Rabu, Agustus 08, 2012

Menolak Syariat Menua Laknat


Oleh Gus Rochim

ان احمدلله نحمده ونستعينه ونستفره ونعوذباالله من شرور انفسنا ومنسيئات اعمالنا من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلامادي له واشهدان لااله الاالله وحده لاشريك له واشهدان محمد عبده ورسوله اما بعد
 احمدللهsegala puji bagi Allah swt. Tuhan semua sekalian alam yang telah menganugrahkan kepada kita  begitu banyak nikmat, terutama nikmat iman dan islam. Dan shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Rasulullah Muhammad Saw. Keluarganya, para sahabat serta orang-orang yang tetap istiqamah dengan iman dan Islam sampai akhir nanti. Amin.
Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia.

Sebagaimana telah dimaklumi, aqidah Islam merupakan pemikiran yang paling mendasar yang melahirkan syariat Islam. Dengan kata lain merupakan cabang dari aqidah Islam yang satu sama lain tidak bisa dipisahkan. Upaya pemisahan syariat  Islam dari aqidah (sekularisasi) sama saja memisahkan batang pohon dari akarnya; tidak akan dapat menghasilkan buah (manfaat), sebab memisahkan keduanya berarti menghilangkan pengaruhnya dan mencabut fungsinya.

Hilangnya pengaruh syariat Islam tidak mungkin terjadi sekiranya aqidah Islam dipahami secara benar. Seorang muslim yang memahami aqidah Islam secara benar tentu tidak akan terdorong untuk menciptakan syariat yang dilahirkan dari aqidah Islam dibangun di atas landasan keimanan kepada Allah Yang Maha Pencipta dan Maha Pengatur. Karenanya ia akan meyakini pula bahwa Allah Yang Maha Pencipta pasti mengetahui semua yang diciptakan-Nya; mengetahui mana yang layak bagi manusia dan mana yang tidak.

Aqidah Islam adalah aqidah yang bersifat manusiawi, demikian pula syariatnya, kedua layak bagi manusia; tanpa memandang warna kulit ras atau unsur perbedaan lainnya; juga tanpa memandang ruang dan waktu. Islam telah memberikan jawaban bagi setiap kebutuhan fisik dan naluri manusia. Islam telah memberikan solusi atas setiap problem yang dihadapi manusia sebagai pribadi ataupun bagian dari kelompok dan masyarakat, sebab Allah swt. berfirman:

وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ

"Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri" (QS. An-Nahl:89)

Di masa lalu, dikalangan kaum muslim maupun non muslim, kenyataan bahwa negara merupakan bagian dari Islam dan Islam terdiri dari aqidah dan syariat adalah hal yang masyhur. Disamping itu, Islam telah menentukan hubungan luar negeri dengan negara-negara lain di atas landasan dakwah Islam dan jihad fi sabilillah. Islam membangun realitas tersebut sembari menetapkan target-targetnya, serta menyeberluaskannya ke seluruh penjuru dunia, sehingga Islam seluruhnya hanya milik Allah.

Ikhwanul muslim dan muslimat yang dirahmati Allah…
Islam telah mewajibkan kepada kita kaum muslim untuk mengambil aqidah sekaligus syariatnya; tidak boleh keluar dari keduanya. Islam juga telah memerintahkan kaum muslim untuk mengatur kehidupan mereka dan mewariskannya dengan azas aqidah Islam. Bukan didasarkan pada perkembangan tempat, atupun zaman. Pada saat kaum muslim hendak menerapkan Islam, mereka tidak perlu mendasarkannya pada adat dan tradisi masa lalu, yang telah berlangsung, atau yang sedang berpengaruh terhadap syariat Islam. Sebaliknya mereka harus berusaha untuk menerapkan hukum-hukum Islam di atas landasan, لااله الاالله محمدرسول الله yang bermakna tidak ada yang layak ditaati selain diri-Nya.

Pada saat ini, kaum muslim sampai pada kondisi yang sangat buruk di dalam pemahaman Islam dan penerapannya, serta tidak berdaya dihadapan propaganda berat dengan idiologi kapitalisnya yang rusak, yang ingin menguasai dunia atas nama globalisasi dengan pemperketat Undang-Undang internasional.
Kaum muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah…
Sesudah selayaknya kita sebagai orang muslim menyakini bahwa syariat Islam merupakan rahmat bagi manusia dan seluruh alam karena itu tidak ada alasan apapun untuk melakukan sekularisasi atau pemisahan aqidah dari seyariatnya, karena Allah swt berfirman:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (QS. Al-Anbiya’:107)
Rahmat dalam ayat di atas tidak berkaitan langsung dengan Muhammad saw. sebagai seorang manusia, tetapi berhubungan erat dengan posisinya sebagai rasul Allah pembawa syariat yang memang paling unggul dibanding dengan aturan-aturan apapun yang ada di dunia.
Artinya pengagungan kaum muslim terhadap pribadi Muhammad tidak akan mendatangkan berkah apa-apa juga tidak akan menjadikan agama Islam mengungguli agama-agama/idiologi-idiologi lain. Jika pada saat yang sama mereka mencampakkan syariat yang dibawakannya. Allah swt berfirman:

هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا

"Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi". (QS. Al-Fath:28)

Dengan demikian, rahmat bagi seluruh alam akan tetap terwujud dalam relitas kehidupan kendati Nabi Muhammad saw telah lama wafat; tentu saja jika seluruh risalah yang dibawanya diterapkan dalam realitas kehidupan.
Sebaliknya, rahmat bagi seluruh alam itu tidak akan pernah muncul menakala kaum muslim tidak menerapkan syariat Islam yang bersumber pada al-Qur'an dan as-Sunnah. Karena itu upaya menutupi, menghambat dan menentang penerapan syariat Islam pada hekikatnya adalah menutup diri dari rahmat Allah. Lebih dari itu, menolak syariat pasti akan memuai laknat di dunia dan akhirat. Wallahu a’lam bi ash sawab.

سبحانك اللهم ربناوبحمدك واشهدان لااله الاانت ونستغرك واتوب عليك, سبحان ربك رب العزة عمايصفون وسلام علىالمرسلين وانحمدلله رب العلمين

Tidak ada komentar:

Posting Komentar