Kamis, April 26, 2012

Mengetahui Keadaan Mayit Setelah Meninggal

K ematian adalah berpindahnya ruh seseorang yang telah meninggal menuju alam kubur atau alam barzah sebagai gerbang akhirat. Alam barzah merupakan alam gaib yang tidak mampu diterawang oleh manusia peristiwa-peristiwa yang terjadi di sana, kecuali dengan

berita-berita dari wahyu Alquran dan sunah.


Jauh sebelum mayit mengalami peristiwa-peristiwa di alam kubur, berupa pertanyaan malaikat, adzab dan nikmat kubur, dll. Mayit pun sudah mengalami hal-hal ghaib yang tidak

mampu ditangkap oleh panca indera manusia. Pada saat jenazah akan dikebumikan, orang-

orang di sekitarnya tidak mengetahui apa yang dialami saudara mereka yang telah wafat

tersebut. Rasulullah bersabda,


ْﺖَﻌِﺿُﻭ ﺍَﺫﺇ ﺎَﻬَﻠَﻤَﺘْﺣﺎَﻓ ُﺓَﺯﺎَﻨِﺠْﻟﺍ ُﻝﺎَﺟِّﺮﻟﺍ ْﻢِﻬِﻗﺎَﻨْﻋَﺃ ﻰَﻠَﻋ ْﻥِﺈَﻓ ْﺖَﻧﺎَﻛ ًﺔَﺤِﻟﺎَﺻ ْﺖَﻟﺎَﻗ ﻲِﻧﻮُﻣِّﺪَﻗ ﻲِﻧﻮُﻣِّﺪَﻗ : ، ْﻥِﺇَﻭ ْﺖَﻧﺎَﻛ

َﺮْﻴَﻏ ٍﺔَﺤِﻟﺎَﺻ ْﺖَﻟﺎَﻗ : ﺎَﻬَﻠْﻳَﻭ ﺎَﻳ َﻥﻮُﺒَﻫْﺬَﻳ َﻦْﻳَﺃ ، ﺎَﻬِﺑ ُّﻞُﻛ ﺎَﻬَﺗْﻮَﺻ ُﻊَﻤْﺴَﻳ َﻥﺎَﺴْﻧِﺈْﻟﺍ ﺎَّﻟِﺇ ٍﺀْﻲَﺷ ْﻮَﻟَﻭ ُﻥﺎَﺴْﻧِﺈْﻟﺍ ﺎَﻬَﻌِﻤَﺳ َﻖِﻌَﺼَﻟ


“Apabila jenazah telah dibawa oleh orang-orang di atas pundak-pundak mereka (menuju

kubur pen.), seandainya pada masa hidupnya ia adalah orang yang shalih, ia akan mengatakan, “Segerakanlah aku!! segerakanlah aku!!” Namun jika ia dahulu orang yang tidak

shalih, ia akan mengatakan, “Celaka! Hendak kemana kalian membawa jenazah ini! Seluruh

makhluk mendengar suara tersebut kecuali manusia, andaikata seseorang mendengarnya,

pasti dia akan pingsan.” (HR. Bukhari, no. 1314)


Al-‘Aini mengatakan, “Hadis ini dijadikan dalil bahwsanya seluruh makhlu mendengarkan

perkataan mayat kecuali manusia.” (‘Umdatul Qari, 8:114)


Posisi mayit yang sangat dekat dengan orang-orang yang masih hidup yaitu dipikul di atas

pundak-pundak pembawa jenazah tidak membuat orang di sekitarnya mendengarkan apa yang ia katakan disebabkan dimensi mereka sudah berbeda.


Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa

sallam menjelaskan tentang keadaan orang yang tidak menaati Allah dan rasul-Nya semasa

hidupnya, bagi mereka didatangkan seorang teman yang jelek untuk menemaninya di alam

kubur. Setelah itu, ia dipukul oleh malaikat dengan sebuah pukulan yang membuat sang mayit berteriak sehingga terdengar oleh semua makhluk kecuali jin dan manusia.

Teks-teks wahyu di atas menunjukkan bahwasanya manusia tidak memiliki kemampuan untuk menerawang ke alam barzah karena keterbatasan kemampuan indera manusia.

Pertanyaannya, bagaimana kalau seandainya yang mengaku bisa mengetahui hal-hal tersebut adalah orang-orang yang berperawakan shaleh dengan penampilan layaknya orang-orang yang dekat dengan Allah? Saudari Suciati dan pembaca yang kami hormati, hakikat keshalehan seseorang tidak dapat diukur dengan menilai penampilan, pencitraan, serta fisik mereka yang baik. Tolok ukur keshalehan seseorang adalah sejauh mana mereka meneladani Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya dalam hal ‘akidah, akhlak, dan ibadah.


Berkaca dari perjalanan hidup sahabat-sahabat rasulullah yang shaleh, kita tidak menemukan aktivitas mereka menerawang kejadian dan peristiwa di alam barzah dan mereka juga tidak memiliki kemampuan dalam hal itu, padahal mereka adalah wali-wali Allah. Allah merahasiakan alam gaib ini mengandung hikmah yang sangat dalam bagi kita manusia, di antaranya:


1. Rasulullah bersabda, “Kalau seandainya kalian tidak saling menguburkan, niscaya aku

berdoa kepada Allah agar kalian mendengar adzab kubur.” Ketika seseorang

mendengar adzab kubur tentulah mereka merasa takut kemudian pingsan, lalu siapa

yang akan menguburkan mayit.


2. Allah menutup aib mayit yang berdosa -apabila mereka orang yang suka berbuat dosa-,

agar mereka tidak digunjing orang yang hidup setelahnya. Demikian juga apabila

mereka orang yang baik, keluarga mereka tidak akan berhenti berbuat amal jariyah dan

mendoakannya karena mengetahui keadaanya yang baik di alam barzah.


3. Seandainya orang yang meninggal itu adalah orang yang celaka, ketidaktahuan pihak

keluarga tentulah tidak mebuat mereka merasa terguncang dan berputus asa.


4. Pihak keluarga tidak akan merasa minder dan malu apabila ternyata khalayak

mengetahui bahwa keluarga mereka yang dikubur tersebut tengah disiksa.


5. Apabila seseorang mengetahui peristiwa di alam kubur, maka permasalahan ini tidak

termasuk ujian mengimani permasalahan yang gaib.


Published with Blogger-droid v2.0.4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar