Sabtu, April 28, 2012

5 LANGKAH BEKAM (HIJAMAH) YANG EFEKTIF

Seri Tutorial Himajah :

5 LANGKAH BEKAM (HIJAMAH) YANG EFEKTIF

Oleh : dr.Abu Hana

Untuk http://kaahil.wordpress.com

Bismillah,

Seseorang yang akan membekam pasien harus mempersiapkan dirinya sendiri agar jangan

sampai terjadi “malpraktek bekam” yang disebabkan oleh “human error” dikarenakan

kelalaian dan kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan seluk beluk bekam itu sendiri.

Adapun bentuk persiapannya adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan ketaqwaan kepada Allah Subhaanahu wata’ala dengan senantiasa

mengikuti majelis ilmu, mempelajari aqidah dan tauhid, akhlak, adab, fiqih serta ilmu-ilmu

yang bermanfaat untuk dirinya. Mengikhlaskan keyakinan bahwa kesembuhan hanyalah

milik Allah Subhaanahu wata’ala.

2. Mempelajari cara mendiagnosis penyakit dan patofisiologisnya (penyebab, mekanisme,

kemungkinan terapi, dan efek yang mungkin akan timbul akibat penyakit tersebut) serta

mempelajari prosedur sterilisasi peralatan yang akan digunakan.

3. Mempelajari ilmu bekam (hijamah) secara professional.

4. Menjaga kesehatan, berwudhu dan berdo’a jika akan membekam.

5. Mempersiapkan peralatan dan sarana yang diperlukan untuk bekam.

Untuk memperoleh hasil bekam yang maksimal maka diperlukan langkah-langkah

sistematis agar bi idznillah didapatkan kesembuhan yang lebih baik:

Langkah pertama : Mendata Pasien dan Melakukan Anamnesis

(Wawancara)

Catatan data pasien sangatlah penting untuk merekam identitas, diagnosis penyakit, terapi

yang sudah diberikan serta mengetahui perkembangan penyakitnya. Data yang perlu

dicatat antara lain adalah :

1. Identitas pasien, meliputi : Nama lengkap, umur, jenis kelamin, alamat dan status

perkawinan.

2. Identitas keluarga, meliputi : kedudukan dalam keluarga, pekerjaan dan alamat tinggal.

Beberapa penyakit berkaitan erat dengan pekerjaan/lokasi pemukiman.

Buatlah data pasien tersebut dalam suatu kertas khusus (status pasien) dan Register

Pasien yang ditempatkan di rak agar memudahkan apabila pasien tersebut control atau

melanjutkan terapi. Buatlah kartu dan nomor registrasi pasien sehingga dapat tertata

dengan baik.

Tujuan melakukan anamnesis (wawancara) adalah untuk mengetahui maksud pasien

berobat, serta mendalami penyakit dan keluhan yang dialami. Anamnesis yang benar dan

lengkap sudah dapat mendiagnosis penyakit sampai 80 %. Apa saja yang kita tanyakan ?

1. Keluhan utama, yakni keluhan yang menyebabkan seseorang berobat untuk dibekam.

Misalnya sakit kepala,

2. Keluhan tambahan (keluhan penyerta), yakni keluhan lain yang mengiringi keluhan utama

tersebut, seperti keluhan sakit kepala tersebut disertai kaku di leher, mata kabur dan

sebagainya.

3. Riwayat penyakit dahulu, yakni penyakit yang masih berkaitan dengan keluhan sekarang,

seperti 2 tahun yang lalu pernah jatuh dan kepala terbentur, atau keluhan sakit kepala

serupa disertai dengan hipertensi, dan lain-lain. Begitu juga riwayat alergi dan penyakit-

penyakit yang diturunkan seperti diabetes juga ditanyakan.

Langkah kedua : Melakukan pemeriksaan dan menentukan

Diagnosa penyakit

Pemeriksaan ini berguna untuk membuktikan apa yang dikeluhkan pasien tersebut sesuai

dengan kelainan fisik yang ada. Adakalanya pasien mengeluhkan sesuatu tetapi tidak

ditemukan kelainan fisik apapun dan begitu juga sebaliknya. Pemeriksaan fisik tersebut

adalah sebagai berikut :

1. Pemeriksaan Umum, meliputi : tekanan darah, nadi, temperatur tubuh, pernafasan, lidah

iris (iridology), telapak tangan (palmistry) dan lain-lain. Yang terpenting adalah bisa

mengetahui penyakitnya, boleh dengan cara diagnosis medis maupun secara tradisional

atau gabungan keduanya.

2. Inspeksi (Pengamatan), pendengaran dan penciuman dari organ yang dikeluhkan

pasien. Perhatikan perubahan warna kulit, bentuk, tekstur atau perubahan lainnya yang

kasat mata. Amati pula ekspresi wajah, bentuk dan sikap serta cara berjalan pasien.

3. Palpasi (Perabaan, penekanan) atau perkusi (pengetukan) disekitar tubuh yang

mengalami keluhan. Periksalah apakah terdapat benjolan keras/lunak, atau dengan

penekanan apabila terasa sakit menunjukan penyakitnya termasuk hiper (kelebihan

fungsi) dan jika dengan penekanan pasien merasa enak berarti penyakitnya termasuk hipo

(kekurangan fungsi). Begitu juga dengan pengetukan pada organ apakah terjadi

perubahan, seperti paru-paru yang seharusnya berbunyi sonor, pada kondisi tertentu

berubah menjadi pekak karena terdapat tumor paru-paru. Terkadang kita perlu

menggerakkan bagian tubuh yang sakit, apakah terdapat keterbatasan gerak pada tangan/

kaki, kekakuan, nyeri ketika digerakkan dan lain-lain.

4. Auskultasi, yakni pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop untuk mengetahui adanya

kelainan pada rongga dada (jantung dan paru-paru) serta rongga perut (lambung, usus,

dll).

5. Jika diperlukan lakukanlah pemeriksaan penunjang, seperti laboratorium darah, urin

dan tinja, rontgen (radiologi), EKG, CT-Scan, MRI dan sebagainya.

Setelah diketahui keluhannya melalui anamnesis dan telah dilakukan pemeriksaan maka

dapat diambil kesimpulan mengenai penyakit yang dialami oleh pasien (diagnosa). Diagnosa

penyakit ini sebagai modal dasar untuk menentukan langkah selanjutnya mengenai jenis

terapi apa yang cocok dilakukan, titik bekam mana yang akan dipilih serta herbal

penunjang apa yang memang diperlukan.

Langkah ketiga : Menentukan Titik Bekam

Dalam menentukan titik bekam terdapat beberapa versi (madzhab) ada yang berdasarkan

lokasi keluhan, berdasarkan titik akupuntur dan ada yang mendasarkan pada anatomi dan

patofisiologi organ yang bermasalah. Sampai sekarang belum ditemukan kata sepakat

diantara beberapa madzhab tersebut, penulis sendiri bermadzhab pada titik bekam yang

didasarkan pada anatomi dan patofisiologi organ yang bermasalah.

1. Dalam memilih titik bekam ini, maka tidak perlu memakai banyak titik. Sebab titik bekam

yang banyak belum tentu lebih baik dan efektif dibanduingkan dengan satu titik. Selain itu

banyak titik akan menimbulkan rasa sakit yang lebih banyak. Kami menyarankan untuk

membatasinya maksimal sampai 7 titik.

2. Ada sekitar 12 titik utama yang disebutkan dalam hadits (disebut titik bekam nabi),

selebihnya merupakan pengembangan dari itu. Diantaranya adalah Titik di kepala (Ummu

Mughits, Qomahduwah, Yafukh, Hammah, dzuqn, udzun), Leher dan punggung (Kaahil, al-

akhda’ain, alkatifain, naqroh,munkib), kaki (Wirk, Fakhd, Zhohrul qodam, iltiwa’) dan lain

sebagainya. (Keterangan : penjelasan letak titik bekam dan fungsinya masing-masing

InsyaAllah akan kami jelaskan pada edisi yang akan datang)

3. Beberapa titik yang terlarang untuk dilakukan bekam adalah : (a). Pusat kelenjar limfa

atau getah bening di leher samping bawah telinga kanan dan kiri (limfonodi servikalis), di

ketiak kanan dan kiri (limfonodi axillaris), dan dilipatan selangkangan kanan dan kiri

(limfonodi inguinalis), (b). Otak kecil bagian bawah (akhir tengkorak belakang bagian

bawah), (c). leher depan di bagian tenggorokan. (d). ulu hati (e). lubang alami seperti

pusar, dubur, putting payudara, telinga, dll (f). lutut belakang, depan dan samping

(g).terlalu dekat dengan mata (h). perut dan pinggang wanita hamil (i).tepat pada varises,

tumor/kanker, dan bagian yang bengkak pada kasus gout/asam urat.

Langkah keempat : Mempersiapkan peralatan dan Pasien

1.    Mempersiapkan peralatan bekam dan ruangan

Yang paling utama adalah menyiapkan agar alat-alat yang digunakan bisa steril mengingat

banyak penyakit yang dimungkinkan untuk menular melalui perantaraan alat bekam

seperti pasien hepatitis dan HIV-AIDS.

1. Alat yang digunakan adalah : kop/gelas bekam dan handpump (pompa), pisau bedah,

bisturi, skapel, klem, kain duk, sarung tangan, masker wajah,mangkok/cawan, nampan,

tempat sampah, meja, kursi dan bed periksa. Jika memungkinkan diusahakan memiliki

tabung oksigen untuk mengantisipasi apabila terjadi pingsan/syok.

2. Bahan yang digunakan adalah : kassa steril, iodine,desinfektan, larutan H2O2, minyak

zaitun dan minyak habbatussauda’.

3. Untuk mensterilkan alat-alat yang digunakan tersebut maka setelah dicuci dan dibersihkan

lalu dimasukkan kedalam sterilisator. Yang umum digunakan adalah dengan teknologi

pemanasan dan ozone.

4. Pisau bedah, sarung tangan, masker wajah hanya boleh digunakan sekali pakai, setelah

selesai satu pasien maka langsung dibuang.

5. Ruangan harus bersih, cukup penerangan, cukup ventilasi dan aliran udara serta tidak

pengap. Dilarang menggunakan kipas angin di ruangan pada saat dilakukan bekam. Jangan

melakukan bekam di tempat terbuka, tempat yang berdebu atau persis dibawah blower AC.

6. Tidak boleh menggunakan jarum, silet, gelas minum/bekas botol, tanduk, tissue dan kain

lap untup melakukan bekam. Walaupun tampak bersih namun peralatan tersebut bukan

merupakan peralatan standar medis untuk suatu tindakan bedah minor seperti bekam.

7. Disarankan setiap pasien memiliki kop bekam sendiri. Bagi penderita HIV-AIDS (ODHA),

hepatitis (sakit kuning), pecandu narkoba dan penyakit menular lainnya wajib memiliki

peralatan bekam sendiri dan tidak boleh digunakan pasien lain walaupun sudah

disterilkan.

2.    Mempersiapkan pasien

Pasien perlu dipersiapkan terlebih dahulu baik secara fisik maupun mental. Pasien perlu

mendapatkan penjelasan mengenai dasar pengobatan bekam (hijamah) sebagai tehnik

pengobatan yang dituntunkan Rosulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam, cara membekam,

manfaat, efek samping yang mungkin terjadi baik ketika sedang dibekam maupun

setelahnya, kontraindikasi (pantangan) bekam, serta proses kesembuhan dan yang lainnya.

1. Pasien diberikan support agar tidak gelisah dan takut terutama bagi yang baru pertama

kali dibekam. Berikanlah penjelasan bahwa bekam tidaklah sakit dan agar lebih tenang

bimbinglah ia agar berdo’a memohon kekuatan dan kesembuhan hanya kepada Allah

Subhaanahu wata’ala serta berwudhulah terlebih dahulu.

2. Bagian tubuh yang akan dibekam sebaiknya ditutup dengan kain duk steril yang berlubang

di bagian tengahnya sehingga bekam cukup dilakukan di daerah tersebut sedangkan bagian

lainnya ditutup dengan kain agar pasien merasa nyaman dan tidak “risih”. Misalnya jika

bekam dilakukan didaerah paha, maka bagian paha kebawah (kaki) hendaknya ditutup

dengan selimut, jika dilakukan didaerah dada maka perut kebawah juga di tutup.

3. Disiapkan minuman air putih, madu atau sari kurma untuk pasien, karena terkadang

ketika sedang dibekam pasien merasa haus dan untuk mengantisipasi jika pasien merasa

lemas.

4. Bagi pasien yang baru pertama kali dibekam cukup dengan 1-2 titik bekam.

5. Pasien wanita harus ditangani oleh ahli bekam wanita dan pasien laki-laki oleh laki-laki.

Untuk menjaga aurat maka hindari membuka bagian tubuh yang tidak perlu.

6. Posisi pasien dan ahli bekam harus nyaman agar pasien lebih rileks dan bagi yang

membekam bisa lebih mudah dan optimal dalam mencapai titik-titik yang akan dibekam.

f.1. Posisi berbaring miring; untuk membekam  titik pada bagian samping kaki atau tungkai.

f.2. Posisi terlentang; untuk membekam titik pada daerah muka, leher, dada, perut dan

tungkai depan.

f.3. Posisi telungkup; untuk membekam titik di tengkuk, punggung, pinggang dan tungkai

bagian belakang.

f.4. Posisi duduk di kursi dengan kepala menengadah dan kepala bagian belakang bersandar

pada sandaran kursi; untuk membekam wajah, kepala, dagu dan leher bagian depan.

f.5. Posisi duduk di kursi dan meletakkan kedua tangannya di meja sambil menopang dagu ;

untuk membekam kepala dan wajah.

f.6. Posisi duduk di kursi dengan kedua lengan lurus kedepan dan diletakkan diatas meja ;

untuk membekam daerah tangan dan lengan, tengkuk, leher samping, bahu, punggung dan

pinggang.

f.7. Posisi duduk di kursi dengan kepala telungkup miring diatas meja; untuk membekam

titik di samping kepala dan wajah serta leher bagian samping.

Sebenarnya kapan saja anda dibekam maka tidak menjadi masalah, akan tetapi untuk dan

mengurangi efek samping maka disarankan anda makan 3-4 jam sebelum di bekam ,

karena jika perut anda kosong (puasa) terkadang menyebabkan pusing/lemas.

Sebaliknya apabila anda dalam kondisi perut penuh makanan atau hanya berselang 1 jam

setelah makan kemudian anda dibekam maka beberapa pasien mengeluh mual atau

muntah. Hindari berjima’ sebelum bekam, apalagi sesudahnya karena akan menguras

banyak energi.

Langkah kelima : Melakukan Bekam

Berikut adalah tehnik bekam yang menggunakan metode sayatatan (syartoh) sebagaimana

dalam hadits dari Sa’id bin Jubair, dari Ibnu Abbas, Rosulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam

bersabda : “Kesembuhan itu ada dalam tiga hal; yaitu minum madu, syartoh(sayatan) alat

bekam, dank ay. Namun aku melarang ummatku melakukan kay ” (Riwayat Bukhari dalam

Ath-Thibb No.5680 dan 5681 Bab III : Asy-Syifa’ fii Tsalaatsin).

1. Mulai dengan do’a dan mensterilkan bagian tubuh yang akan dibekam dengan desinfektan

(misalnya. Iodin)

2. Dilanjutkan dengan penghisapan kulit menggunakan “kop/gelas” bekam, kekuatan

penghisapan pada setiap pasien berbeda-beda. Lama penghisapan selama 5 menit,

tindakan ini sekaligus berfungsi sebagai Anestesi (pembiusan) lokal. Diutamakan

mendahulukan bagian tubuh sebelah kanan dan jangan melakukan penghisapan lebih dari

4 titik bekam sekaligus.

3. Dengan menggunakan pisau bedah standar kemudian dilakukan syartoh /penyayatan

(jumlah sayatan 5-15 untuk satu titik tergantung diameter kop yang dipakai, panjang

sayatan 0,3-0,5 cm, tipis dan tidak boleh terlalu dalam, dilakukan sejajar dengan garis

tubuh). Salahsatu tanda bahwa sayatannya baik adalah sesaat setelah disayat, kulit tidak

mengeluarkan darah akan tetapi setelah disedot dengan alat maka darahnya baru keluar.

4. Lakukan penghisapan kembali dan biarkan “darah kotor” mengalir di dalam kop selama 5

menit.

5. Bersihkan dan buang darah yang tertampung dalam kop dan jika perlu bisa lakukan

penghisapan ulang seperti tadi. Tidak boleh dilakukan pengulangan sayatan.

6. Bersihkan bekas luka dan oleskan minyak habbatus sauda yang steril. Umumnya bekas

bekam akan hilang setelah 2-5 hari.

7. Ucapkan Alhamdulillah dan rasakan keajaiban “mukjizat” medis bekam.

Istirahatlah secukupnya setelah berbekam, lebih baik lagi tidur. Minumlah air putih, madu,

sari kurma atau teh manis untuk mempercepat pemulihan. Jika ingin makan, usahakan

lebih dari satu jam sesudahnya dan menghindari makan asam, pedas, mie dan minuman

bersoda/berkarbonase. Hindari pula untuk melakukan jima’ setelah bekam.

Anda boleh bahkan dianjurkan mandi setelah 2 jam melakukan bekam. Sebaiknya

menggunakan air hangat untuk mempercepat proses pemulihan. Hindari untuk menggosok

bekas sayatan bekam dengan sabun secara berlebihan karena selain terasa perih juga akan

memperlambat proses penyembuhan luka.

Umumnya bekas bekam akan hilang dalam waktu 3 hari sampai 1 minggu setelah bekam

tergantung bentuk dan warna yang ditinggalkan. Untuk mempercepat hilangnya lebam

bekas bekam maka cukup dikompres dengan air hangat.

Harapan kami bagi yang sedang belajar bekam ataupun sudah ahli dalam bekam untuk

tidak meninggalkan pengobatan medis secara “frontal” atau “membabuta babi” . Sangatlah

indah apabila pengobatan bekam (hijamah) dapat bersinergi dengan pengobatan medis

modern. (Dikumpulkan dari berbagai sumber oleh dr.Abu Hana)


Published with Blogger-droid v2.0.4
Sumber: http://kaahil.wordpress.com/2009/05/21/5-langkah-bekam-hijamah-yang-efektif/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar