Jumat, Februari 03, 2012

Cinta Sejati Dalam Islam

Makna ‘Cinta Sejati’ terus dicari dan digali. Manusia dari zaman ke zaman seakan tidak
pernah bosan membicarakannya. Sebenarnya? apa itu ‘Cinta Sejati’ dan bagaimana
pandangan Islam terhadapnya?

Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga terlimpahkan kepada nabi Muhammad,
keluarga dan sahabatnya.
Masyarakat di belahan bumi manapun saat ini sedang diusik oleh mitos ‘Cinta Sejati‘,
dan dibuai oleh impian ‘Cinta Suci’. Karenanya, rame-rame, mereka mempersiapkan diri
untuk merayakan hari cinta “Valentine’s Day”.

Pada kesempatan ini, saya tidak ingin mengajak saudara menelusuri sejarah dan
kronologi adanya peringatan ini. Dan tidak juga ingin membicarakan hukum mengikuti
perayaan hari ini. Karena saya yakin, anda telah banyak mendengar dan membaca
tentang itu semua. Hanya saja, saya ingin mengajak saudara untuk sedikit menyelami:
apa itu cinta? Adakah cinta sejati dan cinta suci? Dan cinta model apa yang selama ini
menghiasi hati anda?

Seorang peneliti dari Researchers at National Autonomous University of Mexico
mengungkapkan hasil risetnya yang begitu mengejutkan. Menurutnya: Sebuah
hubungan cinta pasti akan menemui titik jenuh, bukan hanya karena faktor bosan
semata, tapi karena kandungan zat kimia di otak yang mengaktifkan rasa cinta itu telah
habis. Rasa tergila-gila dan cinta pada seseorang tidak akan bertahan lebih dari 4 tahun.
Jika telah berumur 4 tahun, cinta sirna, dan yang tersisa hanya dorongan seks, bukan
cinta yang murni lagi.

Menurutnya, rasa tergila-gila muncul pada awal jatuh cinta disebabkan oleh aktivasi dan
pengeluaran komponen kimia spesifik di otak, berupa hormon dopamin, endorfin,
feromon, oxytocin, neuropinephrine yang membuat seseorang merasa bahagia,
berbunga-bunga dan berseri-seri. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, dan terpaan
badai tanggung jawab dan dinamika kehidupan efek hormon-hormon itu berkurang lalu
menghilang.
(sumber: www.detik. com Rabu, 09/12/2009 17:45 WIB).

Wah, gimana tuh nasib cinta yang selama ini anda dambakan dari pasangan anda? Dan
bagaimana nasib cinta anda kepada pasangan anda? Jangan-jangan sudah lenyap dan
terkubur jauh-jauh hari.
Anda ingin sengsara karena tidak lagi merasakan indahnya cinta pasangan anda dan
tidak lagi menikmati lembutnya buaian cinta kepadanya? Ataukah anda ingin tetap
merasakan betapa indahnya cinta pasangan anda dan juga betapa bahagianya mencintai
pasangan anda?

Bila anda mencintai pasangan anda karena kecantikan atau ketampanannya,
maka saat ini saya yakin anggapan bahwa ia adalah orang tercantik dan tertampan, telah
luntur.

Bila dahulu rasa cinta anda kepadanya tumbuh karena ia adalah orang yang kaya, maka
saya yakin saat ini, kekayaannya tidak lagi spektakuler di mata anda.
Bila rasa cinta anda bersemi karena ia adalah orang yang berkedudukan tinggi dan
terpandang di masyarakat, maka saat ini kedudukan itu tidak lagi berkilau secerah yang
dahulu menyilaukan pandangan anda.

Bila anda terlanjur terbelenggu cinta kepada seseorang, padahal ia bukan
suami atau istri anda, ada baiknya bila anda menguji kadar cinta anda. Kenalilah sejauh
mana kesucian dan ketulusan cinta anda kepadanya. Coba anda duduk sejenak,
membayangkan kekasih anda dalam keadaan ompong peyot, pakaiannya compang-
camping sedang duduk di rumah gubuk yang reot. Akankah rasa cinta anda masih
menggemuruh sedahsyat yang anda rasakan saat ini?

Para ulama’ sejarah mengisahkan, pada suatu hari Abdurrahman bin Abi Bakar
radhiallahu ‘anhu bepergian ke Syam untuk berniaga. Di tengah jalan, ia melihat seorang
wanita berbadan semampai, cantik nan rupawan bernama Laila bintu Al Judi. Tanpa
diduga dan dikira, panah asmara Laila melesat dan menghujam hati Abdurrahman bin
Abi Bakar radhiallahu ‘anhu. Maka sejak hari itu, Abdurrahman radhiallahu ‘anhu mabok
kepayang karenanya, tak kuasa menahan badai asmara kepada Laila bintu Al Judi.
Sehingga Abdurrahman radhiallahu ‘anhu sering kali merangkaikan bair-bait syair, untuk
mengungkapkan jeritan hatinya. Berikut di antara bait-bait syair yang pernah ia rangkai:
Aku senantiasa teringat Laila yang berada di seberang negeri Samawah
Duhai, apa urusan Laila bintu Al Judi dengan diriku?

Hatiku senantiasa diselimuti oleh bayang-bayang sang wanita
Paras wajahnya slalu membayangi mataku dan menghuni batinku.
Duhai, kapankah aku dapat berjumpa dengannya,
Semoga bersama kafilah haji, ia datang dan akupun bertemu.
Karena begitu sering ia menyebut nama Laila, sampai-sampai Khalifah Umar bin Al
Khattab radhiallahu ‘anhu merasa iba kepadanya. Sehingga tatkala beliau mengutus
pasukan perang untuk menundukkan negeri Syam, ia berpesan kepada panglima
perangnya: bila Laila bintu Al Judi termasuk salah satu tawanan perangmu (sehingga
menjadi budak), maka berikanlah kepada Abdurrahman radhiallahu ‘anhu. Dan
subhanallah, taqdir Allah setelah kaum muslimin berhasil menguasai negeri Syam,
didapatkan Laila termasuk salah satu tawanan perang. Maka impian Abdurrahmanpun
segera terwujud. Mematuhi pesan Khalifah Umar radhiallahu ‘anhu, maka Laila yang
telah menjadi tawanan perangpun segera diberikan kepada Abdurrahman radhiallahu
‘anhu.

Anda bisa bayangkan, betapa girangnya Abdurrahman, pucuk cinta ulam tiba, impiannya
benar-benar kesampaian. Begitu cintanya Abdurrahman radhiallahu ‘anhu kepada Laila,
sampai-sampai ia melupakan istri-istrinya yang lain. Merasa tidak mendapatkan
perlakuan yang sewajarnya, maka istri-istrinya yang lainpun mengadukan perilaku
Abdurrahman kepada ‘Aisyah istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang
merupakan saudari kandungnya.

Menyikapi teguran saudarinya, Abdurrahman berkata: “Tidakkah engkau saksikan betapa
indah giginya, yang bagaikan biji delima?”
Akan tetapi tidak begitu lama Laila mengobati asmara Abdurrahman, ia ditimpa penyakit
yang menyebabkan bibirnya “memble” (jatuh, sehingga giginya selalu nampak). Sejak
itulah, cinta Abdurrahman luntur dan bahkan sirna. Bila dahulu ia sampai melupakan
istri-istrinya yang lain, maka sekarang iapun bersikap ekstrim. Abdurrahman tidak lagi
sudi memandang Laila dan selalu bersikap kasar kepadanya. Tak kuasa menerima
perlakuan ini, Lailapun mengadukan sikap suaminya ini kepada ‘Aisyah radhiallahu ‘anha .
Mendapat pengaduan Laila ini, maka ‘Aisyahpun segera menegur saudaranya dengan
berkata:

ﺎﻳ ﺪﺒﻋ ﻦﻤﺣﺮﻟﺍ ﺪﻘﻟ ﺖﻃﺮﻓﺃﻭ ﻰﻠﻴﻟ ﺖﺒﺒﺣﺃ ، ﺎﻬﺘﻀﻐﺑﺃﻭ ﺖﻃﺮﻓﺄﻓ، ﺎﻣﺈﻓ ﻥﺃ ﺎﻬﻔﺼﻨﺗ، ﺎﻣﺇﻭ ﺎﻫﺰﻬﺠﺗ ﻥﺃ ﻰﻟﺇ
ﺎﻬﻠﻫﺃ، ﺎﻫﺰﻬﺠﻓ ﻰﻟﺇ ﺎﻬﻠﻫﺃ .

“Wahai Abdurrahman, dahulu engkau mencintai Laila dan berlebihan dalam
mencintainya. Sekarang engkau membencinya dan berlebihan dalam membencinya.
Sekarang, hendaknya engkau pilih: Engkau berlaku adil kepadanya atau engkau
mengembalikannya kepada keluarganya. Karena didesak oleh saudarinya demikian,
maka akhirnya Abdurrahmanpun memulangkan Laila kepada keluarganya. (Tarikh
Damaskus oleh Ibnu ‘Asakir 35/34 & Tahzibul Kamal oleh Al Mizzi 16/559)

Bagaimana saudaraku! Anda ingin merasakan betapa pahitnya nasib yang dialami oleh
Laila bintu Al Judi? Ataukah anda mengimpikan nasib serupa dengan yang dialami oleh
Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu?(1 )

Tidak heran bila nenek moyang anda telah mewanti-wanti anda agar senantiasa
waspada dari kenyataan ini. Mereka mengungkapkan fakta ini dalam ungkapan yang
cukup unik: Rumput tetangga terlihat lebih hijau dibanding rumput sendiri.
Anda penasaran ingin tahu, mengapa kenyataan ini bisa terjadi?
Temukan rahasianya pada sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini:

ُﺓَﺃْﺮَﻤْﻟﺍ ٌﺓَﺭْﻮَﻋ ﺍَﺫِﺈَﻓ ِﺖَﺟَﺮَﺧ ﺎَﻬَﻓَﺮْﺸَﺘْﺳﺍ ُﻥﺎَﻄْﻴَّﺸﻟﺍ. ﻩﺍﻭﺭ ﻱﺬﻣﺮﺘﻟﺍ ﻩﺮﻴﻏﻭ

“Wanita itu adalah aurat (harus ditutupi), bila ia ia keluar dari rumahnya, maka setan
akan mengesankannya begitu cantik (di mata lelaki yang bukan mahramnya).” (Riwayat
At Tirmizy dan lainnya)

Orang-orang Arab mengungkapkan fenomena ini dengan berkata:

ُّﻞُﻛ ٍﻉﻮُﻨْﻤَﻣ ٌﺏﻮُﻏْﺮَﻣ

Setiap yang terlarang itu menarik (memikat) .

Dahulu, tatkala hubungan antara anda dengannya terlarang dalam agama, maka setan
berusaha sekuat tenaga untuk mengaburkan pandangan dan akal sehat anda, sehingga
anda hanyut oleh badai asmara. Karena anda hanyut dalam badai asmara haram, maka
mata anda menjadi buta dan telinga anda menjadi tuli, sehingga andapun bersemboyan:
Cinta itu buta. Dalam pepatah arab dinyatakan:

َﻚُّﺒُﺣ َﺀْﻲَّﺸﻟﺍ ﻲِﻤْﻌُﻳ ُّﻢِﺼُﻳَﻭ

Cintamu kepada sesuatu, menjadikanmu buta dan tuli.

Akan tetapi setelah hubungan antara anda berdua telah halal, maka spontan setan
menyibak tabirnya, dan berbalik arah. Setan tidak lagi membentangkan tabir di mata
anda, setan malah berusaha membendung badai asmara yang telah menggelora dalam
jiwa anda. Saat itulah, anda mulai menemukan jati diri pasangan anda seperti apa
adanya. Saat itu anda mulai menyadari bahwa hubungan dengan pasangan anda tidak
hanya sebatas urusan paras wajah, kedudukan sosial, harta benda. Anda mulai
menyadari bahwa hubungan suami-istri ternyata lebih luas dari sekedar paras wajah
atau kedudukan dan harta kekayaan. Terlebih lagi, setan telah berbalik arah, dan
berusaha sekuat tenaga untuk memisahkan antara anda berdua dengan perceraian:

ﺎَﻤُﻬْﻨِﻣ َﻥﻮُﻤَّﻠَﻌَﺘَﻴَﻓ ﺎَﻣ ِﻪِﺑ َﻥﻮُﻗِّﺮَﻔُﻳ َﻦْﻴَﺑ ِﺀْﺮَﻤْﻟﺍ ِﻪِﺟْﻭَﺯَﻭ. ﺓﺮﻘﺒﻟﺍ 102

“Maka mereka mempelajari dari Harut dan Marut (nama dua setan) itu apa yang
dengannya mereka dapat menceraikan (memisahkan) antara seorang (suami) dari
istrinya.” (Qs. Al Baqarah: 102)

Mungkin anda bertanya, lalu bagaimana saya harus bersikap?

Bersikaplah sewajarnya dan senantiasa gunakan nalar sehat dan hati nurani anda.
Dengan demikian, tabir asmara tidak menjadikan pandangan anda kabur dan anda tidak
mudah hanyut oleh bualan dusta dan janji-janji palsu.

Mungkin anda kembali bertanya: Bila demikian adanya, siapakah yang sebenarnya layak
untuk mendapatkan cinta suci saya? Kepada siapakah saya harus menambatkan tali
cinta saya?
Simaklah jawabannya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

ُﺢَﻜْﻨُﺗ ُﺓَﺃْﺮَﻤْﻟﺍ ٍﻊَﺑْﺭَﻷ ﺎَﻬِﺒَﺴَﺤِﻟَﻭ ﺎَﻬِﻟﺎَﻤِﻟ ﺎَﻬِﻨﻳِﺪِﻟَﻭ ﺎَﻬِﻟﺎَﻤَﺟَﻭ ، ْﺮَﻔْﻇﺎَﻓ ِﻦﻳِّﺪﻟﺍ ِﺕﺍَﺬِﺑ ْﺖَﺑِﺮَﺗ َﻙﺍَﺪَﻳ . ﻖﻔﺘﻣ ﻪﻴﻠﻋ

“Biasanya, seorang wanita itu dinikahi karena empat alasan: karena harta kekayaannya,
kedudukannya, kecantikannya dan karena agamanya. Hendaknya engkau menikahi
wanita yang taat beragama, niscaya engkau akan bahagia dan beruntung.” (Muttafaqun ‘alaih)
Dan pada hadits lain beliau bersabda:

ﺍَﺫِﺇ َﺐَﻄَﺧ ْﻢُﻜْﻴَﻟِﺇ ْﻦَﻣ ُﻪَﻨﻳِﺩ َﻥْﻮَﺿْﺮَﺗ ُﻪَﻘُﻠُﺧَﻭ َّﻻِﺇ ُﻩﻮُﺟِّﻭَﺰَﻓ ﺍﻮُﻠَﻌْﻔَﺗ ْﻦُﻜَﺗ ﻰِﻓ ٌﺔَﻨْﺘِﻓ ِﺽْﺭَﻷﺍ ٌﺾﻳِﺮَﻋ ٌﺩﺎَﺴَﻓَﻭ . ﻩﺍﻭﺭ
ﻱﺬﻣﺮﺘﻟﺍ ﻩﺮﻴﻏﻭ .

“Bila ada seorang yang agama dan akhlaqnya telah engkau sukai, datang kepadamu
melamar, maka terimalah lamarannya. Bila tidak, niscaya akan terjadi kekacauan dan
kerusakan besar di muka bumi.” (Riwayat At Tirmizy dan lainnya)

Cinta yang tumbuh karena iman, amal sholeh, dan akhlaq yang mulia, akan senantiasa
bersemi. Tidak akan lekang karena sinar matahari, dan tidak pula luntur karena hujan,
dan tidak akan putus walaupun ajal telah menjemput.

ٍﺬِﺌَﻣْﻮَﻳ ﺀَّﻼِﺧَﻷﺍ ْﻢُﻬُﻀْﻌَﺑ ٍﺾْﻌَﺒِﻟ ٌّﻭُﺪَﻋ َﻦﻴِﻘَّﺘُﻤْﻟﺍ َّﻻِﺇ . ﻑﺮﺧﺰﻟﺍ 67

“Orang- orang yang (semasa di dunia) saling mencintai pada hari itu sebagiannya
menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa.” (Qs. Az Zukhruf: 67)

Cintailah kekasihmu karena iman, amal sholeh serta akhlaqnya, agar cintamu
abadi. Tidakkah anda mendambakan cinta yang senantiasa menghiasi dirimu walaupun
anda telah masuk ke dalam alam kubur dan kelak dibangkitkan di hari kiamat? Tidakkah
anda mengharapkan agar kekasihmu senantiasa setia dan mencintaimu walaupun
engkau telah tua renta dan bahkan telah menghuni liang lahat?

