Selasa, Juni 26, 2012

13 Sifat Perempuan Yang Tidak Disukai Laki-Laki

dakwatuna.com – Salah satu Pusat Kajian di Eropa telah mengadakan survai seputar 20
sifat perempuan yang paling tidak disukai laki-laki. Survai ini diikuti oleh dua ribu (2000) peserta laki-
laki dari beragam umur, beragam wawasan dan beragam tingkat pendidikan. Dari gambaran survai
ini, diharapkan menjadi masukan dan pertimbangan sikap para istri dan juga sikap para suami.
Sekaligus menjawab pertanyaan para istri selama ini, perihal sebab mengapa para suami mereka lari dari rumah.
Survai itu menguatkan bahwa ada 13 sifat atau tipe perempuan yang tidak disukai laki-laki:

Pertama, perempuan yang kelaki-lakian, “mustarjalah”
Perempuan tipe ini menempati urutan pertama dari sifat yang paling tidak disukai
laki-laki. Padahal banyak perempuan terpandang berkeyakinan bahwa laki-laki
mencintai perempuan “yang memiliki sifat perkasa”. Namun survai itu justru
sebaliknya, bahwa para peserta survai dari kalangan laki-laki menguatkan bahwa
perempuan seperti ini telah hilang sifat kewanitannya secara fitrah. Mereka menilai
bahwa perangai itu tidak asli milik perempuan. Seperti sifat penunjukan diri lebih
kuat secara fisik, sebagaimana mereka menyaingi laki-laki dalam berbagai bidang
kerja, terutama bidang yang semestinya hanya untuk laki-laki… Mereka bersuara
lantang menuntut haknya dalam dunia kepemimpinan dan jabatan tinggi! Sebagian
besar pemuda yang ikut serta dalam survai ini mengaku tidak suka berhubungan
dengan tipe perempuan seperti ini.

Kedua, perempuan yang tidak bisa menahan lisannya “Tsartsarah”
Tipe perempuan ini menempati urutan kedua dari sifat yang tidak disukai laki-laki,
karena perempuan yang banyak omong dan tidak memberi kesempatan orang lain
untuk berbicara, menyampaikan pendapatnya, umumnya lebih banyak memaksa
dan egois. Karena itu kehidupan rumah tangga terancam tidak bisa bertahan lebih
lama, bahkan berubah menjadi “neraka”.

Ketiga, perempuan materialistis “Maaddiyah”
Adalah tipe perempuan yang orientasi hidupnya hanya kebendaan dan materi.
Segala sesuatu dinilai dengan harga dan uang. Tidak suka ada pengganti selain
materi, meskipun ia lebih kaya dari suaminya.

Keempat, perempuan pemalas “muhmalah”
Tipe perempuan ini menempati urutan keempat dari sifat perempuan yang tidak
disukai laki-laki.

Kelima, perempuan bodoh “ghobiyyah”
Yaitu tipe perempuan yang tidak memiliki pendapat, tidak punya ide dan hanya
bersikap pasif.

Keenam, perempuan pembohong “kadzibah”
Tipe perempuan yang tidak bisa dipercaya, suka berbohong, tidak berkata
sebenarnya, baik menyangkut masalah serius, besar atau masalah sepele dan
remah. Tipe perempuan ini sangat ditakuti laki-laki, karena tidak ada yang bisa
dipercaya lagi dari segala sisinya, dan umumnya berkhianat terhadap suaminya.

Ketujuh, perempuan yang mengaku serba hebat “mutabahiyah”
Tipe perempuan ini selalu menyangka dirinya paling pintar, ia lebih hebat
dibandingkan dengan lainnya, dibandingkan suaminya, anaknya, di tempat kerjanya,
dan kedudukan materi lainnya…

Kedelapan, perempuan sok jagoan, tidak mau kalah dengan suaminya
Tipe perempuan yang selalu menunjukkan kekuatan fisiknya setiap saat.

Kesembilan, perempuan yang iri dengan perempuan lainnya.
Adalah tipe perempuan yang selalu menjelekkan perempuan lain.

Kesepuluh, perempuan murahan “mubtadzilah”
Tipe perempuan pasaran yang mengumbar omongannya, perilakunya,
menggadaikan kehormatan dan kepribadiannya di tengah-tengah masyarakat.

Kesebelas, perempuan yang perasa “syadidah hasasiyyah”
Tipe perempuan seperti ini banyak menangis yang mengakibatkan laki-laki terpukul
dan terpengaruh semenjak awal. Suami menjadi masyghul dengan sikap
cengengnya.

Keduabelas, perempuan pencemburu yang berlebihan “ghayyur gira zaidah”
Sehingga menyebabkan kehidupan suaminya terperangkap dalam perselisihan,
persengketaan tak berkesudahan.

Ketigabelas, perempuan fanatis “mumillah”
Model perempuan yang tidak mau menerima perubahan, nasehat dan masukan
meskipun itu benar dan ia membutuhkannya. Ia tidak mau menerima perubahan
dari suaminya atau anak-anaknya, baik dalam urusan pribadi atau urusan rumah
tangganya secara umum. Model seperti ini memiliki kemampuan untuk nerimo
dengan satu kata, satu cara, setiap harinya selama tiga puluh tahun, tanpa ada rasa
jenuh!
Ketika Laki-Laki Memilih
Dari hasil survai di Eropa itu, dikomparasikan dengan pendapat banyak kalangan
dari para pemuda, para suami seputar hasil survai itu, maka bisa kita lihat
pendapatnya sebagai berikut:

Sebut saja namanya Muhammad Yunus (36) tahun, menikah semenjak sebelas
tahun, ia berkomentar:

“Saya sepakat dengan hasil survai itu. Terutama sifat “banyak omong dan malas”.
Tidak ada sifat yang lebih jelek dari perilaku mengumbar omongan, tidak bisa
menahan lisan, siang-malam dalam setiap perbincangan, baik berbincangan serius
atau canda, menjadikan suaminya dalam kondisi sempit, dan marah, apalagi
suaminya telah menjalankan pekerjaan berat di luar, di mana ia membutuhkan
ketenangan dan kejernihan pikiran di rumah.

Saya baru mengetahui dari rekan saya yang memiliki istri model ini, tidak bisa
menahan lisannya di setiap pembicaraan, setiap waktu dan dengan semua orang.
Suaminya telah menasehatinya berulang kali, agar bisa menahan omongan, namun
ia tidak menggubris nasehatnya sehingga berakhir dengan perceraian.

Pada umumnya model istri yang banyak omong, itu lebih pemalas di rumahnya.
Bagaimana ia menggunakan waktu yang cukup untuk mengurus rumah tangga dan
anak-anaknya, sedangkan ia sibuk ngobrol dengan para tetangga dan teman?!.
Jamil Abdul Hadi, sebut saja namanya begitu, insinyur berumur 34 tahun, menikah
semenjak 9 tahun, ia berkomentar:

“Tidak ada yang lebih buruk dari model perempuan yang materialistis, selalu
menuntut setiap saat, meskipun suaminya menuruti permintaannya, ia terus
meminta dan menuntut!!

Tipe perempuan ini, sayangnya tidak mudah menerima perubahan menuju lebih
baik, tidak gampang menyesuaikan diri dalam kehidupan apa adanya. Boleh jadi
kondisi demikian berangkat dari asuhan semenjak kecilnya. Saya tidak diuji Allah
dengan model perempuan seperti ini, namun justru saya diuji dengan istri perasa
dan cengeng.

Dengan tertawa Mahmud as Sayyid menerima hasil survai ini, ia berkomentar:
“Demi Allah, sungguh menarik ada lembaga atau Pusat Study yang menggelar survai
dengan pembahasan seputar ini. Survai ini meskipun memiki cara pandang dan
penilaian yang berbeda-beda, namun terungkap bahwa cara pandang itu satu sama
lain tidak saling bertentangan…”

Lain lagi dengan Mahmud, sebut saja begitu. Belum menikah, mahasiswa di
universitas. Ia berujar tentang mimpinya, yaitu istri yang akan mendampinginya, ia
mengharap:

“Pasti saya menginginkan tidak mendapatkan istri yang memiliki tipe sebagaimana
hasil survai di atas. Tetapi mengingat tidak ada istri yang “sempurna”, karena itu
saya masih mungkin menerima tipe perempuan di atas kecuali tipe perempuan
pembohong. Istri pembohong akan lebih mudah mengkhianati, tidak menghormati
hubungan suami-istri, tidak memelihara amanah, tidak bisa dipercaya. Setiap orang
pada umumnya tidak menyenangi sifat bohong, baik laki-laki maupun perempuan
itu sendiri. Karena akan berdampak negative pada anak-anaknya, karena anak-anak
akan meniru dirinya!!.

Ketika ia ditanya tentang tipe perempuan “kelaki-lakian”. Perempuan yang
menyerupai laki-laki dalam segala hal dan menyanginya dalam segala hal. Ia
berkomentar:

“Tidak masalah berhubungan dengan istri tipe seperti ini, selagi sifat “kelaki-lakian”
tidak mengalahkan dan mengibiri sifat aslinya. Selagi ia masih mengemban kerja
dan tugas yang sesuai dengan tabiat perempuan, seperti nikah, mengandung,
menyusui dan lainnya.”

“Perempuan “kuat” menurut saya akan mengetahui bagaimana ia mengurus
kebutuhan dirinya, mengarahkan dan mengatur keluarga dan anak-anaknya. Akan
tetapi segala sesuatu ada batasnya yang tidak boleh diterjangnya. Sebagaimana
seorang perempuan tidak suka terhadap laki-laki yang “banci”, seperti berbicara dan
berperilaku layaknya perempuan. Sebagaimana juga laki-laki tidak suka terhadap
perempuan yang mengedepankan sifat kelaki-lakian… segala sesuatu ada batas
ma’kulnya. Jika melampaui batas sewajarnya, yang terjadi adalah dampak negatif.
Tidak ada seorang istri yang “sempurna”. Dan memang ada berbedaan cara
penilaian dan cara pandang antara laki-laki satu dengan laki-laki lain. Namun ada
kaidah umum yang disepakati oleh samua. Yaitu menolak sikap bohong, penipu,
sebagaimana yang disebutkan sebelumnya.”

Semoga tulisan ini menambah informasi dan pengalaman buat para istri dan calon
istri. Dan tentunya bermanfaat bagi laki-laki, sehingga para suami mampu
bermu’asyarah bilma’ruf atau berhubungan dengan istri-istrinya dengan cara
makruf, sebagaimana yang digariskan dalam Al qur’an. Allah swt. berfirman:
“Dan bergaullah dengan mereka (istri-istrimu) secara patut. Kemudian bila kamu
tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai
sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” Al Nisa’:19
Dan karena perempuan adalah “syaqaiqur rijal” saudara kembar laki-laki, belahan
hidup laku-laki yang seharusnya saling mengisi dan menyempurnakan, untuk
membangun “baiti jannati” sehingga keduanya mampu bersinergi untuk
mewujudkan cita-cita bersama dalam pengembaraan kehidupan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar