Oleh Gus Rochim
Segala
puji hanya bagi Allah, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada
baginda Rasulullah, dan aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah
dengan sebenarnya selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagiNya dan aku
bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya.. Amma Ba’du.
Allah
swt berfirman:
إِنَّ
الَّذِينَ هُم مِّنْ خَشْيَةِ رَبِّهِم مُّشْفِقُون َوَالَّذِينَ هُم بِآيَاتِ
رَبِّهِمْ يُؤْمِنُونَ وَالَّذِينَ هُم بِرَبِّهِمْ لَا يُشْرِكُونَ وَالَّذِينَ
يُؤْتُونَ مَا آتَوا وَّقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ
رَاجِعُونَ أُوْلَئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ
أُوْلَئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang
berhati-hati karena takut akan (azab) Tuhan mereka, (58)dan orang-orang yang
beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka, (59)dan orang-orang yang tidak
mempersekutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu apa pun), (60)Dan orang-orang yang
memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena
mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka,
(61)mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah
orang-orang yang segera memperolehnya.
QS. Al-Mu’minun: 57-61
Dari
Aisyah ra berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah saw tentang ayat ini:
وَالَّذِينَ
يُؤْتُونَ مَا آتَوا وَّقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ
(Dan
orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang
takut)
Aisyah
berkata: Apakah mereka yang meminum khamar dan mencuri?. Rasulullah saw
menjawab: Tidak demikian wahai anak As-Shiddiq, akan tetapi mereka yang
berpuasa, shalat dan bersehedekah, mereka takut jika amal mereka tidak
diterima, maka mereka inilah yang sebut sebagai orang yang bersegera dalam
kebaikan.
Dan
para shahabat Radulullah saw yang bersungguh-sungguh dalam dalam mengerjakan
amal shaleh, mereka takut jika amal mereka dihapuskan oleh Allah dan khawatir
jika tidak diterima, hal itu karena kekuatan ilmu yang mereka miliki dan
kedalaman keimanan mereka. Abu Darda berkata: Seandainya aku mengetahui bahwa
Allah menerima dariku dua rekaat, maka hal itu lebih aku sukai dari pada dunia
dan seisinya. Sebab Allah swt berfirman:
إِنَّمَا
يَتَقَبَّلُ اللّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
"Sesungguhnya Allah hanya
menerima (kurban) dari orang-orang yang bertakwa".
QS. Al-Maidah: 27
Abdullah
bin Mulaikah berkata: Aku telah mengetahui tiga puluh shahabat Rasulullah saw,
di mana mereka takut terhadap kemunafikan yang akan menimpa dirinya. Tidak ada
seorangpun di antara mereka yang berkata bahwa mereka berada pada keimanan
seperti keimanan Jibril dan Mika’il alaihimas salam.
Perakra-perakara
yang membatalkan amal sangat banyak sekali, di antaranya ada yang membatalkan
seluruh amal seperti syirik, kemurtadan dan nifak akbar (kemunafikan yang
besar). Selain itu, ada yang membatalkan amal itu sendiri, seperti
menyebut-nyebut shadaqah dan yang lainnya, dan saya hanya akan menyebutkan lima
perkara saja, semoga lima perkara perkara pembatal amal ini akan menanamkan
kewaspadaan bagi kita atas perkara yang lain:
Pertama:
Syirik kepada Allah. Syirik adalah penghapus semua amal. Allah swt berfirman
kepada Nabi Muhammad saw:
وَلَقَدْ
أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ
لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Dan sesungguhnya telah
diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: "Jika kamu
mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu
termasuk orang-orang yang merugi. QS. Al-Zumar: 65
وَقَدِمْنَا
إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاء مَّنثُورًا
Dan Kami hadapi segala amal
yang mereka kerjakan, lalu Kami
jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan. QS. Al-Furqon: 23
Dari Abi Sa’d bin Abi Fadholah
Al-Anshori dan dia teramsuk salah
seorang shahabat, dia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda: Apabila
Allah mengumpulkan manusia pada hari kiamat, hari yang tidak ada keraguan
padanya, datanglah penyeru dan berkata: Barangsiapa yang mempersekutukan Allah
dengan seseorang pada sebuah amal yang dikerjakannya karena Allah maka
hendaklah dia meminta pahalanya kepada selain Allah, sebab Allah adalah zat
yang paling tidak butuh terhadap
sekutu”.
Kedua:
Riya’, dan dia bagi menjadi dua bagian:
Pertama:
Seseorang beramal dengan maksud selain Allah. Maka ini adalah syirik yang bisa
menghapuskan amal, dan sebagian ahlul ilmi berkata: syirik dalam niat dan
maksud serta tujuan. Allah swt berfirman:
مَن
كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ
أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لاَ يُبْخَسُونَ أُوْلَـئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ
لَهُمْ فِي الآخِرَةِ إِلاَّ النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُواْ فِيهَا وَبَاطِلٌ
مَّا كَانُواْ يَعْمَلُونَ
Barang siapa yang menghendaki
kehidupan dunia dan perhiasannya,
niscaya Kami berikan kepada mereka balasan
pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan
mereka di dunia itu
tidak akan dirugikan. Itulah
orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di
akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang
telah mereka kerjakan? pahalanya di akhirat nanti.
QS. Hud: 15-16
Ibnu Abbas berakata:
Sesungguhnya orang-orang yang riya’ dalam amal mereka diberikan balasan
kebaikan mereka di dunia dan mereka tidak akan dizalimi walau sekecil apapun.
Ibnu Abbas berkata: Barangsiapa yang beramal shaleh guna mencari dunia baik
amal tersebut berupa puasa, shalat, tahajjud sementara dia tidak mengamalkannya
kecuali untuk tujuan duniawi maka Allah berfirman kepadanya: Aku akan
memberikan balasan bagi amal yang dikerjakannya selama berada di dunia dan
dihapuskan baginya balasan amal yang dikerjakan untuk mencari keduaniaan dan
dia di akherat kelak termasuk orang-orang yang merugi”.
Kedua:
Seseorang beramal untuk mencari keredaan Allah
kemudian riya datang menjangkitinya setelah dia memulai amalnya, maka ini
adalah syirik kecil.
Dari
Mahmud bin Lubaid ra bahwa Nabi saw bersabda: Hal yang paling aku takutkan akan
menjangkiti kalian adalah syirik kecil”, para shahabat bertanya apakah yang
dimaksud dengan syirik kecil itu wahai Rasulullah?. “yaitu riya’, Allah akan
berkata pada ahri kiamat pada saat Dia memberikan balasan bagi amal-amal
manusia: Pergilah kepada orang yang telah kalian perlihatkan kebaikan bagi
mereka semua kebaikan kalian dan lihatlah apakah mereka memberikan balasan
terhadap apa yang kalian kerjakan?”.
Dari Abi Sa’id Al-Khudri ra
bahwa Nabi saw bersabda: Apakah kalian mau aku beritahukan tentang sebuah
perkara yang lebih aku takutkan daripada Al-Masihud Dajjal?, yaitu syairik
khafi, di mana seseroang mengerjakan shalat lalu dia memperindah shalatnya
karena dia mangetahui bahwa ada orang lain yang melihat dirinya shalat”.
Sebagian orang meremehkan perkara ini syirik ini,
disebabkan karena penyebutannya dengan nama syirik kecil, dia dinamakan syirik
kecil pada saat dibandingkan dengan syirik besar, walau demikain dia termasuk
lebih besar daripada dosa-dosa yang paling besar, oleh karena itulah para ulama
berkata:
1-Apabila syirik kecil
merasuki sebuah amal ibadah maka amal ibadah tersebut menjadi rusak dan
dihapuskan.
2-Sesungguhnya pelaku syirik
kecil tidak akan diampuni oleh Allah, dan pelakunya tidak termasuk di dalam
orang yang diampuni dengan kehendak Allah seperti apa yang akan dialami oleh
para pelaku dosa besar. Allah swt berfirman:
إِنَّ
اللّهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاء
Sesungguhnya Allah tidak
mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa
yang selain dari syirik
itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. QS. Al-Nisa’: 116
Yang seharusnya bagi orang
yang beriman adalah agar dia waspada terhadap semua jenis kesyirikan dan dia
khawatir terhadap dirinya agar tidak dijangkiti oleh penyakit ini, Nabi Ibrahim
alaihis salam sangat takut terjangkiti oleh syirik padahal dia adalah imam
orang-orang yang bertauhid. Dia berkata kepada Tuhannya:
وَاجْنُبْنِي
وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الأَصْنَامَ
“…dan jauhkanlah aku beserta
anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala”. QS.
Ibrahim: 35
Ibrahim Al-Taimy berkata:
Siapakah yang merasa aman dari becana ini setelah nabi Ibrahim?”.
Ketiga: Mneyebut-nyebut kebaikan dan menyakti hati
penerima. Allah swt berfirman:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تُبْطِلُواْ صَدَقَاتِكُم بِالْمَنِّ وَالأذَى
Hai orang-orang beriman,
janganlah kamu menghilangkan (pahala)
sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti
(perasaan si penerima),
QS. Al-Baqarah:262
Seorang penyair berkata:
Dengan
menyebut-nyebut kebaikan dirimu telah merusak apa yang telah kau perbuat dari
kebaikan
Bukanlah orang
yang mulia itu, orang yang menampakkan kebaikan lalu dia menyebut-nyebutnya.
Dari Abu Dzar ra bahwa Nabi
saw bersabda: Tiga orang yang tidak akan diajak bicara, tidak dilihat dan tidak
disucikan oleh Allah pada hari kiamat dan bagi mereka azab yang sangat pedih”.
Rasulullah saw menyebutnya sejumlah tiga kali. Abu Dzar berkata: Mereka kecewa
dan merugi wahai Rasulullah. Rasulullah saw melanjutkan: Orang yang menjulurkan
pakaiannya sehingga di bawah mata kaki, menyebut-nyebut kebaikan dan orang yang
menjual barangnya dengan sumpah palsu”.
Keempat: Meninggalkan shalat asar. Allah swt
berfirman:
حَافِظُواْ
عَلَى الصَّلَوَاتِ والصَّلاَةِ الْوُسْطَى
Peliharalah segala salat (mu),
dan (peliharalah) salat wusthaa.(^)
Berdirilah karena Allah (dalam salatmu) dengan
khusyuk.
Dari Abi Buraidah ra bahwa
Nabi saw bersabda: Barangsiapa yang meninggalkan shalat asar maka amalnya akan
dihapuskan”.
Kelima:
Bersumpah atas nama Allah. Dari Dhomdhom bin Jaus
Al-Yamamy berkata: Aku memasuki mesjid Madinah lalu seorang tua renta
memanggilku, dia berkata: Wahai Yamami kemarilah!. Dan aku tidak mengetahui orang tersebut. Dia
berkata: Janganlah engkau sekali-kali berkata kepada seorang lelaki: Demi
Allah!, Allah pasti tidak mengampunimu selamanya, dan Allah tidak memasukkanmu
ke dalam surga selamanya. Aku bertanya: Siapakah dirimu, semoga Allah
memberikan rahmatNya bagimu? Tanyaku. Dia berkata: Abu Hurairah. Perawi
berkata: Sesungguhnya kalimat ini dikatakan oleh salah seorang di antara kita
kepada orang lain atau kepada istrinya jika dia marah kepadanya. Abu Hurairah
ra berkata: Aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda: Disebutkan bahwa dua
orang lelaki yang saling mencintai dari kalangan Bani Isro’il, salah seorang di
antara mereka bersungguh-sungguh dalam ibadah dan yang lain, sepertinya nabi
saw menyebutkannya bahwa dia seorang pendosa. Dia selalu diperingatkan:
Berhentilah dari apa yang engkau lakukan, dia berkata: Biarkanlah aku bersama
tuhanku. Sehingga pada suatu ketika dia mendapatkannya berbuat suatu dosa yang
dianggapnya besar: Temannya memperingatkan: Berhentilah. Namun orang itu tetap
menjawab: Biarkanlah aku bersama tuhanku, apakah engkau dibangkitkan sebagai
pengawas atas perlakuanku?. Orang tersebut berkata: Sungguh engkau tidak akan
diampuni selamanya, dan tidak pula dimasukkan ke dalam surga selamanya. Nabi
saw bersabda: Allah mengutus seorang malaikat untuk mencabut nyawa mereka
berdua, lalu mereka berdua mengadap Allah,
Dia berfirman kepada sang pendosa: Masuklah surga dengan rahmatKu, dan
Dia berfirman kepada yang lain: Apakah engkau bisa menghalangi rahmatku dari
seorang hambaKu?, dia berkata: Tidak wahai tuhanku. Maka Allah berfirman:
Bawalah orang ini ke neraka”. Abu Hurairah ra berkata: Demi yang jiwaku berada
di sisiNya, dia telah mengucapkan suatu kalimat yang telah menghancurkan dunia
dan akheratnya”.
Segala
puji bagi Allah Tuhan semesta alam, semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan
kepada Nabi kita Muhammad dan kepada keluarga, shahabat serta seluruh pengikut
beliau.