Rabu, Agustus 08, 2012

SHALAT BAGAIKAN KELAPA


Oleh Gus Rochim
Seandainya shalat ini dianalogikan dengan sesuatu, maka ia seperti kelapa yang mempunyai banyak unsur atau lapisan mulai dari kulit, tempurunga, isi. Namun belum ada apa-apa. Jadi untuk mendapatkan hasilnya masih memerlukan kerja keras yaitu harus diparut kemudian diperas dan dimasak lagi untuk mendapat minyaknya.

            Artinya bahwa shalat bukanlah sekedar gerakan, bacaan, syarat-syarat ruku, sujud dan lain-lain tetapi ada yang terkandung dalam shalat itu sebagai tujuan hakikatnya yang ingin diaplikasikan dalam keseharian yaitu Hablum minallah dan Hablum minannas. Namun hal ini memang sangat silit dan melalui proses yang panjang sebagaimana kelapa tadi.

            Kalau hubungan kepada Allah baik, dan hubungan kepada manusia baik, maka secara pasti tidak akan terjadi kemungkaran seperti tidak menipu orang lain, tidak mengambil hak orang lain, berusaha menghindari konplik, spekulasi dan lain-lain. 

            Shalat sebenarnya tidak berat salat itu sangat mudah, karena Shalat bukan sesuatu yang bisa ditimbang, yang memerlukan alat timbang, buakan juga suatu bendan yang memerlukan energi untuk mengangkatnya, bukan juga sesuatu pekerjaan yang menyita waktu yang berjam-jam, bukan juga susuatu pekerjaan yang dikerjakan dengan pakaian yang kotor bahkan diwajibkan bersih dan semua orang suka bersih dan rapi, bukan juga pekerjaan yang dikerjakan di bawah terik mata hari, hujan, bukan juga pekerjaan yang dikerjakan ditempat yang gelap, bukan juga sesuatu pekerjaan yang jauh dari tempat tinggal yang memerlukan transfortasi, bukan juga suatu pekerjaan yang harus mengeluarkan uang untuk mengerjakannya, bukan juga pekerjaan yang melibatkan orang lain dan sebagainya . 

Lalu dimana sulit dan beratnya melaksanakan shalat sehingga masih banyak orang yang tidak shalat, dan yang melaksanakan shalat masih banyak bolong-bolong, yang tidak bolong-bolong shalatnya masih susah untuk khusyu, ada yang agak khusu dalam shalat masih belum bisa mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga masih sering kita dapatkan orang rajin shalat 5 waktu tidak ketinggalan tetapi mengapa di kantor korupsi, masih berjudi, suka mengambil hak orang lain dan sebagainya.

1.      Penyebabnya adalah konsisten (istiqamah) atau kontinyu. Oleh karena itu memerlukan kesabaran.
2.      Penyebab kedua adalah iman (keyakinan) karena iman adalah motivator dalam diri manusia untuk melaksanakan perintah Allah. Dan keimanan itu sendiri belum dihayati secara maksimal  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar