K ematian adalah berpindahnya ruh seseorang yang telah meninggal menuju alam kubur atau alam barzah sebagai gerbang akhirat. Alam barzah merupakan alam gaib yang tidak mampu diterawang oleh manusia peristiwa-peristiwa yang terjadi di sana, kecuali dengan
berita-berita dari wahyu Alquran dan sunah.
Jauh sebelum mayit mengalami peristiwa-peristiwa di alam kubur, berupa pertanyaan malaikat, adzab dan nikmat kubur, dll. Mayit pun sudah mengalami hal-hal ghaib yang tidak
mampu ditangkap oleh panca indera manusia. Pada saat jenazah akan dikebumikan, orang-
orang di sekitarnya tidak mengetahui apa yang dialami saudara mereka yang telah wafat
tersebut. Rasulullah bersabda,
ْﺖَﻌِﺿُﻭ ﺍَﺫﺇ ﺎَﻬَﻠَﻤَﺘْﺣﺎَﻓ ُﺓَﺯﺎَﻨِﺠْﻟﺍ ُﻝﺎَﺟِّﺮﻟﺍ ْﻢِﻬِﻗﺎَﻨْﻋَﺃ ﻰَﻠَﻋ ْﻥِﺈَﻓ ْﺖَﻧﺎَﻛ ًﺔَﺤِﻟﺎَﺻ ْﺖَﻟﺎَﻗ ﻲِﻧﻮُﻣِّﺪَﻗ ﻲِﻧﻮُﻣِّﺪَﻗ : ، ْﻥِﺇَﻭ ْﺖَﻧﺎَﻛ
َﺮْﻴَﻏ ٍﺔَﺤِﻟﺎَﺻ ْﺖَﻟﺎَﻗ : ﺎَﻬَﻠْﻳَﻭ ﺎَﻳ َﻥﻮُﺒَﻫْﺬَﻳ َﻦْﻳَﺃ ، ﺎَﻬِﺑ ُّﻞُﻛ ﺎَﻬَﺗْﻮَﺻ ُﻊَﻤْﺴَﻳ َﻥﺎَﺴْﻧِﺈْﻟﺍ ﺎَّﻟِﺇ ٍﺀْﻲَﺷ ْﻮَﻟَﻭ ُﻥﺎَﺴْﻧِﺈْﻟﺍ ﺎَﻬَﻌِﻤَﺳ َﻖِﻌَﺼَﻟ
“Apabila jenazah telah dibawa oleh orang-orang di atas pundak-pundak mereka (menuju
kubur pen.), seandainya pada masa hidupnya ia adalah orang yang shalih, ia akan mengatakan, “Segerakanlah aku!! segerakanlah aku!!” Namun jika ia dahulu orang yang tidak
shalih, ia akan mengatakan, “Celaka! Hendak kemana kalian membawa jenazah ini! Seluruh
makhluk mendengar suara tersebut kecuali manusia, andaikata seseorang mendengarnya,
pasti dia akan pingsan.” (HR. Bukhari, no. 1314)
Al-‘Aini mengatakan, “Hadis ini dijadikan dalil bahwsanya seluruh makhlu mendengarkan
perkataan mayat kecuali manusia.” (‘Umdatul Qari, 8:114)
Posisi mayit yang sangat dekat dengan orang-orang yang masih hidup yaitu dipikul di atas
pundak-pundak pembawa jenazah tidak membuat orang di sekitarnya mendengarkan apa yang ia katakan disebabkan dimensi mereka sudah berbeda.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
sallam menjelaskan tentang keadaan orang yang tidak menaati Allah dan rasul-Nya semasa
hidupnya, bagi mereka didatangkan seorang teman yang jelek untuk menemaninya di alam
kubur. Setelah itu, ia dipukul oleh malaikat dengan sebuah pukulan yang membuat sang mayit berteriak sehingga terdengar oleh semua makhluk kecuali jin dan manusia.
Teks-teks wahyu di atas menunjukkan bahwasanya manusia tidak memiliki kemampuan untuk menerawang ke alam barzah karena keterbatasan kemampuan indera manusia.
Pertanyaannya, bagaimana kalau seandainya yang mengaku bisa mengetahui hal-hal tersebut adalah orang-orang yang berperawakan shaleh dengan penampilan layaknya orang-orang yang dekat dengan Allah? Saudari Suciati dan pembaca yang kami hormati, hakikat keshalehan seseorang tidak dapat diukur dengan menilai penampilan, pencitraan, serta fisik mereka yang baik. Tolok ukur keshalehan seseorang adalah sejauh mana mereka meneladani Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya dalam hal ‘akidah, akhlak, dan ibadah.
Berkaca dari perjalanan hidup sahabat-sahabat rasulullah yang shaleh, kita tidak menemukan aktivitas mereka menerawang kejadian dan peristiwa di alam barzah dan mereka juga tidak memiliki kemampuan dalam hal itu, padahal mereka adalah wali-wali Allah. Allah merahasiakan alam gaib ini mengandung hikmah yang sangat dalam bagi kita manusia, di antaranya:
1. Rasulullah bersabda, “Kalau seandainya kalian tidak saling menguburkan, niscaya aku
berdoa kepada Allah agar kalian mendengar adzab kubur.” Ketika seseorang
mendengar adzab kubur tentulah mereka merasa takut kemudian pingsan, lalu siapa
yang akan menguburkan mayit.
2. Allah menutup aib mayit yang berdosa -apabila mereka orang yang suka berbuat dosa-,
agar mereka tidak digunjing orang yang hidup setelahnya. Demikian juga apabila
mereka orang yang baik, keluarga mereka tidak akan berhenti berbuat amal jariyah dan
mendoakannya karena mengetahui keadaanya yang baik di alam barzah.
3. Seandainya orang yang meninggal itu adalah orang yang celaka, ketidaktahuan pihak
keluarga tentulah tidak mebuat mereka merasa terguncang dan berputus asa.
4. Pihak keluarga tidak akan merasa minder dan malu apabila ternyata khalayak
mengetahui bahwa keluarga mereka yang dikubur tersebut tengah disiksa.
5. Apabila seseorang mengetahui peristiwa di alam kubur, maka permasalahan ini tidak
termasuk ujian mengimani permasalahan yang gaib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar