Selasa, Maret 20, 2012

Rahasia Sunnah Tidak Diperbolehkannya Meniup Air Yang Masih Panas

Makan dan minum bagi seorang muslim sebagai

sarana untuk menjaga kesehatan badannya supaya

bisa manegakkan ibadah kepada Allah Subhanahu wa

Ta'ala . Karenanya dia berusaha agar makan dan

minumnya mendapatkan pahala dari Allah. Caranya,

dengan senantiasa menjaga kehalalan makanan dan

minumanya serta menjaga adab-adab yang

dituntunkan Islam.

Makan dan minum seorang muslim tidak sebatas

aktifitas memuaskan nafsu, menghilangkang lapar dan dahaga semata. Karenanya, seorang

muslim apabila tidak lapar maka dia tidak makan dan apabila tidak haus, dia tidak minum. Hal ini

seperti yang diriwayatkan dari seorang sahabat,

ُﻦْﺤَﻧ َﻻ ٌﻡْﻮَﻗ ُﻞُﻛْﺄَﻧ َﻉْﻮُﺠَﻧ ﻰَّﺘَﺣ ﺍَﺫِﺇَﻭ َﻻ ﺎَﻨْﻠَﻛَﺃ ُﻊَﺒْﺸَﻧ

“ Kita (kaum muslimin) adalah kaum yang hanya makan bila lapar dan berhenti makan sebelum

kenyang.“

Dari sini, maka seorang muslim dalam makan dan minumnya senantiasa memperhatikan adab

Islam yang telah dicontohkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam agar bernilai ibadah. Dan di

antara adabnya adalah tidak bernafas dan meniup minuman. Hal ini didasarkan pada beberapa

hadits, di antaranya dari Abu Qatadah, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika kalian

minum maka janganlah bernafas dalam wadah air minumnya.” (HR. Bukhari no. 5630 dan

Muslim no. 263)

Dari Ibnu Abbas, “Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melarang untuk bernafas atau

meniup wadah air minum.” (HR. Al-Tirmidzi no. 1888 dan Abu Dawud no. 3728, dan hadits ini

dishahihkan oleh Al-Albani)

Dan juga hadits Abu Sa'id al-Khudri radliyallah 'anhu, Bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam

melarang untuk meniup di dalam air minum." (HR. al-Tirmidzi no. 1887 dan beliau

menyahihkannya)

Dalam Syarah Shahih Muslim, Imam Nawawi mengatakan, “Larangan bernafas dalam wadah air

minum adalah termasuk etika karena dikhawatirkan hal tersebut mengotori air minum atau

menimbulkan bau yang tidak enak atau dikhawatirkan ada sesuatu dari mulut dan hidung yang

jatuh ke dalamnya dan hal-hal semacam itu."

Dalam Zaadul Ma'ad IV/325 Imam Ibnul Qayyim mengatakan, “Terdapat larangan meniup

minuman karena hal itu menimbulkan bau yang tidak enak yang berasal dari mulut. Bau tidak

enak ini bisa menyebabkan orang tidak mau meminumnya lebih-lebih jika orang yang meniup

tadi bau mulutnya sedang berubah. Ringkasnya hal ini disebabkan nafas orang yang meniup itu

akan bercampur dengan minuman. Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam

melarang dua hal sekaligus yaitu mengambil nafas dalam wadah air minum dan meniupnya.

Apa Hikmahnya?

Apa hikmahnya, sering menjadi pertanyaan kita sebelum mengamalkannya. Padahal dalam

menyikapi tuntunan Islam hanya sami'na wa atha'na (kami mendengar dan kami taat), tanpa

harus terlebih dahulu mengetahui hikmahnya. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Umar

bin al-Khathab sesudah mencium hajar Aswad, "Sesungguhnya aku tahu engkau hanya seonggok

batu yang tidak bisa menimpakan madharat dan tidak bisa mendatangkan manfaat. Kalau

seandainya aku tidak melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menciummu, pasti aku tidak akan

menciummu." (HR. Al-Bukhari no. 1494 dan Muslim no. 2230)

Namun yang jelas bahwa setiap yang disyariatkan dan dituntunkan oleh Islam pasti

mendatangkan kebaikan dan setiap yang dilarangnya pasti mendatangkan madharat. Dan

apabila seorang muslim mengetahui hikmah dari sebuah syariat, maka dia akan semakin mantap

dalam mengamalkannya. Dan apabila belum mampu menyingkapnya, maka keterangan dari Al-

Qur'an dan Sunnah sudah mencukupi.

Di antara hikmah larangan meniup minuman yang masih panas adalah karena nanti struktur

molekul dalam air akan berubah menjadi zat asam yang membahayakan kesehatan.

Sebagaimana yang diketahui, air memiliki nama ilmiah H20. ini berarti di dalam air terdapat 2

buah atom hidrogen dan satu buah atom oksigen yang mana 2 atom hidrogen tersebut terikat

dalam satu buah atom oksigen. Dan apabila kita hembus napas pada minuman, kita akan

mengeluarkan karbon dioksida (CO2). Dan apabila karbon dioksida (CO2) bercampur dengan air

(H20), akan menjadi senyawa asam karbonat (H2CO3). Zat asam inilah yang berbahaya bila

masuk kedalam tubuh kita.

senyawa H2CO3 adalah senyawa asam yang lemah sehingga efek terhadap tubuh memang

kurang berpengaruh tapi ada baiknya kalau kita mengurangi masuknya zat asam kedalam tubuh

kita karena dapat membahayakan kesehatan. (Dikutip Dari : Apa Aja: Bahaya Meniup Minuman

Panas Kerja Sama Dengan blog-apa-aja.blogspot.com)

Dari sini juga semakin jelas hiikmah dari larangan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam agar

ketika minum seteguk demi seteguk, jangan langsung satu gelas sambil bernapas di dalam gelas.

Hal ini karena ketika kita minum langsung banyak, maka ada kemungkinan kita akan bernapas di

dalam gelas, yang akan menyebabkan reaksi kimia seperti di atas.


Sumber : http://www.addakwah.com/2010/06/larangan-meniup-minuman-dan-bahayanya.html


Meniup makanan dan minuman dalam kondisi masih panas bisa jadi kerap kita lakukan sewaktu

mau makan dengan segera, disebabkan karena rasa lapar yang berlebih atau tergesa-gesa dengan

sesuatu hal.

Meniup makanan ini dimaksudkan agar makanan tersebut cepat dingin dan dapat disantap dengan

segera sehingga waktu kita tidak tersita.

Tahukah anda bahaya meniup makanan dan minuman disaat masih panas? Nah seandainya sudah

mengetahuinya bahaya meniup makanan di saat masih panas tentu anda akan berpikir seribu kali

untuk melakukannya.

Mengapa Meniup Makanan Di saat Masih Panas Tidak di Perbolehkan?

Berikut penjelasanya :

Jika kita meniup makanan yang masih panas, maka kita akan mengeluarkan gas CO2 dari dalam

mulut. menurut reaksi kimia, apabila uap air bereaksi dengan karbondioksida akan membentuk

senyawa asam karbonat (carbonic acid) yang bersifat asam.

H2O + CO2 => H2CO3

Perlu kita tahu bahwa didalam darah itu terdapat H2CO3 yang berguna untuk mengatur pH

(tingkat keasaman) di dalam darah. Darah adalah Buffer (larutan yang dapat mempertahankan

pH) dengan asam lemahnya berupa H2CO3 dan dengan basa konjugasinya berupa HCO3-

sehingga darah memiliki pH sebesar 7,35 – 7,45 dengan reaksi sebagai berikut: CO2 + H20 HCO3- +

H+

Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung terhadap perubahan

yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah. Adanya kelainan pada mekanisme pengendalian pH

tersebut, bisa menyebabkan salah satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam basa,

yaitu asidosis atau alkalosis.

Asidosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung asam (atau terlalu

sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya pH darah.

Sedangkan Alkalosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung basa (atau

terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya pH darah.

Kembali lagi ke permasalahan awal, dimana makanan kita tiup, lalu karbondioksida dari mulut kita

akan berikatan dengan uap air dari makanan dan menghasilkan asam karbonat yang akan

mempengaruhi tingkat keasaman dalam darah kita sehingga akan menyebabkan suatu keadaan

dimana darah kita akan menjadi lebih asam dari seharusnya sehingga pH dalam darah menurun,

keadaan ini lebih dikenal dengan istilah asidosis.

Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai

usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah

karbon dioksida.

Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara

mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih.

Tetapi kedua mekanisme tersebut tidak akan berguna jika tubuh terus menerus menghasilkan

terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat. Sejalan dengan memburuknya asidosis,

penderita mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan

mengalami kebingungan. Bila asidosis semakin memburuk, tekanan darah dapat turun,

menyebabkan syok, koma dan bahkan kematian.

Nah itulah alasan mengapa kita tidak diperbolehkan meniup makanan dalam kondisi masih panas,

yang ternyata sangat membahayakan jiwa kita.

Hal tersebut dalam Islam sendiri jelas sangat dilarang selain kurang etis (kelihatan serakah) juga

tidak menunjukan kesabaran kita dalam menghapapi sebuah hidangan.

Meski terkadang berat “sabar” merupakan kunci dari sebuah keberhasilan, hal ini jika kita bisa

aplikasikan maka kita akan terhindar dari sifat-sifat negatif sehingga imun meningkat dan

membuat kita kebal terhadap serangan penyakit. Coba kita bercermin dari orang yang sabar pasti

kelihatan muda dan sehat selalu.

Bagaimana dengan anda ? Masih meniup juga jika tersedia hidangan panas ?

www.laksanaberita.info/2012/03/alasan-mengapa-tidak-boleh-meniup.html?m=0


Published with Blogger-droid v2.0.4

2 komentar:

  1. subhanalloh, astaghfirulloh hal adzim, melalui blog ini saya berucap banyak terima kasih, karena saya lalai untuk [sami'na wa atha'na] pada apa2 yang telah ada pada al qur'an & as sunnah yang merupakan kewajibanq dan kita sebagai muslim yang kaffah.

    BalasHapus
  2. jazakallahuma khaoiron katsiron......

    BalasHapus