisa

mengetahui yang ghaib secara benar dengan cara ikhbari,

yakni sejauh apa yang dikemukakan oleh Allah dan Rasul-Nya (Al-Qur’ an dan As-Sunnah).

Alam ghaib yang diciptakan oleh Allah merupakan ujian bagi manusia selama dia hidup di dunia.

Manusia diuji apakah ketika di dunia dia beriman kepada Allah, Hari Akhir, surga, neraka, pahala

akhirat dan sebagainya – yang mana semuanya itu tidak tampak – ataukah dia mengingkarinya.

Malaikat

Malaikat merupakan tentara-tentara Allah yang ditugaskan untuk urusan-urusan tertentu. Di

antara malaikat-malaikat Allah kita mengenal antara lain malaikat yang sepuluh, delapan malaikat

yang mengusung Arsy Allah (QS Al-Haaqqah : 17), dan malaikat-malaikat yang ditugaskan untuk

menolong orang-orang mukmin yang sedang berjihad (QS Al-Anfal : 9).

Sifat-sifat malaikat :

1)Memiliki dua, tiga, atau empat sayap (QS Faathir : 1), kecuali Jibril - yang merupakan malaikat

yang paling besar - memiliki 600 atau 700 sayap (Shahih Al-Bukhari) .

2)Suka berkumpul di majelis-majelis dzikir / ilmu sembari memohonkan ampun bagi yang ada di

situ dan mengepak-ngepakkan sayap mereka sebagai tanda ridha.

3)Merupakan tentara-tentara Allah yang tidak pernah bermaksiat (membangkang) atas perintah

Allah kepada mereka dan senantiasa mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Allah kepada

mereka.

4)Tidak menikah, tidak makan, dan tidak minum.

5)Tidak memasuki rumah yang di dalamnya terdapat patung-patung atau gambar-gambar yang

diharamkan.

6)Menyukai tempat-tempat yang bersih.

Jin

Jin dan manusia yang dua makhluq Allah yang dibebani dengan syariat agama, sehingga dikenai

pahala dan siksa. Semua jin bisa meninggal dunia kecuali Iblis dan keturunannya yang

ditangguhkan kematiannya sampai Hari Kiamat. Iblis dahulunya juga jin tetapi setelah menolak

sujud kepada Adam atas perintah Allah, ia beserta keturunannya dilaknat oleh Allah. Jadi Iblis dan

keturunannya kafir seluruhnya, berbeda dengan jin yang terdiri atas mukmin dan kafir. Jin yang

kafir ini sering juga disebut sebagai syaithan karena memiliki sifat yang serupa. Di samping itu,

istilah syaithan juga dipakai untuk manusia yang memiliki sifat-sifat syaithan. Adapun jin yang

muslim, sebagaimana manusia, ada yang benar-benar taat dan ada pula yang suka berbuat

maksiat.

Syaithan dan jin menikah, makan, dan juga minum. Keduanya tinggal di alam yang tidak terlihat

oleh manusia, tetapi mereka bisa melihat manusia. Tetapi jika mereka menampakkan diri di alam

tampak dalam wujud alam tampak maka manusia bisa melihat mereka.

Syaithan dan jin yang ingkar menyukai tempat-tempat yang kotor dan juga rumah-rumah yang

tidak dibacakan Al-Qur’ an di dalamnya dan rumah-rumah yang penghuninya tidak pernah berdzikir

kepada Allah.

Qarin (Pendamping) Manusia

Allah telah menetapkan bahwa setiap manusia didampingi oleh seorang malaikat (yang senantiasa

mengajak kepada kebaikan) dan seorang jin kafir (yang senantiasa mengajak kepada keburukan).

Semua jin yang menjadi qarin manusia adalah kafir kecuali jin qarin Rasulullah yang telah

diislamkan oleh Allah.

Interaksi antara Jin dan Manusia

1)Dari sisi penciptaan, manusia lebih baik dan lebih mulia daripada jin. “Sesungguhnya kami telah

menciptakan manusia dalam sebaik-baik penciptaan (QS At-Tiin)”. “Dan sungguh Kami telah

memuliakan keturunan Adam (manusia) … (QS Al-Isra’)”.

2)Rasul- rasul Allah adalah dari kalangan manusia. Tetapi jin tetap bisa mendengarkan dakwah

mereka karena jin bisa melihat dan mendengarkan mereka dari alam mereka.

3)Dalam syariat Nabi Muhammad saw, kita dilarang untuk meminta perlindungan dan meminta

pertolongan kepada jin, meskipun dalam perkara kebaikan. “Dan terdapat sekelompok manusia

yang meminta perlindungan kepada sekelompok jin sehingga para jin itu menjadi semakin congkak

(QS Al-Jin)”. 4)Islam mengharamkan pernikahan antara jin dan manusia.

Tentang Peramalan

Syaithan senantiasa berusaha untuk mencuri berita langit dengan cara saling berpikul-pikulan di

antara mereka sehingga yang di atas menyampaikan kepada yang di bawahnya. Jika telah sampai

pada syaithan yang paling bawah maka syaithan tersebut akan menyampaikannya pada tukang

ramal (dukun). Tetapi setiap kali mereka berusaha mencuri berita langit itu, Allah menjadikan

suluh-suluh api yang menyambar mereka. Sebagian besar usaha pencurian mereka senantiasa

gagal tetapi jika sekali saja mereka berhasil mencuri maka satu berita benar itu akan dibungkus

dengan 99 kedustaan dan kebatilan.

Tentang Sihir

Sihir merupakan salah satu dosa besar. Dalam hukum Islam, pelaku sihir harus dihukum mati.

Sihir ada yang berupa tipuan pandangan mata dan ada pula yang menyakiti orang lain.

Pintu-Pintu Penyebab Campur Tangan Jin di Alam Manusia

Faktor-faktor penyebab campur tangan dan gangguan jin di alam manusia melalui berbagai pintu,

antara lain:

a. Pintu kelemahan kondisi psikologis (kejiwaan) seperti : Perasaan takut sekali, sedih sekali, marah

sekali, kelalaian hati dari zikrudllah dan semacamnya

b. Pintu memperturutkan hawa nafsu di tengah maraknya berbagai kemaksiatan.

c. Pintu bid'ah dengan segala macam dan tingkatannya yang tersebar di tengah - tengah

masyarakat.

d. Pintu dunia perdukunan, peramalan dan sejenisnya.

e. Pintu dunia beladiri dan olah kanoragan dengan menggunakan tenaga dalam.

f. Pintu dunia olah pernafasan, meditasi dan semacamnya.

g. Pintu dunia pengobatan alternatif supranatural.

h. Kencederungan umum masyarakat kepada dunia klenik, mistik dan misteri.

i. Dan lain - lain.

Tentang Ruqyah Syar’iyah

Definisi: Ruqyah Syar'iyah adalah sebuah terapi syar'i dengan cara pembacaan ayat-ayat suci Al-

Qur'an dan do'a- do'a perlindungan yang bersumber dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, yang

dilakukan seorang muslim, baik dengan tujuan untuk penjagaan dan perlindungan diri sendiri atau

orang lain dari pengaruh jahat pandangan mata (al-'ain ) manusia dan jin, kerasukan, pengaruh

sihir, gangguan kejiwaan, berbagai penyakit fisik dan lain-lain; Maupun dengan tujuan untuk

pengobatan dan penyembuhan bagi orang yang terkena salah satu di antara jenis-jenis gangguan

dan penyakit tersebut.

Penting : Istilah Ruqyah disertai kata Syar'iyah dimaksudkan bahwa, terapi ini dalam

pelaksanaannya harus murni semurni-murninya sesuai dengan batasan-batasan Syari'ah Islam

yang berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Dan hal itu baik dalam kemurnian Aqidah, niat dan

tujuan, muatan dan isi, maupun tata cara pelaksanaan. Jadi harus bersih sebersih-bersihnya dari

unsur-unsur campuran yang tidak berdasar (bid'ah ) dan yang melanggar hukum Syara'.

Urgensi Ruqyah Syar'iyah

1. Menghidupkan sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam dalam hal penjagaan dan perlindungan

diri serta terapi pengobatan penyakit jiwa maupun fisik.

2. Minimnya pembentengan diri dengan wirid - wirid dan dzikir- dzikir syar'i, sehingga banyak

kalangan yang berpeluang terkena pengaruh buruk pandangan mata kedengkian manusia dan jin.

Di samping banyaknya korban kejahatan dunia sihir dan perdukunan.

Perisai Diri

1. Secara umum, jagalah ketaatan dan jauhi kemaksiatan.

2. Peliharalah sholat fardhu dan juga sholat-sholat nafilah, khususnya sholat rawatib, qiyamul lail

(minimal witir) dan sholat dhuha.

3. Perbanyaklah membaca Al-Qur'an setiap hari, khususnya pada malam hari, dan lebih afdhal jika

disertai dengan membaca terjemah tafsirnya untuk tadabbur.

4. Persempitlah jalan syaithan dalam diri dengan banyak berpuasa, minimal tiga hari setiap bulan.

5. Basahi lidah dan bibir dengan banyak berdzikir, baik dzikir secara khusus pada kesempatan-

kesempatan tertentu maupun dzikir secara umum seperti bertasbih, bertahmid, bertakbir,

bertahlil, bershalawat, dan lain-lain .

6. Jagalah wirid dzikir pagi dan petang dengan Al-Ma'tsurat atau lainnya yang bersumber dari Al-

Qur'an dan As-Sunnah.

7. Bekali diri dengan ilmu yang shahih berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah sesuai manhaj as-

salaf ash-shalih , dengan banyak membaca, konsultasi, mengikuti kajian-kajian Islam secara

manhaji, dan lain-lain ; khususnya dalam tema-tema aqidah, tazkiyatunnafs, tafsir Al-Qur'an, dan

Al-Hadits.

8. Jauhilah kebiasaan melamun dan mengkhayal, serta hindarkan pikiran dari hal-hal yang

membebani sampai membuat gelisah, sedih, takut, tertekan, marah, putus asa, dan lain-lain .

9. Pertahankan diri selalu berada di tengah lingkar pertemanan dan kebersamaan islami yang

istiqamah.

10. Sering-seringlah bermuhasabah diri diikuti taubat dan istighfar.

11. Usahakan selalu dalam keadaan suci (berwudhu).

12. Tidurlah secara islami (sesuai Sunnah), dengan cara :

a.Niat (tidur dengan sengaja).

b.Berwudhu .

c.Membersihkan dan merapikan tempat tidur.

d.Membaca tasbih 33 kali, tahmid 33 kali dan takbir 34 kali.

e.Membaca Ayat Kursi dan dua ayat terakhir Surat Al-Baqarah.

f.Mendekatkan kedua telapak tangan ke mulut, meniup, dan membaca surat-surat: Al-Ikhlash, Al-

Falaq, dan An-Naas , lalu mengusapkan pada anggota badan semerata mungkin. Dan ini dilakukan

tiga kali.

g.Membaca doa tidur.

h.Tidur dengan cara berbaring miring ke kanan.

i.Jika bermimpi buruk hendaklah :

1) Meludah kecil ke sebelah kiri 3 kali.

2) Berta'awwudz.

3) Mengubah posisi tidur.

4) Tidak menceritakannya.

5) Lebih baik jika bangun, berwudhu, lalu sholat.

j. Membaca doa bangun tidur.

(menaraislam.com)


Published with Blogger-droid v2.0.4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar