Senin, April 30, 2012

Kumpulan Do'a

Kumpulan Do'a Islam Sehari-hari - Banyak orang yang menyebutkan bahwa do'a adalah

senjata bagi orang muslim dalam menjalani hidup sehari-hari, dari situlah do'a dianggap

sangat penting untuk melindungi diri kita dari godaan syetan yang terkutuk. Namun begitu saya

tidak mau mempersulit, saya pun juga orangnya fleksibel jadi sekiranya saya lupa bagaimana do'a

ini dan itu saya biasanya cukup berdo'a dengan menggunakan bahasa indonesia karena saya yakin

ALLAH Maha Mendengar sehingga pastinya tidak akan ada masalah entah ingin berdo'a dengan

bahasa arab sesuai dengan ajaran Rosulullah ataukah dengan menggunakan bahasa Indonesia.

Akan tetapi jika memang anda termasuk orang yang mudah dalam menghafal kalimat atau do'a

dengan bahasa Arab saya anjurkan anda untuk selalu berdo'a dengan bahasa arab sesuai dengan

sunnah rosul. Nah, berikut ini adalah kumpulan Do'a Islam Sehari-hari yang bisa anda hafalkan

dan kemudian mempraktekkannya secara rutin, selamat menghafal :

1. Do'a sebelum makan :

ﻙﺭﺎﺑ ﻢﻬﻠﻟﺍ ﺎﻨﻟ ﺎﻨﺘﻗﺯﺭ ﺎﻤﻴﻓ ﺏﺍﺬﻋ ﺎﻨﻗﻭ ﺭﺎﻨﻟﺍ

Ya Allah berilah berkah kepada kami dari apa yang engkau beri rezeki pada kami dan hindarkanlah

kami dari azab neraka.

Do'a sesudah makan :

ﻱﺬﻟﺍ ﻪﻠﻟ ﺪﻤﺤﻟﺍ ﺎﻨﻤﻌﻃﺃ ﺎﻨﻠﻌﺟﻭ ﺎﻧﺎﻘﺳﻭ ﻦﻣ ﻦﻴﻤﻠﺴﻤﻟﺍ

Segala Puji bagi Allah yang telah memberi makan dan minum kepada kami dan menjadikan kami

muslim.

Do'a Iftar (buka Puasa) :

ﻢﻬﻠﻟﺍ ﻚﻟ ﻚﺑﻭ ﺖﻤﺻ ﺖﻨﻣﺁ ﻚﻗﺯﺭ ﻰﻠﻋﻭ ﺕﺮﻄﻓﺃ ﻚﺘﻤﺣﺮﺑ ﻢﺣﺭﺍ ﺎﻳ ﻦﻴﻤﺣﺮﻟﺍ

Ya Allah untuk-Mu lah aku berpuasa dan kepada-Mu lah aku beriman dan atas rizki-Mu-lah aku

berbuka, dengan rahmat-Mu wahai Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

2. Do'a masuk Masjid :

ﻢﻬﻠﻟﺍ ﺢﺘﻓﺍ ﺏﺍﻮﺑﺃ ﻰﻟ ﻚﺘﻤﺣﺭ

Ya Allah, bukalah pintu-pintu rahmat-Mu untukku.

Do'a keluar Masjid:

ﻢﻬﻠﻟﺍ ﻚﻟﺄﺳﺍ ﻲﻧﺍ ﻚﻠﻀﻓ

Ya Allah sesungguhnya aku minta kepada-Mu dengan keutamaan-Mu.

3. Do'a masuk WC :

ﻢﻬﻠﻟﺍ ﻲﻧﺍ ﺫﻮﻋﺃ ﻚﺑ ﺚﺒﺨﻟﺍ ﻦﻣ ﺚﺋﺎﺒﺨﻟﺍﻭ

Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari Godaan Syaiton laki-laki dan Perempuan.

(HR.Bukhari)

Do'a keluar dari WC :

ﻚﻧﺍﺮﻔﻏ ﻱﺬﻟﺍ ﻪﻠﻟ ﺪﻤﺤﻟﺍ ﺐﻫﺫﺍ ﻯﺫﻷﺍ ﻲﻨﻋ ﻰﻧﺎﻓﺎﻋﻭ

Aku minta ampun kepada-Mu, segala puji bagi Allah yang telah menghindarkan daku dari penyakit

dan menyehatkanku.

4. Do'a sebelum tidur :

ﻚﻤﺳﺎﺑ ﺎﻴﺣﺃ ﻢﻬﻠﻟﺍ ﺕﻮﻣﺄﺑﻭ

Dengan namamu, aku hidup dan aku mati.

Do'a ketika bangun tidur :

ﻪﻠﻟﺍ ﺪﻤﺤﻟﺍ ﺎﻧﺎﻴﺣﺃ ﻱﺬﻟﺍ ﺎﻨﺗﺎﻣﺃ ﺎﻣﺪﻌﺑ ﻪﻴﻟﺍﻭ ﺭﻮﺸﻨﻟﺍ

Segala puji bagi Allah yang telah membangunkan kami setelah kami ditidurkan, dan kepadaNyalah

kami akan di bangkitkan.

5. Do'a ketika keluar dari rumah :

ﻢﺴﺑ ﺖﻠﻛﻮﺗ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﻋ ﻝﻮﺣﻻﻭ ﻪﻠﻟﺍ ﻻﻭ ﺓﻮﻗ ﻻﺍ ﻪﻠﻟﺎﺑ

Dengan nama Allah (aku keluar) aku bertawakkal kepadaNya, tiada daya dan upaya kecuali dengan

kekuatan Allah.

Do'a ketika masuk rumah :

ﺎﻨﺠﻟﻭ ﻪﻠﻟﺍ ﻢﺴﺑ ﻢﺴﺑﻭ ﻪﻠﻟﺍ ﺎﻨﺟﺮﺧ ﻪﻠﻟﺍ ﻲﻠﻋﻭ ﺎﻨﻠﻛﻮﺗ

Dengan nama Allah kami masuk (kerumah) dengan nama Allah kami keluar (darinya) dan kepada

Tuhan kami bertawakkal.

6. Do'a ketika mendengarkan Adzan:

Seseorang untuk mendengarkan adzan hendaklah membaca sebagaimana yang di kumandangkan

oleh muadzin, kecuali bacaan : ﻲﻠﻋ ﻲﺣ ﺓﻼﺼﻟﺍ (hayya 'alassholaah) dan ﻲﻠﻋ ﻲﺣ ﺡﻼﻔﻟﺍ (hayya

'alalfalaah) maka padanya bacalah : ﺓﻮﻗﻻﻭ ﻝﻮﺣﻻ ﻪﻠﻟﺎﺑﻻﺍ (laa haula walaa quwwata illa billah)

Membaca shalawat kepada Nabi saw sesudah adzan :

ﻢﻬﻠﻟﺍ ﻩﺬﻫ ﺏﺭ ﺓﻮﻋﺪﻟﺍ ﺓﻼﺼﻟﺍﻭ ﺔﻣﺎﺘﻟﺍ ﺔﻤﺋﺎﻘﻟﺍ ﺕﺁ ﺎﻧﺪﻴﺳ ﺍﺪﻤﺤﻣ ﺔﻠﻴﻀﻔﻟﺍﻭ ﺔﻠﻴﺳﻮﻟﺍ ﻪﺜﻌﺑﺍﻭ ﺎﻣﺎﻘﻣ ﺍﺩﻮﻤﺤﻣ ﻱﺬﻟﺍ

ﻻ ﻚﻧﺍ)ﻪﺗﺪﻋﻭ ﺩﺎﻌﻴﻤﻟﺍ ﻒﻠﺨﺗ )

Ya Allah, Tuhan panggilan yang sempurna (azan) dan shalat (wajib) yang didirikan. Berilah Al-

Wasilah (derajat di surga,yang tidak akan diberikan selain kepada Nabi SAW). Dan Fadhilah kepada

Muhammad. Dan bangkitkan Beliau sehingga bisa menempati maqam terpuji yang telah Engkau

janjikan. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji.

7. Do'a sebelum wudhu :

ﻪﻠﻟﺍ ﻢﺴﺑ Dengan nama Allah (saya berwudhu).

Do'a setelah berwudhu:

ﺪﻬﺷﺍ ﻻ ﻥﺍ ﻪﻟﺍ ﻪﻠﻟﺍ ﻻﺍ ﻚﻳﺮﺷ ﻻ ﻩﺪﺣﻭ ﻪﻟ ﻥﺍ ﺪﻬﺷﺍﻭ ﺍﺪﻤﺤﻣ ﻩﺪﺒﻋ ﻪﻠﻟﺍ ﻝﻮﺳﺭﻭ

Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang patut di sembah kecuali Allah yang Maha Esa dan tiada

sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba & utusanNya .

ﻲﻨﻠﻌﺟﺍ ﻢﻬﻠﻟﺍ ﻦﻣ ﻰﻨﻠﻌﺟﺍﻭ ﻦﻴﺑﺍﻮﺘﻟﺍ ﻦﻳﺮﻬﻄﺘﻤﻟﺍ ﻦﻣ

Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah termasuk orang-

orang (yang senang) bersuci.

8. Do'a ketika bersin :

Apabila seseorang diantara kamu bersin hendaklah membaca : ﻪﻠﻟ ﺪﻤﺤﻟﺍ (segala puji bagi Allah),

lantas saudara atau temannya berkata : ﻪﻠﻟﺍ ﻚﻤﺣﺮﻳ (semoga Allah memberi berkah kepadamu), Bila

saudara atau temannya berkata demikian bacalah :

ﻪﻠﻟﺍ ﻢﻜﻳﺪﻬﻳ ﺢﻠﺼﻳﻭ ﻢﻜﻟﺎﺑ (semoga Allah memberi petunjuk kepadamu dan memperbaiki hatimu).

9. Do'a Pelebur Dosa Majlis.

ﻙﺎﻨﺤﺒﺳ ﻢﻬﻠﻟﺍ ﻙﺪﻤﺤﺑﻭ ﺪﻬﺷﺍ ﻻ ﻥﺍ ﻻﺍ ﻪﻟﺍ ﺖﻧﺍ ﺏﻮﺗﺍﻭ ﻙﺮﻔﻐﺘﺳﺍ ﻚﻴﻟﺍ

"Maha Suci Engkau, Ya Allah, aku memuji-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan kecuali Engkau, aku

minta ampun dan bertaubat kepada-Mu.

10. Do'a sebelum berhubungan suami istri

ﻪﻠﻟﺍ ﻢﺴﺑ ﻢﻬﻠﻟﺍ ﺎﻨﺒﻨﺟ ﻥﺎﻄﻴﺸﻟﺍ ﻭ ﺐﻨﺟ ﻥﺎﻄﻴﺸﻟﺍ ﺎﻨﺘﻗﺯﺭ ﺎﻣ

Dengan nama Allah. Ya Allah! Jauhkan kami dari setan, dan jauhkan setan untuk mengganggu apa

yang Engkau rezekikan kepada kami.

11. Do'a untuk dijauhkan dari bala dan marabahaya :

ﻪﻠﻟﺍ ﻢﺴﺑ ﺮﻀﻳ ﻻ ﻱﺬﻟﺍ ﻊﻣ ﺊﺷ ﻪﻤﺳﺍ ﻲﻓ ﺽﺭﻷﺍ ﻭ ﻻ ﻲﻓ ﻊﻴﻤﺴﻟﺍ ﻮﻫﻭ ﺀﺎﻤﺴﻟﺍ ﻢﻴﻠﻌﻟﺍ

"Dengan nama Allah yang segala sesuatu baik di langit maupun di bumi tidak akan memberi

mudhorot (bahaya) apa-apa selama berlindung dengan menyebut nama-Nya

12. Do'a penawar dan penyejuk hati dari kesedihan, rasa malas, kebingungan, ketidak

mampuan, bakhil dan keterlilitan hutang.

ﻢﻬﻠﻟﺍ ﻲﻧﺇ ﻚﺑ ﺫﻮﻋﺃ ﻢﻬﻟﺍ ﻦﻣ ﻭ ,ﻥﺰﺤﻟﺍ ﻭ ﺫﻮﻋﺃ ﻦﻣ ﻚﺑ ﺰﺠﻌﻟﺍ ﻭ ,ﻞﺴﻜﻟﺍ ﻚﺑ ﺫﻮﻋﺃﻭ ﻦﻣ ﻦﺒﺠﻟﺍ ﻭ ,ﻞﺨﺒﻟﺍ ﻚﺑ ﺫﻮﻋﺃﻭ ﻦﻣ

ﻦﻳﺪﻟﺍ ﺔﺒﻠﻏ ﻭ ﺮﻬﻗ ﻝﺎﺟﺮﻟﺍ

"Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari kebingungan dan keduka-citaan, aku berlindung kepada-

Mu dari sifat lemah dan malas, aku berlindung kepada-Mu dari sifat penakut dan bakhil, aku

berlindung kepada-Mu dari beban hutang penindasan orang-orang.

Do’a Yang Dibaca Dalam Keadaan Tertentu:

1. Suami kepada istri dimalam pengantin

Allahuma inni as-aluka khaira khairama jabaltaha 'alaiha. Wa a'udzu bika min syarriha wa syarrima

jabaltaha 'alaihi

artinya : "Wahai Tuhanku, aku mohon kepada-Mu kebajikannya dan kebajikan tabiatnya, dan aku

berlindung kepada-Mu dari kejahatannya dan kejahatan tabiatnya"

2. Untuk suami istri yang mandul

Bismillahir rahmanir rahimi. Rabbi la tadzarni fardan wa anta khairul waritsina

Artinya : "Dengan Nama Allah yang maha pengasih lagi Maha Penyayang. Wahai Tuhanku,

janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah waris Yang paling baik"

3. Untuk merukunkan kembali suami istri yang akan bercerai

Wa alqaitu 'alaika mahabbatan minni wa litushna'a 'ala 'aini

Artinya : "Aku jatuhkan padamu rasa kecintaan dariku dan agar diperbuat oleh kamu atas mataku"

4. Dianugrahi Istri dan anak yang shaleh

Rabbana hab lana min azwajina wa dzuriyyatina qurrata a'yunin waj'alna lil muttaqina limaman

Artinya :

"Tuhan kami, karuniakanlah kepada kami dari istri-istri kami dan anak cucu kami yang

menyenangkan kami dan jadikanlah kami sebagai ikutan bagi orang-orang yang bertaqwa " (QS. Al-

Furqan : 74)

5. Agar anaknya menjadi orang yang berilmu

Allahummaj'alni wa auladi wa dzurriyyati min ahlil' khairi wa la taj'alni wa iyyahummin ahlis su-i wa

ahlidh-dgairi warzuqni wa iyyahum 'ilman nafi'an wa rizqan wa si'an wa khuluqan hasanan

wattaufiqa lith-tha'ati wa fahman nabiyyina

artinya :

"Ya Allah, jadikanlah aku, anak-anakku, dan keluargaku termasuk dari golongan orang yang baik.

Dan janganlah Engkau jadikan aku serta mereka dalam golongan orang yang jahat, dan orang yang

membuat mudharat. berilah rezeki kepadaku dan kepada mereka berupa ilmu yang bermanfaat,

rezeki yang lapang, budi pekerti yang baik, pertolongan untuk taat, dan kepahaman mengenai para

nabi"

6. Untuk kedua orang tua

Rabbighfirli waliwalidayya warhamhuma kama rabbayani shaghiran

Artinya : "Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa ayah serta ibuku, kasihanilah mereka

sebagaimana kasih mereka padaku sewaktu aku masih kecil"

7. Do'a Menolak Bencana

Laa ilaaha illalaahul kariimul 'azhiimu. Subhaanahu tabaarakalaahu rabbul 'arsyil 'azhiimi.

Alhamdulillaahi rabbil 'aalamiina. Allaahumma rabbanaa aatinaa fid dun-yaa hasanatan wa fil

aakhirati hasanatan wa qinaa 'adzaaban naari.

Artinya : Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung. Maha Suci Dia, Maha Berkat

Allah Tuhannya 'arasy yang agung. Segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam. (HR. Nasa'i)

Ya Allah, ya Tuhan kami, berilah kami kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat. Lindungilah kami

dari siksa neraka. (HR. Bukhari dan Muslim)

8. Do'a Kesembuhan/Kesehatan Diri

Allahumma 'aafinii fii badanii. Allaahuma 'aafinii fi sam'ii. Allaahumma 'aafinii fii basharii.

Allaahumma innii a'uudzu bika minal kufri wal faqri. Allahumma innii a'uudzu bika min 'adzaabil

qabri laa illaaha illaa anta.

Artinya : Ya Allah, sembuhkanlah badanku. Ya Allah, sembuhkanlah pendengaranku. Ya Allah

sembuhkanlah penglihatanku. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekafiran dan kefakiran. Ya

Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, tiada Tuhan selain-Mu. (HR. Abu Daud)

9. Do'a Dilindungi Dari Rupa-rupa Penyakit

Allahumma innii a'uudzubka minal barashi wal junuuni wal judzaani wa sayyi'il aswqaami

Artinya : Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari penyakit celup, penyakit gila, penyakit kusta dan

penyakit-penyakit buruk lainnya.

10. Do'a Menjenguk Orang Sakit/Kecelakaan

Allahumma rabban naasi adzhibil ba'sa asyfi antasy syaafii laa syifaa'a illaa syifaa'uka syifaa'an laa

yughaadiru saqaman. Imsahil ba'sa rabban naasi biyadikasy syifaa'u, laa aasyifa lahu illaa anta,

as'alullaahal 'azhiima, rabbal ' arsyil 'azhiimi an-yasfiyaka.

Artinya : Ya Allah Tuhan segala manusia, jauhkanlah kesukaran/penyakit itu dan sembuhkanlah ia,

Engkaulah yang menyembuhkan,tak ada obat selain obat-Mu, obat yang tidak meninggalkan sakit

lagi. Hilangkan lah penyakit itu, wahai Tuhan pengurus manusia. Hanya padamulah obat itu. Tak

ada yang dapat menghilangkan penyakit selain Engkau, aku mohon kepada Allah yang Maha Agung,

Tuhannya 'arasy yang agung, semoga Dia menyembuhkan anda. (HR. Bukhari dan Muslim)

11. Do'a Mengobati Orang Sakit

Bismillahirrahmaanirrahiimi. A'uudzu bi'izzatillahi wa qudratihi min syarri maa ajidu wa uhadziru

Artinya : Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Aku berlindung dengan

keperkasaan Allah dan kekuasaan-Nya dari kejahatan apa yang kuperoleh dan yang kutakuti. (HR.

Muslim, Abu Daud, Tirmi-dzi dan Nasai).

12. Do'a Menghadapi Musibah

Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uuna. Allaahumma ajirnii fii mushiibatii wakhluf lii khairan minhaa.

Artinya : Sesungguhnya kami memiliki Allah dan sesungguhnya kami kembali kepada-Nya. Ya Allah

berilah kami pahala dalam misibahku in dan berilah pengganti yang lebih baik. (HR. Muslim)

13. Do'a Membimbing Orang Sekarat

Astaghfirullaahal 'azhiimaa ...... Laa Ilaaha Illallaahu muhammadun rasuulullaahi ....

Artinya : Aku mohon ampun pada Allah Yang Maha Agung Tiada Tuhan selain Allah dan

Muhammad adalah utusan Allah. (dibaca terus-menerus istighfar dan syahadat tersebut pada

telinga orang yang hampir wafat itu). (Tertunjuk dalam HR. Muslim, Abu Daud dan Hakim).

14. Do'a Di Sisi Orang Yang Telah Wafat

Allaahummaghfirlii wa lahu wa'aqibnii minhu 'uqbaa hasanatan.

Artinya : Ya Allah, ampunilah aku dan orang ini dan berilah aku ganti yang baik daripadanya. (HR.

Muslim)

15. Do'a Masuk Pekuburan Muslim

Assalamu 'alaykum ahlad diyaari minal my'miniina wa innaa insyaa'allaahu bikum laahiquuna.

As'alullaaha lanaa wa lakumul 'aafiyata.

Artinya : Salam sejahtera bagimu wahai penghuni kampung orang-orang mu'min. Kami in insya

Allah akan bertemu dengan anda sekalian. Kumohonkan pada Allah kesejahteraan bagi kami dan

bagi anda sekalian. (HR. Muslim)

16. Do'a Terhindar dari Kesulitan dan Penderitaan

Biismillaahi 'alaa nafsii wa maalii wa diinii, allaahumma radhinii biqadhaa'ika wa baarik lii fiimaa

quddiralii hatta laauhibbaa\ ta'jiila maa akhkharta wa ta'khiira maa 'ajjalta

Artinya : Dengan nama Allah atas diriku, hartaku dan agamaku. Ya Allah, berilah aku rasa ridha

terhadap putusku. Ya Allah, berilah aku rasa ridha terhadap putusan-Mu dan berkatilah segala apa

yang Engkau berikan ubun-ubunku dalam tangan-Mu, berlakulah atasku hukum keputusan-Mu dan

adillah atasku segala taqdirmu. Aku mohon pada-Mu dengan segala nama yang jadi milik-Mu yang

Engkau namakan dengannya diri-Mu, atau yang Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhluq-

Mu, atau yang Kau simpan dalam perbendaharaan ghaib di sisi-Mu kiranya Engkau jadikan kitab al-

Quran jadi kesuburan hatiku dan cahaya dadaku serta menjadi tempat melepaskan segala

kesusahanku dan menghilangkan dukacitaku. (HR. Ahmad dan Ibnu Gibban)

17. Do'a Menghadapi Kesedihan, Kelemahan, Kemalasan, Takut, Kikir, Banyak Hutang Dan

Penindasan

Allaahumma innii a'uudzu bika minal hammi wal hazani wa a'uudzu bika minal 'ajzi wal kasali wa

a'uudzu bika minal jubni wal bukhli wa a'uudzu bika min ghalabatid dayni wa qahrir rijaali.

Artinya : Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari kemurungan dan kesusahan, aku berlindung pada-

Mu dari kemalasan dan aku berlindung pada-Mu dari ketakutan dan kekikiran, aku berlindung

pada-Mu dari tekanan utang dan paksaan orang lain.

18. Do'a Ketenangan Jiwa

Rabhanaa afrigh 'alaynaa shabran wa tsabbit aqdaamanaa wahshurnaa 'alal qawmil kaafirina.

Rabbanaa laa tuzigh quluubanaa ba'da idz hadaytana wa hablanaa min ladunka rahmatan innaka

antal wahhaabu. Allaahumma tsabbitnii an azilla wahdinii an adhilla. Allahumma kamaa hulta

baynii wa bayna qalbii, fahul baynii wa baynasy syaythaani wa 'amalihi. Allaahumma innii as-aluka

nafsan muthma 'innatan tu'minu biliqaa'ika wa tardhaa biqadhaa'ika wa taqna'u bi'athaa'ika

Artinya : Ya Tuhan kami, curahkanlah kesabaran atas kami dan teguhkanlah pendirian kami serta

tolonglah kami terhadap golongan yang kafir.

Ya Tuhan kami, janganlah kau palingkan hati kami setelah Engkau tunjuki dan berilah kami dari

hadhirat-Mu rahmat karena Engkau adalah Yang Maha Pemberi.

Ya Allah kokohkanlah aku dari kemungkinan terpelesetnya iman, dan berilah aku petunjuk dari

kemungkinan sesat.

Ya Allah sebagaimana Engkau telah memberi penghalang antara aku dan hatiku, maka berilah

penghalang antaraku dan antara syaitan serta perbuatannya.

Ya Allah aku mohonkan pada-Mu jiwa yang tenang tenteram, yang percaya pada pertemuan

dengan-Mu dan ridha atas keputusan-Mu serta merasa cukup puas dengan pemberian-Mu.

19. Do'a Mohon Ketenangan Dalam Menghadapi Musibah

Allahummarzuqnii nafsan muthma'innatan tu'minu biliqaa'ika wa tardhaa biqadhaa'ika

Artinya : Ya Allah, berilah kami hati yang tenang, yang beriman akan saat perjumpaan dengan-Mu

dan ridiha menerima segala ketetapan-Mu

20. Do'a Ketika Menghadapi Kesulitan

Allahumma Laa shla illaa maa ja'altahu sahlan wa anta taj'alul hazna idzaa syi'ta sahlan

Artinya : Ya Allah, tiada yang mudah selain yang kau mudahkan dan Engkau jadikan kesusahan itu

mudah jika Engkau menghendakinya jadi mudah. (HR. Ibnu Hibban)

21. Do'a Dimudahkan Segala Urusan

Allaahumma innii as-aluka tamaaman ni'mati fil asy-yaa'I kullihaa wasy syukra laka 'alayhaa hattaa

tardhaa wa ba'dar ridhaa, wal khiyarata fii jamii'I maa yakuunu fiihil khiyaratu wa bijamii'I

masyuuril umuuri kullihaa laa bima'suurihaa yaa kariimu.

Artinya : Ya Allah, aku mohonkan pada-Mu kesempurnaan ni'mat pada segala perkara dan

mensyukuri-Mu atasnya, sehingga Engkau ridha dan sesudah ridha itu lalu aku mohonkan pula

kepada-Mu untuk memilih segala apa yang boleh dipilih dan dengan segala kemudahannya, bukan

yang sulit lagi sukar dikerjakannya. Wahai Tuhan Yang Maha Mulia.

22. Do'a Mohon Husnul Khatimah

Allaahummaj'al khayra 'umrii aakhirahu wa khayra 'amalii khawaatiimahu wa khayra ayyaamii

yawma lliqaa'ika

Artinya : Ya Allah, jadikanlah sebaik-baiknya umurku pada ujungnya dan sebaik-baiknya amalku

adalah pada ujung akhirnya, dan sebaik-baiknya hariku adalah pada saat aku menemui-Mu.

(Disebutkan oleh an-Nawawi)

23. Do'a Waktu Bersin dan Jawaban yang Mendengarnya

Alhamdulillaahi rabbil 'aalamiina. (segala puji bagi Allah Tuhan sekalian alam),

kemudian dijawab oleh orang yang mendengarnya :

Yarhamukallahu (Semoga Allah merahmati anda),

lalu orang yang yang bersin itu menjawabnya pula dengan :

Yahdiikumullaahu wa yushlihu baalaku

(Semoga Allah memberi hidayat bagi anda dan membaguskan keadaan anda). (HR. Bukhari)

24. Do'a Diberi Kesenangan Hidup

Allahumma ashlih lii fii diiniil ladzii huwa 'ishmatu amrii wa ashlih lii dun-yaayal latii fiihaa ma'aasyi

wa shlih lii aakhiratil latii fiihaa ma'aadii waj'alil hayaata ziyaadata lii fii kulli khayrin wajalil mawta

raahatan lii min kulli syarrin.

Artinya : Ya Allah, baguskanlah untukku agamaku yang jadi pangkal urusanku, baguskan pula

duniaku yang jadi tempat penghidupanku, dan baguskanlah akhiratku yang padanya tempat

kembaliku nanti, jadikanlah hidup tu menjadi bekal/tambahan bagiku dalam segala kebaikan, serta

jadikanlah mati itu pelepas segala keburukan bagiku. (HR. Muslimin)

25. Do'a Berlindung Dari Mahluk Jahat

A'uudzu bikalimaatillaahit taammati min syarri maa khalaqa

Artinya : Aku berlindung dengan menyebut kalimat-kalimat Allah Yang Maha sempurna dari segala

kejahatan apa yang telah diciptakan-Nya.

26. Do'a Dapat Bersyukur, Bersabar dan Tidak Menonjolkan Jasa

Allahummaj'alnii syakuuran waj'alnii fii 'aynii shaghiiran wa fii a'yunin naasi kabiiran.

Artinya : Ya allah, jadikanlah aku orang yang berterimaksih pada-Mu, jadikanlah aku orang yang

shabar, jadikanlah aku kecil dalam pandanganku tapi orang yang besar dalam pandangan orang

lain.

27. Do'a Mengunjungi Pengantin Baru

Baarakallahu likulli waahidin minkumaa fii shaahibihii wa jama'a baynakumaa fi khayrin

Artinya : Semoga allah memberkati masing-masing kamu berdua (mempelai) terhadap temannya,

dan semoga Allah mengumpulkan kamu berdua dalam kebaikan (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu

Majalah)

Baarakallahu laka wa baaraka 'alayka wa jama'a baynakumaa fi khayrin

Artinya : Mudah-mudahan Allah memberkahimu, baik ketika senang maupun susah, dan selalu

mengumpulkan kamu berdua pada kebaikan. (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah)

28. Do'a Ketika Melihat Bayi Baru Lahir

Innii u'iidzuka bikalimaatillaahit taammati min kulli syaythaanin wa haammatin wamin kulli 'aynin

laammatin.

Artinya : Aku berlindung untuk anak ini dengan kalimat Allah Yang Sempurna dari segala gangguan

syaitan dan gangguan binatang serta gangguan sorotan mata yang dapat membawa akibat buruk

bagi apa yang dilihatnya. (HR. Bukhari)

29. Do'a Mohon Putera yang Shalih

Rabbanaa hab lanaa min azwaajinaa wa dzurriyyatinna qurrata a'yunin waj'alnaa limuttaqiina

imaaman.

Artinya : Tuhan kami, karuniakanlah kepada kami dari isteri-isteri kami dan anak-cucu kami yang

menyenangkan kami dan jadikanlah kami sebagai ikutan bagi orang-orang yang bertaqwa. (QS. Al-

Furqan, 74)

30. Do'a Mohon Dianugerahi Rizki yang Berkah

Allahummarzuqnii rizqan halaalan thayyiban wasta'milnii thayyiban. Allahummaj'al awsa'a rizqika

'alayya 'inda kibari sinnii wanqithaa'i umrii.Allaahummakfinii bihalaalika 'an haraamika wa aghninii

bifadhlika 'am-man siwaaka.Allaahumma in nii as-aluka rizqan waasi'an naafi'an. Allaahumma innii

as-alukan na'iimal muqiinal ladzii laa yahuulu wa laa yazuulu.

Artinya : Ya Allah, berilah padaku rezki yang halal dan baik, serta pakaikanlah padaku segala

perbuatan yang baik.

Ya Tuhanku, jadikanlah oleh-Mu rezekiku itu paling luas ketika tuaku dan ketika lemahku.

Ya Allah, cukupkanlah bagiku segala rezki-Mu yang halal daripada yang haram dan kayakanlah aku

dengan karunia-Mu dari yang lainnya.

Ya Allah, aku mohonkan pada-Mu rezki yang luas dan berguna.

Ya Allah, aku mohonkan pada-Mu ni'mat yang kekal yang tidak putus-putus dan tidak akan hilang.

31. Do'a Bagi Kedua Orangtua

Rabbighfirlii waliwaalidayya warhamhumma kamaa rabbayaanii shaghiiran.

Artinya : Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa ayah dan ibuku serta kasihilah mereka

sebagaimana kasih mereka padaku sewaktu aku masih kecil.


Sumber: http://sbukie.wap.sh/doa


Published with Blogger-droid v2.0.4

Do'a Dalam Keadaan Tertentu



1. Doa Menolak Bencana Laa ilaaha illalaahul

kariimul 'azhiimu. Subhaanahu tabaarakalaahu

rabbul 'arsyil 'azhiimi. Alhamdulillaahi rabbil

'aalamiina. Allaahumma rabbanaa aatinaa fid dun-

yaa hasanatan wa fil aakhirati hasanatan wa qinaa

'adzaaban naari. Artinya : Tiada Tuhan selain Allah

Yang Maha Mulia dan Maha Agung. Maha Suci

Dia, Maha Berkat Allah Tuhannya 'arasy yang

agung. Segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam.

(HR. Nasa'i) Ya Allah, ya Tuhan kami, berilah kami

kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat.

Lindungilah kami dari siksa neraka. (HR. Bukhari

dan Muslim)

2. Doa Kesembuhan/Kesehatan Diri Allahumma 'aafinii fii badanii. Allaahuma 'aafinii fi sam'ii.

Allaahumma 'aafinii fii basharii. Allaahumma innii a'uudzu bika minal kufri wal faqri. Allahumma

innii a'uudzu bika min 'adzaabil qabri laa illaaha illaa anta. Artinya : Ya Allah, sembuhkanlah

badanku. Ya Allah, sembuhkanlah pendengaranku. Ya Allah sembuhkanlah penglihatanku. Ya Allah,

aku berlindung kepada-Mu dari kekafiran dan kefakiran. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari

siksa kubur, tiada Tuhan selain-Mu.

(HR. Abu Daud)

3. Doa Dilindungi Dari Rupa-rupa Penyakit Allahumma innii a'uudzubka minal barashi wal junuuni

wal judzaani wa sayyi'il aswqaami Artinya : Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari penyakit celup,

penyakit gila, penyakit kusta dan penyakit-penyakit buruk lainnya.

4. Doa Menjenguk Orang Sakit/Kecelakaan Allahumma rabban naasi adzhibil ba'sa asyfi antasy

syaafii laa syifaa'a illaa syifaa'uka syifaa'an laa yughaadiru saqaman. Imsahil ba'sa rabban naasi

biyadikasy syifaa'u, laa aasyifa lahu illaa anta, as'alullaahal 'azhiima, rabbal ' arsyil 'azhiimi an-

yasfiyaka. Artinya : Ya Allah Tuhan segala manusia, jauhkanlah kesukaran/penyakit itu dan

sembuhkanlah ia, Engkaulah yang menyembuhkan, tak ada obat selain obat-Mu, obat yang tidak

meninggalkan sakit lagi. Hilangkan lah penyakit itu, wahai Tuhan pengurus manusia. Hanya

padamulah obat itu. Tak ada yang dapat menghilangkan penyakit selain Engkau, aku mohon

kepada Allah yang Maha Agung, Tuhannya 'arasy yang agung, semoga Dia menyembuhkan anda.

(HR. Bukhari dan Muslim)

5. Doa Mengobati Orang Sakit Bismillahirrahmaanirrahiimi. A'uudzu bi'izzatillahi wa qudratihi min

syarri maa ajidu wa uhadziru Artinya : Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang. Aku berlindung dengan keperkasaan Allah dan kekuasaan-Nya dari kejahatan apa yang

kuperoleh dan yang kutakuti. (HR. Muslim, Abu Daud, Tirmi-dzi dan Nasai).

6. Doa Menghadapi Musibah Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uuna. Allaahumma ajirnii fii

mushiibatii wakhluf lii khairan minhaa. Artinya : Sesungguhnya kami memiliki Allah dan

sesungguhnya kami kembali kepada-Nya. Ya Allah berilah kami pahala dalam misibahku in dan

berilah pengganti yang lebih baik. (HR. Muslim)

7. Doa Membimbing Orang Sekarat Astaghfirullaahal 'azhiimaa ...... Laa Ilaaha Illallaahu

muhammadun rasuulullaahi Artinya : Aku mohon ampun pada Allah Yang Maha Agung Tiada

Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. (dibaca terus-menerus istighfar dan

syahadat tersebut pada telinga orang yang hampir wafat itu).

(Tertunjuk dalam HR. Muslim, Abu Daud dan Hakim).

8. Doa Di Sisi Orang Yang Telah Wafat Allaahummaghfirlii wa lahu wa'aqibnii minhu 'uqbaa

hasanatan. Artinya : Ya Allah, ampunilah aku dan orang ini dan berilah aku ganti yang baik

daripadanya. (HR. Muslim)

9. Doa Masuk Pekuburan Muslim Assalamu 'alaykum ahlad diyaari minal my'miniina wa innaa

insyaa'allaahu bikum laahiquuna. As'alullaaha lanaa wa lakumul 'aafiyata. Artinya : Salam sejahtera

bagimu wahai penghuni kampung orang-orang mu'min. Kami in insya Allah akan bertemu dengan

anda sekalian. Kumohonkan pada Allah kesejahteraan bagi kami dan bagi anda sekalian. (HR.

Muslim)

10. Doa Terhindar dari Kesulitan dan Penderitaan Biismillaahi 'alaa nafsii wa maalii wa diinii,

allaahumma radhinii biqadhaa'ika wa baarik lii fiimaa quddiralii hatta laauhibbaa\ ta'jiila maa

akhkharta wa ta'khiira maa 'ajjalta Artinya : Dengan nama Allah atas diriku, hartaku dan agamaku.

Ya Allah, berilah aku rasa ridha terhadap putusku. Ya Allah, berilah aku rasa ridha terhadap

putusan-Mu dan berkatilah segala apa yang Engkau berikan ubun-ubunku dalam tangan-Mu,

berlakulah atasku hukum keputusan-Mu dan adillah atasku segala taqdirmu. Aku mohon pada-Mu

dengan segala nama yang jadi milik-Mu yang Engkau namakan dengannya diri-Mu, atau yang

Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhluq-Mu, atau yang Kau simpan dalam perbendaharaan

ghaib di sisi-Mu kiranya Engkau jadikan kitab al-Quran jadi kesuburan hatiku dan cahaya dadaku

serta menjadi tempat melepaskan segala kesusahanku dan menghilangkan dukacitaku. (HR. Ahmad

dan Ibnu Gibban)

11. Doa Menghadapi Kesedihan, Kelemahan, Kemalasan, Takut, Kikir, Banyak Hutang Dan

Penindasan Allaahumma innii a'uudzu bika minal hammi wal hazani wa a'uudzu bika minal 'ajzi wal

kasali wa a'uudzu bika minal jubni wal bukhli wa a'uudzu bika min ghalabatid dayni wa qahrir

rijaali. Artinya : Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari kemurungan dan kesusahan, aku berlindung

pada-Mu dari kemalasan dan aku berlindung pada-Mu dari ketakutan dan kekikiran, aku

berlindung pada-Mu dari tekanan utang dan paksaan orang lain.

12. Doa Ketenangan Jiwa Rabhanaa afrigh 'alaynaa shabran wa tsabbit aqdaamanaa wahshurnaa

'alal qawmil kaafirina. Rabbanaa laa tuzigh quluubanaa ba'da idz hadaytana wa hablanaa min

ladunka rahmatan innaka antal wahhaabu. Allaahumma tsabbitnii an azilla wahdinii an adhilla.

Allahumma kamaa hulta baynii wa bayna qalbii, fahul baynii wa baynasy syaythaani wa 'amalihi.

Allaahumma innii as-aluka nafsan muthma 'innatan tu'minu biliqaa'ika wa tardhaa biqadhaa'ika wa

taqna'u bi'athaa'ika Artinya : Ya Tuhan kami, curahkanlah kesabaran atas kami dan teguhkanlah

pendirian kami serta tolonglah kami terhadap golongan yang kafir. Ya Tuhan kami, janganlah kau

palingkan hati kami setelah Engkau tunjuki dan berilah kami dari hadhirat-Mu rahmat karena

Engkau adalah Yang Maha Pemberi. Ya Allah kokohkanlah aku dari kemungkinan terpelesetnya

iman, dan berilah aku petunjuk dari kemungkinan sesat. Ya Allah sebagaimana Engkau telah

memberi penghalang antara aku dan hatiku, maka berilah penghalang antaraku dan antara syaitan

serta perbuatannya. Ya Allah aku mohonkan pada-Mu jiwa yang tenang tenteram, yang percaya

pada pertemuan dengan-Mu dan ridha atas keputusan-Mu serta merasa cukup puas dengan

pemberian-Mu.

13. Doa Mohon Ketenangan Dalam Menghadapi Musibah Allahummarzuqnii nafsan

muthma'innatan tu'minu biliqaa'ika wa tardhaa biqadhaa'ika Artinya ; Ya Allah, berilah kami hati

yang tenang, yang beriman akan saat perjumpaan dengan-Mu dan ridiha menerima segala

ketetapan-Mu

14. Doa Ketika Menghadapi Kesulitan Allahumma Laa shla illaa maa ja'altahu sahlan wa anta

taj'alul hazna idzaa syi'ta sahlan Artinya : Ya Allah, tiada yang mudah selain yang kau mudahkan

dan Engkau jadikan kesusahan itu mudah jika Engkau menghendakinya jadi mudah. (HR. Ibnu

Hibban)

15. Doa Dimudahkan Segala Urusan Allaahumma innii as-aluka tamaaman ni'mati fil asy-yaa'I

kullihaa wasy syukra laka 'alayhaa hattaa tardhaa wa ba'dar ridhaa, wal khiyarata fii jamii'I maa

yakuunu fiihil khiyaratu wa bijamii'I masyuuril umuuri kullihaa laa bima'suurihaa yaa kariimu.

Artinya : Ya Allah, aku mohonkan pada-Mu kesempurnaan ni'mat pada segala perkara dan

mensyukuri-Mu atasnya, sehingga Engkau ridha dan sesudah ridha itu lalu aku mohonkan pula

kepada-Mu untuk memilih segala apa yang boleh dipilih dan dengan segala kemudahannya, bukan

yang sulit lagi sukar dikerjakannya. Wahai Tuhan Yang Maha Mulia.

16. Doa Mohon Husnul Khatimah Allaahummaj'al khayra 'umrii aakhirahu wa khayra 'amalii

khawaatiimahu wa khayra ayyaamii yawma lliqaa'ika Artinya : Ya Allah, jadikanlah sebaik-baiknya

umurku pada ujungnya dan sebaik-baiknya amalku adalah pada ujung akhirnya, dan sebaik-

baiknya hariku adalah pada saat aku menemui-Mu. (Disebutkan oleh an-Nawawi)

17. Doa Waktu Bersin dan Jawaban yang Mendengarnya Alhamdulillaahi rabbil 'aalamiina. (segala

puji bagi Allah Tuhan sekalian alam), kemudian dijawab oleh orang yang mendengarnya :

Yarhamukallahu (Semoga Allah merahmati anda), lalu orang yang yang bersin itu menjawabnya

pula dengan : Yahdiikumullaahu wa yushlihu baalaku (Semoga Allah memberi hidayat bagi anda

dan membaguskan keadaan anda). (HR. Bukhari)

18. Doa Diberi Kesenangan Hidup Allahumma ashlih lii fii diiniil ladzii huwa 'ishmatu amrii wa

ashlih lii dun-yaayal latii fiihaa ma'aasyi wa shlih lii aakhiratil latii fiihaa ma'aadii waj'alil hayaata

ziyaadata lii fii kulli khayrin wajalil mawta raahatan lii min kulli syarrin. Artinya : Ya Allah,

baguskanlah untukku agamaku yang jadi pangkal urusanku, baguskan pula duniaku yang jadi

tempat penghidupanku, dan baguskanlah akhiratku yang padanya tempat kembaliku nanti,

jadikanlah hidup tu menjadi bekal/tambahan bagiku dalam segala kebaikan, serta jadikanlah mati

itu pelepas segala keburukan bagiku. (HR. Muslimin)

19. Doa Berlindung Dari Mahluk Jahat A'uudzu bikalimaatillaahit taammati min syarri maa khalaqa

Artinya : Aku berlindung dengan menyebut kalimat-kalimat Allah Yang Maha sempurna dari segala

kejahatan apa yang telah diciptakan-Nya.

20. Doa Dapat Bersyukur, Bersabar dan Tidak Menonjolkan Jasa Allahummaj'alnii syakuuran

waj'alnii fii 'aynii shaghiiran wa fii a'yunin naasi kabiiran. Artinya : Ya allah, jadikanlah aku orang

yang berterimaksih pada-Mu, jadikanlah aku orang yang shabar, jadikanlah aku kecil dalam

pandanganku tapi orang yang besar dalam pandangan orang lain.

21. Doa Mengunjungi Pengantin Baru Baarakallahu likulli waahidin minkumaa fii shaahibihii wa

jama'a baynakumaa fi khayrin Artinya : Semoga allah memberkati masing-masing kamu berdua

(mempelai) terhadap temannya, dan semoga Allah mengumpulkan kamu berdua dalam kebaikan

(HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majalah) Baarakallahu laka wa baaraka 'alayka wa jama'a

baynakumaa fi khayrin Artinya : Mudah-mudahan Allah memberkahimu, baik ketika senang

maupun susah, dan selalu mengumpulkan kamu berdua pada kebaikan. (HR. Abu Daud, Tirmidzi

dan Ibnu Majah)

22. Doa Ketika Melihat Bayi Baru Lahir Innii u'iidzuka bikalimaatillaahit taammati min kulli

syaythaanin wa haammatin wamin kulli 'aynin laammatin.

Artinya : Aku berlindung untuk anak ini dengan kalimat Allah Yang Sempurna dari segala gangguan

syaitan dan gangguan binatang serta gangguan sorotan mata yang dapat membawa akibat buruk

bagi apa yang dilihatnya.

(HR. Bukhari)

23. Doa Mohon Putera yang Shalih Rabbanaa hab lanaa min azwaajinaa wa dzurriyyatinna qurrata

a'yunin waj'alnaa limuttaqiina imaaman. Artinya : Tuhan kami, karuniakanlah kepada kami dari

isteri-isteri kami dan anak-cucu kami yang menyenangkan kami dan jadikanlah kami sebagai ikutan

bagi orang-orang yang bertaqwa. (QS. Al-Furqan, 74)

24. Doa Mohon Dianugerahi Rizki yang Berkah Allahummarzuqnii rizqan halaalan thayyiban

wasta'milnii thayyiban. Allahummaj'al awsa'a rizqika 'alayya 'inda kibari sinnii wanqithaa'i umrii.

Allaahummakfinii bihalaalika 'an haraamika wa aghninii bifadhlika 'am-man siwaaka. Allaahumma

in nii as-aluka rizqan waasi'an naafi'an. Allaahumma innii as-alukan na'iimal muqiinal ladzii laa

yahuulu wa laa yazuulu. Artinya : Ya Allah, berilah padaku rezki yang halal dan baik, serta

pakaikanlah padaku segala perbuatan yang baik. Ya Tuhanku, jadikanlah oleh-Mu rezekiku itu

paling luas ketika tuaku dan ketika lemahku. Ya Allah, cukupkanlah bagiku segala rezki-Mu yang

halal daripada yang haram dan kayakanlah aku dengan karunia-Mu dari yang lainnya. Ya Allah, aku

mohonkan pada-Mu rezki yang luas dan berguna. Ya Allah, aku mohonkan pada-Mu ni'mat yang

kekal yang tidak putus-putus dan tidak akan hilang.

25. Doa Bagi Kedua Orang tua Rabbighfirlii waliwaalidayya warhamhumma kamaa rabbayaanii

shaghiiran. Artinya : Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa ayah dan ibuku serta kasihilah

mereka sebagaimana kasih mereka padaku sewaktu aku masih


Published with Blogger-droid v2.0.4

Minggu, April 29, 2012

Musibah Dan Hakikatnya Serta Pahala Yang Allah Persiapkan Bagi Yang Bersabar Menghadapinya

Allah Subhanahu WaTa’ala berfirman:

“(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi

wa innaa ilaihi raaji’uun’. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan

rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.

“ (Al-Baqarah: 156-157).

Umar bin Al-Khaththab berkata: “Sebaik-baik dua keadilan dan keutamaan.” “Mereka

itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya…”

Disebutkan oleh Al-Bukhari secara mu’allaq. [1]

Allah Subhanahu WaTa’ala Juga berfirman

“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan

barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada

hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. “ (Ath-Thaghabun:11)

Alqamah dan banyak ulama tafsir lain menyatakan: “Yang dimaksud adalah

musibah yang menimpa seseorang, lalu seseorang itu tahu bahwa itu berasal dari Allah,

dan dia pun ridha dan menerimanya.” Ayat-ayat yang berhubungan dengan hal ini

banyak sekali.

Kalangan ahli bahasa menyatakan: “Kata musibah bisa juga disebut dengan mushabah

atau mashubah. Hakikatnya adalah hal-hal buruk yang menimpa seseorang.”

Al-Qurthubi menyatakan:“Musibah adalah segala yang menganggu seorang mukmin dan

menjadi bencana baginya. Dikatakan misalnya: si Fulan terkena musibah. Kata musibah

itu sendiri adalah lafal tunggal, jamaknya masha’ib . Sementara kata mashubah adalah

kata benda dari musibah yang artinya sama. Kalangan Arab membuat bentuk jamaknya

dengan hamzah ( masha’ib) yang mana asal hamzah itu adalah wawu, seolah-olah

mereka menyamakan dengan huruf tambahan. Asalnya adalah mashawib , juga bisa

dikatakan masha’ib . Musibah sendiri artinya adalah yang mengenai, sebagaimana

dinyatakan oleh seorang penyair:

“Wahai Sulaim, sesungguhnya korbanmu (mushab-mu) adalah seorang lelaki yang

menghadiakan salam sebagai ucapan selamat yang tidak jelas.”

Dalam salah satu ungkapan bahasa: Shaaba As-Sahmu Al-Qirthaasa, yang artinya adalah:

ashabahu (mengenainya). Sementara arti musibah sendiri adalah bencana yang

menimpa seseorang, meskipun sepele. Digunakan juga arti: keburukan.

Ikrimah meriwayatkan secara mursal bahwa lampu Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam

suatu malam padam, lalu beliau bersabda: “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.” Ada yang

bertanya : “Apakah ini musibah wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Betul. Segala yang

menyusahkan kita adalah musibah.”

Dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim [2] diriwayatkan dari hadits Abu Said dan Abu

Hurairah. Bahwa keduanya pernah mendengar Rasulullah bersabda:

“Setiap musibah yang menimpa mukmin, baik berupa wabah, rasa lelah, penyakit, rasa

sedih, sampai kekalutan hati, pasti Allah akan menjadikannya pengampun dosa-

dosanya.”

Dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim [3] dari Urwah, dari Aisyah bahwa ia berkata:

Rasulullah bersabda:

“Setiap musibah yang menimpa seorang muslim, pasti Allah mengampuni (sebagian)

dosanya, meski hanya duri yang menusuk kakinya.”

Imam Ahmad berkata: “ Yunus telah menyampaikan sebuah riwayat kepada kami, ia

berkata: Laits-yakni Ibnu Sa’id-telah menyampaikan sebuah riwayat kepada kami, ia

berkata: ‘Dari Yazid bin Abdullah, dari Amru bin Abu Amru, dari Al-Muthalib, dari Ummu

Salamah, diriwayatkan bahwa ia berkata: “Abu Salamah pernah datang  kepada kami

suatu hari dan berkata: “Aku pernah mendengar Rasulullah mengucapkan satu

perkataan yang membuat hatiku senang. Beliau bersabda:

“Setiap muslim yang tertimpa musibah lalu bersabar dan mengucapkan Inna lillahi wa

inna ilaihi raji’un tatkala datang musibah tersebut, kemudian ia mengucapkan:’Ya Allah,

berikanlah kepadaku pahala karena musibah ini dan berikanlah kepadaku ganti yang

lebih baik’;pasti Allah mengabulkan permohonannya itu.”

Ummu Salamah berkata: “Aku camkan betul-betul sabda beliau tersebut. Ketika Abu

Salamah meninggal dunia, akupun bersabar dengan musibah itu dan mengucapkan

kalimat istirja’ sambil berdoa: “Ya Allah, berikanlah kepadaku pahala dalam musibah ini

dan berikanlah kepadaku ganti yang lebih baik.” Dalam satu lafazh, Ummu Salamah

lalu berkata: “Kemudian aku bertanya kepada diriku sendiri: ‘Siapa gerangan yang lebih

baik dari Abu Salamah?’ Ketika masa iddahku habis, Rasulullah meminta ijin kepadaku

untuk masuk ke rumahku. Kala itu aku sedang menyamak kulit. Aku pun mencuci tangan

dari tanah yang melekat  lalu kuijinkan beliau masuk. Aku memberikan kepada beliau

bantal yang berisi sabut, lalu beliau mendudukinya. Beliau lalu meminangku untuk beliau

sendiri. Usai beliau berbicara, aku segera menjawab: “Wahai Rasulullah, tidak ada alasan

bagi diriku untuk menolakmu. Tetapi aku ini wanita yang pencemburu , aku takut

engkau akan mendapatkan pada diriku hal-hal yang menyebabkan Allah murka kepadaku

karenanya, aku juga wanita yang sudah berumur, selain itu anak-anakku juga banyak.”

Beliau menanggapi: “Adapun sifat cemburu yang engkau sebutkan tadi, Allah akan

menghilangkannya dari dirimu. Sedangkan soal umur, aku juga tidak lebih muda darimu.

Sementara soal anak, semua anakmu akan menjadi anakku.” Ummu Salamah berkata:

“Maka aku pun menerima pinangan Rasulullah. “Tak lama, Rasulullah menikahinya.

Beberapa waktu kemudian, Ummu Salamah berkata: “Allah telah mengganti untuk

diriku yang lebih baik dari Abu Salamah: yakni Rasulullah.” Hadits ini telah

diriwayatkan melalui beberapa jalur dalam kitab-kitab Ash-Shahih dan Musnad.

Nanti akan dipaparkan, Insya Allah”. [4]


Published with Blogger-droid v2.0.4
Catatan kaki [1]. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari secara muallaq III: 137-138 dalam kitab Al-Jana’iz, bab ketabahan adalah ketika mula pertama terjadi cobaan. Lihat apa yang dinyatakan oleh Al- Hafizh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari. [2]. Diriwayatkan oleh Al-Bukahri X:91 dalam kitab Al-Mardha, bab:Riwayat tentang kifarat bagi orang sakit. Juga oleh Muslim no. 2573 dalam kitab Al-Birr, bab: Pahala bagi seorang mukmin yang tertimpa musibah penyakit. Diriwayatkan juga oleh At-Tirmidzi no. 966 dalam kitab Al-Jana’iz,bab: Riwayat tentang pahala orang sakit. Juga oleh Ahmad dalam Al-Musnad II:303,335,III:4,18,24,48,81. Dalam hadits lain juga disebutkan bahwa penyakit-penyakit dan hal-hal yang menyusahkan sejenisnya yang menimpa seorang mukmin akan membersihkan dirinya dari dosa. Oleh sebab itu, sudah selayaknya seseorang itu tidak menambahkan penyakit dan musibah yang menimpanya dengan hilangnya pahala. [3]. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari X:89,90 dalam Kitab Al-Mardha. Muslim no. 2572. At- Tirmidzi no. (965). [4]. Diriwayatkan oleh Muslim no. 918 dalam kitab Al-Jana’iz. Abu Daud no. 3119. At- Tirmidzi no. 3506.

Takdir dalam Bahasa Al-Quran

Kata takdir (taqdir) terambil dan kata qaddara berasal  dari akar  kata qadara yang antara lain berarti mengukur, memberi kadar atau ukuran, sehingga jika Anda berkata, "Allah  telah

menakdirkan   demikian,"  maka  itu  berarti,  "Allah  telah memberi kadar/ukuran/batas tertentu dalam diri, sifat,  atau kemampuan maksimal makhluk-Nya."


Dari  sekian  banyak  ayat  Al-Quran  dipahami  bahwa  semua makhluk telah ditetapkan takdirnya oleh Allah. Mereka  tidak dapat melampaui batas ketetapan itu, dan Allah Swt. menuntun dan menunjukkan mereka arah  yang  seharusnya  mereka  tuju.

Begitu  dipahami  antara lain dari ayat-ayat permulaan Surat Al-A'la (Sabihisma),


"Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Mahatinggi,  yang  menciptakan (semua  mahluk)  dan  menyempurnakannya, yang memberi takdir kemudian mengarahkan(nya)" (QS Al-A'la [87]: 1-3).


Karena itu ditegaskannya bahwa:

"Dan matahari beredar di tempat peredarannya Demikian itulah takdir  yang  ditentukan  oleh (Allah) Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui" (QS Ya Sin [36]: 38).


Demikian pula bulan,  seperti  firman-Nya  sesudah  ayat  diatas:

"Dan    telah    Kami    takdirkan/tetapkan    bagi    bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke  manzilah yang  terakhir)  kembalilah  dia  sebagai bentuk tandan yang

tua" (QS Ya Sin [36]: 39)


Bahkan  segala  sesuatu  ada  takdir  atau  ketetapan  Tuhan atasnya,

"Dia  (Allah)  Yang  menciptakan  segala  sesuatu,  lalu Dia menetapkan     atasnya     qadar     (ketetapan)      dengan sesempurna-sempurnanya" (QS Al-Furqan [25]: 2).


"Dan  tidak  ada  sesuatu  pun  kecuali  pada  sisi  Kamilah khazanah (sumber)nya; dan Kami tidak  menurunkannya  kecuali dengan ukuran tertentu" (QS Al-Hijr [15]: 21).


Makhluk-Nya  yang  kecil  dan  remeh  pun diberi-Nya takdir.

Lanjutan  ayat  Sabihisma  yang  dikutip  di  atas  menyebut contoh, yakni rerumputan.


"Dia    Allah    yang   menjadikan   rumput-rumputan,   lalu dijadikannya rumput-rumputan itu kering kehitam-hitaman" (QS Al alla / Sabihisma [87]: 4-53)


Mengapa  rerumputan  itu  tumbuh  subur, dan mengapa pula ia layu dan kering. Berapa kadar kesuburan  dan  kekeringannya,kesemuanya   telah   ditetapkan  oleh  Allah  Swt.,  melalui hukum-hukum-Nya yang berlaku pada alam raya ini. Ini berarti jika   Anda  ingin  melihat  rumput  subur  menghijau,  maka siramilah   ia,   dan   bila   Anda   membiarkannya    tanpa pemeliharaan,  diterpa panas matahari yang terik, maka pasti

ia  akan  mati  kering  kehitam-hitaman  atau  ghutsan  ahwa seperti bunyi ayat di atas.

Demikian takdir Allah menjangkau seluruh makhluk-Nya. Walhasil,

"Allah telah menetapkan bagi segala  sesuatu  kadarnya"  (QS Al-Thalaq [65]: 3)


Peristiwa-peristiwa  yang terjadi di alam raya ini, dan sisi kejadiannya, dalam kadar atau ukuran tertentu,  pada  tempat dan  waktu  tertentu,  dan itulah yang disebut takdir. Tidak

ada sesuatu yang terjadi  tanpa  takdir,  termasuk  manusia.

Peristiwa-peristiwa  tersebut  berada  dalam pengetahuan dan ketentuan Tuhan, yang keduanya menurut sementara ulama dapat disimpulkan  dalam  istilah  sunnatullah,  atau  yang sering secara salah kaprah disebut "hukum-hukum alam."


Penulis tidak sepenuhnya cenderung mempersamakan sunnatullah dengan   takdir.  Karena  sunnatullah  yang  digunakan  oleh Al-Quran adalah untuk hukum-hukum Tuhan yang  pasti  berlaku bagi   masyarakat,   sedang   takdir   mencakup  hukum-hukum kemasyarakatan  dan   hukum-hukum   alam.   Dalam   Al-Quran "sunnatullah"  terulang  sebanyak  delapan kali, "sunnatina" sekali, "sunnatul awwalin" terulang  tiga  kali;  kesemuanya mengacu   kepada   hukum-hukum   Tuhan   yang  berlaku  pada masyarakat. Baca misalnya QS  Al-Ahzab  (33):  38,  62  atau Fathir 35, 43, atau Ghafir 40, 85, dan lain-lain. Matahari,  bulan,  dan  seluruh  jagat raya telah ditetapkan oleh Allah takdirnya yang tidak bisa mereka tawar,

"Datanglah (hai langit dan bumi) menurut  perintah-Ku,  suka atau  tidak  suka!"  Keduanya  berkata,  "Kami datang dengar penuh ketaatan."


Demikian  surat   Fushshilat   (41)   ayat   11   melukiskan

"keniscayaan takdir dan ketiadaan pilihan bagi jagat raya."

Apakah  demikian  juga  yang berlaku bagi manusia? Tampaknya tidak sepenuhnya sama.


Manusia mempunyai kemampuan terbatas  sesuai  dengan  ukuran yang  diberikan oleh Allah kepadanya. Makhluk ini, misalnya, tidak dapat terbang. Ini merupakan salah  satu  ukuran  atau batas kemampuan yang dianugerahkan Allah kepadanya. Ia tidak

mampu melampauinya,  kecuali  jika  ia  menggunakan  akalnya untuk  menciptakan  satu  alat, namun akalnya pun, mempunyai ukuran yang tidak mampu dilampaui.  Di  sisi  lain,  manusia berada  di bawah hukum-hukum Allah sehingga segala yang kita lakukan pun  tidak  terlepas  dari  hukum-hukum  yang  telah mempunyai  kadar  dan  ukuran  tertentu.  Hanya  saja karena hukum-hukum tersebut cukup banyak, dan kita diberi kemampuan

memilih -tidak sebagaimana matahari dan bulan misalnya- maka kita  dapat  memilih  yang  mana  di  antara   takdir   yang ditetapkan   Tuhan   terhadap  alam  yang  kita  pilih.  Api

ditetapkan Tuhan panas dan membakar, angin dapat menimbulkan kesejukan  atau  dingin;  itu  takdir  Tuhan  -manusia boleh memilih api yang membakar atau angin yang sejuk. Di  sinilah pentingnya  pengetahuan  dan  perlunya  ilham  atau petunjuk Ilahi. Salah satu doa yang diajarkan Rasulullah adalah:


"Wahai Allah, jangan  engkau  biarkan  aku  sendiri  (dengan pertimbangan nafsu akalku saja), walau sekejap."


Ketika  di  Syam  (Syria, Palestina, dan sekitarnya) terjadi wabah, Umar  ibn  Al-Khaththab  yang  ketika  itu  bermaksud berkunjung  ke  sana  membatalkan rencana beliau, dan ketika

itu tampil seorang bertanya:


"Apakah Anda lari/menghindar dari takdir Tuhan?"

Umar r.a. menjawab,

"Saya lari/menghindar dan  takdir  Tuhan  kepada  takdir-Nya yang lain."


Demikian juga ketika Imam Ali r.a. sedang duduk bersandar di satu tembok yang ternyata rapuh,  beliau  pindah  ke  tempat lain.  Beberapa  orang  di  sekelilingnya  bertanya  seperti

pertanyaan di atas. Jawaban Ali  ibn  Thalib,  sama  intinya dengan   jawaban   Khalifah   Umar   r.a.  Rubuhnya  tembok, berjangkitnya penyakit adalah berdasarkan  hukum-hukum  yang telah ditetapkan-Nya, dan bila seseorang tidak menghindar ia akan menerima akibatnya. Akibat  yang  menimpanya  itu  juga adalah  takdir,  tetapi  bila  ia  menghindar dan luput dari marabahaya  maka  itu  pun  takdir.  Bukankah  Tuhan   telah menganugerahkan   manusia  kemampuan  memilah  dan  memilih?


Kemampuan ini  pun  antara  lain  merupakan  ketetapan  atau takdir  yang  dianugerahkan-Nya Jika demikian, manusia tidak dapat luput dari  takdir,  yang  baik  maupun  buruk.  Tidak

bijaksana  jika  hanya  yang  merugikan  saja  yang  disebut takdir,  karena  yang  positif  pun  takdir.  Yang  demikian merupakan  sikap 'tidak menyucikan Allah, serta bertentangan

dengan petunjuk Nabi Saw.,'  "...  dan  kamu  harus  percaya kepada  takdir-Nya  yang  baik  maupun  yang  buruk." Dengan demikian, menjadi jelaslah kiranya bahwa adanya takdir tidak

menghalangi  manusia untuk berusaha menentukan masa depannya sendiri, sambil memohon bantuan Ilahi


Apakah Takdir Merupakan Rukun Iman?


Perlu digarisbawahi bahwa dari sudut pandang studi Al-Quran, kewajiban  mempercayai  adanya  takdir tidak secara otomatis menyatakannya sebagai satu di antara rukun iman  yang  enam.

Al-Quran  tidak  menggunakan  istilah  "rukun" untuk takdir, bahkan  tidak  juga  Nabi  Saw.  dalam  hadis-hadis  beliau.

Memang,  dalam  sebuah  hadis  yang diriwayatkan oleh banyak pakar hadis, melalui sahabat  Nabi  Umar  ibn  Al-Khaththab, dinyatakan   bahwa   suatu   ketika  datang  seseorang  yang berpakaian sangat  putih,  berambut  hitam  teratur,  tetapi tidak  tampak pada penampilannya bahwa ia seorang pendatang, namun, "tidak  seorang  pun  di  antara  kami  mengenalnya."


Demikian  Umar r.a. Dia bertanya tentang Islam, Iman, Ihsan, dan saat kiamat serta tanda-tandanya. Nabi  menjawab  antara lain dengan menyebut enam perkara iman, yakni percaya kepada Allah,  malaikat-malaikat-Nya,  kitab-kitab-Nya,  Rasul-rasulNya, hari  kemudian, dan "percaya  tentang takdir-Nya yang baik dan yang buruk." Setelah sang penanya pergi, Nabi

menjelaskan bahwa,


"Dia itu Jibril, datang untuk mengajar kamu, agama kamu."

Dari  hadis  ini,  banyak  ulama  merumuskan enam rukun Iman tersebut.

Seperti dikemukan di atas, Al-Quran tidak  menggunakan  kata rukun,  bahkan  Al-Quran  tidak  pernah menyebut kata takdir dalam satu rangkaian  ayat  yang  berbicara  tentang  kelima perkara  lain  di  atas.  Perhatikan  firman-Nya dalam surat Al-Baqarah (2): 285,


"Rasul percaya tentang apa yang  diturunkan  kepadanya  dari Tuhannya, demikian juga orang-orang Mukmin. Semuanya percaya kepada   Allah,   malaikat-malaikat-Nya,    kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian."


Dalam QS Al-Nisa' (4): 136 disebutkan:

"Wahai  orang-orang  yang beriman, (tetaplah) percaya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan kepada kitab yang diturunkan kepada Rasul-Nya,  dan  kitab  yang  disusunkan sebelum (Al-Quran).


Barangsiapa yang tidak percaya kepada  Allah,  malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,  Rasul-rasul-Nya,  dan  hari kemudiam, maka sesungguhnya dia telah sesat sejauh-jauhnya."


Bahwa kedua ayat di atas tidak menyebutkan  perkara  takdir, bukan  berarti  bahwa  takdir tidak wajib dipercayai. Tidak!

Yang  ingin   dikemukakan   ialah   bahwa   Al-Quran   tidak menyebutnya sebagai rukun, tidak pula merangkaikannya dengan kelima perkara lain yang disebut dalam hadis Jibril di atas.

Karena  itu, agaknya dapat dimengerti ketika sementara ulama tidak menjadikan  takdir  sebagai  salah  satu  rukun  iman, bahkan dapat dimengerti jika sementara mereka hanya menyebut tiga hal pokok, yaitu keimanan kepada Allah,  malaikat,  dan hari  kemudian.  Bagi penganut pendapat ini, keimanan kepada malaikat mencakup keimanan tentang apa yang mereka sampaikan (wahyu Ilahi), dan kepada siapa disampaikan, yakni para Nabi dan Rasul.

Bahkan  jika  kita  memperhatikan   beberapa   hadis   Nabi, seringkali  beliau hanya menyebut dua perkara, yaitu percaya kepada Allah dan hari kemudian.


"Siapa yang percaya kepada Allah  dan  hari  kemudian,  maka hendaklah  ia  menghormati tamunya. Siapa yangpercaya kepada Allah dan hari kemudian, maka hendaklah ia menyambung  tali kerabatnya.   Siapa  yang  percaya  kepada  Allah  dan  hari kemudian, maka hendaklah ia berkata benar atau diam."


Demikian salah satu sabdanya yang diriwayatkan oleh  Bukhari dan Muslim melalui Abu Hurairah.

Al-Quran  juga  tidak  jarang  hanya  menyebut dua di antara hal-hal yang wajib  dipercayai.  Perhatikan  misalnya  surat Al-Baqarah (2): 62,


"Sesungguhnya  orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi,Nasrani, Shabiin (orang-orang yang  mengikuti  syariat  Nabi zaman  dahulu,  atau orang-orang yang menyembah bintang atau dewa-dewa), siapa saja di  antara  mereka  yang  benar-benar beriman  kepada  Allah dan hari kemudian, dan beramal saleh, maka mereka akan menerima  ganjaran mereka  di  sisi  Tuhan mereka,  tidak  ada  rasa  takut atas mereka, dan tidak juga mereka akan bersedih."


Ayat ini  tidak  berarti  bahwa  yang  dituntut  dari  semua kelompok yang disebut di atas hanyalah iman kepada Allah dan hari kemudian, tetapi bersama keduanya  adalah  iman  kepada Rasul,   kitab  suci,  malaikat,  dan  takdir.  Bahkan  ayat tersebut dan semacamnya hanya menyebut dua hal pokok, tetapi tetap  menuntut  keimanan  menyangkut  segala  sesuatu  yang disampaikan oleh Rasulullah Saw., baik  dalam  enam  perkara

yang  disebut  oleh  hadis  Jibril  di  atas, maupun perkara lainnya yang tidak disebutkan.

Demikianlah pengertian takdir dalam  bahasa  dan  penggunaan Al-Quran.


WAWASAN AL-QURAN

Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan Umat

Dr. M. Quraish Shihab, M.A.


Published with Blogger-droid v2.0.4

Dalil Nabi Muhammad Nabi Terakhir

Di bawah adalah dalil Nabi Muhammad Nabi dan Rasul terakhir dan tidak ada Nabi

sesudahnya. Ini adalah dalil-dalil dari Al Qur’an dan Hadits yang mematahkan

argumen kelompok Ahmadiyah yang menyatakan Mirza Ghulam Ahmad sebagai

Nabi.

Ketika disodorkan ayat: QS AL AHZAB 40: ” Bukanlah Muhammad itu bapak

salah seorang laki-laki di antara kamu tetapi dia adalah Rasulullah dan

penutup Nabi-nabi” . ada yang berargumen bahwa Nabi Muhammad hanya Nabi

terakhir. Bukan Rasul terakhir. Namun hadits di bawah menunjukkan bahwa Nabi

Muhammad bukan hanya Nabi terakhir, tapi juga Rasul terakhir:

Rasulullah SAW menegaskan: “Rantai Kerasulan dan Kenabian telah sampai pada

akhirnya. Tidak akan ada lagi rasul dan nabi sesudahku”. (Tirmidhi, Kitab-ur-Rouya,

Bab Zahab-un-Nubuwwa; Musnad Ahmad; Marwiyat-Anas bin Malik).


Assalamu’ alaikum Wr. Wb,

Inilah 17 dalil tak ada Nabi baru setelah Muhammad.

TAK ADA NABI BARU LAGI SETELAH RASULULLAH

—————————————–

1. QS AL AHZAB 40: ” Bukanlah Muhammad itu bapak salah seorang laki-laki

di antara kamu tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup Nabi-nabi”


2. Imam Muslim dan yang lainnya meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi

Muhammad SAW bersabda:

“Perumpamaan saya dan para Nabi sebelum saya seperti orang yang membangun

satu bangunan lalu dia membaguskan dan membuat indah bangunan itu kecuali

tempat batu yang ada di salah satu sudut. Kemudian orang-orang mengelilinginya

dan mereka ta’juk lalu berkata: ‘kenapa kamu tidak taruh batu ini.?’ Nabi

menjawab : Sayalah batu itu dan saya penutup Nabi-nabi”


3. Imam Muslim juga meriwayatkan dari Jubair bin Mut’im RA bahwa Nabi SAW

bersabda:

“Sesungguhnya saya mempunyai nama-nama, saya Muhammad, saya Ahmad, saya

Al-Mahi, yang mana Allah menghapuskan kekafiran karena saya, saya Al-Hasyir yang

mana manusia berkumpul di kaki saya, saya Al-Aqib yang tidak ada Nabi setelahnya”


4. Abu Daud dan yang lain dalam hadist Thauban Al-Thawil, bersabda Nabi

Muhammad SAW:

“Akan ada pada umatku 30 pendusta semuanya mengaku nabi, dan saya penutup

para Nabi dan tidak ada nabi setelahku”


5. Khutbah terakhir Rasulullah …


” …Wahai manusia, tidak ada nabi atau rasul yang akan datang sesudahku dan tidak

ada agama baru yang akan lahir.Karena itu, wahai manusia, berpikirlah dengan baik

dan pahamilah kata-kata yang kusampaikan kepadamu. Aku tinggalkan dua hal: Al

Quran dan Sunnah, contoh-contoh dariku; dan jika kamu ikuti keduanya kamu tidak

akan pernah tersesat …”


6. Rasulullah SAW menjelaskan: “Suku Israel dipimpim oleh Nabi-nabi. Jika seorang

Nabi meninggal dunia, seorang nabi lain meneruskannya. Tetapi tidak ada nabi yang

akan datang sesudahku; hanya para kalifah yang akan menjadi penerusku (Bukhari,

Kitab-ul-Manaqib).


7. Rasulullah SAW menegaskan: “Posisiku dalam hubungan dengan nabi-nabi yang

datang sebelumku dapat dijelaskan dengan contoh berikut: Seorang laki-laki

mendirikan sebuah bangunan dan menghiasinya dengan keindahan yang agung,

tetapi dia menyisakan sebuah lubang di sudut untuk tempat sebuah batu yang

belum dipasang. Orang-orang melihat sekeliling bangunan tersebut dan

mengagumi keindahannya, tetapi bertanya-tanya, kenapa ada sebuah batu yang

hilang dari lubang tersebut? Aku seperti batu yang hilang itu dan aku adalah yang

terakhir dalam jajaran Nabi-nabi”. (Bukhari, Kitab-ul-Manaqib).


8. Rasulullah SAW menyatakan: “Allah telah memberkati aku dengan enam macam

kebaikan yang tidak dinikmati Nabi-nabi terdahulu: – Aku dikaruniai keahlian

berbicara yang efektif dan sempurna. – Aku diberi kemenangan karena musuh

gentar menghadapiku – Harta rampasan perang dihalalkan bagiku. -Seluruh bumi

telah dijadikan tempatku beribadah dan juga telah menjadi alat pensuci bagiku.

Dengan kata lain, dalam agamaku, melakukan shalat tidak harus di suatu tempat

ibadah tertentu. Shalat dapat dilakukan di manapun di atas bumi. Dan jika air tidak

tersedia, ummatku diizinkan untuk berwudhu dengan tanah (Tayammum) dan

membersihkan dirinya dengan tanah jika air untuk mandi langka. – Aku diutus Allah

untuk menyampaikan pesan suciNYA bagi seluruh dunia. – Dan jajaran Kenabian

telah mencapai akhirnya padaku (Riwayat Muslim, Tirmidhi, Ibnu Majah)


9. Rasulullah SAW menegaskan: “Rantai Kerasulan dan Kenabian telah sampai pada

akhirnya. Tidak akan ada lagi rasul dan nabi sesudahku”. (Tirmidhi, Kitab-ur-Rouya,

Bab Zahab-un-Nubuwwa; Musnad Ahmad; Marwiyat-Anas bin Malik).


10. Rasulullah SAW menjelaskan: ‘Saya Muhammad, Saya Ahmad, Saya Pembersih

dan kekafiran harus dihapuskan melalui aku; Saya Pengumpul, Manusia harus

berkumpul pada hari kiamat yang datang sesudahku. (Dengan kata lain, Kiamat

adalah satu-satunya yang akan datang sesudahku); dan saya adalah Yang Terakhir

dalam arti tidak ada nabi yang datang sesudahku”. (Bukhari dan Muslim, Kitab-ul-

Fada’il, Bab Asmaun-Nabi; Tirmidhi, Kitab-ul-Adab, Bab Asma-un-Nabi; Muatta’,

Kitab-u-Asma-in-Nabi; Al-Mustadrak Hakim, Kitab-ut-Tarikh, Bab Asma-un-Nabi).


11. Rasulullah SAW menjelaskan: “Allah yang Maha Kuasa tidak mengirim seorang

Nabi pun ke dunia ini yang tidak memperingatkan ummatnya tentang kemunculan

Dajjal (Anti-Kristus, tetapi Dajjal tidak muncul dalam masa mereka). Aku yang

terakhir dalam jajaran Nabi-Nabi dan kalian ummat terakhir yang beriman. Tidak

diragukan, suatu saat, Dajjal akan datang dari antara kamu”. (Ibnu Majah, Kitabul

Fitan, Bab Dajjal).


12. Abdur Rahman bin Jubair melaporkan: “Saya mendengar Abdullah bin ‘Amr

ibn-’As menceritakan bahwa suatu hari Rasulullah SAW keluar dari rumahnya dan

bergabung dengan mereka. Tindak-tanduknya memberi kesan seolah-olah beliau

akan meninggalkan kita. Beliau berkata: “Aku Muhammad, Nabi Allah yang buta

huruf”, dan mengulangi pernyataan itu tiga kali. Lalu beliau menegaskan: “Tidak ada

lagi Nabi sesudahku”. (Musnad Ahmad, Marwiyat ‘Abdullah bin ‘Amr ibn-’As).


13. Rasulullah SAW berkata: ” Allah tidak akan mengutus Nabi sesudahku, tetapi

hanya Mubashirat”. Dikatakan, apa yang dimaksud dengan al-Mubashirat. Beliau

berkata: Visi yang baik atau visi yang suci”. (Musnad Ahmad, marwiyat Abu Tufail,

Nasa’i, Abu Dawud). (Dengan kata lain tidak ada kemungkinan turunnya wahyu Allah

di masa yang akan datang. Paling tinggi, jika seseorang mendapat inspirasi dari

Allah, dia akan menerimanya dalam bentuk mimpi yang suci).


14. Rasulullah SAW berkata: “Jika benar seorang Nabi akan datang sesudahku,

orang itu tentunya Umar bin Khattab”. (Tirmidhi, Kitab-ul-Manaqib).


15. Rasulullah SAW berkata kepada ‘Ali, “Hubunganmu denganku ialah seperti

hubungan Harun dengan Musa. Tetapi tidak ada Nabi yang akan datang

sesudahku”. (Bukhari dan Muslim, Kitab Fada’il as-Sahaba).


16. Rasulullah SAW menjelaskan: “Di antara suku Israel sebelum kamu, benar-benar

ada orang-orang yang berkomunikasi dengan Tuhan, meskipun mereka bukanlah

NabiNYA. Jika ada satu orang di antara ummatku yang akan berkomunikasi dengan

Allah, orangnya tidak lain daripada Umar. (Bukhari, Kitab-ul-Manaqib)


17. Rasulullah SAW berkata: “Tidak ada Nabi yang akan datang sesudahku dan

karena itu, tidak akan ada ummat lain pengikut nabi baru apapun”. (Baihaqi, Kitab-

ul-Rouya; Tabrani)


Wassalam


http://media.isnet.org/islam/Ahmadiyyah/Dalil17.html


Published with Blogger-droid v2.0.4

Sabtu, April 28, 2012

5 LANGKAH BEKAM (HIJAMAH) YANG EFEKTIF

Seri Tutorial Himajah :

5 LANGKAH BEKAM (HIJAMAH) YANG EFEKTIF

Oleh : dr.Abu Hana

Untuk http://kaahil.wordpress.com

Bismillah,

Seseorang yang akan membekam pasien harus mempersiapkan dirinya sendiri agar jangan

sampai terjadi “malpraktek bekam” yang disebabkan oleh “human error” dikarenakan

kelalaian dan kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan seluk beluk bekam itu sendiri.

Adapun bentuk persiapannya adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan ketaqwaan kepada Allah Subhaanahu wata’ala dengan senantiasa

mengikuti majelis ilmu, mempelajari aqidah dan tauhid, akhlak, adab, fiqih serta ilmu-ilmu

yang bermanfaat untuk dirinya. Mengikhlaskan keyakinan bahwa kesembuhan hanyalah

milik Allah Subhaanahu wata’ala.

2. Mempelajari cara mendiagnosis penyakit dan patofisiologisnya (penyebab, mekanisme,

kemungkinan terapi, dan efek yang mungkin akan timbul akibat penyakit tersebut) serta

mempelajari prosedur sterilisasi peralatan yang akan digunakan.

3. Mempelajari ilmu bekam (hijamah) secara professional.

4. Menjaga kesehatan, berwudhu dan berdo’a jika akan membekam.

5. Mempersiapkan peralatan dan sarana yang diperlukan untuk bekam.

Untuk memperoleh hasil bekam yang maksimal maka diperlukan langkah-langkah

sistematis agar bi idznillah didapatkan kesembuhan yang lebih baik:

Langkah pertama : Mendata Pasien dan Melakukan Anamnesis

(Wawancara)

Catatan data pasien sangatlah penting untuk merekam identitas, diagnosis penyakit, terapi

yang sudah diberikan serta mengetahui perkembangan penyakitnya. Data yang perlu

dicatat antara lain adalah :

1. Identitas pasien, meliputi : Nama lengkap, umur, jenis kelamin, alamat dan status

perkawinan.

2. Identitas keluarga, meliputi : kedudukan dalam keluarga, pekerjaan dan alamat tinggal.

Beberapa penyakit berkaitan erat dengan pekerjaan/lokasi pemukiman.

Buatlah data pasien tersebut dalam suatu kertas khusus (status pasien) dan Register

Pasien yang ditempatkan di rak agar memudahkan apabila pasien tersebut control atau

melanjutkan terapi. Buatlah kartu dan nomor registrasi pasien sehingga dapat tertata

dengan baik.

Tujuan melakukan anamnesis (wawancara) adalah untuk mengetahui maksud pasien

berobat, serta mendalami penyakit dan keluhan yang dialami. Anamnesis yang benar dan

lengkap sudah dapat mendiagnosis penyakit sampai 80 %. Apa saja yang kita tanyakan ?

1. Keluhan utama, yakni keluhan yang menyebabkan seseorang berobat untuk dibekam.

Misalnya sakit kepala,

2. Keluhan tambahan (keluhan penyerta), yakni keluhan lain yang mengiringi keluhan utama

tersebut, seperti keluhan sakit kepala tersebut disertai kaku di leher, mata kabur dan

sebagainya.

3. Riwayat penyakit dahulu, yakni penyakit yang masih berkaitan dengan keluhan sekarang,

seperti 2 tahun yang lalu pernah jatuh dan kepala terbentur, atau keluhan sakit kepala

serupa disertai dengan hipertensi, dan lain-lain. Begitu juga riwayat alergi dan penyakit-

penyakit yang diturunkan seperti diabetes juga ditanyakan.

Langkah kedua : Melakukan pemeriksaan dan menentukan

Diagnosa penyakit

Pemeriksaan ini berguna untuk membuktikan apa yang dikeluhkan pasien tersebut sesuai

dengan kelainan fisik yang ada. Adakalanya pasien mengeluhkan sesuatu tetapi tidak

ditemukan kelainan fisik apapun dan begitu juga sebaliknya. Pemeriksaan fisik tersebut

adalah sebagai berikut :

1. Pemeriksaan Umum, meliputi : tekanan darah, nadi, temperatur tubuh, pernafasan, lidah

iris (iridology), telapak tangan (palmistry) dan lain-lain. Yang terpenting adalah bisa

mengetahui penyakitnya, boleh dengan cara diagnosis medis maupun secara tradisional

atau gabungan keduanya.

2. Inspeksi (Pengamatan), pendengaran dan penciuman dari organ yang dikeluhkan

pasien. Perhatikan perubahan warna kulit, bentuk, tekstur atau perubahan lainnya yang

kasat mata. Amati pula ekspresi wajah, bentuk dan sikap serta cara berjalan pasien.

3. Palpasi (Perabaan, penekanan) atau perkusi (pengetukan) disekitar tubuh yang

mengalami keluhan. Periksalah apakah terdapat benjolan keras/lunak, atau dengan

penekanan apabila terasa sakit menunjukan penyakitnya termasuk hiper (kelebihan

fungsi) dan jika dengan penekanan pasien merasa enak berarti penyakitnya termasuk hipo

(kekurangan fungsi). Begitu juga dengan pengetukan pada organ apakah terjadi

perubahan, seperti paru-paru yang seharusnya berbunyi sonor, pada kondisi tertentu

berubah menjadi pekak karena terdapat tumor paru-paru. Terkadang kita perlu

menggerakkan bagian tubuh yang sakit, apakah terdapat keterbatasan gerak pada tangan/

kaki, kekakuan, nyeri ketika digerakkan dan lain-lain.

4. Auskultasi, yakni pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop untuk mengetahui adanya

kelainan pada rongga dada (jantung dan paru-paru) serta rongga perut (lambung, usus,

dll).

5. Jika diperlukan lakukanlah pemeriksaan penunjang, seperti laboratorium darah, urin

dan tinja, rontgen (radiologi), EKG, CT-Scan, MRI dan sebagainya.

Setelah diketahui keluhannya melalui anamnesis dan telah dilakukan pemeriksaan maka

dapat diambil kesimpulan mengenai penyakit yang dialami oleh pasien (diagnosa). Diagnosa

penyakit ini sebagai modal dasar untuk menentukan langkah selanjutnya mengenai jenis

terapi apa yang cocok dilakukan, titik bekam mana yang akan dipilih serta herbal

penunjang apa yang memang diperlukan.

Langkah ketiga : Menentukan Titik Bekam

Dalam menentukan titik bekam terdapat beberapa versi (madzhab) ada yang berdasarkan

lokasi keluhan, berdasarkan titik akupuntur dan ada yang mendasarkan pada anatomi dan

patofisiologi organ yang bermasalah. Sampai sekarang belum ditemukan kata sepakat

diantara beberapa madzhab tersebut, penulis sendiri bermadzhab pada titik bekam yang

didasarkan pada anatomi dan patofisiologi organ yang bermasalah.

1. Dalam memilih titik bekam ini, maka tidak perlu memakai banyak titik. Sebab titik bekam

yang banyak belum tentu lebih baik dan efektif dibanduingkan dengan satu titik. Selain itu

banyak titik akan menimbulkan rasa sakit yang lebih banyak. Kami menyarankan untuk

membatasinya maksimal sampai 7 titik.

2. Ada sekitar 12 titik utama yang disebutkan dalam hadits (disebut titik bekam nabi),

selebihnya merupakan pengembangan dari itu. Diantaranya adalah Titik di kepala (Ummu

Mughits, Qomahduwah, Yafukh, Hammah, dzuqn, udzun), Leher dan punggung (Kaahil, al-

akhda’ain, alkatifain, naqroh,munkib), kaki (Wirk, Fakhd, Zhohrul qodam, iltiwa’) dan lain

sebagainya. (Keterangan : penjelasan letak titik bekam dan fungsinya masing-masing

InsyaAllah akan kami jelaskan pada edisi yang akan datang)

3. Beberapa titik yang terlarang untuk dilakukan bekam adalah : (a). Pusat kelenjar limfa

atau getah bening di leher samping bawah telinga kanan dan kiri (limfonodi servikalis), di

ketiak kanan dan kiri (limfonodi axillaris), dan dilipatan selangkangan kanan dan kiri

(limfonodi inguinalis), (b). Otak kecil bagian bawah (akhir tengkorak belakang bagian

bawah), (c). leher depan di bagian tenggorokan. (d). ulu hati (e). lubang alami seperti

pusar, dubur, putting payudara, telinga, dll (f). lutut belakang, depan dan samping

(g).terlalu dekat dengan mata (h). perut dan pinggang wanita hamil (i).tepat pada varises,

tumor/kanker, dan bagian yang bengkak pada kasus gout/asam urat.

Langkah keempat : Mempersiapkan peralatan dan Pasien

1.    Mempersiapkan peralatan bekam dan ruangan

Yang paling utama adalah menyiapkan agar alat-alat yang digunakan bisa steril mengingat

banyak penyakit yang dimungkinkan untuk menular melalui perantaraan alat bekam

seperti pasien hepatitis dan HIV-AIDS.

1. Alat yang digunakan adalah : kop/gelas bekam dan handpump (pompa), pisau bedah,

bisturi, skapel, klem, kain duk, sarung tangan, masker wajah,mangkok/cawan, nampan,

tempat sampah, meja, kursi dan bed periksa. Jika memungkinkan diusahakan memiliki

tabung oksigen untuk mengantisipasi apabila terjadi pingsan/syok.

2. Bahan yang digunakan adalah : kassa steril, iodine,desinfektan, larutan H2O2, minyak

zaitun dan minyak habbatussauda’.

3. Untuk mensterilkan alat-alat yang digunakan tersebut maka setelah dicuci dan dibersihkan

lalu dimasukkan kedalam sterilisator. Yang umum digunakan adalah dengan teknologi

pemanasan dan ozone.

4. Pisau bedah, sarung tangan, masker wajah hanya boleh digunakan sekali pakai, setelah

selesai satu pasien maka langsung dibuang.

5. Ruangan harus bersih, cukup penerangan, cukup ventilasi dan aliran udara serta tidak

pengap. Dilarang menggunakan kipas angin di ruangan pada saat dilakukan bekam. Jangan

melakukan bekam di tempat terbuka, tempat yang berdebu atau persis dibawah blower AC.

6. Tidak boleh menggunakan jarum, silet, gelas minum/bekas botol, tanduk, tissue dan kain

lap untup melakukan bekam. Walaupun tampak bersih namun peralatan tersebut bukan

merupakan peralatan standar medis untuk suatu tindakan bedah minor seperti bekam.

7. Disarankan setiap pasien memiliki kop bekam sendiri. Bagi penderita HIV-AIDS (ODHA),

hepatitis (sakit kuning), pecandu narkoba dan penyakit menular lainnya wajib memiliki

peralatan bekam sendiri dan tidak boleh digunakan pasien lain walaupun sudah

disterilkan.

2.    Mempersiapkan pasien

Pasien perlu dipersiapkan terlebih dahulu baik secara fisik maupun mental. Pasien perlu

mendapatkan penjelasan mengenai dasar pengobatan bekam (hijamah) sebagai tehnik

pengobatan yang dituntunkan Rosulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam, cara membekam,

manfaat, efek samping yang mungkin terjadi baik ketika sedang dibekam maupun

setelahnya, kontraindikasi (pantangan) bekam, serta proses kesembuhan dan yang lainnya.

1. Pasien diberikan support agar tidak gelisah dan takut terutama bagi yang baru pertama

kali dibekam. Berikanlah penjelasan bahwa bekam tidaklah sakit dan agar lebih tenang

bimbinglah ia agar berdo’a memohon kekuatan dan kesembuhan hanya kepada Allah

Subhaanahu wata’ala serta berwudhulah terlebih dahulu.

2. Bagian tubuh yang akan dibekam sebaiknya ditutup dengan kain duk steril yang berlubang

di bagian tengahnya sehingga bekam cukup dilakukan di daerah tersebut sedangkan bagian

lainnya ditutup dengan kain agar pasien merasa nyaman dan tidak “risih”. Misalnya jika

bekam dilakukan didaerah paha, maka bagian paha kebawah (kaki) hendaknya ditutup

dengan selimut, jika dilakukan didaerah dada maka perut kebawah juga di tutup.

3. Disiapkan minuman air putih, madu atau sari kurma untuk pasien, karena terkadang

ketika sedang dibekam pasien merasa haus dan untuk mengantisipasi jika pasien merasa

lemas.

4. Bagi pasien yang baru pertama kali dibekam cukup dengan 1-2 titik bekam.

5. Pasien wanita harus ditangani oleh ahli bekam wanita dan pasien laki-laki oleh laki-laki.

Untuk menjaga aurat maka hindari membuka bagian tubuh yang tidak perlu.

6. Posisi pasien dan ahli bekam harus nyaman agar pasien lebih rileks dan bagi yang

membekam bisa lebih mudah dan optimal dalam mencapai titik-titik yang akan dibekam.

f.1. Posisi berbaring miring; untuk membekam  titik pada bagian samping kaki atau tungkai.

f.2. Posisi terlentang; untuk membekam titik pada daerah muka, leher, dada, perut dan

tungkai depan.

f.3. Posisi telungkup; untuk membekam titik di tengkuk, punggung, pinggang dan tungkai

bagian belakang.

f.4. Posisi duduk di kursi dengan kepala menengadah dan kepala bagian belakang bersandar

pada sandaran kursi; untuk membekam wajah, kepala, dagu dan leher bagian depan.

f.5. Posisi duduk di kursi dan meletakkan kedua tangannya di meja sambil menopang dagu ;

untuk membekam kepala dan wajah.

f.6. Posisi duduk di kursi dengan kedua lengan lurus kedepan dan diletakkan diatas meja ;

untuk membekam daerah tangan dan lengan, tengkuk, leher samping, bahu, punggung dan

pinggang.

f.7. Posisi duduk di kursi dengan kepala telungkup miring diatas meja; untuk membekam

titik di samping kepala dan wajah serta leher bagian samping.

Sebenarnya kapan saja anda dibekam maka tidak menjadi masalah, akan tetapi untuk dan

mengurangi efek samping maka disarankan anda makan 3-4 jam sebelum di bekam ,

karena jika perut anda kosong (puasa) terkadang menyebabkan pusing/lemas.

Sebaliknya apabila anda dalam kondisi perut penuh makanan atau hanya berselang 1 jam

setelah makan kemudian anda dibekam maka beberapa pasien mengeluh mual atau

muntah. Hindari berjima’ sebelum bekam, apalagi sesudahnya karena akan menguras

banyak energi.

Langkah kelima : Melakukan Bekam

Berikut adalah tehnik bekam yang menggunakan metode sayatatan (syartoh) sebagaimana

dalam hadits dari Sa’id bin Jubair, dari Ibnu Abbas, Rosulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam

bersabda : “Kesembuhan itu ada dalam tiga hal; yaitu minum madu, syartoh(sayatan) alat

bekam, dank ay. Namun aku melarang ummatku melakukan kay ” (Riwayat Bukhari dalam

Ath-Thibb No.5680 dan 5681 Bab III : Asy-Syifa’ fii Tsalaatsin).

1. Mulai dengan do’a dan mensterilkan bagian tubuh yang akan dibekam dengan desinfektan

(misalnya. Iodin)

2. Dilanjutkan dengan penghisapan kulit menggunakan “kop/gelas” bekam, kekuatan

penghisapan pada setiap pasien berbeda-beda. Lama penghisapan selama 5 menit,

tindakan ini sekaligus berfungsi sebagai Anestesi (pembiusan) lokal. Diutamakan

mendahulukan bagian tubuh sebelah kanan dan jangan melakukan penghisapan lebih dari

4 titik bekam sekaligus.

3. Dengan menggunakan pisau bedah standar kemudian dilakukan syartoh /penyayatan

(jumlah sayatan 5-15 untuk satu titik tergantung diameter kop yang dipakai, panjang

sayatan 0,3-0,5 cm, tipis dan tidak boleh terlalu dalam, dilakukan sejajar dengan garis

tubuh). Salahsatu tanda bahwa sayatannya baik adalah sesaat setelah disayat, kulit tidak

mengeluarkan darah akan tetapi setelah disedot dengan alat maka darahnya baru keluar.

4. Lakukan penghisapan kembali dan biarkan “darah kotor” mengalir di dalam kop selama 5

menit.

5. Bersihkan dan buang darah yang tertampung dalam kop dan jika perlu bisa lakukan

penghisapan ulang seperti tadi. Tidak boleh dilakukan pengulangan sayatan.

6. Bersihkan bekas luka dan oleskan minyak habbatus sauda yang steril. Umumnya bekas

bekam akan hilang setelah 2-5 hari.

7. Ucapkan Alhamdulillah dan rasakan keajaiban “mukjizat” medis bekam.

Istirahatlah secukupnya setelah berbekam, lebih baik lagi tidur. Minumlah air putih, madu,

sari kurma atau teh manis untuk mempercepat pemulihan. Jika ingin makan, usahakan

lebih dari satu jam sesudahnya dan menghindari makan asam, pedas, mie dan minuman

bersoda/berkarbonase. Hindari pula untuk melakukan jima’ setelah bekam.

Anda boleh bahkan dianjurkan mandi setelah 2 jam melakukan bekam. Sebaiknya

menggunakan air hangat untuk mempercepat proses pemulihan. Hindari untuk menggosok

bekas sayatan bekam dengan sabun secara berlebihan karena selain terasa perih juga akan

memperlambat proses penyembuhan luka.

Umumnya bekas bekam akan hilang dalam waktu 3 hari sampai 1 minggu setelah bekam

tergantung bentuk dan warna yang ditinggalkan. Untuk mempercepat hilangnya lebam

bekas bekam maka cukup dikompres dengan air hangat.

Harapan kami bagi yang sedang belajar bekam ataupun sudah ahli dalam bekam untuk

tidak meninggalkan pengobatan medis secara “frontal” atau “membabuta babi” . Sangatlah

indah apabila pengobatan bekam (hijamah) dapat bersinergi dengan pengobatan medis

modern. (Dikumpulkan dari berbagai sumber oleh dr.Abu Hana)


Published with Blogger-droid v2.0.4
Sumber: http://kaahil.wordpress.com/2009/05/21/5-langkah-bekam-hijamah-yang-efektif/

Nabi Senang Mendamaikan. Bukan Mengadu-Domba dan Menghindari Peperangan

Ridho Allah lebih penting daripada ridho (segelintir) manusia.

Nabi lemah lembut dgn sesama Muslim dan keras thd orang kafir.

Nabi senang mendamaikan sesama Muslim. Bukan justru mengadu-domba mereka

karena tidak akan masuk surga orang yang gemar mengadu-domba.

“Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tidak dapat masuk surga seorang yang gemar

mengadu domba.” (Muttafaq ‘alaih)

Saat Bani ‘Aus dan Khazraj nyaris perang karena adu domba Yahudi yg mengungkit2

peperangan mereka tempo dulu, Nabi mendamaikannya. Nabi berhasil

mendamaikan 2 suku yang biasa bermusuhan menjadi bersaudara di dalam Islam:

“Dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman).

Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi,

niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah

telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha

Bijaksana.” [Al Anfaal 63]

Saat Abu Bakar ra marah kepada saudaranya yang menyebar fitnah bahwa anaknya

Siti ‘Aisyah berzina dan bersumpah tidak akan memberinya sedekah lagi, Nabi justru

memintanya memaafkan. Kita mungkin akan mengkafirkan orang yang telah

memfitnah Siti ‘Aisyah dengan tuduhan terkeji: Zina. Nabi pun harusnya sangat

tersinggung sebab tuduhan apalagi yang lebih keji daripada zina terhadap seorang

istri?

Namun Islam mengajarkan dakwah itu dilakukan dengan cara yang baik.

Menyadarkan ummat islam. Bukan justru mengkafirkan mereka dan mengeluarkan

mereka dari Islam:

“Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di

antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan)

kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang

berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka mema’afkan dan

berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan

Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” [An Nuur 22]

Saat ini banyak orang yang gemar berdusta untuk mengadu-domba sesama

manusia. Tanpa meneliti kebenaran berita, mereka sebarkan dusta itu agar kita

membenci satu kaum. Padahal itu dosa besar:

Nabi s.a.w. bersabda: “Tahukah engkau semua, apakah kedustaan besar itu? Yaitu

Namimah atau banyak bicara adu domba antara para manusia.” (Riwayat Muslim)

Pada akhirnya Islam itu akan tergambar kepada kemuliaan akhlak:

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik

bagimu…” [Al Ahzab 21]

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut

terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah

mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka,

mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka

dalam urusan itu…” [Ali 'Imran 159]

Saat para sahabat disiksa di Mekkah dan Nabi juga dihina seperti dilempari tahi unta

bahkan hendak dibunuh, Nabi tidak meminta para sahabat memerangi mereka.

Karena Nabi menghindari pertumpahan darah. Nabi memilih hijrah ke Madinah dan

menghindari peperangan.

Saat diserang kaum kafir Quraisy di Madinah pun Nabi memilih bertahan membela

diri pada perang Badar, perang Uhud, dan Perang Khandaq. Saat musuh kalah dan

mundur, beliau tidak mengejar dan menghabisi mereka. Tapi membiarkan mereka

lari menyelamatkan diri.

Setelah itu, baru Nabi menaklukkan kota Mekkah dengan Futuh Mekkah. Itu pun

tidak dengan peperangan. Dan nyaris tidak ada korban jiwa. Ini karena Nabi

bukanlah orang yang kejam dan haus darah.

Abu Sofyan dedengkot orang kafir yang jadi musuh bebuyutannya beliau hormati

dan dijadikan sahabat. Hindun yang membunuh paman Nabi, Sayyidina Hamzah,

dengan keji hingga tidak berbentuk lagi serta memakan jantungnya beliau maafkan.

Padahal bisa saja beliau jadikan dia sebagai penjahat perang yang dihukum mati

karena telah bertindak kejam melampaui batas. Nabi juga memaafkan Wahsyi yang

membunuh paman beliau. Sehingga Wahsyi bisa jadi Muslim yang baik dan kelak

tombaknya membunuh satu Musuh Islam yang mengaku sebagai Nabi, yaitu

Musailamah Al Kazzab.

“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan

cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada

permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.

sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang

sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai

keuntungan yang besar.” [Fushshilat 34-35]


Saat Romawi membunuh seorang utusan Muslim pun Nabi sangat murka. Tapi Nabi

tidak menyerang dan membantai orang-orang Romawi. Beliau hanya memimpin 30

ribu tentara Muslim ke Tabuk yang ada di perbatasan antara Romawi dan Islam.

Beliau tunggu pasukan Romawi selama 20 hari di sana. Saat tentara Romawi tidak

berani muncul, beliau pun pulang kembali ke Madinah. Jadi meski Nabi amat kuat

dan ditakuti oleh para pemimpin kafir Quraisy, Yahudi, Romawi, dan Persia, namun

beliau tidak semena-mena membabi-buta membunuh mereka. Itu karena beliau

adalah Rahmatan lil ‘Alamin!

Jadi saya prihatin sekali saat ada sekelompok Muslim yang gemar menebar dusta

dan fitnah untuk menebarkan peperangan dan pembantaian di antara sesama

Muslim.

Tak jarang karena memaki dan membunuh sesama Muslim itu dosa karena kita

justru diperintahkan menjaga Ukhuwah Islamiyyah dan orang-orang yang beriman

itu bersaudara, mereka kafirkan dulu sesama Muslim. Setelah itu, baru mereka caci-

maki dan mereka bunuh. Na’udzu billah min dzaalik.

Tidak pantas juga bagi seorang Muslim untuk mudah menganggap sesat atau

mengkafirkan sesama Muslim yang masih sholat dan mengucapkan 2 kalimat

syahadah. Jika begitu, maka mereka itu lemah imannya atau mungkin justru tidak

punya iman:

Tiga perkara berasal dari iman: (1) Tidak mengkafirkan orang yang

mengucapkan “Laailaaha illallah” karena suatu dosa yang dilakukannya atau

mengeluarkannya dari Islam karena sesuatu perbuatan ; (2) Jihad akan terus

berlangsung semenjak Allah mengutusku sampai pada saat yang terakhir dari umat

ini memerangi Dajjal tidak dapat dirubah oleh kezaliman seorang zalim atau keadilan

seorang yang adil; (3) Beriman kepada takdir-takdir. (HR. Abu Dawud)

Jangan mengkafirkan orang yang shalat karena perbuatan dosanya meskipun

(pada kenyataannya) mereka melakukan dosa besar. Shalatlah di belakang tiap

imam dan berjihadlah bersama tiap penguasa. (HR. Ath-Thabrani)

Di saat Usamah, sahabat Rasulullah saw, membunuh orang yang sedang

mengucapkan, “Laa ilaaha illallaah, ” Nabi menyalahkannya dengan sabdanya,

“Engkau bunuh dia, setelah dia mengucapkan Laa ilaaha illallaah.” Usamah lalu

berkata, “Dia mengucapkan Laa ilaaha illallaah karena takut mati.” Kemudian

Rasulullah saw. bersabda, “Apakah kamu mengetahui isi hatinya?” [HR Bukhari dan

Muslim]

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan

kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan

jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi

yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan

jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk

panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak

bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” [Al Hujuraat 11]

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan),

karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan

orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara

kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah

kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah

Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” [Al Hujuraat 12]

KeIslaman seseorang bukan cuma Hablum minallah (Hubungan dengan Allah) nya

baik. Tapi Hablum Minan Naas (Hubungan dengan manusia) juga baik.

Seorang Muslim yang baik akan berkasih-sayang terhadap sesama Muslim. Tidak

memusuhinya, memakinya, apalagi memeranginya:

“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan

dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama

mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan

keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas

sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka

dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas

itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di

atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya

karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan

kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang

beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan

pahala yang besar.” [Al Fath 29]

“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari

agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai

mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang

yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan

Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia

Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas

(pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.” [Al Maa-idah 54]


Jadi sayang sekali jika ummat Islam terus diadu-domba untuk memerangi sesama

Muslim sehingga jutaan korban berjatuhan, sementara orang-orang Yahudi dan

Nasrani di Palestina, Iraq, dan Afghanistan saat ini justru membantai jutaan ummat

Islam di sana. Mereka aman dari gangguan lisan dan juga tangan dari ummat Islam

yang seharusnya mencegah kezaliman mereka….

Coba lihat peta peperangan ummat Islam di Timur Tengah. Boleh dikata

peperangan besar ummat Islam dari tahun 1980 itu terjadi di seluruh wilayah Timur

Tengah, namun Israel justru aman dari gempuran ummat Islam. Paling-paling Israel

cuma mendapat sedikit gangguan dari Milisi Hamas di Gaza dan Hizbullah di

Lebanon. Oleh milisi kecil. Bukan oleh NEGARA Islam. Tak heran jika Israel bisa

kurang ajar membantai ummat Islam di Palestina terus-menerus.

Saat Saddam Hussein menyerang Iran yang baru saja melakukan Revolusi Islam Iran

di tahun 1980, negara-negara Arab pun mendukungnya. Perang Iran-Iraq

berlangsung hingga tahun 1988. Tidak ada hasil yang didapat kecuali korban jiwa 1

juta orang di kedua belah pihak. Baik Sunni mau pun Syi’ah, Arab mau pun Persia,

banyak yang terbunuh. Uang yang habis sia-sia US$ 1 trilyun. Bayangkan jika 1 juta

orang tersebut dikerahkan untuk menyerang Israel, tentu Israel sudah hancur!

Saat Saddam menyerang Kuwait dan Arab Saudi, ini dibalas oleh negara-negara

Arab dengan mengundang pasukan AS dan Sekutunya untuk menyerang Iraq.

Menurut perkiraan 1 juta orang lebih tewas. Namun yang dibunuh oleh tentara AS

dan Sekutunya hanya 150 ribu orang. Sebagian besar justru tewas akibat Sunni dan

Syi’ah saling bunuh! Tentara AS dan Sekutunya yang tewas kurang dari 5000 orang.

Dengan adu domba dan adanya kelompok ekstrim yang dengan enteng

mengkafirkan dan menghalalkan darah Muslim lainnya, kaum kafir seperti AS tidak

perlu capek-capek membunuh ummat Islam karena mereka saling bunuh sendiri!

Saddam Hussein terlepas dari kekurangannya berhasil mendamaikan rakyatnya

yang terdiri dari Sunni dan Syi’ah. Mungkin beliau membunuh beberapa ribu

kelompok yang ekstrim. Tapi jelas berhasil mencegah saling bunuh antar rakyatnya

yang mencapai hampir 1 juta jiwa. Sekarang Sunni dan Syi’ah mudah sekali diadu-

domba hingga saling bunuh.

Di Libya, 30 ribu Muslim terbunuh akibat perang saudara. Di Suriah saat ini 10 ribu

orang tewas akibat pemberontakan bersenjata oleh Ikhwanul Muslimin terhadap

pemerintah Suriah. Dari pihak pemerintah Suriah yang tewas sekitar 3000 orang,

sedang dari Ikhwanul Muslimin 7000 orang. Jika pemberontakan bersenjata

Ikhwanul Muslimin diteruskan, mau jatuh korban berapa banyak lagi? 50 ribu? 100

ribu? Atau lebih?

Padahal Nabi terhadap kaum kafir Quraisy yang jelas kekafirannya dan jelas

kezalimannya tidak mau memberontak yang bukan hanya menimbulkan korban di

kalangan kafir, tapi juga ummat Islam. Beliau memilih hijrah ke Madinah untuk

menyelamatkan ummatnya.

Allah sangat menghargai nyawa manusia. Allah memerintahkan kita untuk

menjaganya:

“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa:

barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu

(membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka

bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan

barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah

dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya

telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa)

keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka

sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan

dimuka bumi.” [Al Maa-idah 32]

Jadi saat ummat Islam tertindas, jika memang dengan demo damai bisa mengganti

pemerintah itu tidak masalah. Tapi jika harus mengorbankan puluhan ribu bahkan

ratusan ribu ummat Islam, alangkah baiknya hijrah ke tempat yang lebih baik

sehingga akhirnya bisa dibentuk pemerintah yang sesuai dengan Islam. Jangan sia-

siakan nyawa ummat Islam dan berbuat kerusakan.

Sebagai contoh saat ini di Mesir katanya Salafi menguasai parlemen 10% sedang

Ikhwanul Muslimin 48%. Nah mereka berdua mayoritas. Apalagi yang menghalangi

mereka untuk menjadikan Mesir sebagai negara Islam? Begitu pula dengan Libya

yang katanya pemberontak Libya itu adalah Muslim yang sejati. Akankah negara

Islam tegak di negara itu, atau cuma sekedar jadi boneka Yahudi dan Nasrani?


Sumber: http://media-islam.or.id/2012/04/24/nabi-senang-mendamaikan-bukan-mengadu-domba-dan-menghindari-peperangan/?wpmp_tp=3


Published with Blogger-droid v2.0.4