Jumat, Februari 03, 2012

Nasihat Syaikh Abdullah bin Mar’ii bin Buraik al-’Adeni Tentang Mesir, Tunisia, dan negara Islam lainnya yang Tengah Bergejolak (Khutbah Jum ’at)

Nasihat Syaikh Abdullah bin Mar’ii bin Buraik al-’Adeni Tentang Mesir, Tunisia, dan negara Islam lainnya yang Tengah Bergejolak (Khutbah Jum ’at)

ﻪﻠﻟ ﺪﻤﺤﻟﺍ ﻥﺍ ﻰﻟﺎﻌﺗ ﻩﺪﻤﺤﻧ ﻭ ﻪﻨﻴﻌﺘﺴﻧ ﻭ ﻩﺮﻔﻐﺘﺴﻧ ﺫﻮﻌﻧ ﻭ ﺭﻭﺮﺷ ﻦﻣ ﻪﻠﻟﺎﺑ ﺎﻨﺴﻔﻧﺃ ﺕﺂﻴﺳﻭ ﺎﻨﻟﺎﻤﻋﺃ
ﻱﺪﻬﻳ ﻦﻣ ﻼﻓ ﻪﻠﻟﺍ ﻪﻟ ﻞﻀﻣ ﻦﻣﻭ ﻼﻓ ﻞﻠﻀﻳ ﻪﻟ ﻱﺩﺎﻫ
ﺪﻬﺷﺃ ﻻﺃ ﻻﺍ ﻪﻟﺍ ﻪﻠﻟﺍ ﻩﺪﺣﻭ ﻚﻳﺮﺷ ﻻ ﺪﻬﺷﺃﻭ ﻪﻟ ﻥﺃ ﺍﺪﻤﺤﻣ ﻩﺪﺒﻋ ﻭ ﻪﻟﻮﺳﺭ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﺻ ﻪﻴﻠﻋ ﻢﻠﺳﻭ
َﻦﻳِﺬَّﻟﺍ ﺎَﻬُّﻳَﺃ ﺎَﻳ ﺍﻮُﻘَّﺗﺍ ﺍﻮُﻨَﻣﺁ ِﻪِﺗﺎَﻘُﺗ َّﻖَﺣ َﻪَّﻠﻟﺍ ﻻَﻭ ﻻِﺇ َّﻦُﺗﻮُﻤَﺗ ْﻢُﺘْﻧَﺃَﻭ َﻥﻮُﻤِﻠْﺴُﻣ )ﻝﺍ ﻥﺍﺮﻤﻋ ١٠٢: )
ﺎَﻬُّﻳَﺃ ﺎَﻳ ﺍﻮُﻘَّﺗﺍ ُﺱﺎَّﻨﻟﺍ ﻱِﺬَّﻟﺍ ُﻢُﻜَّﺑَﺭ ٍﺲْﻔَﻧ ْﻦِﻣ ْﻢُﻜَﻘَﻠَﺧ َﻖَﻠَﺧَﻭ ٍﺓَﺪِﺣﺍَﻭ ﺎَﻬْﻨِﻣ ﺎَﻤُﻬْﻨِﻣ َّﺚَﺑَﻭ ﺎَﻬَﺟْﻭَﺯ ﻻﺎَﺟِﺭ ﺍًﺮﻴِﺜَﻛ
ًﺀﺎَﺴِﻧَﻭ َﻪَّﻠﻟﺍ ﺍﻮُﻘَّﺗﺍَﻭ َﻥﻮُﻟَﺀﺎَﺴَﺗ ﻱِﺬَّﻟﺍ َﻡﺎَﺣْﺭﻷﺍَﻭ ِﻪِﺑ َﻥﺎَﻛ َﻪَّﻠﻟﺍ َّﻥِﺇ ْﻢُﻜْﻴَﻠَﻋ ﺎًﺒﻴِﻗَﺭ )ﺀﺎﺴﻨﻟﺍ ١: )
َﻦﻳِﺬَّﻟﺍ ﺎَﻬُّﻳَﺃ ﺎَﻳ ﺍﻮُﻘَّﺗﺍ ﺍﻮُﻨَﻣﺁ ﺍﻮُﻟﻮُﻗَﻭ َﻪَّﻠﻟﺍ ﻻْﻮَﻗ ﺍًﺪﻳِﺪَﺳ () ْﺢِﻠْﺼُﻳ ْﻢُﻜَﻟ ْﺮِﻔْﻐَﻳَﻭ ْﻢُﻜَﻟﺎَﻤْﻋَﺃ ْﻢُﻜَﺑﻮُﻧُﺫ ْﻢُﻜَﻟ ْﻦَﻣَﻭ
ِﻊِﻄُﻳ ُﻪَﻟﻮُﺳَﺭَﻭ َﻪَّﻠﻟﺍ َﺯﺎَﻓ ْﺪَﻘَﻓ ﺍًﺯْﻮَﻓ ﺎًﻤﻴِﻈَﻋ ) ﺏﺍﺰﺣﻷﺍ 71-70 )
ﺎﻣﺃ ﺪﻌﺑ , ﺩﺎﺒﻋ ﻪﻠﻟﺍ
ﻥﺍ ﻕﺪﺻﺃ ﺚﻳﺪﺤﻟﺍ ﻪﻠﻟﺍ ﺏﺎﺘﻛ ﺮﻴﺧﻭ ﻱﺪﻬﻟﺍ ﻱﺪﻫ ﺪﻤﺤﻣ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﺻ ﻪﻴﻠﻋ ﻢﻠﺳ ﻭ ﺮﺷﻭ ﺭﻮﻣﻷﺍ
ﺎﻬﺗﺎﺛﺪﺤﻣ ﻞﻛﻭ ﺔﺛﺪﺤﻣ ﺔﻋﺪﺑ ﻞﻛﻭ ﺔﻋﺪﺑ ﺔﻟﻼﺿ ﻞﻛﻭ ﺔﻟﻼﺿ ﻲﻓ ﺭﺎﻨﻟﺍ
Sesungguhnya Allaah telah memberikan kenikmatan kepada hamba-Nya dengan
nikmat yang sangat banyak, yang kalian tidak bisa menghitungnya lagi menentukan
jumlahnya, dan Dialah Subhaanahu Wata’ala yang berfirman
ْﻥِﺇَﻭ َﺔَﻤْﻌِﻧ ﺍﻭُّﺪُﻌَﺗ ﻻ ِﻪَّﻠﻟﺍ َّﻥِﺇ ﺎَﻫﻮُﺼْﺤُﺗ ٌﺭﻮُﻔَﻐَﻟ َﻪَّﻠﻟﺍ ٌﻢﻴِﺣَﺭ
”dan jika kalian menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kalian tak dapat menentukan
jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. (An- Nahl:18)
Dan Dia Ta’ala jugalah yang mengkhususkan hamba-Nya dengan macam-macam
kenikmatan kepada mereka yang Dia telah beri kenikmatan dengan kenikmatan yang
khusus, karena agung perkaranya, dan tinggi kehormatan dan kedudukannya, dan
besarnya kebutuhan mereka kepada kenikmatan itu, dan dari kenikmatan itu wahai
para hamba-hamba Allaah adalah nikmatnya keamanan, sesungguhnya nikmatnya
keamanan adalah salah satu nikmat yang paling besar yang telah Allaah berikan
kepada hambanya, untuk itu Allaah Subhaanahu Wata’ala telah memberikan
hukuman kepada suatu kaum dengan hilangnya suatu keamanan darinya
dikarenakan kekufurannya dan kemaksiatannya, dan sebagian dari mereka
menguasai sebagian yang lainnya, dan orang-orang yang zhalim sebagian mereka
menolong sebagian yang lainnya sebatas kekufurannya dan kemaksiatannya
Wahai para hamba Allaah
Sesungguhnya Allaah telah memberikan kenikmatan ini kepada orang-orang kafir apa
lagi kepada orang-orang yang beriman, maka Allaah telah memberikan kenikmatan
kepada penduduk Mekkah dan Quraisy dengan apa- apa yang mereka lakukan dari
perintah Allaah yang dengan sebab itu keamanan Haramnya dan Baitullaah Al-
Haraam, sesungguhnya Allaah mengharamkannya dikarenakan kehormatannya dan
Allaah menurunkan kepadanya suatu keamanan dengan doa yang dipanjatkan
Ibrahim Alaihi As-Salaam
ْﻦَﻣَﻭ َﻥﺎَﻛ ُﻪَﻠَﺧَﺩ ﺎًﻨِﻣﺁ
”Barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; (Ali-‘ Imron:97)
Dan telah shahih dari Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam dari hadits Salamah bin
‘Ubaidillaah Al-Anshari Radiyallaahu Anhu, bahwasanya Rasulallaah Shalallaahu ‘Alaihi
Wasallam bersabda:
”Barang siapa yang mendapati dirinya diwaktu pagi hari dalam keadaan aman, sehat
di badannya dan di sisinya ada makanan untuk sehari, maka dia seperti orang yang
mempunyai dunia beserta isinya."
Dan diriwayatkan juga dari hadits Abu Darda’ dan Ibnu Umar Radiyallaahu Anhum
semakna dengannya dan dihasankan Syaikh Albani Rahimahullaah di dalam Ash-
Shahiihah.
Dan juga Allaah Subhaanahu Wata’ala memberikan kenikmatan terhadap yang dia
kehendaki dengan kenikmatan ini dan jika kenikmatan ini sudah dicabut maka itu akan
menjadi kemurkaan yang sangat yang tiada tandingannya kepada makhluk,
pertumpahkan darah, dilanggarnya kehormatan demikian juga dirampasnya harta
benda dan terjadi penganiayaan dan kebinasaan, apa-apa yang dengannya Allaah
maha mengetahui akan hal itu.
Untuk itu wahai para hamba-hamba Allaah, penjagaan terhadap itu adalah termasuk
dari kewajiban yang paling besar di dalam agama ini, dan mencegah dari apa-apa
yang mengantarkannya kepada hilangnya kenikmatan ini, ini diibaratkan salah satu
asas dan ketetapan agama ini.
Maka untuk itu wahai para hamba-hamba Allaah, telah shahih hadits-hadits yang
banyak dari Rasulallaah Shalallaahu Alaihi Wasallam, untuk menjauhi fitnah dan
memperingatkan dari apa-apa yang mengantarkan kepadanya, dan berniat menutup
seluruh sebab yang mengantarkan kesana.
Dan termasuk dari itu adalah memberontak kepada penguasa yang Muslim, maka
sesungguhnya itu walaupun telah tampak pada dirinya sesuatu kebinasaan atau
sesuatu perbuatan zhalim dan maksiat, dan kezhaliman tidak diobati dengan
kezhaliman yang lebih besar dari itu, dan kebinasaan tidak diobati dengan
kebinasaan yang lebih binasa dari itu, dan kejelekan tidak diobati dengan kejelekan
yang lebih banyak dari itu atau lebih binasa dari pada itu
Maka telah shahih hadits dari Nabi Shalallaahu Alaihi Wasallam, bahwasanya beliau
Shalallaahu Alaihi Wasallam mengabarkan, dan telah datang juga di Bab ini hadits-
hadits yang sangat banyak, bahwasanya akan datang setelahku pemimpin yang
mereka mengetahui darinya dan mereka mengingkarinya, maka Nabi Shalallaahu
Alaihi Wasallam mengabarkan dengan hadits-hadits ini:
”Bahwasanya suatu kaum akan memimpin manusia dan dari amalannya itu perkara-
perkara yang patut diingkari."
Dan di hadits lain beliau Shalallaahu Alaihi Wasallam bersabda:
”Kalian akan mendapati setelahku suatu monopoli [1] dan perkara-perkara yang
kalian mengingkarinya, maka mereka berkata, ‘Wahai Rasulallaah apakah yang kami
lakukan?’ Beliau Shalallaahu Alaihi Wasallam berkata: ‘Dengarlah kalian dan
ta’atlah ’."
Dan demikian pula dihadits lain, Nabi Shalallaahu Alaihi wasallam telah
memperingatkan dari mengikuti mereka orang-orang yang merubah dan mengganti
pergantian dan perubahan. Dan Rasulallaah Shalallaahu Alaihi Wasallam telah
menjelaskan bahwasanya yang mengingkarinya maka dia telah selamat dan
bahwasanya yang meridhoi dan mengikutinya maka dia akan mendapat adzab di
dunia dan di akhirat.
Dan disini kita mengetahui bahwasanya wajib bagi kaum muslimin jika mereka
melihat kejelekan dan kebinasaan yang kadang akan menjadi sebab terkena kejelekan
dan kebinasaan yang lebih besar dari itu, maka janganlah kalian mengobati kejelekan
dengan kejelekan yang lebih besar dan kebinasaan yang lebih besar dari itu, telah
shahih Nabi Shalallaahu Alaihi Wasallam perintahnya untuk ta’at kepada pemimpin
muslim semasih amalan itu dalam keta’atan kepada Allaah dan agar tidak
memberontak kepadanya dan bermaksiat kepadanya, walaupun telah tampak
baginya apa-apa yang tampak (dari maksiat dll -pent) semasih dia itu seorang
muslim, maka sesungguhnya tidak boleh baginya untuk memberontak.
Dan mereka telah berkata: ”Wahai Rasulallaah tidakkah kita memeranginya?" Beliau
Shalallaahu Alaihi Wasallam berkata: ‘Tidak,semasih mereka menegakan shalat [2]‘. "
Dan beliau Shalallaahu Alaihi Wasallam berkata dihadits lain:
”Kecuali jika kalian melihat perbuatan kekufuran yang tampak yang kalian bisa jadikan
itu alasan disisi Allaah."
Dan dengan ini diketahui bahwasanya tidak boleh memberontak kepada pemimpin
muslim walaupun mereka melakukan kezhaliman, kesalahan, kemungkaran atau
kejelekan, karena itu akan membawanya kepada kejelekan yang lebih besar dari itu,
dan itu dari perkara yang tidak ada mashlahat untuk manusia tidak ada mashlahat di
dalam agamanya dan dunianya, dan meskipun para ulama telah menerangkan
bahwasanya itu walaupun terdapat di dalamnya perbuatan kekufuran yang tampak
dan terdapat bukti di dalamnya jika seandainya pemberontakan itu menyebabkan
kepada mafsadat yang lebih besar dari mafsadat yang dialaminya maka
sesungguhnya itu tidak boleh.
Berkata Imam Ibnul Qoyyim Rahimahullaah dibukunya ‘Ilaam Al-Muwaqqi’in: ”Dan
telah tetap di dalam syari’at ini sesungguhnya tidak boleh merubah kemungkaran
dengan apa-apa yang membawa kepada kemungkaran yang lebih besar darinya."
Dan berkata Syaikh Al-Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullaah di dalam bantahannya
kepada rafidhah di dalam kitabnya di Minhaaj As-Sunnah An-Nabawiyyah: ”Dan
tidaklah suatu kelompok yang memberontak kepada pemimpin kecuali di dalam
pemberontakannya dari kejelekan yang mereka dapatkan dan kepada masyarakatnya
itu lebih besar dari kejelekan yang mereka ada di dalamnya."
Kemudian Rahimahullaah berkata: ”Dari apa-apa yang telah terjadi di dalam sejarah
Islam dari fitnah dan cobaan di dalam bab ini, maka beliau memberikan isyarat
kepada fitnah yang terjadi di zaman Yazid bin Mua’wiyah di ‘Aam harrah (tahun
kesedihan –pent) dan apa yang terjadi di dalam fitnah Ibnul ‘Asy’ ats dan Ibnul
Muhallib maka sesungguhnya kalian mengetahuinya wahai hamba-hamba Allaah,
barangkali dari kalian membaca apa yang telah di tulis di dalam sejarah, dari apa yang
dilakukan Yazid bin Mu’awiyyah dari perkara-perkara kejelekan dan kebinasaan,
sampai beberapa manusia memaksa untuk mempersiapkan pemberontakan
kepadanya di Madinah, dan bangkitlah para shahabat pilihan Radiyallaahu Anhum,
para Taabi’in Rahimahullah yang mengikuti mereka dengan kebaikan di dalam
pengingkaran kemungkaran itu dan sesungguhnya tidak obati suatu kejelekan dengan
kejelekan yang lebih besar dari itu, maka telah benar khabar di Shahih Al-Bukhari,
bahwasanya Abdullaah Ibnu Umar Radiyallaahu Anhuma mempersiapkan dirinya dan
pergi untuk menasehati mereka yang ingin memberontak kepada Yazid bin
Mua’wiyyah dan itu adalah perbuatan yang tidak ditetapkan oleh Syari’at. Beliau
Radiyallaahu Anhuma menyebutkan hadits-hadits yang banyak yang mana telah
shahih dari Nabi Shalallaahu Alaihi Wasallam di dalam perintahnya untuk ta’at
kepada pemimpin semasih dia adalah seorang muslim dan sesungguhnya orang yang
melepaskan keta’atan kemudian dia mati maka itu adalah seperti mati jahiliyyah,
seperti yang telah shahih dari Nabi Shalallaahu Alaihi Wasallam dan beliau
Radiyallaahu Anhuma mengumpulkan anak-anaknya dan keluarganya seluruhnya dan
berkata: ‘Tidak ada seorangpun dari kalian yang melepaskan keta’atan , maka
sesungguhnya aku menegakkan keta’atan seperti yang Allaah perintahkan kepadaku
dan seperti yang diperintahkan Rasulallaah Shalallaahu Alaihi Wasallam kepadaku’
atau seperti yang dikatakan Radiyallaahu Anhu."
Maka di dalam pemberontakan kelompok itu kelompok yang memberontak kepada
Yazid bin Mu’awiyyah mendapatkan kejelekan yang sangat besar, berkata Ibnu Katsiir
Rahimahullaah: ”Maka terjadi di tahun itu yaitu tahun kesedihan pembunuhan yang
sangat besar, terbunuh seratus dua puluh ribu orang, dan terjadi di dalamnya
perampasan harta pelanggaran harga diri sampai dikatakan bahwasanya telah hamil
ditahun itu lebih dari seribu wanita hamil dengan kehamilan yang tidak boleh terjadi
seperti itu, dan seluruhnya itu wahai hamba-hamba Allaah dikarenakan hilangnya
keamaanan, orang-orang zhalim memberikan kekuasaan sebagian mereka kepada
sebagian lainnya, dan juga disitu masuknya sebagian orang-orang pilihan dan orang
baik, maka sesungguhnya fitnah jika terjadi seluruhnya dan sisi keburukannya akan
menimpa orang yang baik seperti yang didapatkan orang yang jahat dan demikianlah
pula Ibnul ‘Asy’ ats sesungguhnya dia adalah lelaki yang rakus akan politik yang
menghasilkan beberapa kejahatan di dalam negeri itu ,maka dia menghasilkan
kejahatan dari apa-apa yang terjadi di zaman itu di zaman Hajjaaj bin Yusuf Ats-
Tsaqafi dan Abdul Malik juga dari keluarga Bani Umayyah maka terprovokasilah siapa
yang terprovokasi, maka memberontaklah bersamanya sebagian orang yang tertipu
dengan syubhat itu dan tidak berhenti pada tempat-tempat yang telah dibatasi oleh
Allaah Azza Wa Jalla di dalam apa-apa yang telah dikeluarkan Atsaar dan dari hadits-
hadits yang shahih, dan dari apa-apa yang telah shahih kabarnya dari orang-orang
yang shaleh dari ulama ummat ini yang telah terdahulu, maka ketika itu
penyembelihan yang sangat banyak, telah terbunuh banyak dari orang-orang yang
shalih apalagi selain mereka, sampai larilah orang-orang yang telah lari kebeberapa
orang-orang kuffar dari Turki dan lainnya yang kemarin mereka menjadi musuh dan
pada hari itu menjadi teman yang bisa dijadikan perlindungan di negara-negara
mereka, kemudian mereka diserahkan kembali oleh raja Turki yang kafir kepada bani
Umayyah, terbunuhlah siapa saja dari mereka yang terbunuh, dan mengalirlah darah
dari mereka siapa saja yang mengalir darahnya menyelisihi apa yang terjadi di
masyarakat mereka, dari perampasan harta, dilanggarnya kehormatan dan
tertumpahnya darah dll,
Demikian itu wahai hamba-hamba Allaah berlalunya sejarah dan waktu pada manusia
dan manusia tidak melihat di dalam pemberontakannya terhadap pemimpin,
melepaskan keta’atan , membuat fitnah, menimbulkan kerusuhan, demontrasi dan
membuat kekacauan di masyarakat yang menghasilkan kejelekan yang akan datang
dengan cepat dan kejelekan yang tertunda, maka sesungguhnya itu wahai hamba-
hamba Allaah termasuk sesuatu yang tidak bermanfaat bagi Islam dan Muslimin dan
dengannya juga tidak ada pertolongan kepada agamanya dan juga dunianya, bahkan
seperti yang dikatakan Syaikh Al-Islaam Rahimahullaah: ”Tidaklah seseorang yang
memberontak kepada pemimpin kecuali di dalam perkara itu tidak mendapati
kebaikan di dalam agamanya dan juga dunianya. dan tidak ada agama yang mereka
tegakkan dan tidak pula dunia yang mereka sisakan, dan tidak ada agama yang
mereka tegakkan dan tidak pula dunia yang mereka sisakan, jika seandainya Nabi
Shalallaahu Alaihi Wasallam memperingatkan dari pemberontakan kepada pemimpin
dengan apa-apa yang terjadi di dalamnya dari penyelisihan terhadap Syar’iyyah, dari
kekurangan agamanya, dan dari kemungkaran yang terjadi darinya, seperti yang
disabdakan beliau Shalallaahu Alaihi Wasallam: ”Maka sesungguhnya kalian
mengetahui dan mengingkarinya."
Dan bersamaan dengan itu pula tidak diperbolehkan memberontak kepada mereka,
dikarenakan dari apa-apa yang akan dia dapatkan dari kejelekan dan kebinasaan yang
lebih besar darinya, yg menimpa kepada manusia bersamaan dengan kemungkaran
itu, maka sesungguhnya itu adalah fitnah yang khusus, dan adapun jika diangkat
pedang dan tertumpahnya darah, maka sesungguhnya itu adalah fitnah yang umum,
telah datang beberapa orang kepada Imam Ahmad Rahimahullaah di zaman Ma’mun
dan dari apa-apa yang terjadi dari fitnah yang besar bagi para ulama, dan orang-
orang yang mulia ketika waktu itu cobaan Al-Qur’ an (yaitu Al-Qur’ an sebagai
makhluk-pent), maka terbunuhlah siapa saja yang terbunuh dari ulama, dihukumlah
siapa saja yang dihukum, dan dipenjaralah siapa saja yang dipenjara dan dari mereka
Imam Ahmad Rahimahullaah.
Maka datang kepada beliau Rahimahullaah suatu kelompok menginginkan
pemberontakan kepada pemimpin, maka mereka berkata, "Apakah kamu tidak
mengetahui apa terjadi kepada kita dari kejelekan dan fitnah?" Maka beliau
Rahimahullaah berkata: ”Sesungguhnya ini adalah fitnah yang khusus, tetapi jika
pedang sudah diangkat dan terjadipertumpahan darah maka sesungguhnya itu
adalah fitnah yang umum" Maka beliau Rahimahullaah semoga Allaah memberikan
rahmat-Nya yang luas kepadanya, memperingatkan mereka dari pembunuhan dan
dari apa-apa yang akan terjadi dari kejelekan dan kebinasaan,
Wahai hamba-hamba Allaah maka ambilah pelajaran dari ayat-ayat Allaah yang ada di
alam ini kalau kita tidak bisa mengambil pelajaran dari ayat-ayat Allaah dan dalil-dalil
Syari’at yang bijaksana ini, maka hendaklah kita mengambil pelajaran dari ayat-ayat
yang ada di alam ini dari apa-apa yang kita bisa ambil pelajaran dan nasehat di
dalamnya, bagi orang-orang yang berakal dan adil, kita meminta kepada Allaah agar
mengilhami kita dengan petunjuk-Nya dan agar Allaah memperbaiki keadaan kita dan
keadaan kaum muslimin Wal Hamdulillaahi Rabbal ‘Aalamiin.
(Khutbah kedua-pent)
ﻪﻠﻟ ﺪﻤﺤﻟﺍ ﺏﺭ ﺪﻬﺷﺃﻭ ﻦﻴﻤﻟﺎﻌﻟﺍ ﻻﺃ ﻻﺍ ﻪﻟﺍ ﻪﻠﻟﺍ ﻻ ﻩﺪﺣﻭ ﻪﻟ ﻚﻳﺮﺷ ﻭ ﻥﺃ ﺪﻬﺷﺃ ﺪﻤﺤﻣ ﻩﺪﺒﻋ ﻪﻟﻮﺳﺭﻭ
ﻪﻠﻟﺍ ﻲﻠﺻ ﻰﻠﻋﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﻪﻟﺁ ﻪﺒﺤﺻﻭ ﻢﻠﺳﻭ .ﺎﻣﺃ ﺪﻌﺑ
Wahai hamba-hamba Allaah, telah disebutkan Al-Imam Al-Bukhari [3] di dalam
shahihnya sebuah bab, bab fitnah-fitnah yang bergejolak seperti gelombang ombak
laut, kemudian beliau Rahimahullaah menyebutkan dari Sufyan ibnu Uyainah dari
Ibni Khalaf bin Hausyaf, adapun seseorang menyukai untuk memberikan misal di
dalam fitnah atau jika terkena fitnah dengan abyaat Imrubnul Qois,dan abyat itu
masih senantiasa diulang-ulang oleh para ulama yang berakal yang bijaksana dengan
apa-apa yang telah Allaah berikan kepada mereka dari ilmu Syar’I dan apa-apa yang
ada pada mereka dari pengalaman, pengetahuan hakikatnya suatu permasalahan
dan fitnah, maka sesungguhnya fitnah tidak ada orang yang mengetahuinya kecuali
ulama, maka jika telah hilang seluruh manusia mengetahuinya, tetapi kapan?
Setelah hilangnya dan perginya, maka menyesalah orang-orang yang menyesal ketika
tidak bermanfaat suatu penyesalan.
Abyat itu adalah perkataan Imrubnul Qois
ﺏﺮﺤﻟﺍ ﻝﻭﺃ ﺔﻴﺘﻓ ﻥﻮﻜﺗ ﺎﻣ
ﻰﻌﺴﻳ ﻞﻛ ﺎﻬﺘﻨﻳﺰﻟ ِﻝﻮﻬﺟ
ﻰﺘﺣ ﺍﺫﺍ ﺖﻠﻌﺘﺷﺍ ﺐﺷ ﻭ ﺎﻬﻣﺍﺮﺿ
ﺖﻟﻭ ﺕﺍﺫ ﺮﻴﻏ ﺍﺯﻮﺠﻋ ِﻞﻴﻠﺣ
peperangan itu awal mula keadaannya adalah seperti pemudi
setiap orang yang tidak mengetahuinya berusaha untuk menghiasinya
sampai jika peperangan itu telah menyala dan berkobar nyala apinya
berpaling keadaannya seperti wanita yang sudah tua,tidak ada orang yang ingin
menjadi suami baginya
Inilah keadaan fitnah, pertama kali dia datang, dia datang seperti wanita muda yang
kecil yang cantik, maka berusahalah seluruh manusia untuk menjadi suami baginya
dan menjadi orang yang dekat darinya, sampai jika berkobar api peperangan dan
terjadilah apa yang terjadi dari fitnahnya, berpalinglah wanita ini yang diawal
perkaranya menjadi wanita muda yang memberikan fitnah kepada manusia menjadi
wanita yang tua yang tidak mempunyai suami, tidak ada orang yang
menginginkannya, sampai dikatakan di akhir abyat
ﺀﺎﻄﻤﺷ ﺮﻜﻨﻳ ﺕﺮﻴﻐﺗﻭ ﺎﻬﻧﻮﻟ
ﺔﻫﻭﺮﻜﻣ ﻢﺸﻠﻟ ﻞﻴﺒﻘﺘﻟﺍ ﻭ
wanita yang beruban rambut kepalanya diingkari warnanya dan dia berubah
menjadi dibenci untuk dihirup baunya dan dicium
Inilah keadaan suatu fitnah jika dia datang dan jika dia berlalu
Wahai hamba-hamba Allaah, kita harus memperingatkan dari fitnah yang tampak dan
yang tersembunyi, dan bagi diri kita harus tidak mengikuti setiap orang yang
berteriak dan tidak boleh bagi orang Islam disetir oleh tangan-tangan yang
tersembunyi dari tangan-tangan orang-orang kafir dan munafiq, maka mereka (kaum
kuffar-pent) mengarahkan mereka (kaum muslimin-pent) ke kanan dan ke kiri yang
akan menjadikan kejelekan di dalam agama mereka dan juga kejelekan di dalam dunia
mereka.
Beberapa kaum telah tertipu dengan apa yang terjadi di Tunisia hari-hari yang baru
saja lewat, maka mereka mengira bahwasanya itu adalah kebaikan untuk rakyatnya,
maka ummat membantah para pemimpinnya dan para hakimnya di bumi bagian
timur dan barat, apakah mereka tidak mengetahui bahwasanya rakyat Tunisia di
tahun tujuh puluhan, merekalah yang memberontak kepada negara kerajaan dengan
cara kerusuhan yang seperti ini, dengan cara demontrasi seperti ini, maka terjadilah
revolusi secara umum, sampai seseorang dari mereka yang memimpin dan menghina
agama Allaah, dan mencela Syari’at Allaah maka dia berbuka puasa terang-terangan
dan selain itu dari perkara-perkara yang memusuhi agama Allaah, dan mereka itulah
orang-orang yang menggerakkan sampai hilangnya negeri kerajaan, maka terjadilah
apa yang terjadi kemudian terjadi pergolakan roti [4] seperti yang mereka katakan,
dan terjadilah setelahnya apa yang terjadi, dan apa yang kalian kira akan datang
setelah kejelekan kecuali akan datang sesuatu yang lebih jelek darinya, dan sungguh
telah benar apa yang dikatakan Nabi Shalallaahu Alaihi Wasallam:
”Tidak akan datang suatu zaman kecuali zaman yang setelahnya itu lebih jelek
darinya."
Dan sungguh benar apa yang dikatakan Syaikh Al-Islam Ibnu Taimiyyah
Rahimahullaah: ”Tidak ada seorangpun yang memberontak kepada pemimpin kecuali
dia akan mendapatkan kejelekan lebih besar dari pada kejelekan yang dia rasakan di
dalamnya."
Dan demikianlah di dalam selang waktu itu dan dekat waktunya dari itu telah
memberontak rakyat Mesir, dan kelompok yang banyak di Mesir kepada kerajaan,
dan dahulu negeri itu yang sekarang itu mengguncang dan berdemontrasi terhadap
kerajaannya, ketika itu merekalah yang menggerakan untuk negeri itu dan
memberontak pada raja dan pemimpin, dan dahulu di zaman itu keadaan mereka
lebih baik dari pada keadaan hari ini, maka mereka yang sekarang mengguncang dan
berdemontrasi kepada pemerintah, merekalah orang-orang yang mengerakan
kepadanya kemarin, maka mereka mengangkat masalah dan memberontak kepada
pemerintahan itu, dan mereka sekarang juga mengguncangnya dan berdemontrasi
mereka membuat kekacauan dan kamu tidak mengetahui apa yang akan terjadi
setelah ini ???
Dan inilah keadaan orang-orang bodoh, orang rendahan, orang-orang yang
mengikuti setiap teriakan, sesungguhnya fitnah itu membuat seseorang itu menjadi
buta dan tuli, membutakan mata dan mentulikan telinga, dan dengan itu hati tidak
bisa memahami, maka tidak boleh bagi manusia untuk mengikuti setiap teriakan
sampai bergejolak dan bermain fitnah dengannya, lebih khusus lagi bahwasanya
dibelakang peristiwa ini ada tangan-tangan yang tersembunyi, dari tangan-tangan
orang-orang kafir dan munafiq. Maka akan terjadi kejelekan kepada masyarakat
dengan apa-apa yang tidak ada kebaikan di dalamnya, tidak ada kebaikan dunia dan
tidak pula di dalam agama,
Dan demikianlah apa yang telah terjadi dari pengguncangan dan pemberontakan di
Sudan, maka terjadilah pergerakan-pergerakan dan terjadilah apa yang terjadi
kemudian mereka memberontak kepada keputusan ini, dan lihatlah apa yang terjadi
di Sudan dari fitnah ini yang sangat besar dan peperangan diselatan dan musuh-
musuh menguasai ahlul Islam, jika mereka berpecah belah dan bercerai-berai dan
terjadilah apa yang terjadi yang membuat kelemahan mereka (Ahlul Islam –pent) dan
penguasaan sebagian mereka terhadap sebagian yang lainnya.
Maka ambilah pelajaran wahai hamba-hamba Allaah dengan apa yang telah terjadi di
Iraq dan dengan apa yang telah terjadi di Shaumali dan apa yang telah terjadi di
negara-negara lain dengan apa yang ada di dalamnya dari ayat-ayat yang ada di alam
ini dari pelajaran yang tampak bagi orang yang adil, bahwasanya baginya agar tidak
mengikuti setiap orang yang berteriak, iya jika di sana ada kejelekan atau disana ada
kebinasaan maka haruslah diobati dengan cara yang syar’I dan cara yang benar yang
menunjukan fitrah yang benar yang mana akal sehat tidak mengingkarinya, dan
adapun perbuatan orang-orang yang bodoh dan pengaruh orang-orang yang bodoh
dan apa yang diinginkan oleh musuh-musuh yang menghasilkan fitnah ini dan
demontrasi-demontrasi, kekacauan dan kezhaliman dengan apa-apa yang kita lihat,
maka sesungguhnya itu wallaahi tidaklah dengannya ada kebaikan, tidak ada kebaikan
yang akan datang dengan cepat dan kebaikan yang tertunda dan tidak pula kebaikan
agama dan tidak pula kebaikan dunianya bahkan itu menjadikan sebab untuk
mendapatkan kejelekan yang akan datang dengan cepat dan kejelekan yang tertunda,
dan kerugian tehadap agama dan kerugian terhadap dunianya.
Dan renungkanlah dengan rakyat yang bersiap-siap untuk memberontak kepada
pemimpinnya, penguasanya dan rajanya, maka sesungguhnya mereka tidak akan
mendapatkan perkaranya yang akan datang atau yang akan datang kecuali lebih jelek
dari pada yang mereka rasakan sebelum itu wahai hamba-hamba Allaah.
Telah datang di Nash-Nash Syar’iyyah yang sangat banyak di dalam memperingatkan
dari bab ini, dan fitnah di dalamnya sesungguhnya itu adalah sebab yang besar yang
mendatangkan kejelekan kepada rakyat, maka takutlah kalian kepada Allaah, untuk
berhenti di dalam batasan-batasan yang Allaah berikan dan berserah diri dengan
Syari’at Allaah, bukan berbasa-basi kepada orang-orang yang besar dan bukan
karena ingin berlemah lembut menghilangkan apa-apa yang wajib bagi muslim di
dalam kecemburuan terhadap agamanya, meninggalkan untuk memerintahkan
kepada kebaikan dan melarang dari berbuat kejahatan dan meninggalkan
kecemburuan untuk orang-orang yang dekat tetapi karena permasalahan agama
kepada Allaah Rabbul ‘Aalamiin.
Ya Allaah perbaikilah keadaan kami dan keadaan kaum muslimiin. Ya Allaah
perbaikilah keadaan pemimpin-pemimpin kami dan penguasa-penguasa kami dan
jadikanlah pemerintahan kami kepada orang-orang yang takut kepada-Mu, bertaqwa
kepada-Mu dan mengikuti keridhoan-Mu ya Rabbal ‘Aalamiin
Ya Allaah ampunilah dosa-dosa kami dan dosa-dosa kaum muslimiin dan jadikanlah
negeri ini negeri yang aman, tentram dan juga negeri-negeri kaum muslimiin. Wal
Hamdulillaahi Rabbil ‘Aalamiin
[Sumber:
http:// alfirqatunnajiyyah.blogspot.com/ 2011/02/ fatwa-mesir.html ]
____________
Footnoe:
[1] Maksudnya mendahulukan seseorang di dalam memberikan harta, pangkat,
kepemerintahan dll dengan tidak benar
[2] Berkata Syaikh Muhammad bin ‘Ali bin Muhammad Rahimahullaah diambil dari
faedah itu bahwasanya meninggalkan menegakkan shalat itu seperti perbuatan kufur
yang tampak, karena sabda beliau Shalallaahu Alaihi Wasallam: ”Tidak, kecuali jika
kamu melihat perbuatan kekufuran yang tampak (Daliil Al-Faalihiin Lithuruq Riyaadh
Ash-Shaalihiin 5/137 )
[3] Shahiih Al-Bukhari Kitaab Al-Fitnah Bab Al-Fitnah Al-latii Tamuuju Kamaujil Bahr no
7095
[4] Ini adalah suatu istilah yang dipakai dikarenakan naik harga barang-barang
termasuk roti

Published with Blogger-droid v2.0.4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar