Sabtu, Januari 14, 2012

Hikmah Berbakti Pada Ibu Bapak

Selain seorang nabi, Sulaiman a.s . juga seorang raja terkenal. Atas izin Allah ia
berhasil menundukkan Ratu Balqis dengan jin ifrit-Nya . Dia dikenal sebagai
manusia boleh berdialog dengan segala binatang. Dikisahkan, Nabi Sulaiman
sedang berkelana antara langit dan bumi hingga tiba di satu samudera yang
bergelombang besar.
Untuk mencegah gelombang, ia cukup memerintahkan angin agar tenang, dan
tenang pula samudera itu. Kemudian Nabi Sulaiman memerintahkan jin Ifrit
menyelam ke samudera itu sampai ke dasarnya. DI sana jin Ifrit melihat sebuah
kubah dari permata putih yang tanpa lubang, kubah itu diangkatnya ke atas
samudera dan ditunjukkannya kepada Nabi Sulaiman. Melihat kubah tanpa
lubang penuh permata dari dasar laut itu Nabi Sulaiman menjadi terlalu heran,
“Kubah apakah gerangan ini?” fikirnya. Dengan minta pertolongan Allah, Nabi
Sulaiman membuka tutup kubah. Betapa terkejutnya dia begitu melihat seorang
pemuda tinggal di dalamnya. “Sipakah engkau ini? Kelompok jin atau manusia?”
tanya Nabi Sulaiman keheranan. “Aku adalah manusia”, jawab pemuda itu
perlahan. “Bagaimana engkau boleh memperolehi karomah semacam ini?” tanya
Nabi Sulaiman lagi.
Kemudian pemuda itu menceritakan riwayatnya sampai kemudian memperolehi
karomah dari Allah boleh tinggal di dalam kubah dan berada di dasar lautan.
Diceritakan, ibunya dulu sudah tua dan tidak berdaya sehingga dialah yang
memapah dan menggendongnya ke mana jua dia pergi. Si anak selalu berbakti
kepada orang tuanya, dan ibunya selalu mendoakan anaknya. Salah satu doanya
itu, ibunya selalu mendoakan anaknya diberi rezeki dan perasaan puas diri.
Semoga anaknya ditempatkan di suatu tempat yang tidak di dunia dan tidak pula
di langit. “Setelah ibuku wafat aku berkeliling di atas pantai. Dalam perjalanan
aku melihat sebuah terbuat dari permata.
Aku mendekatinya dan terbukalah pintu kubah itu sehingga aku masuk ke
dalamnya.” Tutur pemuda itu kepada Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman yang
dikenali boleh berjalan di antara bumi dan langit itu menjadi kagum terhadap
pemuda itu. “Bagaimana engkau boleh hidup di dalam kubah di dasar lautan
itu?” tanya Nabi Sulaiman ingin mengetahui lebih lanjut. “Di dalam kubah itu
sendiri, aku tidak tahu di mana berada. Di langitkah atau di udara, tetapi Allah
tetap memberi rezeki kepadaku ketika aku tinggal di dalam kubah.” “Bagaimana
Allah memberi makan kepadamu?” “Jika aku merasa lapar, Allah menciptakan
pohon di dalam kubah, dan buahnya yang aku makan.
Jika aku merasa haus maka keluarlah air yang teramat bersih, lebih putih
daripada susu dan lebih manis daripada madu.” “Bagaimana engkau mengetahui
perbedaan siang dan malam?” tanya Nabi Sulaiman a.s yang merasa semakin
heran. “Bila telah terbit fajar, maka kubah itu menjadi putih, dari situ aku
mengetahui kalau hari itu sudah siang. Bila matahari terbenam kubah akan
menjadi gelap dan aku mengetahui hari sudah malam.” Tuturnya. Selesai
menceritakan kisahnya, pemuda itu lalu berdoa kepada Allah, maka pintu kubah
itu tertutup kembali, dan pemuda itu tetap tinggal di dalamnya. Itulah keromah
bagi seorang pemuda yang berbakti kepada kedua orang tuanya.
Published with Blogger-droid v2.0.3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar