Oleh Gus Rochim
Seandainya shalat ini
dianalogikan dengan sesuatu, maka ia seperti kelapa yang mempunyai banyak unsur
atau lapisan mulai dari kulit, tempurunga, isi. Namun belum ada apa-apa. Jadi
untuk mendapatkan hasilnya masih memerlukan kerja keras yaitu harus diparut
kemudian diperas dan dimasak lagi untuk mendapat minyaknya.
Artinya
bahwa shalat bukanlah sekedar gerakan, bacaan, syarat-syarat ruku, sujud dan
lain-lain tetapi ada yang terkandung dalam shalat itu sebagai tujuan hakikatnya
yang ingin diaplikasikan dalam keseharian yaitu Hablum minallah dan Hablum
minannas. Namun hal ini memang sangat silit dan melalui proses yang panjang
sebagaimana kelapa tadi.
Kalau
hubungan kepada Allah baik, dan hubungan kepada manusia baik, maka secara pasti
tidak akan terjadi kemungkaran seperti tidak menipu orang lain, tidak mengambil
hak orang lain, berusaha menghindari konplik, spekulasi dan lain-lain.
Shalat
sebenarnya tidak berat salat itu sangat mudah, karena Shalat bukan sesuatu yang bisa
ditimbang, yang memerlukan alat timbang, buakan juga suatu bendan yang
memerlukan energi untuk mengangkatnya, bukan juga sesuatu pekerjaan yang
menyita waktu yang berjam-jam, bukan juga susuatu pekerjaan yang dikerjakan
dengan pakaian yang kotor bahkan diwajibkan bersih dan semua orang suka bersih
dan rapi, bukan juga pekerjaan yang dikerjakan di bawah terik mata hari, hujan,
bukan juga pekerjaan yang dikerjakan ditempat yang gelap, bukan juga sesuatu
pekerjaan yang jauh dari tempat tinggal yang memerlukan transfortasi, bukan
juga suatu pekerjaan yang harus mengeluarkan uang untuk mengerjakannya, bukan
juga pekerjaan yang melibatkan orang lain dan sebagainya .
Lalu dimana sulit dan beratnya melaksanakan shalat sehingga masih banyak orang yang tidak shalat, dan yang melaksanakan shalat masih banyak bolong-bolong, yang tidak bolong-bolong shalatnya masih susah untuk khusyu, ada yang agak khusu dalam shalat masih belum bisa mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga masih sering kita dapatkan orang rajin shalat 5 waktu tidak ketinggalan tetapi mengapa di kantor korupsi, masih berjudi, suka mengambil hak orang lain dan sebagainya.
Lalu dimana sulit dan beratnya melaksanakan shalat sehingga masih banyak orang yang tidak shalat, dan yang melaksanakan shalat masih banyak bolong-bolong, yang tidak bolong-bolong shalatnya masih susah untuk khusyu, ada yang agak khusu dalam shalat masih belum bisa mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga masih sering kita dapatkan orang rajin shalat 5 waktu tidak ketinggalan tetapi mengapa di kantor korupsi, masih berjudi, suka mengambil hak orang lain dan sebagainya.
1. Penyebabnya
adalah konsisten (istiqamah) atau kontinyu. Oleh karena itu memerlukan
kesabaran.
2. Penyebab
kedua adalah iman (keyakinan) karena iman adalah motivator dalam diri manusia
untuk melaksanakan perintah Allah. Dan keimanan itu sendiri belum dihayati
secara maksimal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar