oleh Gus Rochim
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda,
"Tidak masuk Surga orang yang di dalam hatinya terdapat sebe-rat atom
rasa sombong."
Kemudian beliau bersabda,
"Sombong yaitu menolak kebenaran dan meremehkan manusia."
(HR. Muslim)
Karenanya, setiap mukmin tidak boleh menolak kebenaran dan nasihat,
sehingga menyerupai orang-orang kafir, juga agar tidak terjerumus ke dalam sifat
sombong yang bisa menghalanginya masuk Surga. Maka hikmah (kebijaksanaan) adalah
harta orang mukmin yang hilang. Di mana saja ditemukan, maka ia akan mengambil
dan memungutnya. Maka dari itu, kita wajib menerima kebenaran dari siapa saja, bahkan sampai dari setan sekalipun.
Tersebut dalam riwayat, bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjadikan Abu Hurairah sebagai penjaga Baitul Maal.
Suatu hari, datang seseorang untuk mencuri, tetapi Abu Hurairah segera mengetahui, sehingga menangkap basah pencuri tersebut. Pencuri itu lalu mengharap, menghiba dan mengadu kepada Abu Hurairah, bahwa ia orang yang amat lemah dan miskin. Abu Hurairah tak tega, sehingga melepas pencuri tersebut.
Tetapi pencuri itu kembali lagi melakukan aksinya pada kali kedua dan ketiga. Abu Hurairah kemudian menangkapnya, seraya mengancam, "Sungguh, aku akan mengadukan halmu kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam ."
Orang itu ketakutan dan berkata menghiba, "Biarkanlah aku, jangan adukan perkara ini kepada Rasulullah! Jika kau penuhi, sungguh aku akan mengajarimu suatu ayat dari Al-Qur'an, yang jika engkau membacanya, niscaya setan tak akan mendekatimu." Abu Hurairah bertanya, "Ayat apakah itu?"
Ia menjawab, "Ia adalah ayat Kursi." Lalu Abu Hurairah melepas kembali pencuri tersebut. Selanjutnya Abu Hurairah menceritakan kepada Rasulullah apa yang ia saksikan. Lalu Rasulullah bertanya padanya, "Tahukah kamu, siapakah orang yang berbicara tersebut? Sesungguhnya ia adalah setan. Ia berkata benar padahal dia adalah pendusta." (HR. Al-Bukhari).
Sumber KITAB FIRQATUN NAJIYAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar