Jumat, Maret 09, 2012

Mencoba Memahami Konsep Takdir


Berbicara mengenai takdir memang menarik dan selalu mengundang banyak pertanyaan. Telah banyak buku ditulis mengenai hal ini tetapi tetap tidak dapat memuaskan semua pihak. Saya ingin mencoba memberikan sedikit pandangan dan pendapat mengenai takdir dengan tujuan untuk sedikit lebih dapat mengenal ilmu Allah yang satu ini. Semoga Allah tidak menganggap ini sebagai sebuah kelancangan seorang hamba, Naudzu billah min dzalik…
Takdir adalah segala sesuatu yang telah terjadi dengan ridho Allah. Banyak pendapat yang mengatakan bahwa takdir telah ditetapkan jauh sebelum manusia diciptakan.
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi ini dan (tidak pula)pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab(Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah”.( QS. Al Hadid(57):22).
Akan tetapi ada pula sebagian pendapat yang mengatakan bahwa takdir dijatuhkan setelah manusia berusaha. Mereka menyatakan ini berdasarkan salah satunya akan adanya ayat berikut:
“…. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri…. ”. (QS. Ar Ra’d(13):11)
Saya pribadi lebih condong dan berpegang pada ayat (57:22) tetapi tentu saja tanpa mengabaikan adanya ayat2 lain termasuk ayat 13:11 diatas. Namun takdir tersebut tidaklah sesederhana yang kita bayangkan. Misalnya bahwa si A ditakdirkan lahir sebagai orang miskin atau si B telah ditakdirkan meninggal karena bunuh diri atau karena bencana alam dsb. Alangkah naifnya Allah bila ia menciptakan takdir sesederhana itu. Bahkan pada permainan atau game-game seperti playstation atau komputer saja,si pembuat game mampu menciptakan permainan yang rumit yang memerlukan ketrampilan dan kecekatan si pemain bila ia menginginkan hasil yang memuaskan. Atau ambil contoh lain,sebagai ilustrasi,bayangkan kita sedang berada di dalam sebuah labirin. Untuk dapat keluar dari labirin tersebut,tidak ada jalan lain kecuali harus mencoba melalui segala jalan. Hal tersulit adalah pada saat kita menjumpai suatu persimpangan,dimana kita harus memutuskan untuk terus,belok kiri atau kanan tanpa mengetahui apa yang ada dihadapan kita. Dan bila ternyata jalan tersebut buntu kita harus kembali ke persimpangan terdekat dan kembali harus mencoba menempuh jalan lain.
Demikian pula halnya dengan takdir kehidupan. Takdir telah Allah persiapkan jauh sebelum kita diciptakan. Takdir diciptakan dalam sebuahprogram yang disimpan dalam bentuk sebuah “chip” bagaikan sebuah “chip” dalam komputer,yang kemudian diselipkan pada otak manusia yang akan dibawanya serta ketika manusia dilahirkan. Setiap manusia memiliki “chip” masing2 yang berbeda satu sama lain. Ada yang rumit dan ada pula yang sederhana. Semua atas kehendakNya.
“Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya(sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya ”. (QS. Al Israa’(17):13)
Nah,dengan bekal “chip” inilah manusia harus menjalani kehidupannya. Perbedaannya dalam kehidupan kita tidak mungkin melangkah mundur. Roda kehidupan terus berlanjut. Labirin belum mencapai “finish” selama hayat masih dikandung badan. Pada saat inilah manusia dituntut untuk berpikir dan menggunakan akalnya. Manusia adalah mahluk ciptaan Allah yang paling tinggi derajatnya. Ia diberi akal,pikiran dan perasaan untuk dapat menentukan mana baik,mana buruk,mana yang disukai,mana yang tidak disukainya.
Bila dalam setiap permainan atau game komputer ataupun dalam pembuatan kendaraan misalnya,si pembuat menyertakan buku panduan maka apalagi Allah,sang Maha Pencipta, yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang berada diantara keduanya. Pada setiap zaman Ia menurunkan petunjuk melalui kitab-kitabNya. Mungkin dapat kita bandingkan dengan adanya edisi 1,edisi2 pada setiap peluncuran buku-buku terbitan baru,dimana kandungan edisi terbarunya selalu lebih baik & lebih sempurna,demikianlah dengan kitab-kitab Allah,kitab terakhir menerangkan &memberi penjelasan akan kitab sebelumnya. Semuanya itu untuk kepentingan umatNya,umat yang amat dicintaiNya. Dengan bekal buku petunjuk inilah manusia akan dapat menentukan langkahnya. Selalu ada kemungkinan untuk berhasil ataupun gagal,tergantung pada usaha masing-masing. Allah berfirman:
“Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah(Allah),maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk(keselamatan) dirinya sendiri;dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi(kerugian) dirinya sendiri”. (QS. Al Israa’(17):15).
Akan tetapi yang perlu selalu diingat,kemungkinan-kemungkinan tersebut tetap berada dalam kerangka program pada masing-masing “chip” yang telah disiapkan olehNya jauh sebelum ia dilahirkan. Oleh sebab itu tidaklah patut apabila seseorang mengatakan bahwa keberhasilannya adalah semata karena usahanya. Sebaliknya bahwa kegagalannya adalah karena ketidak-mampuannya semata.
“(Kami jelaskan yang demikian itu)supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu,dan supaya kamu jangan terlalu gembiraterhadap apa yang diberikanNya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri”. (QS Al Hadid(57):23).
Yang terpenting adalah niat dan usaha kita,karena niat,usaha dan juga sikap akhir kita dalam menerima ketetapan Allah inilah yang akan diperhitungkan kelak di akhirat. Karena sesungguhnya dunia hanyalah permainan sebagaimana firman Allah:
“Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya;sedang apa yang disisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka apakah kamu tidak memahaminya?”. (QS Al Qashash(28):60)
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang diusahakannya, dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan(kepadanya).(An Najm(53):39-40)
Tetapi kita juga tidak perlu terlalu khawatir akan ketetapan-ketetapan tersebut karena Allah juga berfirman,
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya”(QS Al Baqarah(2):286).
Oleh sebab itu agar kita dapat melalui takdir terbaik kita,disamping harus memiliki berbagai ilmu pengetahuan yang bermanfaat(termasuk mengenal fenomena alam, sebab &akibatnya),kerja keras dalam pengamalan pengetahuan tersebut,kita juga harus selalu memohon petunjukNya.
“Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kamu dimuka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”. (QS Al Jumuah(62):10).
Keberadaan ‘chip’ ini mungkin dapat pula kita bandingkan dengan ‘black-box’ pada pesawat terbang. Namun bila Black-box hanya mampu merekam apa yang terjadi pada saat-saat terakhir perjalanan didalam sebuah pesawat terbang, maka chip pada diri manusia selain memiliki program ‘perjalanan hidup’juga sekaligus memiliki kemampuan merekam segala kejadian yang dilaluinya sejak ia dilahirkan hingga kematiannya. Ia terus mendampinginya, merekam dan mencatat kejadian demi kejadian, yang besar maupun yang kecil dan baru berhenti merekam begitu manusia masuk kubur. Chip inilah yang akan memberikan kesaksian di hari Akhir nanti. Maka tak seorangpun kelak mampu menyembunyikan ataupun menghindar dari satu perkara betapapun kecil dan sepelenya suatu perkara.
“Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: “Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis) “.(QS.Al-Kahfi(18):49).
Chip ini bahkan mampu merekam apa yang dibisikkan dalam hati.
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir”.(QS.Qaaf(50):16-18).
Oleh sebab itu dikatakan pada hari pembalasan nanti Yang Maha Kuasa akan memperlihatkan kepada manusia segala amal perbuatannya.
“Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka pekerjaan mereka.“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihatnya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihatnya pula”. (QS.Al-Zalzalah(99):7-8).
Bahkan Ia berfirman setiap anggota tubuh dirinya mampu melihat catatan perbuatannya sendiri. Cukup dirinya sendiri sebagai saksi, tidak ada kebohongan, kecurangan maupun kelalaian didalamnya.
“Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu.”(QS.Al-Israa’(17):14).
Dan agar supaya Ia berkenan mengabulkan doa dan memberikan petunjukNya,maka sudahlah sepatutnya bila kita wajib mengenalNya dengan baik,yaitu dengan cara menjalankan segala perintah dan menjauhi segala laranganNya sesuai dengan apa yang telah diajarkan dalam kitab dan sunah rasulNya. Kemudian apakah bencana, penyakit,kekurang-beruntungan kita dalam memperoleh rezeki bahkan jodoh yang kurang bertanggung-jawab misalnya apakah itu semua adalah suatu takdir?Semua yang telah terjadi sudah pasti adalah takdir. Akan tetapi yang perlu dipertanyakan adalah apakah sebelum terjadinya hal-hal tersebut kita telah berusaha menghindari dan mencegahnya dengan sungguh-sungguh?Bila tidak,ada kemungkinan sebetulnya ada jalan lain,takdir yang lebih baik yang memungkinkan kita terhindar dari takdir yang kurang menyenangkan tersebut. Akan tetapi sekali lagi kita tidak perlu terlalu khawatir, karena Allah menciptakan bumi & langit dan segala isinya ini dengan penuh keseimbangan. Semua saling mengisi dan saling membutuhkan sebagaimana halnya cara kerja tubuh manusia,antara jantung,paru-paru,ginjal dsb yang masing-masing bekerja tetapi saling tergantung satu sama lain.
“Dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi Kamilah khazanahnya; dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu”. (QS Al Hijr(15):21).
Coba bayangkan,bila didunia ini tidak ada seorangpun pekerja sampah,supir,pelayan dsb,apa yang bakal terjadi?
“Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia,dan Kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebahagian yang lain beberapa derajat,agar sebahagian mereka dapat mempergunakan sebahagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”. (QS Az Zukhruf(43):32).
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga,padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan,serta diguncangkan(dengan berbagai cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya:”Bilakah datangnya pertolongan Allah?”Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat”. (QS. Al Baqarah(2):214).

Wallahu‘alam bish shawab.


Sumber: http://vienmuhadi.com/2009/01/27/mencoba-memahami-konsep-takdir/

Published with Blogger-droid v2.0.4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar