Jumat, Desember 21, 2012

Sabtu, Desember 08, 2012

Syukur Nikmat Membuka Pintu Berkah

Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam pernah menceritakan;
“Ada tiga orang dari Bani Israil menderita penyakit belang, botak, dan buta. Allah hendak
menguji mereka, maka Allah pun utus kepada mereka Malaikat.

Malaikat itu datang kepada si belang dan bertanya: Apakah yang paling kamu dambakan? Si
belang menjawab: Saya mendambakan paras yang tampan dan kulit yang bagus serta hilang
penyakit yang menjadikan orang-orang jijik kepadaku. Malaikat itu pun mengusap si belang,
maka hilanglah penyakit yang menjijikkannya itu, bahkan ia diberi paras yang tampan. Malaikat itu bertanya lagi: Harta apakah yang paling kamu senangi? Si belang menjawab: Unta. Kemudian ia diberi unta yang bunting sepuluh bulan. Dan malaikat tadi berkata: Semoga Allah memberi barakah atas apa yang kamu dapatkan ini.

Kemudian Malaikat itu datang kepada si botak dan bertanya: Apakah yang paling kamu
dambakan? Si botak menjawab: Saya mendambakan rambut yang bagus dan hilangnya
penyakit yang menjadikan orang-orang jijik kepadaku ini. Malaikat itu pun mengusap si botak,
maka hilanglah penyakitnya itu, serta diberilah ia rambut yang bagus. Malaikat itu bertanya
lagi: Harta apakah yang paling kamu senangi? Si botak menjawab: Sapi. Kemudian ia diberi
sapi yang bunting. Dan malaikat tadi berkata: Semoga Allah memberi barakah atas apa yang
kamu dapatkan ini.

Kemudian Malaikat itu datang kepada si buta dan bertanya: Apakah yang paling kamu
dambakan? Si buta menjawab: Saya mendambakan agar Allah mengembalikan penglihatanku
sehingga aku dapat melihat. Malaikat itu pun mengusap si buta, dan Allah mengembalikan
penglihatannya. Malaikat itu bertanya lagi: Harta apakah yang paling kamu senangi? Si buta
menjawab: Kambing. Kemudian ia diberi kambing yang bunting.

Selang beberapa waktu kemudian, unta, sapi, dan kambing tersebut berkembang biak yang
akhirnya si belang tadi memiliki unta yang memenuhi suatu lembah, demikian juga dengan si
botak dan si buta, masing-masing memiliki sapi dan kambing yang memenuhi suatu lembah.

Kemudian Malaikat tadi datang kepada si belang dengan menyerupai orang yang berpenyakit
belang seperti keadaan si belang waktu itu, dan berkata: Saya adalah orang miskin yang
kehabisan bekal di tengah perjalanan. Sampai hari ini tidak ada yang mau memberi
pertolongan kecuali Allah kemudian engkau. Saya meminta kepadamu -dengan menyebut Dzat
Yang telah memberi engkau paras yang tampan dan kulit yang bagus serta harta kekayaan-
seekor unta untuk bekal dalam perjalanan saya. Si belang berkata: Hak-hak yang harus saya
berikan masih banyak.

Malaikat itu berkata: Kalau tidak salah saya sudah mengenalimu. Bukankah kamu dahulu
orang yang berpenyakit belang sehingga orang lain merasa jijik kepadamu? Bukankah kamu
dahulu orang yang miskin kemudian Allah memberi kekayaan kepadamu? Si belang berkata:
Harta kekayaanku ini adalah warisan dari nenek moyangku. Malaikat itu berkata: Jika kamu
berdusta, semoga Allah mengembalikanmu seperti keadaan semula.

Kemudian Malaikat itu datang kepada si botak seperti keadaan si botak waktu itu. Dan berkata
kepadanya seperti apa yang dikatakan kepada si belang. Si botak juga menjawab seperti
jawaban si belang tadi. Kemudian Malaikat tadi berkata: Jika kamu berdusta, semoga Allah ?
mengembalikanmu seperti keadaan semula.

Kemudian Malaikat tadi mendatangi si buta dengan menyerupai orang buta seperti keadaan si
buta waktu itu dan berkata: Saya adalah orang miskin yang kehabisan bekal di tengah
perjalanan. Sampai hari ini tidak ada yang mau memberi pertolongan kecuali Allah ? kemudian engkau. Saya meminta kepadamu -dengan menyebut Dzat Yang telah mengembalikan penglihatanmu- seekor kambing untuk bekal dalam perjalanan saya. Si buta berkata: Saya dahulu adalah orang yang buta kemudian Allah mengembalikan penglihatan saya. Maka ambillah apa yang kamu inginkan dan tinggalkanlah apa yang tidak kamu senangi. Demi Allah, sekarang saya tidak akan memberatkan sesuatu kepadamu yang kamu ambil karena Allah Yang Maha Mulia. Malaikat itu berkata: Peliharalah harta kekayaanmu, sebenarnya kamu itu diuji dan Allah telah ridha kepadamu dan murka kepada kedua temanmu (si belang dan si botak).” (HR. Al Bukhari dan Muslim, hadits ini juga disebutkan oleh Al Imam An Nawawi dalam Riyadhush Shalihin hadits no. 65)

Di dalam sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam yang mulia tersebut banyak terkandung faedah dan pelajaran beharga bagi kaum muslimin. Tidaklah Rasulullah menceritakan kisah kejadian umat terdahulu melainkan untuk menjadi pelajaran bagi umat yang datang setelahnya.
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang
mempunyai akal.” (Yusuf: 111 )

Jumat, Desember 07, 2012

Fenomena Angka 19


Angka 19 di dalam teori bilangan adalah bilangan prima. Jika diteliti secara cermat, ternyata banyak ukuran kuantitatif di dalam Al-Quran yang dinyatakan sebagai kelipatan angka 19. Inilah daftarnya (Sumber: Buku One Million Phenomena yang ditulis oleh Fahmi Basya):

1. Setiap surat di dalam Al-Quran dibuka dengan bacaan basmallah yang berbunyi:
“Bismillaahirrahmaanirrahiim“. Dalam aksara Arab, jumlah huruf di dalam bacaan basmallah itu terdiri dari 19 huruf (19 = 1 x 19). Sembilan belas huruf itu adalah ba, sin, mim, alif, lam,lam, hha, alif, lam, ro, ha, mim, nun, alif, lam, ro, ha, ya, mim.

2. Kalimat basmallah terdiri dari empat kelompok kata: ism, Allaah, ar-rahmaan, dan ar-rahiim.

Marilah kita rinci satu per satu:

- Kata ismu yang artinya “Nama” disebutkan 19 kali di dalam seluruh ayat Al-Quran (19 = 1 x 19).

- Kata Allah di dalam Al-Quran disebutkan sebanyak 2698 kali (2698 = 142 x 19).
- Kata ar-rahmaan yang artinya “Maha Pengasih” disebutkan di dalam Al-Quran sebanyak 57 kali (57 = 3 x 19).

- Kata ar-rahiim yang artinya “Maha Penyayang” disebutkan di dalam Al-Quran sebanyak 114 kali (114 = 6 x 19).

3. Kalimat basmallah di dalam Al-Quran disebutkan 114 kali (114 = 6 x 19). Surat ke-9 tidak dimulai dengan basmallah, surat ke-27 memakai basmallah 2 kali (yaitu pada pembuka dan pada ayat 30).

4. Jumlah surat di dalam Al-Quran seluruhnya 114 surat (114 = 6 x 19).

5. Wahyu pertama turun 19 kata (19 = 1 x 19). Wahyu pertama terdapat pada surat nomor 96 (Al-’alaq) ayat 1 sampai 5.

6. Wahyu kedua turun 38 kata (38 = 2 x 19). Wahyu kedua terdapat pada surat ke-68 ayat 1 sampai 9.

7. Wahyu ketiga turun 57 kata (57 = 3 x 19). Wahyu ketiga terdapat pada surat ke-73 ayat 1 sampai 10.

8. Wahyu terakhir turun 19 kata (19 = 1 x 19). Wahyu terakhir terdapat pada surat ke-110 ayat 1 sampai 3.

9. Surat 96 adalah tempat wahyu pertama. Ternyata surat ini hanya terdiri 19 ayat saja.

10. Surat 96 sebagai tempat wahyu pertama berada pada bilangan ke-19 dari 114 surat jika dihitung dari belakang, yaitu 114, 113, 112, …, 98, 97, 96.

11. Wahyu pertama pada surat 96 itu turun sebanyak 5 ayat (ayat 1 sampai 5). Jumlah huruf di dalam 5 ayat itu adalah 76 buah (76 = 4 x 19).

12. Surat 96 itu seluruhnya terdiri dari 285 huruf (285 = 15 x 19).

13. Pertengahan Al-Quran terletak pada ayat 19 dari surat 18, (19 = 1 x 19).

14. Terdapat 29 surat yang dimulai dengan kata yang terdiri dari huruf tunggal seperti Nun,Qof, Shod, maupun kata yang terdiri dari 2, 3, 4, dan 5 huruf seperti “Alif Lam Mim“, “Alif Lam Ro“, “Kaf Ha Ya ‘Ain Shod“. Kata-kata tersebut secara harafiah tidak mempunyai makna,namun Allah lah yang tahu apa maksudnya. Marilah kita rinci sebagai berikut:

a) Surat ke-2 dimulai dengan “Alif Lam Mim“. Jumlah huruf alif + lam + mim di dalam surat ke-2 itu adalah 4502 + 3202 + 2195 = 9899 = 521 x 19.

b) Surat ke-3 juga dimulai dengan “Alif Lam Mim“. Jumlah huruf alim + lam + mim di dalam surat ke-3 adalah 2521 + 1892 + 1249 = 5662 = 289 x 19.

c) Surat ke-7 dimulai dengan “Alim Lam Mim Shod“. Jumlah huruf alim + lam + mim + shod di dalam surat ke-7 itu adalah 2529 + 1530 + 97 = 5320 = 280 x 19.

d) Surat ke-13 dimulai dengan “Alif Lam Mim Ro“. Jumlah huruf alif + lam + mim + ro di dalam surat ke-13 adalah 605 + 480 + 260 + 137 = 1482 = 72 x 19.

e) Surat ke-19 dimulai dengan “Kaf Ha Ya ‘Ain Shod“. Jumlah huruf kaf + ha + ya + ‘ain + shod di dalam surat ke-19 itu adalah 137 + 175 + 343 + 117 + 26 = 798 = 42 x 19.

f) Surat ke-36 (surat Yaasiin) dimulai dengan “Yaa Sin“. Jumlah huruf ya + sin di dalam suratke-36 itu ada sebanyak 237 + 48 = 285 = 15 x 19.

g) Surat ke-50 dimulai dengan “Qof“. Jumlah huruf qof di dalam surat 50 adalah 57 buah (57 = 3 x 19).

h) Surat ke-68 dimulai dengan “Nun“. Jumlah huruf nun di dalam surat 68 adalah 133 buah. (133 = 7 x 19).

i) Tujuh surat dibuka dengan “Haa Mim“, yaitu surat 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46. Jumlah huruf ha + mim di dalam tujuh buah surat itu adalah 2147 buah. (2147 = 113 x 19), dengan rincian:

- Surat 40, jumlah huruf ha + mim = 64 + 380 = 444
- Surat 41, jumlah huruf ha + mim = 48 + 276 = 324
- Surat 42, jumlah huruf ha + mim = 53 + 300 = 353
- Surat 43, jumlah huruf ha + mim = 44 + 324 = 368
- Surat 44, jumlah huruf ha + mim = 16 + 150 = 166
- Surat 45, jumlah huruf ha + mim = 31 + 200 = 231
- Surat 46, jumlah huruf ha + mim = 36 + 225 = 261

Total = 444 + 324 + 353 + 368 + 166 + 231 + 261 = 2147 = 113 x 19) Ada enam buah surat yang dibuka dengan “Alim Lam Mim“. Jumlah huruf alif + lam + mim pada enam buah surat tersebut adalah 19874 buah, (19874 = 1046 x 19. J), dengan rincian:

- Surat 2, jumlah huruf alif + lam + mim = 4502 + 3202 + 2195 = 9899 = 521 x 19
- Surat 3, jumlah huruf alif + lam + mim = 2521 + 1892 + 1249 = 5662 = 298 x 19
- Surat 29, jumlah huruf alif + lam + mim = 774 + 554 + 344 = 1672 = 88 x 19
- Surat 30, jumlah huruf alif + lam + mim = 554 + 393 + 317 = 1254 = 66 x 19
- Surat 31, jumlah huruf alif + lam + mim = 347 + 297 + 173 = 817 = 43 x 19
- Surat 32, jumlah huruf alif + lam + mim = 257 + 155 + 158 = 570 = 30 x 19

Total = 9899 + 5662 + 1672 + 1254 + 817 + 570 = 19874 = 1046 x 19.k) Semua surat yang dimulai dengan “Alif Lam Ro“, jumlah huruf alif + lam + ro = 9462 = 498 x 19, dengan rincian sebagai berikut:

- Surat 10, jumlah alif + lam + ro = 1319 + 913 + 257 = 2489 = 131 x 19
- Surat 11, jumlah alif + lam + ro = 1370 + 794 + 325 = 2489 = 131 x 19
- Surat 12, jumlah alif + lam + ro = 1306 + 812 + 257 = 2375 = 125 x 19
- Surat 14, jumlah alif + lam + ro = 585 + 452 + 160 = 1197 = 63 x 19
- Surat 15, jumlah alif + lam + ro = 493 + 323 + 96 = 912 = 48 x 19

Total = 2489 + 2489 + 2375 + 1197 + 912 = 9462 = 498 x 19
Dari paparan angka-angka di atas, dapatkan kita menyatakan bahwa Al-Quran itu diturunkan secara cermat dalam modulo 19 atau kelipatan 19? Semua angka tersebut tampak seperti deretan bilangan acak (random), namun setelah diteliti merupakan kelipatan angka 19.

Subhanallah! Allaahu Akbar! Fenomena angka 19 ini membuktikan bahwa Al-Quran bukanlah buatan manusia, tetapi ia benar-benar berasal dari Allah SWT.
Fenomena 19 bukan pula suatu kebetulan atau mengada-ada, tetapi sebagai bukti kebenaran Al-Quran itu sendiri.

Ayat-ayat Al-Quran tidak pernah berubah dari dulu hingga sekarang, huruf demi huruf, karena Allah selalu menjaga keasliannya, seperti yang difirmankan dalam dua ayat berikut:

“Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quran) dengan benar dan adil. Tidak ada yang dapat mengubah kalimat-kalimat-Nya dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui“. (Qur’an Surat Al-An’am ayat 115)

“Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al Qur’an, dan sesungguhnya Kami memeliharanya“. (Qur’an Surat Al-Hijr ayat 9)

Maha Benar Allah yang Maha Agung.

Belajar Bahasa Arab


Ikhwan : saudara laki : laki (jamak)
Akhwat : saudara perempuan (jamak) Ukhti : panggilan untuk saudari perempuan
Akhi : panggilan untuk saudara laki : laki
Antum : kamu (jamak)
Ikhwah fillah : saudari sekalian
Afwan : maaf
Tafaddhol : silahkan
Jazakumullahu khair : terima kasih banyak
anta : kamu,[lelaki]
antuma : kamu,dua orang ,[lelaki]
antum,kamu,ramai : ramai,[lelaki]
anti : kamu,[perempuan]
antuma : kamu,dua org,[perempuan]
antunna : kamu,ramai : ramai : [perempuan]
ana : saya
nahnu : kami....
Keif Halaq? : : > How are you?
Zein : : > I'm fine
Ismi ... : : > My name is ...
Shukran : : > Thank you
Afwan : : > You're welcome
Asf : : > maaf
Ahlan wa sahlan : : > Selamat datang
Sabah al Kheir : : > Selamat pagi
ni aslinya adalah: Kaifa haluka(maskulin : tunggal)
Kaifa haluki(feminin : tunggal)
Kaifa halukuma(maskulin/feminin : dual)
Kaifa halukum(maskulin : plural)
Kaifa halukunna(feminin : plural)
Apa khabar anda hari ini : kaifa haluka ( ki kalau perempuan) al : yaum?
How is your pain? : kaifa bi maradhika
do u need any assistance : hal turid ayyu musa'adah minni?
Cuma dalam percakapan sehari2 demi kepraktisan biasanya digunakan sapaan seperti yg
disebutkan Malef.
Zein : : > I'm fine
Ismi ... : : > My name is ...
Shukran : : > Thank you
Afwan : : > You're welcome
Afwan/al afuw secara harfiah dipakai untuk kata 'maaf', tapi juga dipakai untuk 'you're welcome'.
Asf : : > maaf
Ahlan wa sahlan : : > Selamat datang
Sabah al Kheir : : > Selamat pagi
Hada ... : : > ini (masc)
Hadihi ... : : > itu (fem.)
Haadza : Ini (m)
Haadzihi : Ini (f)
Dzalika : Itu (m)
Tilka : Itu (f)
na`am : iya , oke ( klo Ammiyah Mesir : Aiwa )
Beit : : > rumah
Matar : : > airport
Madrasah : : > sekolah
Laa atakalam arabiya : : > I dont speak Arabic
kal Englisi? : : > (lupa2 inget ini.. klo gak salah sih bener) Do you speak English?
chab : : > shut up
mafi mushkila : : > no problem
shway shway : : > pelan2
taal : : > come here
kullu : tiap2/setiap
nadsin : diri
daikotul : menjumpai
maut : kematian

Shukran katsiiran (terimakasih banyak)
na`am ana thalib fi gam`atil azhar ... ( iyah aku mhs di Al Azhar )
Mengenai kata maaf dalam bahasa Arab, memang sering kita mendengar kata " Afwan
". Ini sudah benar, tetapi yang lebih tepat mungkin sebagaimana yang sering
saya dengar, dan sering dipakai dinegeri Arab ini adalah kata : "
Mutaassif/mutaassifah ". (maafkan saya).

Biasanya kata " Afwan " ini sering dipakai, kalau kita mau melewati seseorang,
seperti kata " permisi " (mau nompang lalu).

Kita akan mengatakan : " afwan, lau samahta,"(maaf kalau anda bolehkan, saya
numpang lewat), atau " ba'da idznika/ki/kum "( sesudah keizinan dari kamu, maaf
saya mau numpang mendahului/lewat dsbgnya), itu makna dari kata : "Afwan, lau
samahta, atau afwan ba'da idznika".

Sementara kalau kita salah pada seseorang biasanya dengan mengatakan :
"Mutaassif/ah " ana ghalthaana/ah".(maafkan saya saya telah berbuat salah pada
kamu).

lhamdulillah ada juga yang memulai thread bahasa Arab. Di sini banyak yang fasih berbahasa Arab seperti Indoparis (Mesir) dan Maleficus dikit2 (Qatar).

Bahasa Arab adalah termasuk rumpun bahasa Semitic (dibagi manjadi Hebrew dan Arab),
merupakan bahasa paling well : developed di dunia. Karena tidak saja membedakan masculin dan feminin untuk kata benda (seperti bhs Prancis), tapi juga menggolongkan secara jumlah (tunggal, dual, dan plural) sementara bahasa Inggris dan Prancis hanya punya tunggal dan plural.

Kata ganti orang pertama maskulin/feminin (sama)
1. Anaa : saya
2. Nahnu : kami

Kata ganti orang kedua dan ketiga maskulin (muzakkar)
1. Huwa : dia (tunggal)
2. Huma : dia (dual)
3. Hum : dia (plural)
4. Anta : anda (tunggal)
5. Antuma : anda (dual)
6. Antum : anda (plural)

Kata ganti orang kedua dan ketiga feminin (mu'annas)
1. Hiya : dia (tunggal)
2. Huma : dia (dual)
3. Hunna : dia (plural)
4. Anti : anda (tunggal)
5. Antuma : anda (dual)
6. Antunna : anda (plural)
________________________________________

Kata : kata bahasa Indonesia dari bahasa Arab:
1. Kursi
2. Kitab
3. Waktu
4. Saat
5. Kuliah
6. Kalimat
7. Musyawarah

Nama hari
: Minggu
: Senin
: Selasa
: Rabu
: Kamis
: Jumat
: Sabtu

hari : (youm) ﻡﻮﻳ
senin : (itsnain) ﻦﻴﻨﺛﺍ
selasa : (tsulaatsaa) ﺀﺎﺛﻼﺛ
rabu : (arbi'aa) ﺀﺎﻌﺑﺭﺍ
kamis : (khamiis) ﺲﻴﻤﺧ
jum'at : (jumu'ah) ﺔﻌﻤﺟ
sabtu : (sabt) ﺖﺒﺳ
minggu : (ahad) ﺪﺣﺍ

contoh penggunaan dengan menyambung kata "hari" :
kalau "youm" itu sebagai permulaan kalimat, harusnya dipakein "al" didepannya, kalo ga ..ga usah paka "al"
hari senin : (hari ini, hari selasa) ﻡﻮﻳ ,ﻡﻮﻴﻟﺍ ﺀﺎﺛﻼﺜﻟﺍ

susunan warna :
merah : (ahmar) ﺍ ﺮﻤﺣ
hitam : (aswad) ﺩﻮﺳﺍ
hijau : (akhdhor)ﺮﻀﺧﺍ
putih : (abyadh) ﺺﻴﺑﺍ
kuning : (ashfar) ﺮﻔﺻﺍ
biru : (azhraq) ﻕﺭﺯﺍ

marit : sakit
ana lagi marit bie.. : saya lagi sakit bro..
abi : ayah
umi : ibu

bet abi umi nte dimana? : rumah bapak ibumu dimana?
kul : makan
nanti siang ana harman kul nsi kebuli : nanti siang saya mau makan nasi kebuli
haya : malu
nanti di bet harem ana jangan bikin haya nte! : nanti dirumah cewek gue jangan bikin malu lo!
Siapa namamu : Man Ismamuka : ismakmien (slank)
Dimana rumahmu : Fa aina sakinatuka : Feinsakien (slank)
hadamah : pembantu
hadamah nte hali juga bie : pembantu lo cantik juga bro
ana syuftak albi sallim : melihatmu hatiku bahagia
habibie ya nurul aini : kekasihku wahai cahaya mataku
kunta feen ya habibie : dimanakah kau (m) kekasih?
ellayali : ellayali : malam : malamku
both from lagu g sendiri
la murhansat : tak terlupakan : : >mustafa amr
kam : berapa
tsaman : harga
sa'ah : jam
al : an : sekarang (gue bedain antara AIn dengan ' dan hamzah dengan : kek sa'ah itu pake ain, al :
an pake hamzah)
kam sa'ah al : an (bisa di baca: kam sa'atul'an) : jam berapa sekarang
kam tsaman hazihi ......... (titik itu barang)
ila ayna anta tazhab : mau pergi kemana. (ila : ke. ayna : mana, anta : kamu laki2, tazhab : pergi)
min ayyi daulah : dari negara mana (min : dari, ayyi itu asal kalimatnya ayna : mana, daulah :
negara.)
maza ta : kul : sedang makan apa? (maza : apa, ta : kul dari kata akala artinya makan, karna sedang (present) masuk ta, juga ta itu berarti kamu.
ayna al : hammam (dimana letak wc) hehe letak disini dha ma'ruf jadi gak usah di include.. gak
mesti pake ayna makan al : hammam

Setahu saya bahasa Arab terbagi 2 bagian :
1. Fush hah (bahasa resmi, standar di seluruh dunia).
ada yg bilang acuan bahasa fushah adalah al : qur'an.
2. 'Amiah (bahasa slank ato daerah).
kalo yg ini bisa beda2 tiap suku maupun negara2 Arab.

contohnya :
Uang : Fulus : : > Fush hah
Duit : Nuqud : : >'amiah

contoh2 bahasa 'amiah yg laen donk, soalnya gak ada di kamus2.
kalo kosa kata fush hah gampang dicari di kamus.
A : Assalamu'alaikum.
B : Wa'alaikum salam
A : Maadzaa taf'al al : aan? (Lagi ngapain?)
B : Aqro : u kitaab : al : Parasituulugii (Lagi baca buku Parsitologi nih..)
A : Ahaadza : l : imtihan bilghod? (emangnya ada ujian ya, besok?)
B : Aiwa. (Iya, neh)
A : Oh, katstsiri : l : mudzakaroh, deh... (oh, banyak : banyak ngulang deh)
B : Insya Allah. Ud'uu lii, ya (do'ain ye..)
A : Insya Allah, ad'uu lak.. la'allaka min : an : naajihiin... (saya doain kamu, semoga sukses deh..)

B : Syukron.
A : Afwan, arji' awwalan ya. (saya pulang duluan ya..)
B : Tafadhol (silakan)
A : Ila : l : liqoo. (Sampe jumpa lagi)
B : Ila : l : liqoo. Ma'assalamah...(ati ati ye )

Kamis, Desember 06, 2012

Pelajaran dari Surat An-Naml ( surat semut ) Kisah Raja Sulaiman

(Kisah Raja Sulaiman)

Beberapa Di dalam Al-Quran banyak sekali terdapat kisah-kisah Nabi dan umat
terdahulu yang dapat dijadikan pelajaran. Kisah-kisah tersebut menunjukkan kebesaran Allah
SWT. Salah satu surat yang memuat kisah yang mengagumkan adalah surat An-Naml itu. Di
dalam Surat An-Naml (surat nomor 27) dikisahkan tentang Nabi Sulaiman (di dalam Alkitab
disebut Solomon) dengan segala keperkasaan dan kelebihan yang diberikan oleh Allah SWT.
Nabi Sulaiman adalah seorang raja yang besar, kerajaannya terletak di negeri Palestina
sekarang. Hingga saat ini kaum Yahudi Israel masih mencari-cari dimana istana (Solomon
Temple) itu berada, dan mereka meyakini bahwa istana itu terletak di lahan tempat Masjid Al-
Aqsa sekarang. Inilah alasan mengapa kaum Yahudi ingin meruntuhkan Masjid Al-Aqsa dan
merekonstruksi situs istana Sulaiman.

Berikut ini saya kisahkan kembali terjemahan ayat-ayat yang saya baca tadi mulai dari ayat 16
hingga ayat 44, berikut dengan narasi sesuai yang saya pahami dari ayat tersebut.

16. Dan Sulaiman telah mewarisi Daud, dan dia berkata: “Hai Manusia, kami telah diberi
pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini
benar-benar suatu kurnia yang nyata”.

Raja Sulaiman memiliki kemampuan supranatural yang luar biasa, yaitu memiliki tentara dari
golongan jin, manusia, dan burung. Raja Sulaiman juga mampu memahami bahasa binatang.

17. Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu
diatur dengan tertib (dalam barisan).

Pada suatu hari, Raja Sulaiman sedang berjalan-jalan dengan bala tentaranya itu, hingga
sampailah mereka di lembah yang banyak semutnya.

18. Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-
semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan
tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari”;

Mendengar perkataan semut itu, Nabi Sulaiman tersenyum, namun dia tidak menunjukkan
kesombongannya karena memiliki kekuatan yang hebat, malah dia bersikap tawadhu (rendah
hati).

19. maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia
berdo’a: “Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri ni’mat Mu yang telah Engkau
anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh”.

Selepas dari lembah semut, Raja Sulaiman memeriksa satu-per satu tentaranya. Namun, dia
tidak melihat kehadiran burung Hud-hud. Burung Hud-hud adalah sejenis burung pelatuk.

20. Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata: “Mengapa aku tidak melihat hud-hud
[1094], apakah dia termasuk yang tidak hadir.

Dia mengancam akan menyembelih burung Hud-hud karena dianggap tidak disiplin (mangkir).

21. Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras atau benar-benar
menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang”.

Untunglah burung Hud-hud tidak lama kemudian datang. Ternyata burung ini baru saja
mengunjungi sebuah negeri yang ajaib.

22. Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata: “Aku telah mengetahui
sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu
berita penting yang diyakini.

Saba nama kerajaan di zaman dahulu, ibu kotanya Ma’rib yang letaknya dekat kota San’a ibu
kota Yaman sekarang (sumber dari sini ). Di Kerjaan Saba itu memerintah seorang ratu yang
bernama Balqis.

23. Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia
dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar.

Sayangnya, kaum Ratu Bilqis itu menyembah dewa matahari, sangat berbeda dengan Sulaiman yang menyebah Allah SWT.

24. Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah
menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk,

25. agar mereka tidak menyembah Allah Yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi dan Yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan.

26. Allah, tiada Tuhan Yang disembah kecuali Dia, Tuhan Yang mempunyai ‘Arsy yang besar”.

Mendengar cerita burung Hud-hud tersebut, Nabi Sulaiman tidak langsung percaya. Dia perlu
cek dan ricek untuk memeriksa kebenaran cerita tadi.

27. Berkata Sulaiman: “Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang
yang berdusta.

Lalu Raja Sulaiman menulis sebuah surat, kemudian menyuruh burung Hud-hud untuk
menjatuhkannya ke istana Ratu Balqis.

28. Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkan kepada mereka, kemudian
berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan”

Surat itu sampai ke tangan Ratu Balqis. Dia segera memanggil para menterinya untuk
membahas surat tersebut.

29. Berkata ia (Balqis): “Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku
sebuah surat yang mulia.

30. Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya (isi)nya: “Dengan menyebut
nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Di dalam surat itu Raja Sulaiman meminta Ratu Balqis untuk tunduk kepada Raja Sulaiman.

31. Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku
sebagai orang-orang yang berserah diri”.

Ratu Balqis belum menjawab permintaan Sulaiman tersebut, dia berkata kepada para
menterinya:

32. Berkata dia (Balqis): “Hai para pembesar berilah aku pertimbangan dalam urusanku (ini)
aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis(ku)”.

Para menterinya belum mau menyerah, mereka menganggap kerajaan mereka juga adalah
kerajaan yang kuat, jangan mau tunduk kepada Sulaiman.

33. Mereka menjawab: “Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki
keberanian yang sangat (dalam peperangan), dan keputusan berada ditanganmu: maka
pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan”.

Namun, keputusan tetap berada di tangan Ratu Balqis. Dia khawatir jika kelak Sulaiman
berhasil menguasai negerinya, maka penduduknya akan dijadikan tawanan atau budak.
Pengalaman negeri-negeri yang dikuasai oleh pasukan asing selalu begitu. Dia khawatir
Sulaiman berlaku serupa.

34. Dia berkata: “Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka
membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat.

Demi melindungi rakyatnya menjadi budak yang hina, Ratu Balqis mengirim utusan kepada
Sulaiman sambil membawa hadiah.

35. Dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah,
dan (aku akan) menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu”.

Nabi Sulaiman tersinggung dengan hadiah yang dibawa oleh utusan Ratu Balqis, sekaan-akan
dirinya bisa disuap dengan hadiah itu, padahal harta yang dia peroleh dari Allah jauh lebih
banyak dan lebih baik daripada hadiah yang ditawarkan itu.

36. Maka tatkala utusan itu sampai kepada Sulaiman, Sulaiman berkata: “Apakah (patut) kamu
menolong aku dengan harta? maka apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikan-Nya kepadamu; tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu.

Raja Sulaiman menolak hadiah tersebut, lalu menyuruh utusan Ratu Balqis itu pulang dengan
membawa ancaman.

37. Kembalilah kepada mereka sungguh kami akan mendatangi mereka dengan balatentara
yang mereka tidak kuasa melawannya, dan pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu
(Saba) dengan terhina dan mereka menjadi (tawanan-tawanan) yang hina dina”.

Setelah utusan itu pergi, Raja Sulaiman memberi tantangan kepada para pembantunya untuk
membawa singgasana Ratu Balqis ke hadapannya.

38. Berkata Sulaiman: “Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang
sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai
orang-orang yang berserah diri”.

Tantangan itu diterima oleh seorang jin bernama Ifrit. Ifrit sanggup membawa singgasana
ratu dalam sekejap sebelum Raja Sulaiman berdiri dari tempat duduknya.

39. Berkata ‘Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: “Aku akan datang kepadamu dengan
membawa singgsana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu;
sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya”.

Tapi, ternyata ada yang lebih cepat lagi dari jin Ifrit. Salah seorang pembantu Sulaiman yang
mempunyai ilmu dari Alkitab (Zabur dan Taurat) sanggup mendatangkan singgasana ratu
sebelum kedipan mata. Luar biasa.

40. Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab: “Aku akan membawa singgasana
itu kepadamu sebelum matamu berkedip”.

Setelah singgasana Ratu Balqis berada di hadapan Sulaiman, Sulaiman bukannya merasa
jumawa karena merasa berhasil memperlihatkan kehebatannya nanti di hadapan Ratu Balqis.
Dia malah makin merendahkan dirinya di hadapan Allah sebab itu semua adalah karunia yang diberikan oleh Allah kepadanya.

(lanjutan) Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata:

“Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari
(akan ni’mat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk
(kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha
Kaya lagi Maha Mulia”.

Nabi Sulaiman kemudian meminta agar singgasana Ratu Balqis itu diubah sedemikian rupa
untuk menguji apakah ratu itu masih mengenali singgasananya.

41. Dia berkata: “Robahlah baginya singgasananya; maka kita akan melihat apakah dia
mengenal ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenal(nya)”.

Ratu Balqis yang menerima pulang utusannya yang datang membawa kembali hadiah yang
hendak disampaikan kepada Sulaiman menyadari bahwa Sulaiman bukanlah lawannya.
Negerinya pasti akan kalah. Oleh karena itu, dia datang menghadap Raja Sulaiman sebagai
bentuk pengakuan.

Di depan istana Raja Sulaiman, kepada Balqis diperlihatkan sebuah singgasana. Raja Sulaiman
menyuruh ratu untuk memeriksa apakah itu singgasananya?

42. Dan ketika Balqis datang, ditanyakanlah kepadanya: “Serupa inikah singgasanamu?”

Balqis merasa kaget, kenapa bisa singgasananya ada di istana Sulaiman, siapa yang
membawanya, padahal singgasana itu tadi ketika ditinggalkannya masih ada. Namun dia
mengakui pasti ini adalah kehebatan Nabi Sulaiman yang sangat sulit ditandinginya. Dia pun
menyerah dan menyatakan tunduk kepada Nabi Sulaiman.

(lanjutan) Dia menjawab: “Seakan-akan singgasana ini singgasanaku, kami telah diberi
pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri”.

43. Dan apa yang disembahnya selama ini selain Allah, mencegahnya (untuk melahirkan
keislamannya), karena sesungguhnya dia dahulunya termasuk orang-orang yang kafir.
Sulaiman kemudian mengajak Ratu Balqis masuk ke dalam istana.

44. Dikatakan kepadanya: “Masuklah ke dalam istana”.
Istana Sulaiman sangat megah, lantainya terbuat dari batu pualam seperti kaca. Begitu
memasuki istana, Ratu Balqis mengangkat gaunnya karena melihat lantai istana seperti kolam
air.

(lanjutan) Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan
disingkapkannya kedua betisnya.
Raja Sulaiman berkata bahwa itu bukan kolam, tetapi benar-benar lantai yang sangat licin
seprti kaca.

(lanjutan) Berkatalah Sulaiman: “Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca”.
Ratu Balqis sangat kagum dengan semua apa yang telah dialaminya tadi. Dari sinilah dia
mendapat hidayah dari Allah bahwa semua itu adalah Kekuasaan Allah SWT, Tuhan yang harus disembah, bukan dewa matahari yang selama ini diyakininya.

(lanjutan) Berkatalah Balqis: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap
diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam”.

Shadaqallahul adzim. Maha benar Allah yang Maha Agung. Banyak pelajaran yang dapat
diambil dari kisah Nabi Sulaiman di atas, antara lain:.

1. Nabi Sulaiman meskipun diberi kekuasaan dan kelebihan oleh Allah SWT, dia tidaklah merasa
angkuh dan sombong. Malah, semakin mendekatkan dirinya kepada Allah yang memberi
semua kehebatan dna kekuasaan itu. Ilmu padi: semakin berisi maka semakin runduk. Banyak
pemimpin di zaman sekarang ini jika semakin berkuasa maka semakin korup.

2. Nabi Sulaiman tidak ingin berbuat zalim meskipun dia merasa hebat. Dia berlaku lemah
lembut pada orang kecil. Semut yang hanya seukuran ujung kuku tidak mau dia injak-injak.