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ْﻦَﻣ ٌﺙَﻼَﺛ ِﻪﻴِﻓ َّﻦُﻛ َﺪَﺟَﻭ َﺓَﻭَﻼَﺣ ِﻥﺎَﻤﻳِﻹﺍ: ُﻪَّﻠﻟﺍ َﻥﻮُﻜَﻳ ْﻥَﺃ ِﻪْﻴَﻟِﺇ َّﺐَﺣَﺃ ُﻪُﻟﻮُﺳَﺭَﻭ ﺎَّﻤِﻣ ﺎَﻤُﻫﺍَﻮِﺳ، ْﻥَﺃَﻭ َّﺐِﺤُﻳ َﺀْﺮَﻤْﻟﺍ َﻻ
ِﻪَّﻠِﻟ َّﻻِﺇ ُﻪُّﺒِﺤُﻳ ، ْﻥَﺃَﻭ َﻩَﺮْﻜَﻳ َﺩﻮُﻌَﻳ ْﻥَﺃ ﺎَﻤَﻛ ِﺮْﻔُﻜْﻟﺍ ﻰِﻓ ْﻥَﺃ ُﻩَﺮْﻜَﻳ َﻑَﺬْﻘُﻳ ِﺭﺎَّﻨﻟﺍ ﻰِﻓ . ﻖﻔﺘﻣ ﻪﻴﻠﻋ

“Tiga hal, bila ketiganya ada pada diri seseorang, niscaya ia merasakan betapa manisnya
iman: Bila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dibanding selain dari keduanya, ia
mencintai seseorang, tidaklah ia mencintainya kecuali karena Allah, dan ia benci untuk
kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkan dirinya, bagaikan kebenciannya
bila hendak diceburkan ke dalam kobaran api.” (Muttafaqun ‘alaih)

Hanya cinta yang bersemi karena iman dan akhlaq yang mulialah yang suci dan sejati. Cinta ini akan abadi, tak lekang diterpa angin atau sinar matahari, dan tidak pula luntur karena guyuran air hujan.

Yahya bin Mu’az berkata: “Cinta karena Allah tidak akan bertambah hanya karena orang
yang engkau cintai berbuat baik kepadamu, dan tidak akan berkurang karena ia berlaku
kasar kepadamu.” Yang demikian itu karena cinta anda tumbuh bersemi karena adanya
iman, amal sholeh dan akhlaq mulia, sehingga bila iman orang yang anda cintai tidak
bertambah, maka cinta andapun tidak akan bertambah. Dan sebaliknya, bila iman orang
yang anda cintai berkurang, maka cinta andapun turut berkurang. Anda cinta kepadanya
bukan karena materi, pangkat kedudukan atau wajah yang rupawan, akan tetapi karena
ia beriman dan berakhlaq mulia. Inilah cinta suci yang abadi.

Setelah anda membaca tulisan sederhana ini, perkenankan saya bertanya:
Benarkah cinta anda suci? Benarkah cinta anda adalah cinta sejati?
Buktikan saudaraku…!!!

Wallahu a’alam bisshowab, mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan atau
menyinggung perasaan.
***
Ustadz Muhammad Arifin Badri, M.A .

Footnote:
1) Setelah membaca kisah cinta sahabat Abdurrahman bin Abi Bakar ini, saya
harap anda tidak berkomentar atau berkata-kata buruk tentang sahabat Abdurrahman
bin Abi Bakar. Karena dia adalah salah seorang sahabat nabi, sehingga memiliki
kehormatan yang harus anda jaga. Adapun kesalahan dan kekhilafan yang terjadi, maka
itu adalah hal yang biasa, karena dia juga manusia biasa, bisa salah dan bisa khilaf. Amal
kebajikan para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam begitu banyak sehingga akan
menutupi kekhilafannya. Jangan sampai anda merasa bahwa diri anda lebih baik dari
seseorang apalagi sampai menyebabkan anda mencemoohnya karena kekhilafan yang ia
lakukan. Disebutkan pada salah satu atsar (ucapan seorang ulama’ terdahulu):

ْﻦَﻣ ُﻩﺎَﺧَﺃ َﺮَّﻴَﻋ ٍﺐْﻧَﺬِﺑ ُﻪَﺑﺎَﻋ ْﻦَﻣ ِﻪِﺑ ْﻢَﻟ ْﺖُﻤَﻳ ﻰَّﺘَﺣ ُﻪَﻠَﻤْﻌَﻳ

“Barang siapa mencela saudaranya karena suatu dosa yang ia lakukan, tidaklah ia mati
hingga terjerumus ke dalam dosa yang sama.”

Sumber: www.Muslimah.Or .Id
http://umygeminy.wordpress.com/cinta-sejati-dalam-islam/

Published with Blogger-droid v2.0.4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar