Senin, April 09, 2012

Istiqomah Dalam Kehidupan

Istiqomah adalah anonim dari thughyan (penyimpangan atau melampaui batas). Ia bisa berarti

berdiri tegak di suatu tempat tanpa pernah bergeser, karena akar kata istiqomah dari kata

“qooma” yang berarti berdiri. Maka secara etimologi, istiqomah berarti tegak lurus. Dalam kamus

besar bahasa Indonesia, istiqomah diartikan sebagai sikap teguh pendirian dan selalu konsekuen.

Secara terminologi, istiqomah bisa diartikan dengan beberapa pengertian berikut ini;

- Abu Bakar As-Shiddiq ra ketika ditanya tentang istiqomah ia menjawab; bahwa istiqomah adalah

kemurnian tauhid (tidak boleh menyekutukan Allah dengan apa dan siapapun)

- Umar bin Khattab ra berkata: “Istiqomah adalah komitmen terhadap perintah dan larangan dan

tidak boleh menipu sebagaimana tipuan musang”

- Utsman bin Affan ra berkata: “Istiqomah adalah mengikhlaskan amal kepada Allah swt”

- Ali bin Abu Thalib ra berkata: “Istiqomah adalah melaksanakan kewajiban-kewajiban”

- Al-Hasan berkata: “Istiqomah adalah melakukan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan”

- Mujahid berkata: “Istiqomah adalah komitmen terhadap syahadat tauhid sampai bertemu

dengan Allah swt”

- Ibnu Taimiah berkata: “Mereka beristiqomah dalam mencintai dan beribadah kepaadaNya tanpa

menengok kiri kanan”

Muslim yang beristiqomah adalah muslim yang selalu mempertahankan keimanan dan aqidahnya

dalam situasi dan kondisi apapun, baik di bulan Ramadhan maupun di bulan lainnya. Ia bak batu

karang yang tegar mengahadapi gempuran ombak-ombak yang datang silih berganti. Ia tidak

mudah loyo atau mengalami futur dan degradasi dalam perjalanan hidupnya. Ia senantiasa sabar

dalam memegang teguh tali keimanan. Dari hari ke hari semakin mempesona dengan nilai-nilai

kebenaran dan kebaikan Islam. Ia

senantiasa menebar pesona Islam baik dalam ruang kepribadiannya, kehidupan keluarga,

kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Itulah cahaya yang selalu menjadi pelita kehidupan.

Itulah manusia muslim yang sesungguhnya, selalu istiqomah dalam sepanjang jalan kehidupan.

Allah berfirman;

“Dan apakah orang yang sudah mati (hatinya karena kekufuran) kemudian dia Kami hidupkan dan

Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-

tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita

yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu

memandang baik apa yang telah mereka kerjakan.” (QS 6:122)

“Maka tetaplah (istiqomahlah) kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu

dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas.

Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS 11:112)

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap

istiqamah maka tidak adakekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.

Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang

telah mereka kerjakan. (QS 46:13-14)

5 Tips Istiqamah

Kesucian dan ketakwaan yang ada dalam jiwa harus senantiasa dipertahankan oleh setiap muslim.

Hal ini disebabkan kesucian dan ketakwaan ini bisa mengalami pelarutan, atau bahkan hilang sama

sekali. Namun, ada beberapa tips yang membuat seorang muslim bisa mempertahankan nilai

ketakwaan dalam jiwanya, bahkan mampu meningkatkan kualitasnya. Tips tersebut adalah sebagai

berikut;

Pertama, Muraqabah

Muraqabah adalah perasaan seorang hamba akan kontrol ilahiah dan kedekatan dirinya kepada

Allah. Hal ini diimplementasikan dengan mentaati seluruh perintah Allah dan menjauhi seluruh

larangan-Nya, serta memiliki rasa malu dan takut, apabila menjalankan hidup tidak sesuai dengan

syariat-Nya.

“Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia bersemayam di atas

‘arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa

yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. Dan Dia bersama kamu di mama saja kamu

berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (al-Hadiid (57) : 4)

Rasulullah saw. bersabda-ketika ditanya tentang ihsan, “Kamu beribadah kepada Allah seolah-olah

kamu melihat-Nya, dan apabila kamu tidak melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihat kamu.” (HR al-

Bukhari)

Kedua, Mu’ahadah

Mu’ahadah yang dimaksud di sini adalah iltizamnya seorang atas nilai-nilai kebenaran Islam. Hal ini

dilakukan kerena ia telah berafiliasi dengannya dan berikrar di hadapan Allah SWT. Ada banyak

ayat yang berkaitan dengan masalah ini, diantaranya adalah sebagai berikut.

“Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan

sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai

saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu

perbuat.” (an-Nahl (16) : 91)

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan

(juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu

mengetahui.” (al-Anfaal (8) : 27)

Ketiga, Muhasabah

Muhasabah adalah usaha seorang hamba untuk melakukan perhitungan dan evaluasi atas

perbuatannya, baik sebelum maupun sesudah melakukannya. Allah berfirman;

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri

memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada

Allah sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (al-Hasyr (59) : 18)

“Orang yang cerdas (kuat) adalah orang yang menghisab dirinya dan beramal untuk hari

kematiannya. Adapun orang yang lemah adalah orang yang mengekor pada hawa nafsu dan

berangan-angan pada Allah.” (HR. Ahmad)

Umar bin Khattab ra berkata, “Hisablah dirimu sebelum dihisab, dan timbanglah amalmu sebelum

ditimbang ….”

Keempat, Mu’aqabah

Mu’aqabah adalah pemberian sanksi oleh seseorang muslim terhadap dirinya sendiri atas

keteledoran yang dilakukannya.

“Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal,

supaya kamu bertakwa.” (al-Baqarah (2) : 179)

Generasi salaf yang soleh telah memberikan teladan yang baik kepada kita dalam masalah

ketakwaan, muhasabah, mu’aqabah terhadap diri sendiri jika bersalah, serta contoh dalam

bertekad untuk lebih taat jika mendapatkan dirinya lalai atas kewajiban. Sebagaimana disebutkan

dalam beberapa contoh di bawah ini.

1. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Umar bin Khaththab ra pergi ke kebunnya. Ketika ia

pulang, maka didapatinya orang-orang sudah selesai melaksanakan Shalat Ashar. Maka beliau

berkata, “Aku pergi hanya untuk sebuah kebun, aku pulang orang-orang sudah shalat Ashar! Kini,

aku menjadikan kebunku sedekah untuk orang-orang miskin.”

2. Ketika Abu Thalhah sedang shalat, di depannya lewat seekor burung, lalu beliau pun melihatnya

dan lalai dari shalatnya sehingga lupa sudah berapa rakaat beliau shalat. Karena kejadian tersebut,

beliau mensedekahkan kebunnya untuk kepentingan orang-orang miskin, sebagai sanksi atas

kelalaian dan ketidak khusyuannya.

Kelima Mujahadah (Optimalisasi)

Mujahadah adalah optimalisasi dalam beribadah dan mengimplementasikan seluruh nilai-nilai

Islam dalam kehidupan.

“Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan

perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan. Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah

dengan jihad yang sebenar-benarnya…” (al-Hajj (22) : 77-78)

“Rasulullah saw. melaksanakan shalat malam hingga kedua tumitnya bengkak. Aisyah ra. pun

bertanya, ‘Mengapa engkau lakukan hal itu, padahal Allah telah menghapuskan segala dosamu?’

Maka, Rasulullah saw. menjawab, ‘Bukankah sudah sepantasnya aku menjadi seorang hamba yang

bersyukur.’” (HR. al-Bukhari Muslim)

Inilah lima langkah yang harus dimiliki oleh seorang muslim yang ingin mempertahankan nilai

keimanan, yang ingin bertahan dan istiqamah di puncak ketakwaannya. Semoga Allah SWT

menjadikan kita semua hamba-hamba-Nya yang senantiasa istiqamah, menjadi model-model

muslim ideal dan akhirnya kita dijanjikan surga-Nya. Aamiin...


Published with Blogger-droid v2.0.4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar