KETIKA CINTA MULAI PUDAR
Seringkali yang kita butuhkan adalah memahami wujud cinta dari pasangan kita, padahal tanpa kita
sadari Cinta itu telah terwujud dalam bentuk yang lain walau tidak sesuai dengan wujud yang kita
harapkan
Seringkali kali kita menuntut Cinta kepada pasangan kita, namun jarang terfikir oleh kita sejauhmana
Cinta yang telah kita berikan padanya. Berikan Cinta Kasih yang tulus kepadanya, kalaupun dia belum
membalasnya yakinlah Allah pasti akan membalas dan membisikkan CintaNYA kepadanya untuk
diberikan kepada kita.
Kisah dibawah ini, buat renungan untuk kita yang merasakan kehidupan cinta dalam keluarga kita
mulai melelahkan......
Suami saya adalah seorang insinyur, saya mencintai sifatnya yang alami dan Saya menyukai perasaan
hangat yang muncul dihati saya ketika saya bersandar di bahunya yang bidang.
Dua tahun masa pernikahan berlalu,saya harus akui, bahwa saya mulai merasa lelah, alasan-alasan
saya mencintainya dulu telah berubah menjadi sesuatu yang menjemukan. Saya seorang wanita yang
sentimentil dan benar-benar sensitif serta berperasaan halus. Saya merindukan saat-saat romantis
seperti seorang anak yang menginginkan permen. Tetapi semua itu tidak pernah saya dapatkan.
Suami saya jauh berbeda dari yang saya harapkan. Rasa sensitif-nya kurang. Dan ketidakmampuannya
dalam menciptakan suasana yang romantis dalam pernikahan kami telah mementahkan semua
harapan saya akan cinta yang ideal.
Suatu hari, saya beranikan diri untuk mengatakan keputusan saya kepadanya, bahwa saya
menginginkan perceraian.
"Mengapa?", dia bertanya dengan terkejut. "Saya lelah, kamu tidak pernah bisa memberikan cinta yang
saya inginkan". Dia terdiam dan termenung sepanjang malam di depan komputernya, tampak seolah-
olah sedang mengerjakan sesuatu, padahal tidak.
Kekecewaan saya semakin bertambah, seorang pria yang bahkan tidak dapat mengekspresikan
perasaannya, apalagi yang bisa saya harapkan darinya? Dan akhirnya dia bertanya, "Apa yang dapat
saya lakukan untuk merubah pikiranmu?".
Saya menatap matanya dalam-dalam dan menjawab dengan pelan, "Saya punya pertanyaan, jika kau
dapat menemukan jawabannya di dalam hati saya, saya akan merubah pikiran saya: ” Seandainya, saya
menyukai setangkai bunga indah yang ada di tebing gunung dan kita berdua tahu jika kamu memanjat
gunung itu, kamu akan mati.
Apakah kamu akan melakukannya untuk saya?" Dia termenung dan akhirnya berkata, "Saya akan
memberikan jawabannya besok.". Hati saya langsung gundah mendengar responnya.
Keesokan paginya, dia tidak ada di rumah, dan saya menemukan selembar kertas dengan oret-oretan
tangannya dibawah sebuah gelas yang berisi susu hangat yang bertuliskan ...
"Sayang, saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu, tetapi ijinkan saya untuk menjelaskan
alasannya." Kalimat pertama ini menghancurkan hati saya. Namun memaksakan diri melanjutkan
untuk membacanya.
" Sayang maaf cobalah sedikit kau ingat hal-hal kecil yang mungkin pernah kau rasakan, ketika kamu
mengetik di komputer lalu program-program di PC-nya kacau dan akhirnya kau menangis di depan
monitor karena pekerjaanmu tertunda, saya harus memberikan jari-jari saya supaya bisa
membantumu dan memperbaiki programnya dan kamu bisa menyelesaikan pekerjaanmu sesegera
mungkin.
Sayang, kamu juga selalu lupa membawa kunci rumah ketika kamu keluar rumah, dan saya harus
memberikan kaki saya supaya bisa mendobrak pintu, dan membukakan pintu untukmu ketika pulang.
Sayang, kamu suka jalan-jalan ke luar kota tetapi selalu nyasar di tempat-tempat baru yang kamu
kunjungi, saya harus menunggu di rumah agar bisa memberikan mata saya untuk menunjukkan jalan
kepadamu.
Sayang, kamu selalu sakit dan pegal-pegal pada waktu "Lampu Merah" datang setiap bulannya, dan
saya harus memberikan tangan saya untuk memijat kakimu yang pegal.
Cinta, ketika kamu sedang diam di rumah, dan saya selalu kuatir kamu akan menjadi "aneh". Maka saya
harus membelikan sesuatu yang dapat menghiburmu di rumah atau meminjamkan lidahku untuk
menceritakan hal-hal lucu yang saya alami.
Cinta, aku tau kau sangat jijik ketika harus membersihkan ikan kesukaanku karena kau tak kuat bau
amisnya, aku selalu menyediakan tanganku untuk membersihkan sisik dan kotorannya.
Cinta, aku tau kau suka sekali mangga tapi rupanya kau tidak pandai mengupasnya, akupun dengan
senang hati memberikan tanganku untuk mengupas buah kesukaanmu itu
Cinta, kamu terlalu sering menatap layar kaca TV dan Komputermu serta membaca buku sambil
tiduran dan itu tidak baik untuk kesehatan matamu, maka saya harus menjaga mata saya agar ketika
kita tua nanti, saya masih dapat menolong mengguntingkan kukumu dan mencabuti ubanmu.
Tanganku akan memegang tanganmu, membimbingmu menelusuri pantai, menikmati matahari pagi
dan pasir yang indah. Menceritakan warna-warna bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya
wajahmu.
Cinta, masih banyak hal-hal kecil lain yang tak mungkin aku ceritakan karena aku takut menyinggung
perasaanmu.
"Tetapi sayangku, saya tidak akan mengambil bunga itu untuk mati. Karena, saya tidak sanggup
melihat air matamu mengalir menangisi kematianku. Sayangku, saya tahu, ada banyak orang yang bisa
mencintaimu lebih dari saya mencintaimu. Untuk itu sayang, jika semua yang telah diberikan tanganku,
kakiku, mataya, tidak cukup bagimu. Saya tidak bisa menahan dirimu mencari tangan, kaki, dan mata
lain yang dapat membahagiakanmu."
Air mata saya jatuh ke atas tulisannya dan membuat tintanya menjadi kabur, tetapi saya tetap
berusaha untuk membacanya.
"Dan sekarang, sayangku, kamu telah selasai membaca jawabanku. Jika kamu puas dengan semua
jawaban ini, dan tetap menginginkanku untuk tinggal di rumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita,
saya sekarang sedang berdiri disana menunggu jawabanmu. Jika kamu tidak puas, sayangku, biarkan
saya masuk untuk membereskan barang-barangku, dan saya tidak akan mempersulit hidupmu.
Percayalah, bahagia saya bila kau bahagia."
Saya segera berlari membuka pintu dan melihat dia berdiri di depan pintu dengan wajah penasaran
sambil tangannya memegang susu dan roti kesukaanku.
Aku peluk dia penuh kebahagiaan........, oh, kini aku tahu, tidak ada orang yang pernah mencintai aku
lebih dari dia mencintaiku.
Sahabat......itulah cinta, di saat kita merasa cinta itu telah berangsur-angsur hilang dari hati kita
karena kita merasa dia tidak dapat memberikan cinta dalam wujud yang kita inginkan, maka cinta itu
sesungguhnya telah hadir dalam wujud lain yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.
"Mereka itu adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka." (al-Baqarah:187)
Published with Blogger-droid v2.0.4